Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN ETIKA, MORAL, AKHLAK DAN NORMA, ETIKA

DALAM PANDANGAN ISLAM


Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi
Dosen Pengampu : Faris Ahmad Jundhy, S.SY., M.H.

Disusun Oleh:
Rizka Syifa Fariyanti 33020180114
Khoirul Isnaini 33020180131
Khofifah 33020180147
Vita Ning Jaya 33020180148
Zahindar Azmy Rajavee 33020180149
Ifada Nureza 33020180155
Muizatul Farihah 33020180156

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan
tepat waktu.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika
Profesi. Adapun yang kami bahas dalam makalah ini adalah mengenai “Pengertian
Etika, Moral, Akhlak dan Norma, Etika Dalam Pandangan Islam”, karena materi ini
sangatlah penting untuk diketahui.
Penulisan makalah ini melibatkan beberapa pihak dan tentunya dalam
penulisannya pengalami beberapa kendala. Meskipun sudah diupayakan dengan
sungguh-sungguh, tidak tertutup kemungkinan bahwa makalah ini masih banyak
memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Kritik dan saran yang membnagun senantiasa kami terima dengan hati terbuka. Akhir
kata, semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.

Salatiga, 20 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan etika?
2. Apakah yang dimaksud dengan Moral?
3. Apakah yang dimaksud dengan Akhlak dan Norma?
4. Bagaiaman Etika menurut Pandangan Islam?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
Kata etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti sifat, watak
kebiasaan, karakter, tempat yang biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, akhlak, watak,
perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak ta etha yang berarti adat kebiasaan.
Secara filosofis, konsepsi etika merupakan cabang filsafat yang membahas nilai dan
norma, moral yang mengatur interaksi perilaku manusia baik sebagai individu maupun
sebagai kelompok. Sedangkan secara terminologi etika bisa disebut sebagai ilmu
tentang baik dan buruk atau kata lainnya ialah teori tentang nilai. Dalam teori nilai
mengenal lima kategori baik buruk, yaitu baik sekali, baik, netral, buruk, dan buruk
sekali.1 Nilai ditentukan oleh Tuhan, karena Tuhan adalah maha suci yang bebas dari
noda apa pun jenisnya. Dengan demikian, etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki
oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Dengan kata lain, etika berkaitan
dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang
atau kepada masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu
generasi ke generasi lain.
Pengertian etika menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Prakoso dan Tobing, etika merupakan nilai-nilai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangan bagi seseorang/suatu kelompok masyarakat dalam mengatur
perilakunya.
2. Asshiddiqie, menjelaskan etika atau ethis merupakan suatu cabang filsafat yang
memperbincangkan tentang perilkau benar (right) dan baik (good) dalam hidup
manusia.
3. Haris, menjelaskan etika berarti pengetahuan yang membahas baik-buruk atau
benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti
kewajiban-kewajiban manusia.
4. Wignjosoebroto, menjelaskan bahwa etika merupakan standart perilaku yang
tumbuh dan berkembang lewat sosialisasi dan internalisasi untuk berfungsi sebagai

1
Sukarman Purba, Etika Profesi : Membangun Profesionalisme Diri, (Jakarta: Yayasan Kita Menulis, 2020),
hlm. 2
sarana yang bergerak dari fungsi ketaatannya yang bersifat volunter namun penuh
komitmen.2
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa etika merupakan
nilai-nilai atau norma-norma yang berkaitan dnegan kebiasaan hidup yang baik, tata
cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang atau kepada masyarakat. Kebiasaan yang
baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi lain, yang dibuat dalam
bentuk kaidah, aturan atau norma yang disebarluaskan, dikenal, dipahami, dan
diajarkan secara lisan dalam masyarakat. Kaidah, norma atau aturan ini pada dasarnya
menyangkut baik dan buruk, benar dan salah perilaku manusia sehingga manusia
menggunakan akal dan hati nuraninya untuk mencapai tujuan hidup yang diharapkan
dengan baik dan benar. Etika dapat dipahami sebagai ajaran yang berisikan perintah
dan larangan tentang baik atau buruknya perilaku manusia, yaitu perintah yang harus
dipatuhi dan larangan yang harus dihindari.
Etika merupakan cabang fisafat yang membahas tentang nilai dan norma, moral
yang mengatur interaksi perilaku manusia baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok. Dalam pemahaman ini, etika yang digunakan sebagai landasan pijakan
manusia dalam perilakunya dapat diklasifikasikan dengan beberapa penafsiran sebagai
refleksi kritis dan refleksi aplikatif. Refleksi kritis atas norma dan moralitas lebih
dikonotasikan sebagai upaya manusia dalam penilaian etika perilaku yang bersifat
filosofis sesuai dengan dinamika perkembangan fenomena perubahan yang bersifat
mendasar tentang kehidupan pergaulan antar manusia dan terhadap lingkungannya.
Sedangkan refleksi aplikatif atas norma dan moralitas lebih ditujukan pada bagaimana
menerapkan dan mensosialisasikan ke dalam kehidupan dan pergaulan antar manusia
dan lingkungan yang bersifat dinamis dan cenderung mengalami perubahan.
Etika berkaitan dengan nilai-nilai dan kepercayaan yang sangat penting bagi
individu maupun masyarakat. Niali-nilai tersebut membantu dalam pembentukan
karakter manusia melalui pembelajaran tentang apa yang baik dan buruk. Dengan
demikian, etika mengacu pada nilai-nilai yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, dimana nilai-nilai tersebut dapat
membentuk karakter manusia dalam masyarakatnya, mengajari mereka tentang apa
yang baik dan buruk. Etika mengandaikan pengetahuan prinsip dasar tersebut dan
tanggungjawab untuk membuat pilihan yang sesuai bila diperlukan. Sebagaian besar

2
Sukarman Purba, Etika Profesi : Membangun Profesionalisme Diri, (Jakarta: Yayasan Kita Menulis, 2020),
hlm. 3
filsuf menegaskan bahwa etika mengandaikan nilai-nilai yang bersifat universal dan
tidak terkait dengan satu masyarakat atau periode zaman tertentu. Dengan demikian,
dapat dinyatakan bahwa etika berfungsi sebagai penilai, penentu, dan penetap terhadap
suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut dinilai
dengan baik, buruk, mulia, terhormat, hina, dan sebagainya.3

B. Pengertian Moral
Kata moral berasal dari bahasa latin “mores” jama’ dari “mos” serarti adat
kebiasaan.4 Di dalam kamus umum bahasa indonesia dikatakan bahwa moral adalah
penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.5 Moral merupakan istilah
tentang perilaku atau akhlak yang diterapkan kepada manusia sebagai individu maupun
sebagai sosial.
Moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan
batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak
dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Istilah moral dapat dipahami juga sebagai :
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk.
2. Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah.
3. Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah
yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai
(ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari
dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang
tersebut tingkah lakunya baik.
Apabila diartikan tindakan baik buruk dengan ukuran adat, konsep moral
berhubungan dengan pula dengan konsep adat yang dapat dibagi dalam dua macam
adat, yaitu sebagai berikut :
1. Adat Shahihah, yaitu adat yang merupakan moral suatu masyarakat yang sudah lama
dilaksanakan secara turun menurun dari berbagai generasi, nilai-nilainya telah
disepakati secara normatif dan tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran yang berasal
dari islam yaitu Al-Quran dan As-Sunah.
3
Sukarman Purba, Etika Profesi : Membangun Profesionalisme Diri, (Jakarta: Yayasan Kita Menulis, 2020),
hlm. 4
4
Beni ahmad saebani dan abdul hamid, Ilmu Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 27
5
Ibid., hlm. 30
2. Adat Fasidah, yaitu kebiasaan yang telah lama dilaksanakan oleh masyarakat, tetapi
bertentangan dengan ajaran islam, misalnya kebisaan melakukan kemusrikan, yaitu
memberi sesajen diatas kunuran yang dilaksanakan setiap malam selasa atau jumat.
Seluruh kebiasaan yang mengandung kemusrikan dikategorikan sebagai adat yang
fasidah atau adat rusak.
Bicara tentang moral, berarti berbicara tentang tiga landasan utama terbentuknya
moral yaitu :
a. Sumber moral dan pembuat sumber. Dalam kehidupan bermasyarakat sumber moral
dapat berasal dari adat kebiasaan. Pembuatnya bisa seorang raja, sultan, kepala suku,
dan tokoh agama. Bahkan mayoritas adat dilahirkan oleh kebudayaan masarakat
yang penciptaannya sendiri tidak pernah diketahui, seperti mitos-mitos yang sudah
menjadi norma sosial. Dalam moralitas islam sumber moral adalah wahyu Al-Quran
dan As-Sunah.
b. Orang yang menjadi objek sekaligus subjek dari sumber moral dan penciptanya.
Moralitas sosial yang berasal dari adat, sedangkan objek dan subjeknya adalah
individu dan masyarakat yang bersifat lokal karena adat hanya berlaku untuk
wilayah tertentu. Artinya tidak bersifat universal melainkan teritorial. Dalam
moralitas islam, subjek dan objeknya adalah orang yang telah balig dan berakal yang
disebut mukallaf.
c. Tujuan moral, yaitu tindakan yang diarahkan pada target tertentu, misalnya
ketertiban sosial, keamanan, kesejahteraan, dan sebagainya. Dalam moralitas islam
tujuan moralnya adalah mencapai kemaslahatan duniawi dan ukhrawi.6

C. Akhlak dan Norma


Akhlak
Dalam terminologi Islam, kata akhlak mempunyai arti yang sama dengan moral.
Kata akhlak berasal dari bahasa arab yaitu khalaqa yang berarti perangai, tabi’at, dan
adat istiadat. Al-Ghazali berpendapat bahwa pengertian akhlak adalah sebagai padanan
kata moral, yaitu perangai (watak, tabi’at) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan
merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan,
tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan sebelumnya. Sedangkan dalam bahasa

6
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 92
Indonesia, moral dan akhlak memiliki maksud yang sama, yaitu budi pekerti atau
kesusilaan.7
Istilah etika bila dibandingkan dengan akhlak, menurut Lubis etika adalah bagian
dari akhlak. Dikatakan demikian karena akhlak bukan sekedar menyangkut perilaku
manusia yang bersifat perbuatan lahiriah saja, tetapi juga mencakup hal-hal yang lebih
luas yaitu meliputi bidang akidah, ibadah, dan syariah. Oleh karena itu, akhlak islami
cakupannya sangat luas, yaitu menyangkut hal-hal sebagai berikut:
a. Etos yang mengatur hubungan seseorang dengan Penciptanya, al-ma’bud bi al-haq
serta kelengkapan uluhyiyah dan rububyiyah, seperti terhadap rasul-rasul Allah,
kitab-kitab-Nya dan lain sebagainya;
b. Etis yang mengatur sikap seseorang terhadap dirinya dan terhadap sesamanya dalam
kegiatan kehidupan sehari-hari;
c. Moral yang mengatur hubungan dengan sesamanya, tetapi berlainan jenis dan atau
yang menyangkut kehormatan tiap pribadi;
d. Estetika, yaitu rasa keindahan yang mendorong seseorang untuk meningkatkan
keadaan dirinya serta lingkungannya, agar lebih indah dan menuju kesempurnaan.
Menurut Syahidin dkk, secara terminologis, akhlak adalah ilmu yang menentukan
batas antara yang baik dan buruk, terpuji dan tercela, menyangkut perkataan dan
perbuatan manusia lahir batin. Secara rinci kajian akhlak meliputi:
a. Pengertian baik dan buruk
b. Menerangkan apa yang harus dilakukan oleh seorang manusia terhadap manusia
lainnya
c. Menjelaskan tujuan yang seharusnya dicapai oleh manusia dengan perbuatan-
perbuatannya
d. Menerangkan jalan yang harus dilalui untuk berbuat
Dari pengertian-pengertian di atas dapat mengambarakan bahwa akhlak secara
substansial adalah sifat hati (kondisi hati), bisa baik dan bisa pula buruk yang tercermin
dari perilaku. Jika hatinya baik, maka yang akan muncul adalah akhlak yang baik
(akhlaq al-karimah) dan jika hatinya buruk maka yang tampak dari perilakunya adalah
akhlak yang buruk pula (akhlaq al-mazmumah).8

7
M. Ridlwan Hambali, dkk, Etika Profesi, (Jawa Timur: CV Agrapana Media, 2021), hlm. 80-81
8
Suhri Hanafi, Problematika Penegakan Hukum dan Etika Profesi di Indonesia: Analisis dengan
Pendekatan Nilai-nilai Ajaran Islam, Jurnal Hunafa, Vol. 6, No. 2, Agustus 2020, hlm. 236-237
Norma
Norma atau kaidah adalah suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman
atau patokan tertentu bagi setiap orang atau masyarakat untuk bersikap dan berperilaku
sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama.9
Dalam kehidupan masyarakat terdapat beberapa golongan dan aliran yang
beraneka ragam, masing-masing mempunyai kepentingan sendiri. Akan tetapi
kepentingan bersama itu mengharuskan adanya ketertiban dan keamanan dalam
kehidupan sehari-hari dalam bentuk peraturan yang disepakati bersama, dan yang
mengatur tingkah laku dalam masyarakat disebut dengan peraturan hidup.
Maka dengan itu, norma juga dapat diartikan sebagai aturan, kaidah, ketentuan
yang mengandung nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh masyarakat dalam berbuat dan
bertingkah laku agar tercipta suasana tertib, teratur, dan aman. Norma-norma didalam
masyarakat diantaranya adalah norma hukum, norma agama, norma kesopanan dan
norma kesusilaan.10
Norma menurut isinya terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Perintah, merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena
akibatnya dipandang baik.
2. Larangan, merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu karena
akibatnya dipandang tidak baik.
Arti norma adalah untuk memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana
seseorang harus bertindak dalam masyarakat, perbuatan-perbuatan mana yang harus
dijalankan, dan perbuatan-perbuatan mana yang harus dihindari. Norma-norma itu
dapat dipertahankan melalui sanksi-sanksi yang berupa ancaman hukuman terhadap
orang yang melanggarnya. Dalam kehidupan masyarakat yang terikat oleh peraturan
hidup yang disebut norma, bila melanggar suatu norma, maka akan dikenakan sanksi
sesuai dengan tingkat dan sifat pelanggaran yang terjadi.
Contohnya seseorang tamu yang hendak pulang, menurut tata krama harus diantar
sampai di muka pintu rumah atau kantor. Bila tidak diantar sanksinya hanya berupa
celaan karena dianggap sombong dan tidak menghormati tamunya. Contoh lain orang
yang mencuri barang milik orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya, sanksinya

9
Abdurrozzaq Hasibuan, Etika Profesi: Profesionalisme Kerja, (Medan: UISU Press, 2017), hlm. 17
10
Op.Cit., Suhri Hanafi, hlm. 87
cukup berat dan yang bersangkutan dikenakan sanksi hukuman, baik hukuman pidana
penjara maupun perdata (ganti rugi).11

