Anda di halaman 1dari 18

Etika, Moral, dan

Akhlak
DISUSUN OLEH :
1. ANNISA UMMARADIAH (03021281621036)

2. ASSURO NOOR CHAYO (03021181621106)

3. RAHMAT FEBRYYADI (03021181621014)


Assalamualaiku
m Wr. Wb
Latar Belakang Masalah
Seperti yang sudah kita ketahui, masyarakat Indonesia terutama sangat menjunjung etika, moral dan akhlak dalam

sosialisasi yang menjadi kebuadaan masyarakat itu sendiri. Di era yang semakin modern ini terkadang dapat kita

amati bahwa pengembangan etika moral dan akhlak cenderung menurun dan bahkan semakin tergerus oleh zaman

yang serba dengan teknologi ini.

Tidak hanya menjadi kebudayaan, etika, moral dan akhlak telah diajarkan oleh Nabi kita yakni Nabi Muhammad

SAW. Pada prinsipnya kita harus tetap mencari cara untuk bagaimana mengupaya kan dalam pengembangan etika,

moral dan akhlak. Setelah etika, moral dan akhlak menjadi sesuatu yang lazim diperbincangakan dan diupayakan

masyarakat, timbulah sebuah permasalahan yaitu masyarakat kurang memahami apaitu sebenarnya etika, apa itu

moral dan apa itu akhlak.

Sebagian besar masyarakat menyama artikan dari tiga pokok masalah ini, namun akibat pemahaman yang kurang

diberikan kepada masyarakat akan pengertian etika, moral, dan akhlak menyebabkan hal itu terjadi, dan etika, moral,

dan akhlak dianggap sama. Namun jika ditinjau apakah sebenarnya etika, moral dan akhlak itu berbeda ? dan dari

segi apakah yang membedakan diantara ketiganya? Untuk memahami dari pembahasan ini marilah pelajari melalui

makalah ini.
Etika
A. Pengertian

Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik
buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut
peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.

Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak kesusilaan atau
adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azas-azas
akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya
menentukan tingkah laku manusia.

Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-
beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para ulama’ etika adalah ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Etika Memiliki Peranan Atau
Fungsi Diantaranya Yaitu:
1. Dengan etika seseorang atau kelompok 3.Etika dapat menjadi prinsip yang
dapat menegemukakan penilaian tentang mendasar bagi mahasiswa dalam
perilaku manusia menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.

2. Menjadi alat kontrol atau menjadi 4. Etika menjadi penuntun agar dapat
rambu-rambu bagi seseorang atau bersikap sopan, santun, dan dengan etika
kelompok dalam sekarang. kita bisa di cap sebagai orang baik di
dalam masyarakat.
Macam-macam Etika
1. Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara
apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang
terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa
tentang kenyataan  dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu
masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu yang memungkinkan manusia
dapat bertindak secara etis.
2. Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan
apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi etika normatif  merupakan norma-norma yang
dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang
buruk sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

3. Etika metaetika

Merupakan sebuah cabang dari etika yang membahas dan menyelidiki serta
menetapkan arti dan makna istilah-istilah normatif  yang diungkapkan lewat
pertanyaan-pertanyaan etis yang membenarkan atau menyalahkan suatu tindakan.
Istilsh-istilah normatif yang sering mendapat perhatian khusus, antara lain keharusan,
baik, buruk, benar, salah, yang terpuji, tercela, yang adil, yang semestinya.
2. MORAL
A. Pengertian

Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang
berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan
baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.

Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas
dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah,
baik atau buruk.

Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk
memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau
salah.

Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa
antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan
manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.
 
Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau
dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk
menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan
adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat. Dengan
demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika
berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat.

Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia
adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat.

Macam- macam moral

1. Moral keagamaan

Merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama Islam.

2.Moral sekuler

Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-
mata
3. AKHLAK
A. Pengertian

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan
linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan).

Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid
af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak
dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).

Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang pas,
sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak. Berkenaan dengan ini,
maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim
jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata
tersebut memang sudah demikian adanya.
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada
berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang
selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya
secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.

Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai


hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari
berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn
Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:

1) Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.

2) Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.

3) Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau
tekanan dari luar.

4) Dilakukan dengan sungguh-sungguh.

5) Dilakukan dengan ikhlas.


B. Macam-Macam Akhlak
1. Akhlak kepada Allah

a)Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya.

Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.

b) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi,baik diucapkan dengan mulut

maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.

c) Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan

pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah

terhadap segala sesuatu

d) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti

akibat dari suatu keadaan.

e) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan

Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau

memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah. 
2. Akhlak kepada diri sendiri

a) Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil daripengendalian
nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan ketika
melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.

b) Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa
terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur
dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur
dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah
sesuai dengan aturan-Nya.

c) Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua,
muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari
sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.
3. Akhlak kepada keluarga

Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota


keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak adalah
berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada
ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain :

a) Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara
bertutur kata sopan dan lemah lembut

b) Mentaati perintah

c) Meringankan beban, serta

d) Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.
 4. Akhlak kepada sesama manusia b) Akhlak tercela (Mazmumah)
a) Akhlak terpuji (Mahmudah)
1) Hasad
1) Husnuzan

Berasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka, Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu
perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk melihat orang lain beruntung..
terhadap seseorang . Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada

Allah dan Rasul-Nya antara lain: 2) Dendam

- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul Nya Adalah untuk
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk
kebaikan manusia.
membalas kejahatan. 
- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.

Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada 3) Gibah dan Fitnah
sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan.

Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan
lain. nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang
2) Tawaduk
dilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri
yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut
dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur.
fitnah.
3) Tasamu

Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia. 4) Namimah

4) Ta’awun
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama
seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud
manusia 
terjadi perselisihan antara keduanya.
Perbedaan Antara Akhlak dengan Moral dan
Etika
Kita sering mendengar akhlak yang mulia, tidak memiliki etika atau tidak bermoral namun penahkah kita sadar bahwasanya ada perbedaan di

antaranya? Memang jika kita melihat makna di dalam kamus Bahasa Indonesia kurang lebih sama. Yakni, budi pekerti yang dimiliki semua

seorang.

Sesungguhnya antara Akhlak dengan etika dan moral sangatlah berbeda. Akhlak merupakan suatu perilaku kebaikan yang dimiliki oleh

seseorang dimana bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits sebagai landasan sementara etika dan moral merupakan suatu perilaku yang baik atau

buruknya berdasarkan pengakuan masyarakat kita banyakan di suatu tempat. Lebih tepatnya norma yang berlaku pada masyarakat.

Dimanapun engkau berada jika engkau jadikan aturan islam sebagai karakter diri maka akhlakmu akan tetap mulia Karena semua muslim

sepakat akan semua ketetapan Allah akan aturan yang dibuatnya. Sebaliknya jika engkau jadikan etika yang berlaku ditempatmu sebagai

pegangan maka engkau belum tentu bisa diterima.

Semua muslim sepakat bahwa makan dengan tangan kiri merupakan perilaku yang buruk maka dimanapun engkau berada tidak hal tersebut

tetap perupakan akhlak yang buruk. Berbeda dengan etika. Di Indonesia jika engkau makan mengunyah dengan membunyikan makanan maka

hal tersebut merupakan perbuatan tidak sopan dan melanggar etika. Sedangakn bila di Jepang jika engkau makan dengan mengunyah berbunyi

semacam itu justeru dianggap dirimu menghargai makanan tersebut karena membunyikan makanan disimbolkan engkau menyukainya.

Contoh diatas menunjukkan antara moral dan etika tidak memiliki pedoman tertentu. Pelakunya bisa dikatakan beretika atau bermoral apabila

mampu menyesuaikan diri dengan aturan atau norma yang ada di suatu tempat sedangkan akhlak adalah mutlak dari Allah dan tidak akan

berubah meskipun dimana engkau berada.


Sekian terima kasih

Wassalamualaiku
m Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai