Anda di halaman 1dari 10

AGAMA SEBAGAI SUMBER

MORAL DAN AKHLAK MULIA


DALAM KEHIDUPAN

CHYNTAN AULIA LESTARI


P17333121013
RESUME PEND. AGAMA
Pengertian Moral, Susila, Budi Pekerti,
Akhlak, dan Etika

A. Pengertian Agama

 Menurut Bahasa sanskerta, A yang berarti tidak. GAMA berarti kacau, kocar-kacir,
berantakan. AGAMA yang berarti tidak kacau, tidak kocar-kacir, tidak berantakan, atau
adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu.
 Latin, Religio atau Religere yang berarti mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan
saksama
 Arab, Din berasal dari kata dana yadinu dinan berarti tatanan, system atau tatacara hidup.
Jadi, Din berarti tatacara hidup.
 Secara terminologis, Hasby as-Shiddiqi mendefinisikan agama sebagai undang-undang
ilahi yang didatangkan Allah untuk menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusia di
alam dunia untuk mencapai kerajaan dunia dan kesentosaan di akhirat. Agama adalah
peraturan. Tuhan yang diberikan kepada manusia yang berisi sistem kehidupan manusia
untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat

1) Pengertian Moral, Susila, Budi Pekerti, Akhlak, dan Etika


 Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos. Dalam bahasa Latin, bentuk jamaknya
mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1989: 592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila.
 Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi substantif
materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi bentuk formalnya berbeda. Widjaja (1985:
154) menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan
kelakuan (akhlak).
 Dengan demikian moral dapat diartikan dengan “menyangkut baik buruknya manusia sebagai
manusia.” Moralitas dapat diartikan dengan “keseluruhan norma-norma dan nilai- nilai dan
sikap moral seseorang atau masyarakat.” Moral mengacu pada baik buruk perilaku bukan
pada fisik seseorang.

2) Pengertian Susila dan Budi Pekerti


 Secara etimologis kata susila berasal dari bahasa sansakerta yaitu “su dan sila “ su artinya
baik, dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma.
 Secara terminologis susila adalah aturan aturan hidup yang baik.
 Orang yang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila
adalah orang yang berkelakuan tidak baik atau buruk. Susila biasanya bersumber pada
adat yang berkembang dimasyarakat setempat tentang sesuatu perbuatan itu tabu atau
tidak tabu, layak atau tidak layak. Dengan demikian susila merujuk pada arti perilaku
baik yang dilakukan seseorang.
 Budi Pekerti merupakan kata majemuk dari kata “Budi” dan “pekerti”. Kata budi berasal
dari bahasa sangsakerta yang berarti sadar,yang menyadarkan, alat kesadaran. Budi secara
istilah adalah yang ada pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran yang didorong
oleh akal. Sementara pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia yang didorong oleh
perasaan. Maka budi pekerti adalah perpaduan dari hasil akal dan rasa yang berwujud
pada karsa dan tingkah laku manusia.

3) Pengertian Akhlak
 Kata akhlak secara etimologi, berasal dari bahasa Arab “khalaqa”, yang asalnya dari
kata “khuluqun‟ yang artinya perangai, tabiat, adat dan juga sebanding. Kata
“khalqun‟ yang berarti kejadian, buatan atau ciptaan. Dengan demikian, secara
kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab, tabiat atau sistem perilaku
yang dibuat.
 Al-Ghazali (1994: 31) mengemukakan pengertian akhlak, sebagai padanan kata
moral, sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan
merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan
ringan, tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan sebelumnya.
 Imam Ghazali dalam kitabnya, Ihya ‘Ulumuddin, mendefinisikan akhlak sebagai:
“segala sifat yang tertanam dalam hati, yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan
ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagai pertimbangan.”
 Akhlak adalah suatu keadaan yang tertanam dalam jiwa berupa keinginan kuat yang
melahirkan perbuatan-perbuatan secara langsung dan berturut-turut tanpa memikirkan
pemikiran lebih lanjut.

 Jenis-jenis akhlak:
1) Akhlak Mahmudah (Terpuji)
Akhlak mahmudah adalah sifat dan tabiat mulia yang dianjurkan pengerjaannya
dalam Islam. Saking pentingnya akhlak terpuji ini, sampai-sampai dijadikan sebagai
tolok ukur keimanan seorang muslim, sebagaimana tergambar dalam sabda Nabi
Muhammad SAW: “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang
paling baik akhlaknya,” (H.R. Tirmidzi).
Contoh-contoh akhlak mahmudah adalah ikhlas, sabar, syukur, khauf (takut
kemurkaan Allah SWT), mengharapkan keridaan Allah SWT, jujur, adil, amanah,
tawadhu (merendahkan diri sesama muslim), bersyukur, dan lain sebagainya.

2) Akhlak Mazmumah (Tercela)


Akhlak mazmumah adalah sifat dan tabiat tercela yang mesti dihindari seorang
muslim. Saking buruknya akhlak mazmumah ini, sampai-sampai Rasulullah SAW
menjadikannya doa sebagaimana hadis berikut ini:

‫رات‬EE‫ك من منك‬EE‫ اللهم إني أعوذ ب‬: ‫عن قطبة بن مالك – رضي هللا عنه – كان النبي – صلى هللا عليه وسلم – يقول‬
‫ رواه الترمذي‬. ‫األخالق واألعمال واألهواء‬
Artinya: "Diriwayatkan dari Qutbah bin Malik RA yang mendengar Rasulullah SAW
berdoa: 'Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari akhlak, perbuatan, dan hawa nafsu
tercela'," (H.R. At-Tirmidzi)
 Contoh-contoh akhlak mazmumah adalah riya, tergesa-gesa, dengki (hasad), sombong,
narsistik (ujub), bakhil, buruk sangka, tamak, pemarah, dan lain sebagainya.

5. Pengertian Etika

 Secara etimologi etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berarti watak
kesusilaan atau adat
 Secara terminologis etika adalah muncul saat manusia merefleksikan unsur-unsur
etis ke dalam pendapat-pendapat yang spontan.
 Secara istilah etika adalah ilmu yang membicarakan tentang tingkah laku manusia.
Sebagian ahli yang lain mengemukakan definisi etika sebagai teori tentang laku
perbuatan manusia dipandang dari segi nilai baik dan buruk sejauh yang dapat
ditentukan akal. Hanya saja ilmu akhlak atau etika Islam tidak hanya bersumber pada
akal, melainkan pula yang terpenting adalah Al-Qur’an dan Hadits.

B. Hubungan Moral, Susila, Budi Pekerti, Akhlak, dan Etika


Dilihat dari fungsi perannya, dapat dikatakan bahwa akhlak , etika, moral, dan budi
pekerti sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan
manusia untuk ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki
terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai dan tentram sehingga
sejahtera batiniah dan lahiriyah.
Perbedaan antara etika, moral dan budi pekerti dengan akhlak adalah terletak pada
sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika penilaian
baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, moral dan budi pekerti berdasarkan kebiasaan
yang berlaku umum dimasyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk
menentukan baik dan buruk itu adalah Al Quran dan Al Hadits
Perbedaan lain antara etika, moral dan budi pekerti terlihat pada sifat dan kawasan
pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka moral dan susila lebih banyak
bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral dan
budi pekerti bersifat lokal atau idividual. Etika menjelaskan baik buruknya, sedangkan moral
dan budi pekerti menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan.
Namun demikian etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan
membutuhkan. Uraian tersebut diatas menunjukan dengan jelas bahwa etika, moral dan susila
berasal dari produk ras dan budaya masyarakat yang secara selektif diakui sebagai yang
bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara akhlak berasal dari
wahyu, yakni ketentuan yang berdasarkan Al-Quran dan Hadits. Dengan kata lain jika etika,
moral dan budi pekerti berasal dari manusia, sedangkan akhlak berasal dari Tuhan.

C. Agama Sebagai Sumber Moral


Agama memiliki peranan penting dalam usaha menghapus krisis moral dengan menjadikan
agama sebagai sumber moral. Allah SWT telah memberikan agama sebagai pedoman dalam
menjalani kehidupan di dinia ini. Dalam konteks Islam sumber moral itu adalah Al-Qur’an
dan Hadits.
Menurut kesimpulan A.H. Muhaimin dalam bukunya Cakrawala Kuliah Agama bahwa ada
beberapa hal yang patut dihayati dan penting dari agama, yaitu:
1) Agama itu mendidik manusia menjadi tenteram, damai, tabah, dan tawakal
2)  Agama itu dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi: berani berjuang
menegakkan kebenaran dan keadilan, sabar, dan takut berbuat dosa
3)  Agama memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwanya tumbuh sifat-sifat mulia dan
terpuji, toleransi, dan manusiawi.
Dengan demikian peran agama sangat penting dalam kehidupan manusia, salah satunya,
sebagai sumber akhlak. Agama yang diyakini sebagai wahyu dari Tuhan sangat efektif dan
memiliki daya tahan yang kuat dalam mengarahkan manusia agar tidak melakukan tindakan
amoral.
Dasar Teologis Agama Sebagai sumber moral, bersumber dari Hadits Rasululloh SAW.,
berbunyi:

‫تركت فيكم في عمريني لن تضل عبدا‬


‫مانتمسكتم بهما فهوا كتاب هللا وسنة‬
‫الرسول هللا‬

D.Pembagian Akhlak dan Contohnya


Secara garis besar maka, pada dasarnya akhlak itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Akhlak Mulia atau Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah atau Karimah)
Akhlak mulia atau terpuji disebut juga dengan Akhlakul Mahmudah atau Akhlakul
Karimah yaitu sikap dan tingkah laku yang mulia atau terpuji terhadap Allah, sesama
manusia dan lingkungannya. sifat mulia tersebut bagi setiap muslim perlu diketahui yang
bersumber dari Al Quran dan hadis. Sifat terpuji sangat memberikan jaminan keselamatan
kehidupan manusia, dalam hubungan dengan Allah, kehidupan pribadi, bermasyarakat dan
negara.
Ada beberapa sifat-sifat yang dapat dimasukan dalam kelompok akhlak mulia, yaitu:
a. Contoh Akhlak Terpuji Terhadap Allah
Akhlak mulia terhadap Allah diartikan sebagai tingkah laku manusia sebagai makhluk
ciptaan-Nya yang pada prinsipnya manusia yang beriman dan berakhlak mengakui terhadap
ke-esaan Allah, yang telah menciptakan manusia menjadi makhluk yang paling sempurna di
muka bumi ini. Sebagaimana firman-Nya:

‫هّٰللا‬
َ‫ار َوااْل َ ْفـِٕ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬
َ ‫ص‬َ ‫َو ُ اَ ْخ َر َج ُك ْم ِّم ۢ ْن بُطُوْ ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُموْ نَ َش ْيـ ًۙٔا َّو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َوااْل َ ْب‬
Artinya:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu
pun, dan Dia memberi pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.”
(QS. An Nahl (16) : ayat 78)
Ayat diatas menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan tubuh yang
kokoh dan sempurna serta melengkapinya dengan panca indra seperti, pendengaran, 
penglihatan, penciuman, akal pikir dan hati nurani.  manusia harus bersyukur dengan panca
indra yang diberikan Allah. Sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna, sudah
sepantasnya manusia mensyukuri apa yang telah Allah berikan dan menggunakan alat panca
indra tersebut untuk memperhatikan bukti keesaan Allah, serta taat dan patuh kepada-Nya.
Contoh Akhlak mulia terhadap Allah diantaranya:
1. Ikhlas – Yang artinya suci, murni, jernih tidak tercampur dengan yang lain. Perbuatan
seseorang dikatakan suci apabila dikerjakan hanya karena Allah semata, dengan niat
yang ikhlas, menjauhkan dari riya (menunjuk kepada orang lain) ketika melakukan
amal yang baik.
2. Bertaubat – Yaitu suatu sikap menyesali perbuatan buruk yang dilakukan, berusaha
untuk menjauhkan segala larangannya serta melakukan perbuatan baik.
3. Bersabar – Dapat menahan diri pada kesulitan dengan berbagai ujian serta mencari
ridha-Nya.
4. Bersyukur – Suatu sikap memanfaatkan sebaik-baiknya yang bersifat fisik maupun
non fisik, dan meningkatkan amal shaleh dengan bertujuan mendekat diri kepada-
Nya.
5. Bertawakal – Berusaha seoptimal mungkin dan berdoa, menyerahkan semuanya
kepada Allah, untuk meraih sesuatu yang diharapkan.
6. Harapan – Sikap jiwa yang sedang mengharap sesuatu yang disenangi Allah.
7. Bersikap Takut – Takut akan siksaan Allah jika melanggar perintah-Nya.
b. Contoh Akhlak Mulia Terhadap Sesama Manusia
Salah satu faktor kuatnya iman seseorang, terlihat dari perilakunya sehari-hari terhadap
orang lain, bagi muslim yang menaati peraturan akan tercermin akhlak mulia nya terhadap
sesama. Contohnya:
1) Menjaga hubungan baik – seperti halnya saling tolong menolong dengan tetangga, saling
memberi jika ada rezeki lebih, atau saling membantu dalam hal kebaikan.
2) Berkata benar – Semakin hari semakin banyak informasi yang diluar pemikiran kita,
membuat masukan / opini yang salah dan masyarakat terkadang mengikuti berita yang
ternyata tidak benar kenyataan (hoax).
3) Tidak meremehkan orang lain – Allah memerintahkan bagi orang yang beriman, untuk
tidak merendahkan orang lain. Merasa dirinya lebih, padahal kita tidak sadar ada yang lebih
baik dan lebih berpikiran daripada luasnya pemikiran kita.
4) Bersangka baik (Husnuzon) – Husnuzan kepada sesama adalah sifat terpuji yang harus
diterapkan dengan lahir dan batin, ucapan dan sikap, agar apa yang kita jalani selalu diridhai
oleh Allah. Karena sikap suuzon itu ibarat “manusia memakan daging manusia yang sudah
meninggal.” Sebagaimana firman Allah :

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫ض ُك ْم بَ ْعض ًۗا اَي ُِحبُّ اَ َح ُد ُك ْم اَ ْن يَّْأ ُك َل لَحْ َم اَ ِخ ْي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموْ ۗهُ َواتَّقُوا َ ۗاِ َّن َ تَوَّابٌ ر‬
‫َّح ْي ٌم‬ ُ ‫َّواَل تَ َج َّسسُوْ ا َواَل يَ ْغتَبْ بَّ ْع‬
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya
sebahagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara
kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik.
Dan bertakwalah kepada` Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, Maha
Penyayang.” QS. Al-Hujurat : ayat 12.

4) Kasih sayang
Kasih sayang merupakan sifat asli (fitrah) manusia yang telah dibawa sejak lahir. Akan
tetapi sifat tersebut merupakan potensi yang harus selalu dijaga, karena jika tidak
dipelihara dan dikembagkan sebaik-baiknya atau dibiarkan hilang akan menumbuhkan
rasa negative lain seperti kemarahan, kebencian, permusuhan, iri hati, dengki dan masih
banyak lainnya yang mengarah ke jalan yang sesat. Tetapi jika rasa itu dipelihara maka
akan tumbuh lahir sikap :
 Sopan santun
 Rasa tolong menolong
 Pemurah
 Pemaaf
 Rasa persaudaraan (Ukhuwah)
 Menepati janji

c. Contoh Akhlak Terpuji Terhadap Diri Sendiri


Selain akhlak kepada Allah dan terhadap sesama manusia, tak lupa akhlak terhadap diri
sendiri. Yang artinya menjaga sifat jasmani dan rohani semakin lebih baik setiap waktunya.
dengan cara :
1. Memelihara kesucian dan kehormatan diri
2. Qana’ah : menerima apa adanya pemberian dari Allah.
3. Berdo’a kepada Allah
4. Sabar dengan ketentuan Allah
5. Tawakal kepada Allah
6. Rendah Hati

2. Akhlak Buruk atau Tercela (Al-Akhlaqul Madzmumah)


Akhlak tercela disebut juga Akhlakul mazmumah  yaitu  Sikap dan tingkah laku yang
buruk terhadap Allah, sesama manusia dan makhluk lain serta lingkungan.  Agar setiap
muslim menghindari sifat tercela karena ini sangat merusak kehidupan manusia,  baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat maupun kehidupan bernegara.  begitu juga
hubungan dengan Allah. Hal nya seperti:
a. Contoh Akhlak yang tercela kepada Allah:
1) Musyrik
Merupakan mempersekutukan (meminta / memohon) selain kepada Allah dengan
makhluk-Nya. Seperti menyembah berhala pun termasuk dalam hati yang musyrik. Karena
ini bertentangan dengan ajaran tauhid.
‫ي اَل تُ ْش ِر ْك بِاهّٰلل ِ ۗاِ َّن ال ِّشرْ كَ لَظُ ْل ٌم َع ِظ ْي ٌم‬ َ َ‫َواِ ْذ ق‬
َّ َ‫ال لُ ْقمٰ نُ اِل ْبنِ ٖه َوهُ َو يَ ِعظُهٗ ٰيبُن‬
Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran
kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar .” (QS. Lukman : ayat
13).
2) Takabbur
Sikap menyombongkan  diri dan tidak mengakui kekuasaan Allah di alam ini. Adapun
yang menyebabkan seseorang menjadi takabur, salah satunya karena rupa tampan atau cantik,
kedudukan jabatan yang tinggi, kekayaan dan lain sebagainya. Salah satu ayat Allah yang
menerangkan ketakaburan manusia:
َ‫س َم ۡث َوى ۡال ُمتَ َكب ِِّر ۡين‬ َ ‫فَ ۡاد ُخلُ ۡۤوا اَ ۡب َو‬
َ ‫اب َجهَنَّ َم ٰخلِ ِد ۡينَ فِ ۡيهَا‌ؕ فَلَبِ ۡئ‬
“Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Pasti itu seburuk-
buruk tempat orang yang menyombongkan diri.”(Qs. An-Nahl : ayat 29).
3) Murtad
Sikap mengganti keyakinan diri dan beralih ke keyakinan yang lain dari agama islam /
singkatnya keluar dari agama islam. Maka akan mendapatkan hukuman riddah (hukuman
mati) saat di akhirat kelak.  Sebagaimana firman Allah:
ٰۤ ُ ٰۤ ُ
ۗ ‫ا‬EEَ‫ار هُ ْم فِ ْيه‬
ِ ۚ َّ‫ ٰحبُ الن‬E‫ص‬
ْ َ‫ول ِٕىكَ ا‬ ‫ ُّد ْنيَا َوااْل ٰ خِ َر ِة ۚ َوا‬E‫الُهُ ْم فِى ال‬EE‫ت اَ ْع َم‬
ْ َ‫ك َحبِط‬
َ ‫ول ِٕى‬ ْ ‫ْنِه فَيَ ُم‬
‫افِ ٌر فَا‬EE‫ َو َك‬Eُ‫ت َوه‬ Eٖ ‫د ِم ْن ُك ْم ع َْن ِدي‬Eْ ‫ ِد‬Eَ‫َو َم ْن يَّرْ ت‬
ٰ
َ‫خلِ ُدوْ ن‬
“Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka
mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : ayat 217).
4) Munafik
Sikap seseorang yang menampilkan dirinya berpura-pura / tidak tulus hatinya mengikuti
ajaran Allah dan ini termasuk sifat berkhianat. Khianat pun diartikan perbuatan menipu dan
menurunkan martabat dirinya. Sebagaimana firman Allah:
َ‫ف َويَ ْقبِضُوْ نَ اَ ْي ِديَهُ ۗ ْم نَسُوا هّٰللا َ فَن َِسيَهُ ْم ۗ اِ َّن ْال ُم ٰنفِقِ ْين‬
ِ ْ‫ْض يَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال ُم ْن َك ِر َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال َم ْعرُو‬ ۢ
ٍ ۘ ‫ضهُ ْم ِّم ْن بَع‬ ُ ‫اَ ْل ُم ٰنفِقُوْ نَ َو ْال ُم ٰنفِ ٰق‬
ُ ‫ت بَ ْع‬
َ‫هُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن‬

Artinya:
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama),
mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan
mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka
Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang
yang fasik.” (Qs. At-Taubah : ayat 67)
Adapun tanda-tanda orang munafik, menurut sebuah Hadis Rasulullah SAW, Bersabda:
“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga (yaitu) apabila berbicara ia berbohong, apabila
berjanji ia menyalahi dan apabila diserahi amanah ia curang.” (HR. Bukhari, Muslim)
b. Contoh Akhlak tercela kepada sesama
Tingkah laku atau sikap seseorang terhadap sesama yang tidak sesuai dengan ajaran tuntunan
Al-qur’an dan hadis diantaranya:
1. Mudah marah (Al-Ghadhab) : Yaitu kondisi emosi yang tidak bisa terkontrol yang
mengakibatkan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain.
2. Iri Hati atau dengki (Al-Hasadu) : Yaitu sikap seseorang yang ingin menghilangkan
kebahagian / kenikmatan orang lain dan rasa ingin menggagalkan kebaikan orang lain
karena berhasil menjadi lebih baik dan sukses.
3. Mengumpat (Al-Ghiiba) : Yaitu perilaku seseorang yang menghasut orang lain untuk
tidak suka kepada seseorang dan membicarakan keburukannya.
4. Berbuat aniaya (Al-Zhulmu) : Yaitu perbuatan yang akan merugikan orang lain baik
materi maupun non-materi. Dan sebagian mengatakan, seseorang yang mengambil
hak orang lain.
5. Kikir (Al-bukhlu) : Yaitu sikap seseorang yang tidak mau membantu orang lain, baik
dalam hal jasa maupun materi.

Anda mungkin juga menyukai