D. Etika Dalam Pandangan Islam


Etika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang tingkah laku
manusia. Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar yang memimpin
individu, etika adalah suatu studi menegnai perbuatan yang sah dan benar dan moral
yang dilakukan seseorang12.
Dalam islam, Etika diistilahkan dengan akhlak yang berasal dari bahasa arab al-
akhlak (al-khuluq) yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak. Oleh karena itu etika
dalam islam identik dengan ilmu akhlak, yakni ilmu tentang keutamaan-keutamaan dan
bagaimana cara mendapatkannya, ilmu tentang hal yang hina dan bagaiaman cara
menjauhinya agar terbebas dari padanya. Pemakaian istilah etika disamakan dengan
akhlak, adapun persamaannya terletak pada objeknya, yaitu keduannya sama-sama
membahas baik buruknya tingkah laku manusia, segi perbedaannya akhlak lebih dekat
dengan kelakukan atau budi pekerti, sedangkan etika lebih cenderung kepada landasan
filosofinya, yang membahas ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk.13
Sedangkan secara istilah ada beberapa pengertian tentang etika yaitu:
1. Menurut Hamzah Ya’kub etika adalah ilmu tingkah laku manusi yang berkaitan
dengan prinsip-prinsip dan tindakan moral yang betul, atau tepatnya etika adalah
ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk.
2. Menurut Anin, Etika atau Akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti yang baik
dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada
lainnya. Menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusi dalam perbuatan
mereka dan menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. 14
Etika dalam islam merupakan misi kenabian yang paling utama setelah
pengesaan Allah SWT, dalam hal ini Rasulullah SAW pernah bersabda: “Bahwasannya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik”. Dalam hal ini etika biaanya
disebut dengan filsafat yang praktis, filsafat yang praktis itu sendiri berbicara tentang
segala sesuatu bagaimana harusnya yang berdasar kepada filsafat teoretis, yakni
11
Op.Cit., Abdurrozzaq Hasibuan, hlm. 17-18
12
Hamzah Ya’kub, Etika Islami: Pembinaan Akhlakul Karimah, (Suatu Pengantar), (Bandung: CV
Diponegoro,1983), hlm 12
13
Anton M. Moelino (Penyunting Penyedia), Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:Balai Pustaka,
1989), hlm 15
14
Rafik Issa Beekum , Islamic Business Athics ( Pent. Muhammad, Pustaka Pelajar, 2004) hlm 3
pembahasan tentang segala sesuatu sebagaimana adanya.15 Menurut Asy’ariyah, atika
murni selalu bersifat subjektif, artinya bisa bermakna dengan adanya subjek dalam hal
ini adalah Allah. Satu-satunya tujuan bertindak moral ialah mematuhi Allah. berbeda
dengan Mu’tazilah, mereka berpendapat bahwa semua perintah Allah benar adanya, dan
sifat benarnya terpisah dari perintah Allah.
Secara umum ujuan etika bukan hanya mengetahui pendangan, bahkan setengah
dari tujuannya ialah mempengaruhi dan mendorong kehendak kita, supaya membentuk
hidup suci dan menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan, dan memberi faedah kepada
sesama manusia. Maka dari itu etika ialah mendorong kehendak agar berbuat baik, akan
tetapi ia tidak selalu berhasil kalau tidak ditaati oleh kesucian manusia. Tujuan etika
dalam pandangan filsafat adalah “idealitas” yang sama bagi seluruh manusia di setiap
waktu dan tempat dalam usaha untuk mencapai tujuan ini, etika mengalamai kesukaran
oleh karena fisik dan anggapan orang terhadap perbuatan itu baik atau buruk yakni
sangat relatif sekali, karena setiap orang atau golongan mempunyai konsepsi tersendiri.
Selain itu etika menentukan ukuran tingkah laku yang baik dan yang buruk sejauh yang
dapat diketahui oleh akal manusia. Pola hidup yang diajarkan Islam bahwa seluruh
kegiatan peribadatan, hidup dan mati adalah semata-mata dipersembahkan kepada
Allah, Maka tujuan terakhir dari segala tingkah laku manusia menurut andangan etika
islam adalah keridhaan Allah.16
Ajaran etika berpedoman pada kebaikan dari suatu perbuatan yang dapat dilihat
dari sumbangasihnya dalam menciptakan kebaikan hidup sesama manusia, baik
buruknya perbuatan seseorang dapat dilihat berdasarkan besar kecilnya dia memberi
manfaat kepada orang lain.

15
Al-Baihaqiy, Sunan al-Baihaqiy (Mekkah: Dar al-Baz, 1994), hlm. 191. & M. Amin Abdullah,
Antara Al-Ghazali dan Kant: Filsafat Etika Islam (Bandung : Mizan, 2002), hlm.15.
16
Barnawi Umary, Materi Akhlak ( Jakarta: Ramadhani,1988) hlm 3
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai