Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR ETIKA DAN ETIKET

Mata Kuliah : Etika Umum

Dosen : Letkol Ckm (K) Siti Maryam S.kep M,

Disusun Oleh

Kelompok I

1. Dwi Endah Wiji Astuti


2. Gabrieliya Sabatini
3. Gadis Septiani W.
4. Gibraltar Jala A.

AKADEMI KEBIDANAN RSPAD GATOT SOEBROTO

JL. DR. ABDUL RAHMAN SHALEH NO. 24 JAKARTA

TLP.021-3441008 (2241) FAX. 3454373


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkat ramat dan
kasihnya , kami akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul (Konsep Dasar
Etika Dan Etiket). Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Asuhan Kehamilan. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan hal-hal yang
belum sempurna, oleh karena itu penyusun mohon maaf serta kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penyusun harapkan. Akhirnya penyusun mengucapkan
terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah
ini dan besar harapan penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
menambah pengetahuan.
Terimakasih.

Jakarta, 25 Maret 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman modern ini, masalah etika di Indonesia mulai mengalami penurunan.


Sebagian besar masyarakat mulai mengabaikan persoalan etikanya. Terutama etika dalam
pergaulan. Hal ini terjadi di akibatkan masuknya ajaran-ajaran barat yang akhirnya mengikis
ada budaya masyarakat Indonesia secara perlahan-perlahan.

Di lingkungan masyarakat banyak sekali orang yang mempersalah kan tentang


masalah etika dan moral seseorang.Bahkan etika dan moral itu adalah hal yang sering dikait-
kaitkan oleh masyarakat,seringkali masyarakat salah mengartikannya dan menganggapnya
sama. Akan tetapi, sesungguhnya mereka berbeda,karna hal itu lah penulis ingin membuat
makalah ini supaya pembaca menjadi tahu perbedaan antara etika dan etiket, jenis-jenis etika
dan peran etika dalam dunia modern.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Etika ?

2. Apa pengertian Etiket ?

3. Apa pengertian Moral ?

4. Apa perbedaan Etika dan Etiket ?

5. Apa saja jenis-jenis Etika ?

6. Bagaimana peran Etika dalam dunia modern ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pengertian Etika, Etiket, Moral.

2. Menjelaskan perbedaan Etika dan Etiket.

3. Menjabarkan jenis-jenis Etiuka.

4. Menjelaskan bagaimana peran Etika dalam dunia modern


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika

Etika/ethics berasal dari bahasa yunani, etos berarti adat/ budaya, kebiasaan, perilaku
atau karakter. dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan. Etika juga
berarti peraturan/ norma yang dapat di gunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang
berkaitan dengan tindakan yang baik & buruk yang dilakukan oleh seseorang & merupakan
suatu kewajiban & tanggung jawab moral.

etika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan


perbuatan-perbuatan yang di lakukan oleh manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan
kata lain aturan ataupun pola-pola dari tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia.

Etika sebagai bagian (cabang) filsafat menurut beberapa ahli dinyatakan sebagai berikut:
a) The Liang Gie; etika adalah filsafat tentang pertimbangan moral
b) Harry Hamersma; etika dan estetika merupakan filsafat tentang tindakan
c) Aristoteles, memasukkan etika ke dalam cabang filsafat praktis; ilmu etika yang mengatur
kesusilaan dan kebahagian dalam hidup perseorangan.

Kapan Etika itu berlaku?

Etika dapat berlaku kapanpun dan di mana pun,terutama dalam bersosialisasi terhadap orang
lain dan diri sendiri. Yang artinya etika dapat berlaku bagi siapa saja, dimana saja meski tidak
ada orang lain yang menyaksikan.

2.2 Pengertian Etiket

Etiket adalah tata cara dalam masyarakat, sopan dalam memelihara hubungan baik
antara sesama manusia. Arti etiket disini sama dengan adat kebiasaan, yaitu sesuatu yang
dikenal, diketahui dan diulangulangi serta menjadi kebiasaan dalam masyarakat, berupa kata-
kata atau macam-macam bentuk perbuatan manusia dalam berinteraktif dengan manusia
lainnya. Agar seseorang dapat diterima oleh kelompok masyarakat tertentu maka ia harus
memahami etiket pergaulan berlaku pada masyarakat itu. Istilah Etiket diartikan juga sebagai
suatu sikap misalnya sopan santun dalam berhubungan di antara kelompok manusia di dalam
pergaulan.
2.3 Pengertian Norma

Pengertian moral dalam kamus psikologi (Chaplin, 2006): Dituliskan bahwa moral
mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau adat
kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Pengertian moral dalam Hurlock (Edisi ke-6,
1990) mengatakan bahwa perilaku moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode moral
kelompok sosial. Moral sendiri berarti tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral
dikendalikan konsep-konsep moral atau peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi
anggota suatu budaya. Istilah “moral” berasal dari bahasa Latin “mos” yang bentuk jamaknya
“mores” yang berarti kebiasaan, adat.

2.4 Perbedaan Etika dan Etiket

ETIKA

1) Etika berlaku kapanpun, baik dalam pergaulan dengan orang lain maupun dalam
kehidupan pribadi.
2) Etika bersifat absolut, artinya etika memiliki ketentuan atau prinsip yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi, di mana perbuatan baik mendapatkan pujian, sedangkan perbuatan
buruk harus mendapatkan sanksi atau hukuman.
3) Etika berkaitan dengan cara dilakukannya suatu perbuatan yang sekaligus
memberikan norma dari perbuatan itu sendiri.
4) Etika memandang manusia dari segi dalam (bathiniah).

ETIKET

1) Sedangkan etiket hanya berlaku dalam pergaulan saja, artinya etiket hanya berlaku
ketika ada orang lain yang menyaksikan perbuatan yang kita lakukan, dan ketika tidak
ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku.
2) Sedangkan Etiket bersifat relative, artinya sesuatu yang menurut suatu budaya
dianggap sebagai hal yang tidak sopan, akan tetapi belum tentu budaya lain memiliki
anggapan yang sama.
3) Sedangkan Etiket berkaitan dengan tata cara dari suatu perbuatan yang harus
dilakukan oleh manusia.
4) Lain halnya dengan etiket, di mana etiket memandang seseorang dari segi luarnya
(secara lahiriyah), artinya meskipun seseorang selalu berpegang pada etiket, akan
tetapi ia bisa saja bersifat munafik.

2.5 Jenis-jenis Etika

1. Etika Filosofis

Pengertian etika filosofis adalah suatu etika yang bersumber dari aktivitas berpikir
yang dilakukan oleh manusia. Dengan kata lain, etika merupakan bagian dari filsafat.

Berbicara tentang filsafat maka kita perlu mengetahui sifat dari etika tersebut, yaitu;

 Empiris, yaitu cabang filsafat yang membahas sesuatu yang ada atau konkret.
Misalnya filsafat hukum yang mempelajari mengenai hukum.
 Non Empiris, yaitu filsafat yang berusaha melampaui hal konkret dengan seolah-
olah menanyakan sesuatu yang ada di balik semua gejala konkret.

2. Etika Teologis

Pada dasarnya etika teologis terdapat pada setiap agama. Etika teologis ini adalah
bagian dari etika secara umum karena mengandung berbagai unsur etika umum dan dapat
dimengerti jika memahami etika secara umum.

Misalnya dalam agama Kristen, etika teologis merupakan etika yang bersumber
dari presuposisi-presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi, serta melihat kesusilaan
bersumber dari kepercayaan terhadap Allah atau Yang Ilahi.

3. Etika sosiologis

Etika sosiologis berbeda dengan dua etika sebelumnya. Etika ini menitik beratkan
pada keselamatan ataupun kesejahteraan hidup bermasyarakat. Etika sosiologis memandang
etika sebagai alat mencapai keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan hidup bermasyarakat.
Jadi etika sosiologis lebih menyibukkan diri dengan pembicaraan tentang bagaimana
seharusnya seseorang menjalankan hidupnya dalam hubungannya dengan masyarakat.
4.Etika Diskriptif

Etika ini berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia dan apa
yang dikejar oleh manusia dalam kehidupan sebagai sesuatu yang bernilai. Etika ini berbicara
tentang kenyataan sebagaimana adanya tentang nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu
fakta yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit. Dengan demikian etika ini berbicara
tentang realitas penghayatan nilau, namun tidak menilai. Etika ini hanya memaparkab,
karenanya dikatakan bersifat diskriptif.

5.Etika Normatif

Etika ini berusaha untuk menetapkan sikap dan pola perilaku yang ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia dalam bertindak. Jadi etika ini berbicara tentang norma-
norma yang menuntun perilaku manusia serta memberi penilaian dan hiambauan kepada
manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya Dengan. Demikian etika normatif
memberikan petunjuk secara jelas bagaimana manusia harus hidup secara baik dan
menghindari diri dari yang jelek.

Dalam pergaulan sehari-hari kita menemukan berbagai etika normative yang menjadi
pedoman bagi manusia untuk bertindak. Norma-norma tersebut sekaligus menjadi dasar
penilaian bagi manusia baik atau buruk, salah atau benar.

2.6 Peran Etika dalam kehidupan modern

Ada beberapa alasan penting mengapa etika pada zaman kita semakin diperlukan.
1. Adanya pluralisme moral
Suatu kenyataan sekarang ini bahwa kita hidup dalam zaman yang semakin
pluralistic, tidak terkecuali dalam hal moralitas. Setiaphari kita bertemu dengan orang-orang
dari suku, daerah, alpisan sosialdan agama yang berbeda. Pertemuan ini semakin diperbanyak
dan diperluas oleh kemajuan yang telah dicapai dalam dunia teknologi informasi, yang telah
mengalami perkembangan sangat pesat. Dalam pertemuan langsung dan tak langsung dengan
berbagai lapisan dan kelompok masyarakat kita menyaksikan atau berhadapan dengan
berbagai pandangan dan sikap yang selain memiliki banyak kesamaan, memiliki juga banyak
perbedaan bahkan pertentangan. Masing-masing pandangan mengklaim diri sebagai
pandangan yang paling benar dan sah.
2. Timbulnya masalah-masalah etis baru
Ciri lain yang menandai zaman kita adalah timbulnya masalah-masalah etis baru,
terutama yang disebabkan perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya ilmu-ilmu biomedis. Telah terjadi manipulasi genetis, yakni campur tangan
manusia atas perkembangbiakan gen-gen manusia. Ada reproduksi artifisal seperti fertilisasi
in vitro, entah dengan donor atau tanpa donor, entah dengan ibu yang “menyewakan”
rahimnya atau tidak.
3. Munculnya kepedulian etis yang semakin universal.
Ciri berikutnya yang menandai zaman kita adalah adanya suatu kepedulian etis yang
semakin universal. Di berbagai tempat atau wilayah di dunia kita menyaksikan gerakan
perjuangan moral untuk masalah-masalah bersama umat manusia. Selain gerakan-gerakan
perjuangan moral yang terorganisir seperti dalam bentuk kerjasama antar Lembaga-lembaga
Swadaya Masyarakat, antar Dewan Perwakilan Rakyat dari beberapa negara atau Serikat-
serikat Buruh, dan sebagainya, juga kita dapat menyaksikan adanya suatu kesadaran moral
universal yang tidak terorganisir tapi terasa hidup dan berkembang dimana-mana.
4. Hantaman gelombang modernisasi.
Kita sekarang ini hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding.
Perubahan yang terus terjadi itu muncul di bawah hantaman kekuatan yang mengenai semua
segi kehidupan kita, yaitu gelombang modernisasi. Yang dimaksud modernisasi di sini bukan
hanya menyangkut barang atau peralatan yang di produksi semakin canggih, melainkan juga
dalam hal cara berpikir yang telah berubah secara radikal.
5. Tawaran berbagi ideologi
Proses perubahan sosial budaya dan moral yang terus terjadi, tidak jarang telah
membawa kebingungan bagi banyak orang. Orang-orang merasa kehilangan pegangan, dan
tidak tahu harus berbuat atau memilih apa. Situasi seperti ini tidak jarang dimanfaatkan oleh
berbagai pihak untuk menawarkan ideologi-ideologi mereka sebagai jawaban atas
kebingungan tadi. Ada cukup banyak orang yang terombang ambing mengikuti tawaran yang
masing-masing memiliki daya tariknya sendiri itu. Disini etika dapat membantu orang untuk
sanggup menghadapi secara kritis dan objektif berbagai ideologi yang muncul. Pemikiran
kritis dapat membantu untuk membuat penilaian yang rasional dan objektif, dan tidak mudah
terpancing oleh berbagai alasan yang tidak mendasar.
6. Tantangan bagi agamawan
Etika juga diperlukan oleh para agamawan untuk tidak menutup diri terhadap
persoalan-persoalan praktis kehidupan umat manusia. Di satu pihak agama menemukan dasar
kemantapan mereka dalam iman kepercayaan mereka, namun sekaligus diharapkan juga mau
berpartisipasi tanpa takut-takut dan menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat
yang sedang mengalami perubahan hampir disegala bidang. Walau etika tidak adapat
menggantikan agama, namun etika tidaklah bertentangan dengan agama, dan agama
memerlukan etika.
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.pada awal nya
etimologi kata moral dan etika kedua nya berasal dari dari kata yang berarti adat kebiasaan. Etiket
sendiri memiliki arti adalah tata cara dalam masyarakat, sopan dalam memelihara hubungan
baik antara sesama manusia. Etika dan etiket juga mempunyai perbedaan yaitu etika bersifat
batiniyah dan etiket bersifat lahiriyah. Ada beberapa jenis dari etika yaitu, etika filosifis, etika
teologis, dan lainnya, dan memiliki peran dalam kehidupan modern mencakup. Adanya
pluralisme, tantangan agamawan, ti,bulnya masalah-masalah etis baru, dan lainnya.

4.2 Saran

Dalam pergaulan sehari-hari di kita dituntut memiliki etika yang disertai dengan etiket, dan norma
juga karena itu sebuah hal yang penting dan baik agar dapat hidup berdampingan secara damai dan
harmonis dengan orang lain yang memiliki adat, budaya, suku, ras, agama dan keyakinan yang
berbeda dengan kita.
DAFTAR PUSTAKA

http://uciwidia.blogspot.com/2015/10/makalah-konsep-dasar-etika-umum.html

https://guruppkn.com/perbedaan-etika-dan-etiket

https://coffeestreet99.wordpress.com/jenis-jenis-etika/

http://hidayatynurul.blogspot.com/2015/09/peranan-etika-dalam-dunia-modern.html

Anda mungkin juga menyukai