Anda di halaman 1dari 10

ALIRAN-ALIRAN ETIKA HUBUNGANNYA DENGAN SISTEM SOSIAL

DAN SISTEM KOMUNIKASI


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Filsafat-Etika Komunikasi”

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Zamroni, S.Sos.I.,M.Si

Disusun oleh:

Rizqi Khoirul Anwar (22102010008)

Eriska Amalia Putri (22102010016)

Rozanatu Dzil Izzati (22102010024)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita, Nabi Muhammad SAW. yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Adapun tema dari makalah ini adalah aliran-aliran Etika dan hubungannya dengan sistem
sosial dan sistem komunikasi. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Filsafat-Etika Komunikasi, Bapak Zamroni yang
telah memberikan tugas ini terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 10 April 2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika sering juga disebut filsafat moral. Etika merupakan cabang filsafat yang berbicara
mengenai tindakan manusia dalam kaitannya dengan tujuan utama hidupnya. Etika
membahas baik-buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus
menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Etika mempersoalkan bagaimana manusia
seharusnya berbuat atau bertindak. Tindakan manusia ditentukan oleh macam-macam norma.
Etika menolong manusia untuk mengambil sikap terhadap semua norma dari luar dan dari
dalam, supaya manusia mencapai kesadaran moral yang otonom. Etika menyelidiki dasar
semua norma moral.
Perkataaan etis dan tidak etis sering sekali kita jumpai dalam peristiwa sehari-sehari.
Pengungkapan ini akan sangat dekat dengan makna pantas dan tidak pantas, sehingga
ukurannya adalah norma. Namun, suatu etika bersifat relatif atau tidak mutlak, yang berarti
bahwa dalam waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda serta debgan subjek yang beda,
tidak mungkin etika yang berlaku akan sama persis.1
Sebenarnya ada sekian banyak pemikiran dalam aliran etika. Ini disebabkan adanya
sekian banyak pengertian dan asumsi dalam etika itu sendiri. Asumsi-asumsi itu adalah
bahwa etika tidak hanya berbicara pada tataran wacana hakiki dari etika, tetapi juga bahwa
etika berangkat dari pengalaman dan tindakan manusia yang beragam dan bersifat
multidisipliner. Namun, dalam pembahasan kali ini, kita akan membatasi beberapa pemikiran
pokok etika yang menonjol dalam wacana etika dan membahas hubungannya dengan sistem
sosial dan sistem komunikasi.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan etika?


2. Apa saja aliran-aliran etika?
3. Bagaimana hubungan aliran-aliran etika dengan sistem sosial?
4. Bagaimana hubungan aliran-aliran etika dengan sistem komunikasi?

1
Mohammad Zamroni. (2022). Filsafat Komunikasi. Yogyakarta: IRCiSoD
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
Secara etimologi (bahasa) “etika” berasal dari kata bahasa Yunani ethos. Dalam bentuk
tunggal, “ethos” berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat,
akhlak, perasaan, cara berpikir. Dalam bentuk jamak, ta etha berarti adat kebiasaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengenali etika sebagai:
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak serta kewajiban moral;
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat 2
Dalam istilah filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan. Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa
yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dalam
pembahasan kali ini, maka etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.3
Sifat dasar etika adalah sifat kritis, karenanya etika bertugas:
1. Untuk mempersoalkan norma yang dianggap berlaku. Diselidikinya apakah dasar suatu
norma itu dan apakah dasar itu membenarkan ketaatan yang dituntut oleh norma itu terhadap
norma yang dapat berlaku.
2. Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat
mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya.
3. Etika memersoalkan pula hak setiap lembaga seperti orang tua, sekolah, negara, dan
agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati.
4. Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap
semua norma.

2
Dewantara, Agustinus W. (2017). Filsafat Moral Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia. Yogyakarta: PT
Kanisius
3
Muhammad Mufid. (2009). Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Prenadamedia
5. Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli dan
bagi siapa saja yang tidak mau diombang-ambingkan oleh norma-norma yang ada.4

B. Aliran-aliran Etika
1. Egoisme
Egoisme adalah pemikiran etis yang menyatakan bahwa tindakan atau perbuatan yang
paling baik adalah memberikan manfaat bagi diri sendiri dalam jangka waktu yang
diperlukan atau waktu tertentu. Dalam praktek sehari-hari egoisme etis mempunyai bentuk
dalam pemikiran hedonisme dan eudaemonisme. Tema pokok dalam hedonisme adalah
perolehan kesenangan. Epicurus pernah menyatakan bahwa hal yang baik adalah hal yang
memuaskan keinginan manusia, teristimewa keinginan akan kesenangan. Hal ini lebih nyata
bahwa manusia menggunakan waktu dan kesempatan untuk bersenang-senang. Tesis utama
eudaemonisme adalah kebahagiaan. Timbulnya rasa bahagia adalah akibat adanya suatu yang
bersifat rohaniah, seimbang dengan dirinya, sosial, dan alam lingkungannya. Pada dasarnya,
kebahagiaan adalah tujuan yang dicari oleh kodrat manusia. Kebahagiaan etis berangkat dari
kemampuan manusia untuk merealisasikan bakat dan kesenangan diri.5
2. Deontologisme
Deontologisme adalah pemikiran etis yang menyatakan bahwa baik buruknya tindakan
tidak diukur dari akibat yang ditimbulkan, tetapi berdasar sifat tertentu dari hasil yang
dicapainya. Ini berarti ada kewajiban moral atau keharusan etis yang harus dipatuhi. Ada dua
jenis pemikiran deontologis, yaitu deontologisme tindakan dan deontologisme aturan.
Deontologisme tindakan menyatakan bahwa baik dan buruknya tindakan dapat dirumuskan
atau diputuskan dalam dan untuk situasi tertentu dan sama sekali tidak ada peraturan umum.
Prinsip deontologisme tindakan sama dengan prinsip etika situasional. Setiap situasi sangat
bersifat unik dan menuntut tindakan yang bersifat subjektif. Deontologisme aturan adalah
bahwa kaidah moral dan tindakan baik-buruk diukur dari aturan yang berlaku secara
universal, bersifat mutlak, dan tidak dilihat dari baik buruknya akibat perbuatana itu.6
3. Utilitarianisme

4
Darmodiharjo, Darji dan Shidarta. (2004). Pokok-pokok Filsafat Hukum. Jakarta: Gramedia.
5
Muhammad Mufid. (2009). Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Prenadamedia
6
Ibid.
Utilitarianisme adalah pemikiran etika yang melihat bahwa kaidah moral dan baik
buruknya tindakan diukur dari akibat yang ditimbulkannya. Yang menjadi tujuan tindakan
adalah hasil atau konsekuensi yang timbul akibat perbuatan yang dikerjakan.7
4. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata Yunani pragma, artinya 'sesuatu yang dilakukan, sebuah
fakta yang dipraktekkan. Doktrin ini menyatakan bahwa arti proposisi atau ide terletak pada
konsekuensi praktisnya. Filsafat ini menekankan bahwa pendidikan telah sia-sia jika tidak
melakukan fungsi sosial yang ditugaskan untuk itu. Pragmatisme adalah pemikiran etis yang
menyatakan bahwa perbuatan etis berhubungan dengan soal pengetahuan praktis yang
dilakukan demi kemajuan masyarakat dan dunia. Pragmatisme lebih mengutamakan tindakan
daripada ajaran. Prinsip menilai akhirnya ditentukan dari dapat-tidaknya dibuktikan,
dilaksanakan dan mendatangkan hasil. Pragmatisme menyatakan bahwa perbuatan baik
adalah perbuatan yang bisa dilaksanakan, dan dipraktekkan, mendatangkan hal positif bagi
masyarakat. Pragmatisme berkontribusi untuk menyeimbangkan antara kata dengan
perbuatan, teori dengan praktek.8

C. Hubungan Aliran Etika dengan Sistem Sosial


Aliran etika dan sistem sosial saling berhubungan erat dalam konteks nilai-nilai, norma,
dan prinsip-prinsip yang membentuk dasar tindakan dan perilaku dalam masyarakat. Etika,
sebagai studi tentang prinsip-prinsip moral dan pemikiran tentang apa yang benar atau salah,
berkontribusi dalam membentuk sistem sosial yang ada dalam suatu masyarakat.
Berikut adalah beberapa hubungan antara aliran etika dan sistem sosial:
Pertama, pemahaman tentang nilai-nilai masyarakat: Etika berperan dalam membantu
masyarakat untuk mengidentifikasi dan mengartikulasikan nilai-nilai yang dianggap penting
dalam suatu sistem sosial. Nilai-nilai ini membentuk dasar bagi norma-norma dan prinsip-
prinsip yang mengatur perilaku individu dan kelompok dalam masyarakat.
Kedua, penentuan norma dan aturan: Etika juga membantu dalam menentukan norma-
norma dan aturan-aturan yang berlaku dalam sistem sosial. Prinsip-prinsip etis seperti
keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan dapat digunakan sebagai pedoman dalam

7
Ibid.
8
Ibid.
mengembangkan norma-norma yang mengatur hubungan antarindividu dan antarkelompok
dalam masyarakat.
Ketiga, menyediakan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan: Etika dapat
digunakan sebagai kerangka kerja untuk pengambilan keputusan dalam sistem sosial.
Prinsip-prinsip etis dapat membantu individu dan kelompok dalam masyarakat untuk
mempertimbangkan implikasi moral dari tindakan-tindakan yang diambil dan memilih
tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai etis yang dipegang.
Keempat, Mendorong tanggung jawab sosial: Etika dapat mendorong individu dan
kelompok dalam masyarakat untuk bertanggung jawab secara sosial. Prinsip-prinsip etis
seperti altruisme, penghargaan terhadap keragaman, dan keberlanjutan dapat mempengaruhi
sistem sosial untuk mengembangkan tindakan-tindakan yang bertanggung jawab terhadap
masyarakat, lingkungan, dan generasi yang akan datang.
Kelima, Menyumbangkan pada perubahan sosial: Etika dapat menjadi dasar bagi
perubahan sosial dalam sistem sosial. Ketika etika memperhatikan masalah-masalah sosial
seperti diskriminasi, ketidakadilan, atau ketidaksetaraan, dapat mendorong perubahan dalam
sistem sosial untuk lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, aliran etika dan sistem sosial saling berhubungan erat, di mana etika
memberikan dasar nilai-nilai, norma, prinsip-prinsip, dan pedoman dalam membentuk dan
mengatur perilaku dalam masyarakat. Etika dapat mempengaruhi sistem sosial dalam hal
pemahaman nilai-nilai, penentuan norma dan aturan, pengambilan keputusan, tanggung
jawab sosial, dan perubahan sosial.

D. Hubungan Aliran Etika dengan Sistem Komunikasi


Hubungan antara aliran etika dan sistem komunikasi adalah kompleks dan saling
mempengaruhi. Etika merujuk pada prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang mengatur
perilaku manusia, sedangkan sistem komunikasi adalah cara di mana manusia berkomunikasi
satu sama lain, baik secara verbal maupun non-verbal, dalam berbagai konteks dan melalui
berbagai media.
Aliran etika dapat mempengaruhi sistem komunikasi dalam beberapa cara.
Pertama, aliran etika dapat membentuk dasar nilai dan prinsip yang digunakan dalam
komunikasi. Misalnya, aliran etika utilitarianisme yang menekankan pada kemanfaatan bagi
banyak orang mungkin akan mempengaruhi sistem komunikasi untuk mengutamakan pesan
yang memberikan manfaat maksimal bagi sebanyak mungkin pihak.
Kedua, aliran etika dapat mempengaruhi etika komunikasi atau etika media yang
digunakan dalam sistem komunikasi. Misalnya, aliran etika jurnalisme yang menekankan
pada keberimbangan berita, keakuratan, dan objektivitas dapat membentuk etika komunikasi
dalam jurnalistik dan mempengaruhi bagaimana pesan disusun dan disampaikan kepada
khalayak.
Ketiga, aliran etika dapat mempengaruhi etika penggunaan media dan teknologi dalam
sistem komunikasi. Misalnya, aliran etika hak privasi yang menekankan pada penghargaan
terhadap privasi individu dapat mempengaruhi bagaimana data dan informasi dikelola dalam
sistem komunikasi digital.
Di sisi lain, sistem komunikasi juga dapat mempengaruhi aliran etika. Sistem komunikasi
yang cenderung memperkuat suara-suara tertentu atau membatasi akses informasi dapat
mempengaruhi persepsi dan penerapan prinsip etika oleh masyarakat. Selain itu, sistem
komunikasi yang mengutamakan kecepatan dan sensasionalisme dalam menyajikan berita
atau informasi dapat mempengaruhi cara masyarakat memahami etika dalam komunikasi.
Oleh karena itu, aliran etika dan sistem komunikasi saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Etika dapat membentuk dasar nilai dan prinsip dalam komunikasi,
mempengaruhi etika komunikasi atau etika media, serta etika penggunaan media dan
teknologi. Sebaliknya, sistem komunikasi juga dapat mempengaruhi persepsi dan penerapan
prinsip etika oleh masyarakat. Penting bagi para praktisi komunikasi untuk memahami
hubungan antara aliran etika dan sistem komunikasi, dan menggunakannya untuk
membangun sistem komunikasi yang etis dan bertanggung jawab.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam istilah filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan. Etika adalah nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Beberapa aliran-aliran etika
antara lain yaitu: egoisme, deontologisme, utilitarianisme, dan Pragmatisme. Hubungan
aliran etika dengan sistem sosial yaitu saling berhubungan erat, di mana etika memberikan
dasar nilai-nilai, norma, prinsip-prinsip, dan pedoman dalam membentuk dan mengatur
perilaku dalam masyarakat. Etika dapat mempengaruhi sistem sosial dalam hal pemahaman
nilai-nilai, penentuan norma dan aturan, pengambilan keputusan, tanggung jawab sosial, dan
perubahan sosial. Dan hubungan aliran etika dengan sistem komunikasi yaitu saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Etika dapat membentuk dasar nilai dan prinsip
dalam komunikasi, mempengaruhi etika komunikasi atau etika media, serta etika penggunaan
media dan teknologi. Sebaliknya, sistem komunikasi juga dapat mempengaruhi persepsi dan
penerapan prinsip etika oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Zamroni. (2022). Filsafat Komunikasi. Yogyakarta: IRCiSoD


Dewantara, Agustinus W. (2017). Filsafat Moral Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia.
Yogyakarta : PT Kanisius
Muhammad Mufid. (2009). Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Prenadamedia
Darmodiharjo, Darji dan Shidarta. (2004). Pokok-pokok Filsafat Hukum. Jakarta; Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai