PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu marilah kita bersama-sama berusaha sekeras dan semaksimal
mungkin demi tercapainya keimanan yang hakiki kepada ALLAH SWT.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Sebagai bahan pembelajaran dan pertimbangan mengenai baik buruknya ahlak, moral
serta etika seseorang dalam islam, yang menyasar pada perebaikan dan kemajuan
penegetahuan ahlak, moral etika dan budi pekerti seorang manusia di masa yang akan
datang nantinya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Akhlak
Akhlaq secara etimologi merupakan bentuk jamak dari khulq artinya perangai,
tabiat, pekerti. Sedang secara terminologi akhlak adalah kemampuan /kondisi jiwa
yang merupakan sumber dari segala kegiatan manusia yang dilakukan secara spontan
tanpa pemikiran. Akhlaq terbentuk dari latihan dan praktek berulang (pembiasaan).
Sehingga jika sudah menjadi akhlaq tidak mudah dihapus.1
2. Pengertian Etika
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam KBBI etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlaq (moral). Secara terminologi, etika mempunyai banyak ungkapan yang
semuanya itu tergantung pada sudut pandang masing-masing ahli. Ahmad Amin
mengartikan etika sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. Soegarda
Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang baik-buruk,
serta berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan juga nilai-nilai itu sendiri Ki
Hajar Dewantara menjelaskan etika merupakan ilmu yang mempelajari soal kebaikan
(dan keburukan) di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai
gerak gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan
sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan. Austin Fogothey (seperti
yang dikutip Ahmad Charris Zubair) mengatakan bahwa etika berhubungan dengan
seluruh ilmu pengetahuan tentang manusia dan masyarakat sebagi antropologi,
psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik dan hukum2.
2
ibid
Dilihat dari sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.
Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolut, dan universal.
Akan tetapi terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan, dan sebagainya.
Dilihat dari fungsinya, etika berfungsi sebagi penilai, penentu dan penetap
terhadap suatu perbuatan yang dilakukan manusia, yaitu apakah perbuatan itu akan
dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. dengan demikian etika
lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilakukan
manusia.
Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah
sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, etika lebih
merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan
perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk.
3. Pengertian Moral
Dari segi bahasa moral berasal dari bahasa Latin, mores (jamak dari kata mos)
yang berarti adat kebiasaan. Dalam KBBI dikatakan bahwa moral adalah penentuan
baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Secara istilah moral merupakan istilah
yang digunakan uantuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak,
pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau
buruk. Di dalam buku The Advanced Leaner's Dictionary of Current English moral
mengandung pengertian:
Berdasarkan kutipan tersebut, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang
digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai
(ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari
dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan adalah bahwa
orang tersebut tingkah lakunya baik.
Budi pekerti selanjutnya digunakan sebagai sikap hidup yang baik, yang perlu
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang berbudi pekerti adalah orang
yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang tidak berbudi pekerti adalah orang
yang berkelakuan buruk.
Selanjutnya budi pekerti dapat pula berarti sopan, beradab, baik budi
bahasanya. Dan berbudi sama dengan kesopanan. Dengan demikian, budi pekerti
lebih mengacu kepada upaya membimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan,
dan memasyarakatan hidup yang sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat. Budi pekerti menggambarkan keadaan dimana orang selalu
menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik.
1. Persamaan
Persamaan antara khlak, etika, moral, dan budi pekerti, keempatnya memiliki
sasaran yang sama yaitu hati nurani manusia. Hati nurani itu ibarat seorang sopir
mobil, manakala mobil disetir oleh orang yang bukan ahlinya, maka akan terjadi
tabrakan, masuk jurang, atau pereistiwa tragis lainnya. Begitu pula hati nurani bagi
seseorang, jika didalamnya akhlak, etika, moral, dan budi pekertinya luhur, niscaya
orang tersebut akan melahirkan perilaku yang santun, tumakninah dalam bertutur
kata, sopan dalam pergaulan, dan pandai mengendalikan diri. Jika hati nurani kita
tertanam keempat sifat tersebut, insya Allah damai, aman dalam mengarungi
kehidupan sehari-hari.
2. Perbedaan
Peredaan antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti adalah terletak pada
sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika
penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moran dan susila
berdasarkan kebiasaan yang berlaku secara umum dimasyarakat, maka pada akhlak
ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalah berdasarkan al-
Qur’an dan al Hadits.
Perbedaan lain antara etika, moral, dan budi pekerti terlihat pula pada sifat dan
kawasan pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka pada moral
dan budi pekerti lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku
manusia secara umum, sedangkan moral dan susila menyatakan ukuran tersebut
dalam bentuk perbuatan.
Namun demikian akhlak, etika, moral dan susila tetap saling berhubungan dan
membutuhkan. Etika, moral dan budi pekerti berasal dari manusia, sedangkan akhlak
berasal dari Tuhan.
Pada sisi lain akhlak juga berperan untuk memberikan batas-batas umum, agar
apa yang dijabarkan dalam etika, moral dan susila tidak bertentangan dengan nilai-
nilai yang luhur dan tidak membawa manusia menjadi sesat. Dengan kata lain
penjabaran etika, moral dan budi pekerti akan tetap sejalan apabila tetap
mengedepankan akhlak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi ukuran
baik dan buruknya adalah akal karena memang etika adalah bagian dari filsafat. Dan
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di
suatu masyarakat. Serta, Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau
disebut juga sikap hidup adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang
yang ukurannya adalah wahyu tuhan
Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada
Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu tasawuf.” Indikator
manusia berakhlak (husn al-khulug) adalah tertanamnya iman dalam hati dan
teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
B. Saran
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera:
Jakarta.