Anda di halaman 1dari 5

RESUME

KARAKTER KEADZKIAAN

Akhlak Mulia dan Misi Utama Kenabiaan

Disusun oleh:

JESICA RIBY (NIM: 23113022)

Dosen Pengampu:
Zaturrahmi, S.Si., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


UNIVERSITAS ADZKIA

2024
Akhlak Mulia dan Misi Utama Kenabiaan

A. Pengertian Akhlak
Menurut bahasa (Etimonologi) Akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq
yangberarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi'at, akhlak
disamakandengan kesusilaan, sopan santun.Khuluq merupakan gambaran si at
batinmanusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak
anggotabadan dan seluruh tubuh, dalam bahasa yunani pengertian khuluq ini
disamakandengan kata ethcicos kemudian berubah menjadi etika. Dan umumnya
yangberkembang di masyarakat bahwa perkataan akhlak sering juga
disamakandengan kesusilaan atau sopan santun yang pada saat ini diganti dengan
katamoral dan etika.
Pendapat lain tentang Akhlak merupakan bentuk jama’ dari kata khuluq. Kata
khuluq adalah lawan dari kata khalq, yang mana khuluq merupakan bentukbatin
sedangkan khalq merupakan bentuk lahir. Khalq dilihat dengan matalahir (bashar)
sedangkan khuluq dilihat dengan mata batin (bashirah). Yangkeduanya berasal dari
katanya adalah kata khalaqa yang artinya penciptaan.
Dalam kamus al-munjadid khuluq berarti budi pekerti, perangai, tingkahlaku,
atau tabiat, akhlak diartikan sebagai ilmu tata karma, ilmu yang
berusahamengenal tingkah laku manusia, kemudian memberi penilaian perbuatan
baikatau buruk sesuai dengan norma-norma dan tata susila.
Akhlak merupakan perilaku yang tampak (terlihat) dengan jelas,
baikdalam kata-kata maupun perbuatan yang memotivasi oleh dorongan
karenaAllah. Namun demikian, banyak pula aspek yang berkaitan dengan sikap
batinataupun pikiran, seperti akhlak Diniyah yang berkaitan dengan berbagai
aspek,yaitu pola perilaku kepada Allah, sesama manusia, dan pola perilaku
kepadaalam.
Akhlak adalah suatu bentuk (karakter) yang kuat di dalam jiwa yang
darinyamuncul perbuatan yang bersi atiradiyah ikhtiyariyah (kehendak
pilihan)berupa, baik atau buruk, indah atau jelek, sesuai pembawaannya,
menerimapengaruh Pendidikan yang baik dan buruk.
Secara terminologi para ulama sepakat mengatakan bahwa akhlak
adalahhal yang berhubungan dengan perilaku manusia, namun mereka berbeda-
beda dalam menjelaskan pengertiannya. Abu Hamid al-Ghazali dalam bukunya
Ihya’UlumalDin mendefinisikan akhlak sebagai: Akhlak ialah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan yang mudah, dengan tidak
memerlukan pikiran dan pertimbangan jika sekiranya sikap itu muncul berupa perbuatan
perbuatan yang baik dan terpuji menurut akal dan syari’at.
Hasan Langgulung mengartikan akhlak sebagai kebiasaan atau sikap yang
mendalam di dalam jiwa yang kemudian muncul perbuatan-perbuatan dengan
mudah tanpa melalui pertimbangan yang mana dalam pembentukannya
bergantung pada aktor-aktor keturunan dan lingkungan. Ibnu Miskawwaih
mendefinisikan akhlak sebagai:Keadaan jiwa seseorang yang mendorong nyauntuk
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pikiran dan pertimbangan.
Hakikat akhlak menurut al-Ghazali harus mencakup dua syarat:
1) Perbuatan itu harus konstan, yaitu dilakukan berulang kali ataukontinu dalam
bentuk yang sama, sehingga dapat menjadi kebiasaan(habit orming). Misalnya
seseorang yang memberikan sumbanganharta hanya sekali-kali karena
dorongan keinginan sekonyong-konyong saja, maka orang itu tidak dikatakan
dermawan selama sifat demikian itu belum meresap dalam jiwa.
2) Perbuatan yang konstan itu harus tumbuh dengan mudah sebagai wujud refleksi dari
jiwanya tanpa pertimbangan dan pemikiran,yakni bukan karena adanya
tekanan-tekanan atau paksaan-paksaan dari orang lain, atau pengaruh-
pengaruh atau rayuan dansebagainya. Misalnya orang yang memberikan harta
benda karenatekanan moril dan pertimbangan maka belum juga
termasukkelompok orang bersifat demawan. Dermawan sebagai sifat dan
sikap yang melekat dalam pribadi yang didapat karena didikan atau memang
naluri.
B. Ruang Lingkup Akhlak
Secara umum akhlak Islam dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Akhlak mulia(alakhlaq al-mahmudah/al-karimah)
2) Akhlak tercela (al-akhlaq almadzmumah/al-qabihah).
Kemudian dilihat dari ruang lingkupnya, akhlak Islam dibagi menjadi duabagian,
yaitu:
1) Akhlak terhadap Khaliq (Allah SWT.)
2) Akhlak terhadap makhluK (ciptaan Allah).
Ruang lingkup akhlak dalam pandangan Islam sangatlah luas menurut
Yatim,ruang lingkup akhlak adalah :
1) Perasaan akhlak ialah kekuatan seseorang dapat mengetahui suatu perilaku,
sesuaikah dengan akhlak baik atau tidak. Baik atau tidaknya perasaanakhlak
tersebut tergantung pada motif perbuatan tersebut.
2) Pendorong atau stimulant yaitu kekuatan yang menjadi sumber kelakuan akhlak. tiap
tindakan manusia mempunyai pendorong tersendiri, hanyasaja tindakan
aspeknya bersifat konkret dalam bentuk tingkah laku manusia sedangkan
pendorong aspeknya abstrak, tersembunyi dalam batin manusia yang tidak
dapat di jangkau panca indera manusia.
3) Ukuran akhlak oleh sebagian ahli diletakkan sebagai alat
penimbangperbuatan baik dan buruk pada aktor yang ada dalam diri manusia.
Alat ukur akhlak tersebut yaitu Al-Qur’an dan Sunnah (kehendak tuhan atau agama)
serta undang-undang hasil produk pikiran manusia.
4) Tujuan akhlak yang dimaksud adalah melakukan akhlak mulia atau tidak.
5) Pokok pembahasan ilmu akhlak ialah tingkah laku manusia untuk
menetapkan nilainya, baik atau buruk.

C. Misi Utama Kenabian


Akhlak merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya
sampai saat ini semakin dirasakan, secara historis dan teologisakhlak hadir
mengawal dan memandu perjalanan hidup manusia supaya selamat di dunia
maupun akhirat. Maka dari itu misi utama kerasulanMuhammad SAW yaitu untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia, selain itusejarah juga mencatat bahwa aktor
pendukung keberhasilan dakwah beliauantara lain dikarenakan dukungan akhlak
yang sempurna.
Rasulullah sebelum bertugas menyempurnakan akhlak, beliau
sendirisudah berakhlak sempurna. Firman Allah SAW dalam Surah Al-Qalam
[68]:4: Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti
yang agung.”
Karena akhlak yang sempurna itu, Rasulullah SAW patut dijadikan
Uswahtun al-hasanah (teladan yang baik). Firman Allah SAW dalam surah Al-Ahzab
[33]: 21: Artinya: “Sesungguhya pribadi Rasulullah merupakan teladan yang baik untuk
kamu dan untuk orang yang mengharapkan menemui Allah dan hari akhirat dan
mengingat Allah sebanyak-banyaknya”.
Figur Uswatun al-hasanah itu ditampilkan Rasulullah dengan 4 lambang
yaitu:
1) Pertama, siddiq yaitu jujur. Sikap jujur adalah sikap yang berpihakkepada
kebenaran dimana nabi tidak melakukan kebohongan.
2) Kedua, amanah. Sikap ini lebih kepada tanggung jawab
menunaikankewajiban. Melaksanakan janji, menunaikan komitmen
danbertanggung jawab atas tugas yang dipikul.
3) Ketiga, sikap tabligh. Sikap ini okus kepada penyampaian seruanyang haq,
menyampikan dakwah yang benar. Dalam hal inormasi,tidak dibenarkan
menutupi inormasi yang sahih.
4) Keempat, fathonah. Ini menyangkut sikap yang cerdas dan kepahaman terhadap
sesuatu. kondisi dan situasi. Nabi berpenampilan cerdas dalam bertingkah laku.

Sumber ajaran akhlak ialah al-Qur’an dan hadits. Tingkah laku Nabi
MuhammadSAW merupakan teladan bagi umat manusia. Hal ini sebagaimana
firman Allah SWT. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamatdan Dia banyak menyebut Allah”. (Q.S. alAhzab/33: 21)
Dalam tasir Al-Lubab dijelaskan bahwasanya ayat tersebut menyatakan
“Sungguhtelah ada bagi kamu pada diri Rasulullah Muhammad SAW teladan yang baik bagi
orang yang senantiasa mengharap rahmat dan kasih sayang Allah dan kebahagiaan
hari kiamatserta teladan bagi mereka yang berdzikir mengingat Allah dan banyak
menyebutnya”. Maksudnya sosok Nabi Muhammad SAW dan kepribadian belaiu
merupakan teladanbagi umat manusia.
Dalam diri Nabi SAW terhimpun secara sempurna segala sifat terpuji dan
kecenderungan manusia yaitu pemikir, pekerja, seniman dan yang
berkonsentrasipada ibadah. Apapun tipe kepribadian seseorang maka seharusnya
dapat menemukan teladan yang baik dalam diri Rasulullah SAW.

Anda mungkin juga menyukai