Anda di halaman 1dari 23

Etika, Nilai dan Norma

MAKALAH

Tugas Mata Kuliah Etika Pengembangan Diri

Selasa 13.30 - 16.00

Dr. Edi Siregar, S.Pd., S.Mn., M.M

Kelompok 4:

Kezya Gabriel 202050149

Jacinda Vania 202050439

Alda Fadhilah 202050499

Theresia Deiva 202050507

Namira Z Rachman 202060319

JURUSAN AKUNTANSI DAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRISAKTI

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita
masih diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik. Tak
lupa pula, saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam proses
penulisan makalah ini. Makalah ini membahas mengenai topik yang sangat penting dalam
kehidupan sosial, yaitu "Etika Nilai dan Norma". Dalam makalah ini, akan dijelaskan
mengenai pengertian dari etika nilai dan norma, serta bagaimana hubungan antara keduanya
dalam kehidupan sosial.

Selain itu, dalam makalah ini juga akan dibahas mengenai peran etika nilai dan norma dalam
membentuk perilaku yang baik, serta bagaimana nilai dan norma dapat berubah seiring
dengan perubahan zaman dan budaya. Penulisan makalah ini dilakukan sebagai upaya untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya etika nilai dan norma dalam
kehidupan sosial, serta bagaimana cara kita dapat mengembangkan kesadaran akan nilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengacu pada berbagai referensi yang relevan dan
terbaru dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Penulis berharap, makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya. Akhir kata, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulisan
makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Wassalamualaikum wr. wb.


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang mendorong
keanekaragaman budaya Indonesia yang tersebar di seluruh pulau Indonesia.
Keanekaragaman budaya menuntut Indonesia untuk mampu mengupayakan dan menguatkan
rasa persatuan dan kesatuan di era guncangan globalisasi yang melanda seluruh penjuru
dunia. Keberadaan globalisasi tentu tidak dapat dihindari oleh setiap negara untuk terus dapat
berkembang terhadap perubahan dunia. Namun, pada kenyataannya, keberadaan globalisasi
turut memberikan dampak negatif yang dapat mengarah pada terciptanya krisis etika, nilai
dan norma di Indonesia.
Dampak negatif dari globalisasi dipicu dari faktor utama yakni terjadinya pertukaran
budaya antar negara yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa Indonesia, sehingga
memudarkan etika, nilai dan norma sebagaimana tengah tercantum dalam pondasi dasar
kebangsaan Indonesia. Etika memiliki tiga makna (Sudarminta, 1997). Arti pertama adalah
sebagai "sistem nilai." Kata "etika" disini berarti nilai-nilai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangan hidup atau sebagai pedoman penilaian baik-buruknya perilaku manusia,
baik secara individual maupun sosial dalam suatu masyarakat. Arti kedua adalah "kode etik",
yaitu sebagai kumpulan norma dan nilai moral yang wajib diperhatikan oleh pemegang
profesi tertentu. Arti ketiga adalah ilmu yang melakukan refleksi kritis dan sistematis tentang
moralitas. Sedangkan norma (Kaelan, 2013) merupakan acuan bertindak dan bersikap dalam
bernegara yang didalamnya mengandung nilai-nilai sesuai dengan implementasi dari
pancasila.
Dalam menjalani hidup, manusia diatur oleh berbagai norma. Norma yang mengatur
kehidupan manusia secara umum diikuti dengan norma yang berkaitan dengan hubungannya
dengan manusia lain. Etika merupakan cabang filsafat yang melakukan kajian kritis tentang
moralitas, yaitu kebaikan atau keburukan tindakan manusia. Etika berkaitan dengan nilai-nilai
dan kepercayaan yang sangat penting bagi individu maupun masyarakat. Nilai-nilai inilah
yang membantu dalam pembentukan karakter manusia dalam bermasyarakat melalui
pembelajaran tentang apa yang baik dan buruk. Etika memberikan pengetahuan tentang
prinsip dasar moralitas dan tanggung jawab untuk membuat pilihan yang sesuai bila
diperlukan. Keberadaan etika mengandung nilai-nilai yang bersifat universal dan tidak terikat
dengan satu masyarakat atau periode zaman tertentu.
Sebagai makhluk sosial, tidak dapat dipungkiri manusia tidak bisa terlepas dari
manusia yang lain. Artinya ia mutlak membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Disinilah,
manusia tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bertetangga dan bermasyarakat. Dalam
melakukan hubungan sosial di masyarakat diperlukan etika sebagai pedoman hidup dan
kebiasaan yang baik untuk dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Fakta tersebut menyatakan anggapan bahwa masyarakat Indonesia dikenal sebagai
masyarakat yang berbudaya dan memiliki etika luhur dalam kehidupan bersosial dan
bermasyarakat. Maka dari itu, pemahaman akan etika, nilai, dan norma dalam kehidupan
bertetangga dan bermasyarakat sangat penting untuk diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengertian etika, nilai, dan norma?


2. Apakah macam-macam jenis dan fungsi etika, nilai, dan norma?
3. Bagaimana penerapan etika, nilai, dan norma dalam kehidupan bermasyarakat?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menemukan jawaban terkait rumusan-rumusan
masalah di atas, yaitu:
1. Mengetahui pengertian etika, nilai, dan norma.
2. Mengetahui berbagai macam-macam jenis dan fungsi etika, nilai, dan norma.
3. Mengetahui contoh penerapan etika, nilai, dan norma dalam kehidupan
bermasyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika
2.1.1 Pengertian Etika
Secara Etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu
Ethos dan Ethikos. Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan, dan tempat yang biasa. Ethikos
berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang baik. Istilah etika biasanya dikaitkan
dengan kata moral yang berasal dari bahasa Latin, yaitu Mos atau Mores yang merupakan
bentuk jamak dari Mos. Artinya adalah adat istiadat atau kebiasaan watak, kelakuan, tabiat,
dan cara hidup. Sedangkan dalam bahasa Arab, etika dikenal dengan istilah akhlak, artinya
budi pekerti. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, etika disebut sebagai tata susila.
Etika dan moral kurang lebih sama pengertiannya. Namun, dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan. Moral atau moralitas digunakan untuk menilai perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika digunakan untuk mengkaji sistem nilai-nilai yang berlaku. Pengertian
moralitas sendiri adalah pedoman yang dimiliki oleh setiap individu atau kelompok mengenai
apa yang benar dan salah berdasarkan standar moral yang berlaku dalam masyarakat.
Pengertian etika adalah filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan
manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan
bagaimana manusia harus bertindak berdasarkan norma-norma tertentu.
Berbeda lagi dengan etika dan etiket. Seperti yang sudah dijelaskan, etika adalah
moral, sedangkan etiket berarti sopan santun dan berkaitan dengan tata krama dalam
pergaulan formal. Keduanya tetaplah berbeda walaupun keduanya menyangkut perilaku
manusia secara normatif yaitu memberi norma bagi perilaku manusia dan menyatakan apa
yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Pengertian etika dan etiket sering
dicampuradukkan padahal kedua istilah tersebut terdapat arti yang berbeda, walaupun ada
persamaannya.
Persamaan etika dengan etiket adalah keduanya sama-sama berkaitan dengan perilaku
manusia secara normatif yang etis. Keduanya memberikan pedoman atau norma-norma
tertentu tentang bagaimana seharusnya seseorang melakukan perbuatan dan tidak melakukan
sesuatu perbuatan. Etiket berasal dari bahasa Perancis, yaitu etiquette yang berarti awal suatu
kartu undangan yang digunakan raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan
resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Pengertian lain menyatakan
bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan
menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik
dan menyenangkan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata
etiket, yaitu:

a. Etiket (Belanda) - secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang


(dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.
b. Etiket (Perancis) - adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu
diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.

Perbedaan etika dengan etiket adalah:

● Etika adalah niat. Etika adalah tentang apakah suatu perbuatan boleh dilakukan
atau tidak sesuai dengan pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya,
sedangkan etiket adalah menetapkan cara untuk melakukan perbuatan benar
sesuai dengan yang diharapkan.
● Etika adalah nurani atau batiniah, tentang bagaimana manusia harus bersikap etis
dan baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya, sedangkan etiket
adalah formalitas atau lahiriah yang tampak dari sikap luarnya penuh dengan
sopan santun dan kebaikan.
● Etika bersifat absolut yang artinya tidak dapat ditawar, dimana kalau perbuatan
baik akan mendapat pujian dan perbuatan buruk atau salah harus mendapat
sanksi, sedangkan etiket bersifat relatif, dimana sebuah hal yang dianggap tidak
sopan dalam suatu kebudayaan daerah tertentu belum tentu dianggap sama di
daerah lainnya. Jadi, etika berlakunya tidak tergantung pada ada atau tidaknya
orang lain yang hadir, sedangkan etiket hanya berlaku jika ada orang lain yang
hadir. Jika tidak ada orang lain, maka etiket itu tidak berlaku.

Contoh etika:

● Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang
milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri”
merupakan suatu norma etika. Disini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut
mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.
● Larangan mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Barang
yang dipinjam selalu harus dikembalikan meskipun si empunya barang sudah
lupa.
● “Jangan membunuh” merupakan prinsip etika yang tidak bisa ditawar.

Contoh etiket:

● Ketika menyerahkan sesuatu kepada orang lain, kita harus menyerahkannya


dengan menggunakan tangan kanan. Jika kita menyerahkannya dengan tangan
kiri, maka kita dianggap melanggar etiket.
● Ketika kita sedang makan bersama orang lain sambil meletakkan kaki di atas
meja makan, maka kita dianggap melanggar etiket. Tetapi, kalau kita sedang
makan sendirian dan tidak ada orang lain, maka kita tidak melanggar etiket jika
kita makan dengan cara demikian.
● Orang yang dipandang sebagai manusia berhati lembut yang dari luar sangat
sopan dan halus bisa saja di dalam penuh kebusukan karena orang yang
berpegang pada etiket bisa saja munafik.

2.1.2 Macam-macam Etika


Etika adalah sebuah ilmu yang mengatur tentang tanggapan kesusilaan atau etis.
Seorang manusia dikatakan etis apabila manusia tersebut mampu secara utuh dan menyeluruh
memenuhi tujuan hidupnya. Manusia yang etis juga mampu menyeimbangkan kepentingan
pribadi dengan orang lain serta menyeimbangkan kebutuhan rohani dan jasmaninya. Terdapat
beberapa macam etika, yaitu:
a. Etika Deskriptif
Etika Deskriptif adalah etika yang menelaah secara rasional dan kritis tentang
sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam
hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya, Etika Deskriptif ini berbicara
mengenai fakta secara apa adanya, yaitu mengenai nilai dan perilaku manusia
sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang ada dalam
budaya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kenyataan dalam penghayatan nilai atau
tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu
memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

b. Etika Normatif
Etika Normatif menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia. Etika Normatif juga menetapkan akan apa
yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam
hidup ini. Jadi, Etika Normatif adalah norma-norma yang dapat menuntun
manusia supaya bertindak baik dan menghindari hal-hal yang buruk, sesuai
dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat. Dari
penjabaran definisi tentang Etika Normatif di atas, Etika Normatif dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
- Etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang
nilai baik dan buruk perilaku manusia.
- Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang menentukan baik buruknya
perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Namun, karena melihat
kenyataan adanya keberagaman norma dan ketidaksamaan waktu dan tempat,
etika berubah menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologis.
- Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik atau buruk terhadap perilaku
manusia. Dalam hal ini, tidak ditunjukkan adanya fakta, hanya informasi yang
menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif,
direktif dan reflektif.

c. Etika Teleologi
Etika Teleologi menilai baik atau buruknya suatu tindakan dari tujuan atau akibat
dari tindakan tersebut. Suatu tindakan dinilai baik kalau bertujuan baik dan
mendatangkan akibat baik. Etika Teleologi lebih bersifat situasional dan
subjektif. Kita bisa bertindak berbeda dalam situasi yang lain tergantung dari
penilaian kita tentang akibat dari tindakan tersebut. Suatu tindakan yang jelas-
jelas bertentangan dengan norma dan nilai moral bisa dibenarkan hanya karena
tindakan itu membawa akibat yang baik. Etika Teleologi dibedakan menjadi dua,
yaitu:
- Teleologi Hedonisme (Tindakan yang bertujuan untuk mencari kenikmatan
dan kesenangan)
- Teleologi Eudamonisme (Tindakan yang bertujuan mencari kebahagiaan
yang hakiki)

d. Etika Deontologi
Etika Deontologi menilai suatu tindakan dinilai baik atau buruknya berdasarkan
apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Dengan kata lain, suatu
tindakan dianggap baik karena tindakan itu memang baik pada diri sendiri
sehingga merupakan kewajiban yang harus dilakukan. Sebaliknya, suatu tindakan
dinilai buruk secara moral karena tindakan itu memang buruk secara moral
sehingga tidak menjadi kewajiban untuk kita lakukan. Bersikap adil adalah
tindakan yang baik, dan sudah kewajiban kita untuk bertindak demikian. Etika
deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Jadi,
Etika Deontologi menilai tindakan dikatakan baik bukan karena tindakan itu
mendatangkan akibat baik, melainkan berdasarkan tindakan itu baik untuk diri
sendiri.

e. Etika Keutamaan
Etika Keutamaan lebih mengutamakan pengembangan karakter moral pada diri
sendiri. Etika Keutamaan sangat menekankan pentingnya sejarah kehebatan
moral para tokoh besar atau cerita dongeng dan sastra serta berusaha menghayati
dan mempraktikkannya seperti tokoh dalam sejarah, dalam cerita, atau dalam
kehidupan masyarakat. Tokoh dengan teladannya menjadi model untuk ditiru.
Etika Keutamaan sangat menghargai kebebasan dan rasionalitas manusia karena
pesan moral hanya disampaikan melalui cerita dan teladan hidup para tokoh lalu
membiarkan setiap orang untuk menangkap sendiri pesan moral itu. Setiap orang
dibiarkan untuk menggunakan akal budinya untuk menafsirkan pesan moral itu
yang artinya terbuka kemungkinan untuk setiap orang mengambil pesan moral
yang khas bagi dirinya.

Berdasarkan cakupannya, etika dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:


a. Etika Umum
Berisikan prinsip dan moral dasar
b. Etika Khusus atau Etika Terapan
Berlaku secara khusus. Etika khusus ini dikelompokkan kembali menjadi dua,
yaitu:

➔ Etika Individual
Berkaitan dengan sikap dan kewajiban dari individu atas dirinya sendiri.
➔ Etika Sosial
Berkaitan dengan sikap, kewajiban, dan perilaku suatu individu sebagai
umat manusia.

2.1.3 Fungsi Etika


Etika tidak akan secara langsung membuat manusia menjadi lebih baik karena etika
bukanlah ajaran moral. Namun, etika adalah sarana untuk mendapatkan arahan yang krusial
untuk menghadapi berbagai moralitas yang membingungkan. Etika lebih menampilkan
keterampilan intelektual untuk berargumentasi secara rasional dan kritis. Arahan krusial dan
etis ini diperlukan untuk mengambil sikap yang wajar dalam suasana masyarakat yang
majemuk. Dalam menghadapi kemajemukan, diperlukanlah etika untuk dijadikan acuan
karena:
a. Pandangan moral yang dimiliki manusia dapat berbeda-beda karena negara kita
memiliki berbagai perbedaan seperti perbedaan daerah, suku, budaya dan agama
yang hidup berdampingan. Jadi, cara pandang etika dari manusia yang satu
dengan yang lain dapat berbeda.
b. Globalisasi dan modernisasi membawa perubahan besar dalam nilai dan struktur
kehidupan masyarakat yang terkadang menentang pandangan etika dan moral
yang tradisional.
c. Berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan yang masing-
masing ajarannya adalah tentang bagaimana manusia harus hidup.

2.2 Nilai
2.2.1 Pengertian Nilai
Kata "nilai" berasal dari bahasa Sanskerta "naya" yang berarti "pemikiran" atau
"pendapat". Kemudian, kata "naya" tersebut berkembang menjadi "niti" dalam bahasa
Prakerta dan kemudian menjadi "nila" dalam bahasa Jawa Kuno. Kemudian, kata "nila" ini
masuk ke dalam bahasa Indonesia dan berubah menjadi "nilai". Pada dasarnya, makna dari
"nilai" dalam bahasa Indonesia masih mengacu pada makna asalnya, yaitu sebagai pemikiran
atau pendapat yang dianggap penting dan berharga oleh individu atau masyarakat.
Nilai adalah prinsip atau keyakinan abstrak yang dianggap penting oleh individu atau
kelompok masyarakat. Nilai dapat memengaruhi tindakan, perilaku, dan keputusan
seseorang, serta membentuk pandangan dunia dan sistem moral mereka. Nilai juga dapat
mempengaruhi interaksi dan hubungan antarindividu dan antar budaya di dalam masyarakat.
Nilai dapat berasal dari berbagai sumber, seperti agama, budaya, pengalaman hidup, dan
lingkungan sosial. Proses pembentukan nilai juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
pendidikan, pengalaman hidup, dan konteks sosial. Nilai juga dapat diajarkan dan dipelajari
melalui pendidikan formal dan informal, interaksi sosial, dan pengalaman hidup.

2.2.2 Macam-Macam Nilai


Berikut adalah beberapa macam-macam nilai yang sering dikenal dan diakui oleh
masyarakat:
1. Nilai Agama: Nilai-nilai yang didasarkan pada keyakinan agama tertentu, seperti
kepercayaan kepada Tuhan, penghormatan terhadap norma-norma agama,
moralitas, dan spiritualitas.
2. Nilai Kemanusiaan: Nilai-nilai yang menekankan pada hak asasi manusia,
persamaan, kebebasan, dan kesejahteraan masyarakat.
3. Nilai Moral: Nilai-nilai yang berkaitan dengan etika dan moralitas, seperti
kejujuran, integritas, keadilan, dan tanggung jawab.
4. Nilai Keluarga: Nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan keluarga, seperti
kasih sayang, kerjasama, dan solidaritas.
5. Nilai Sosial: Nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sosial, seperti
kerjasama, toleransi, keberagaman, dan solidaritas sosial.
6. Nilai Ekonomi: Nilai-nilai yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi, seperti
produktivitas, efisiensi, keseimbangan antara permintaan dan penawaran, dan
keadilan dalam distribusi kekayaan.
7. Nilai Estetika: Nilai-nilai yang berkaitan dengan keindahan, seperti apresiasi
seni, keindahan alam, dan estetika dalam kehidupan sehari-hari.
8. Nilai Akademik: Nilai-nilai yang berkaitan dengan prestasi akademik, seperti
kecerdasan, kreativitas, dan inovasi dalam pendidikan.
9. Nilai Politik: Nilai-nilai yang berkaitan dengan kegiatan politik, seperti keadilan,
kebebasan, partisipasi, dan kesetaraan dalam demokrasi.
10. Nilai Lingkungan: Nilai-nilai yang berkaitan dengan lingkungan, seperti
kesadaran lingkungan, keberlanjutan, dan konservasi sumber daya alam.

2.2.3 Pentingnya Nilai dalam Kehidupan Bermasyarakat Dan Bernegara


Nilai memiliki arti penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara karena

nilai dapat menjadi acuan atau pedoman bagi individu atau masyarakat dalam bertindak dan

berperilaku. Berikut adalah beberapa alasan mengapa nilai memiliki arti penting dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara:

1. Membentuk karakter dan kepribadian yang baik: Nilai dapat membantu individu
untuk membentuk karakter dan kepribadian yang baik, seperti kejujuran,
integritas, tanggung jawab, dan empati. Individu yang memiliki karakter dan
kepribadian yang baik dapat berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.
2. Menumbuhkan solidaritas dan persatuan: Nilai seperti toleransi, keberagaman,
dan kerjasama dapat menumbuhkan solidaritas dan persatuan di antara
masyarakat yang berbeda-beda. Solidaritas dan persatuan ini dapat memperkuat
kekuatan bangsa dan negara.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat: Nilai seperti keadilan dan kemanusiaan
dapat membantu negara dalam mengembangkan kebijakan-kebijakan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4. Mendorong partisipasi dan keterlibatan masyarakat: Nilai seperti partisipasi dan
kesetaraan dapat mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam proses
demokrasi dan pembangunan negara.
5. Mencegah terjadinya konflik dan kekerasan: Nilai seperti toleransi, damai, dan
keberagaman dapat membantu mencegah terjadinya konflik dan kekerasan antar
individu dan antar grup masyarakat.
6. Mengembangkan nilai-nilai nasional: Nilai seperti nasionalisme dan kecintaan
terhadap tanah air dapat membantu mengembangkan nilai-nilai nasional dan
memperkuat kebanggaan serta identitas nasional di dalam masyarakat.

Dengan demikian, nilai memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
karakter, memperkuat persatuan dan kesatuan, meningkatkan kesejahteraan, dan mendorong
partisipasi aktif masyarakat di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

2.2.4 Perilaku yang Sesuai dengan Nilai dalam Kehidupan Sehari-hari


Perilaku yang sesuai dengan nilai dalam kehidupan sehari-hari adalah penting untuk
membentuk karakter dan kepribadian yang baik serta menciptakan harmoni dalam hubungan
sosial. Berikut beberapa contoh perilaku yang sesuai dengan nilai dalam kehidupan sehari-
hari:
- Kejujuran: Berbicara jujur, tidak menipu atau mengelabui orang lain, dan
berusaha menghindari kebohongan.
- Keterbukaan: Berbicara terbuka dengan orang lain, mendengarkan pandangan
orang lain, dan menghormati perbedaan pendapat.
- Toleransi: Menerima perbedaan dan menghormati keberagaman, tidak
merendahkan atau memandang rendah kelompok lain.
- Kerjasama: Bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama,
membagi tugas dan tanggung jawab, serta saling membantu.
- Empati: Mampu memahami perasaan dan kebutuhan orang lain, dan berusaha
membantu mereka ketika membutuhkan bantuan.
- Keadilan: Bertindak adil terhadap semua orang, tidak memihak pada satu pihak
atau kelompok, dan memperlakukan semua orang dengan sama.
- Kebersihan: Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta tidak membuang
sampah sembarangan.
- Kerendahan hati: Tidak sombong atau merendahkan orang lain, dan menghargai
kontribusi dan prestasi orang lain.
- Kedisiplinan: Menghargai waktu dan menjalankan tugas sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
- Kreativitas: Mampu berpikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah
atau mencapai tujuan.
- Kepedulian lingkungan: Menghargai lingkungan dan alam, serta berusaha untuk
menjaga kelestariannya.
- Tanggung jawab: Bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil,
serta mampu menerima konsekuensi dari tindakan tersebut.
Dengan mengamalkan perilaku-perilaku yang sesuai dengan nilai dalam kehidupan
sehari-hari, individu dapat membangun karakter dan kepribadian yang baik, menciptakan
hubungan sosial yang harmonis, dan membantu mencapai tujuan bersama dalam masyarakat.

2.2.5 Etimologi dan Pemekaran Arti Nilai


Etimologi kata "nilai" berasal dari bahasa Sanskerta "naya" yang berarti cara atau
aturan dalam berpikir. Dalam bahasa Jawa, kata "nili" atau "nila" berarti kriteria atau patokan
untuk menilai atau mengevaluasi suatu hal. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata "nilai"
merujuk pada ukuran atau standar yang digunakan untuk menilai suatu hal. Secara pemekaran
arti, nilai memiliki beberapa pengertian yang terkait dengan konteks penggunaannya, antara
lain:
● Nilai moral: Merujuk pada prinsip-prinsip moral dan etika yang dijunjung tinggi
oleh masyarakat, seperti kejujuran, integritas, keadilan, toleransi, dan
keterbukaan.
● Nilai-nilai sosial: Merujuk pada norma-norma atau standar-standar yang berlaku
dalam masyarakat, seperti sikap saling menghormati, bekerja sama, dan peduli
terhadap sesama.
● Nilai-nilai budaya: Merujuk pada kearifan lokal atau nilai-nilai tradisional yang
dijunjung tinggi dalam budaya suatu daerah, seperti rasa hormat pada orang tua
atau adat istiadat dalam pernikahan.
● Nilai ekonomi: Merujuk pada kriteria atau standar yang digunakan dalam bidang
ekonomi, seperti harga, keuntungan, dan efisiensi.
● Nilai akademik: Merujuk pada standar atau kriteria yang digunakan dalam dunia
akademik, seperti nilai rapor atau prestasi akademik.
● Nilai estetika: Merujuk pada standar keindahan atau kecantikan dalam seni dan
estetika, seperti nilai seni pada karya seni atau desain.
Ketika seseorang memahami nilai-nilai yang terkandung dalam setiap pengertian nilai
tersebut, mereka dapat memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai yang baik dapat membentuk karakter dan kepribadian yang baik, serta
membantu menciptakan hubungan sosial yang harmonis dan saling menghormati.

2.2.6 Fungsi Dan Relevansi Nilai


Nilai memiliki banyak fungsi dan relevansi dalam kehidupan manusia, baik dalam
konteks individu maupun sosial. Berikut adalah beberapa di antaranya:
● Sebagai panduan dalam pengambilan keputusan: Nilai membantu manusia untuk
memahami mana yang benar dan mana yang salah, sehingga dapat memandu
dalam pengambilan keputusan yang tepat dan sesuai dengan prinsip-prinsip moral
dan etika yang dijunjung tinggi.
● Sebagai alat untuk membentuk karakter dan kepribadian: Nilai dapat membantu
membentuk karakter dan kepribadian yang baik pada individu, seperti kejujuran,
integritas, dan sikap empati. Hal ini penting untuk membangun diri menjadi
pribadi yang memiliki integritas dan dapat diandalkan oleh orang lain.
● Sebagai dasar dalam pembentukan norma dan aturan dalam masyarakat: Nilai
menjadi dasar dalam pembentukan norma dan aturan dalam masyarakat, sehingga
dapat membantu masyarakat untuk hidup dalam harmoni dan saling menghormati
satu sama lain.
● Sebagai penghubung antara individu dengan masyarakat: Nilai memainkan peran
penting dalam membentuk hubungan sosial yang harmonis dan saling
menghormati. Nilai yang sama dapat menjadi penghubung antara individu dengan
masyarakat yang lebih luas.
● Sebagai landasan dalam pembangunan bangsa dan negara: Nilai menjadi landasan
dalam pembangunan bangsa dan negara, karena nilai yang dianut oleh masyarakat
akan mempengaruhi pembangunan sosial, politik, dan ekonomi suatu negara.
● Sebagai sarana dalam menyelesaikan konflik: Nilai dapat menjadi sarana untuk
menyelesaikan konflik, karena dapat membantu manusia untuk memahami sudut
pandang dan kebutuhan orang lain. Dengan memahami nilai yang dianut oleh
orang lain, manusia dapat mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak.

Dengan memahami fungsi dan relevansi nilai, manusia dapat memahami pentingnya
untuk menghargai dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, kita dapat hidup dalam harmoni dan menciptakan masyarakat yang lebih
baik.

2.2.7 Pembagian Nilai


Nilai dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
● Nilai Moral: Nilai moral merupakan nilai yang berkaitan dengan etika dan
moralitas, seperti kejujuran, integritas, kebaikan, kesetiaan, dan tanggung jawab.
Nilai moral ini membentuk dasar bagi manusia dalam berperilaku dan bertindak,
sehingga sangat penting untuk ditanamkan pada individu sejak dini.
● Nilai Sosial: Nilai sosial berkaitan dengan norma dan aturan yang berlaku dalam
masyarakat, seperti kebersamaan, toleransi, kerjasama, dan saling menghormati.
Nilai sosial ini membantu individu untuk hidup dalam harmoni dan saling
menghormati satu sama lain dalam masyarakat.
● Nilai Agama: Nilai agama berkaitan dengan keyakinan dan ajaran agama yang
dianut, seperti keimanan, ketaqwaan, pengampunan, dan kebersamaan. Nilai
agama ini sangat penting bagi individu yang memiliki keyakinan agama, karena
dapat membantu mengarahkan perilaku dan tindakan individu dalam kehidupan
sehari-hari.
● Nilai Budaya: Nilai budaya berkaitan dengan norma dan aturan yang berlaku
dalam budaya tertentu, seperti kesopanan, keindahan, dan kearifan lokal. Nilai
budaya ini membantu individu untuk memahami dan menghargai keunikan dan
keanekaragaman budaya yang ada di dunia.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengamalkan nilai-nilai tersebut dengan


menjunjung tinggi prinsip-prinsip moral dan etika dalam berperilaku, menghargai norma dan
aturan yang berlaku dalam masyarakat, menghormati kepercayaan dan keyakinan agama
orang lain, dan mengapresiasi keanekaragaman budaya yang ada di sekitar kita. Dengan
demikian, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dan damai.

2.2.8. Nilai 5W+1H


Berikut adalah penjelasan tentang nilai dengan kerangka 5W + 1H:
1. What are values? (Apa itu nilai?), Nilai adalah prinsip atau keyakinan abstrak
yang dianggap penting oleh individu atau kelompok masyarakat. Nilai dapat
memengaruhi tindakan, perilaku, dan keputusan seseorang, serta membentuk
pandangan dunia dan sistem moral mereka.
2. Who defines values? (Siapa yang menentukan nilai?), Nilai dapat didefinisikan
dan dipengaruhi oleh individu, kelompok, masyarakat, agama, budaya, dan
lingkungan sosial. Proses pembentukan nilai juga dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti pengalaman hidup, pendidikan, dan konteks sosial.
3. Where do values come from? (Dari mana nilai berasal?), Nilai dapat berasal dari
berbagai sumber, seperti agama, budaya, pengalaman hidup, dan lingkungan
sosial. Nilai juga dapat dipelajari melalui interaksi dengan orang lain dan
pengalaman hidup, serta dipengaruhi oleh media dan teknologi.
4. When do values change? (Kapan nilai berubah?), Nilai dapat berubah seiring
waktu, terutama ketika individu atau masyarakat mengalami perubahan dalam
lingkungan sosial, budaya, atau pengalaman hidup. Perubahan nilai juga dapat
terjadi ketika individu mengevaluasi kembali keyakinan dan nilai mereka secara
kritis.
5. Why are values important? (Mengapa nilai penting?), Nilai penting karena
mereka membentuk pandangan dunia dan moral seseorang serta memengaruhi
perilaku dan keputusan mereka. Nilai juga dapat membantu individu dan
masyarakat membangun norma dan etika yang positif, serta mengatasi perbedaan
dan konflik dalam masyarakat.
6. How are values transmitted or taught? (Bagaimana nilai ditransmisikan atau
diajarkan?), Nilai dapat diajarkan melalui pendidikan formal dan informal, seperti
sekolah, keluarga, agama, dan media. Nilai juga dapat dipelajari melalui interaksi
sosial dan pengalaman hidup, serta dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan
sosial.

2.3 Norma
2.3.1. Pengertian Norma
Norma merupakan aturan atau standar yang digunakan oleh masyarakat atau

kelompok tertentu untuk mengatur perilaku anggotanya dalam kehidupan bersama. Norma

memiliki karakteristik yang jelas, yaitu bersifat baku, memiliki tujuan, dan berlaku dalam

jangka waktu tertentu. Norma dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu norma formal dan

norma informal. Norma formal ditetapkan oleh lembaga resmi, seperti pemerintah atau

organisasi, sedangkan norma informal ditetapkan oleh kelompok sosial yang tidak memiliki

wewenang formal.

Norma memiliki fungsi penting dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu sebagai alat

untuk mengatur perilaku anggota masyarakat, sebagai pedoman dalam bertindak, dan sebagai

sarana untuk memelihara nilai-nilai sosial yang dianggap penting oleh masyarakat. Norma

juga dapat berupa norma positif, yang memberikan sanksi positif jika dipatuhi, atau norma

negatif, yang memberikan sanksi negatif jika dilanggar.


2.3.2. Jenis-Jenis Norma

Di Indonesia, terdapat beberapa jenis norma yang berlaku, antara lain:

1. Norma agama: Norma agama mengacu pada aturan-aturan yang ditetapkan oleh

agama yang dianut oleh masyarakat di Indonesia, seperti Islam, Kristen, Katolik,

Hindu, dan Buddha. Norma agama ini berperan penting dalam mengatur perilaku

masyarakat dalam beragama.

2. Norma moral: Norma moral berkaitan dengan nilai-nilai etika yang dianggap benar

atau salah oleh masyarakat Indonesia. Nilai-nilai moral ini berfungsi sebagai pedoman

dalam bertindak dan memelihara moralitas dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Norma sosial: Norma sosial mencakup aturan-aturan yang berlaku di masyarakat

Indonesia, seperti aturan sopan santun, adat istiadat, dan norma dalam hubungan

antara keluarga, teman, dan tetangga. Norma sosial ini berfungsi untuk menjaga

keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan bersama.

4. Norma hukum: Norma hukum merupakan aturan-aturan yang ditetapkan oleh negara

Indonesia dan diberlakukan melalui sistem peradilan. Norma hukum ini bertujuan

untuk menjaga ketertiban, keamanan, dan keadilan dalam masyarakat.

5. Norma kesopanan: Norma kesopanan adalah aturan yang berkaitan dengan tata cara

pergaulan dan berbicara dalam masyarakat Indonesia. Norma kesopanan ini berfungsi

sebagai pedoman dalam berkomunikasi agar tercipta hubungan yang baik antara

anggota masyarakat.

6. Norma lingkungan: Norma lingkungan adalah aturan yang berkaitan dengan upaya

menjaga kelestarian lingkungan di Indonesia, seperti pengelolaan sampah,

penghijauan, dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Norma lingkungan ini berfungsi

untuk menjaga keseimbangan alam dan keberlanjutan kehidupan manusia.

Secara keseluruhan, norma-norma di Indonesia memiliki peran penting dalam mengatur

perilaku masyarakat dalam kehidupan bersama. Dengan menghormati dan mematuhi norma-

norma ini, diharapkan tercipta kehidupan bermasyarakat yang harmonis dan sejahtera.
Dalam kehidupan sehari-hari, norma juga seringkali berkaitan dengan adat istiadat dan

budaya masyarakat. Misalnya, dalam masyarakat adat, terdapat norma-norma yang harus

diikuti dalam upacara adat atau dalam hubungan antaranggota masyarakat. Dalam budaya

tertentu, norma dapat berkaitan dengan cara berpakaian atau tatacara dalam berkomunikasi.

Secara keseluruhan, norma memiliki peran yang penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan adanya norma, masyarakat dapat mengatur perilaku anggotanya sehingga tercipta

harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan bersama.

2.3.3. 5W + 1H

1. What (apa) - Norma adalah aturan atau kebiasaan yang diterima secara luas oleh
masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat berbagai norma yang
berkembang di masyarakat, seperti norma tentang penggunaan media sosial yang baik
dan benar, norma tentang toleransi dan menghargai perbedaan, norma tentang
menjaga kebersihan lingkungan, dan lain sebagainya.
2. Who (siapa) - Norma ini diikuti oleh masyarakat pada umumnya, tidak terbatas pada
kelompok tertentu. Namun, terdapat perbedaan dalam penerapan norma antara
kelompok masyarakat yang berbeda, seperti kelompok usia, kelompok etnis, dan
kelompok sosial-ekonomi.
3. Where (dimana) - Norma ini berlaku di berbagai tempat dan situasi, baik di ruang
publik maupun pribadi. Contohnya, norma tentang menghormati orang lain berlaku di
mana saja dan kapan saja, tidak terbatas pada situasi tertentu.
4. When (kapan) - Norma ini berlaku sepanjang waktu, tidak terbatas pada waktu
tertentu. Namun, terdapat perbedaan dalam penerapan norma pada waktu yang
berbeda, seperti norma tentang larangan merokok yang diterapkan di tempat umum
pada jam kerja.
5. Why (mengapa) - Norma ini ada untuk menjaga ketertiban dan keharmonisan
masyarakat. Norma juga berfungsi sebagai panduan perilaku yang benar dan sesuai
dengan nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat.
6. How (bagaimana) - Norma ini diterapkan dengan cara yang berbeda-beda, tergantung
pada konteks dan situasi yang dihadapi. Cara penerapan norma juga dapat berubah
seiring dengan perubahan zaman dan nilai yang dipegang oleh masyarakat.
BAB III
PENUTUP

Penutup

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai etika nilai dan norma, dapat disimpulkan bahwa nilai dan
norma adalah bagian penting dalam kehidupan sosial dan berinteraksi dengan orang lain.
Etika nilai dan norma membantu kita untuk mengenal dan memahami apa yang dianggap
benar atau salah dalam masyarakat, serta memandu perilaku kita agar selaras dengan nilai dan
norma yang dipegang oleh masyarakat.

Namun, nilai dan norma tidaklah statis dan dapat berubah seiring dengan perubahan
zaman dan budaya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa mengembangkan
kesadaran akan perubahan nilai dan norma dalam masyarakat, serta memahami bagaimana
cara berperilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku pada masa kini.

3.2 Saran

Sebagai saran, kita dapat selalu berusaha untuk memahami nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakat, serta berupaya untuk menginternalisasikan nilai dan norma tersebut dalam
perilaku kita sehari-hari. Kita juga dapat memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam masyarakat dan mengikuti perkembangan nilai dan norma yang lebih sejalan dengan
perkembangan zaman. Dengan demikian, kita dapat membangun masyarakat yang lebih
harmonis dan saling menghargai satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA
Bertens, K. 2022. Pengantar Etika Bisnis, Edisi Digital. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Winarno. 2018. “Paradigma Baru Pendidikan Pancasila”. JRKA. Vol. 3, Issue 1. ISSN:
2621-3265

Anda mungkin juga menyukai