Anda di halaman 1dari 6

Nama : Lidya Kusuma Putri

Nim : PO7124322063
Kelas :Tingkat 2B

Etika hukum dan moral dalam Praktik Pelayanan Kebidanan

A. Pengertian Etika
Etika Istilah etik yang digunakan sehari-hari pada hakikatnya berkaitan dengan
falsafah moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat pada
waktu tertentu, sesuai dengan perubahan dan perkembangan norma atau nilai, sebab
nilai atau norma berlaku sangat dipengaruhi oleh berjalannya waktu.
Etika, nilai dan norma keberadaannya tetap diperlukan manusia sebagai alat
perlengkapan hidup bermasyarakat, banyak segi kehidupan yg penilaiannya
dibebankan pada nilai, norma yang berlaku dilingungan masyarakat itu sendiri
sedangkan hukum tidak mampu untuk menjangkaunya. Banyak perilaku manusia
yang tidak dapat dijangkau hukum tetapi penilaiannya hanya dapat diakukan oleh
penilaian baik buruk, sehingga keberadaan etika, nilai maupun norma sangat
diperlukan.

1. Pengertian Dari Bahasa


Untuk penjelasan pengertian etika dari segi bahasa kata, yaitu dari bahasa Yunani
kuno, dari bahasa Inggris dan bahasa Latin. Bahasa Yunani kuno, kata etika berasal
dari kata ethos, berarti karakter, watak kesusilaan atau adat atau kebiasaan. Jika
bahasa Inggris, etika berasal dari kata Ethics, artinya ukuran tingkah laku atau
perilaku yang baik, yaitu sebuah perilaku atau tindakan manusia yang baik.
Sedangkan kata etika dari Bahasa Latin berasal dari kata mos atau mores (jamak),
artinya moral, adat, kebiasaan.
Disamping dari ketiga asal kata tersebut, kata etika dari bahasa sendiri Bahasa
Indonesia, yaitu dari kamus Bahasa Indonesia oleh Poerwadarminta, tahun 1953 kata
"etika memiliki pengertian ilmu pengetahuan tentang azaz-azas, akhlak (moral).
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan
(Depdikbud, 1988), etika memiliki beberapa penger- tian, yaitu: pertama, ilmu tentang
baik buruk tentang hak dan kewajiban moral; kedua, kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak, ketiga, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
Dari pengertian yang bersumber dari bahasa tersebut, etika dapat diartikan
sebagai karakter, watak kesusilaan atau adat atau kebiasaan, ukuran tingkah laku
atau perilaku yang baik, moral, adat, kebiasaan. Etika juga diartikan ilmu tentang baik
buruk tentang hak dan kewajiban moral; kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
2. Pengertian dari Ahli
Menurut Martin (1993) etika di definisikan "the discpline which can act as the
performance index or reference for our control system". Dalam pengertian ini etika
diartikan memberikan batasan maupun standar yang mengatur tingkah laku manusia
di dalam kelompok. (Purwoastuti, 2015:1) Menurut James J. Spillane SJ Etika ialah
mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku manusia dalam mengambi
suatu keputusan yang berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada
penggunaan akal budi manusia dengan objektivitas untuk menentukan benar atau
salahnya serta tingkah laku seseorang kepada orang lain.
Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno Etika merupakan suatu ilmu yang
memberikan arahan, acuan dan pijakan kepada tindakan manusia Aristoteles
mengemukakan etika kedalam dua pengertian yakni: Terminus Technicus & Manner
and Custom Terminius Technicus ialah etika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan manusia. Sedangkan
yang kedua yaitu, manner and custom ialah suatu pembahasan etika yang terkait
dengan tata cara & adat kebiasaan yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in
human nature) yang sangat terikat dengan arti "baik & buruk suatu perilaku, tingkah
laku atau perbuatan manusia.
Dari penjelasan tentang etika dari beberapa ahli menunjukan bahwa etika memiliki
pengertian sebagai konsep yang menunjukan arah dan tingkah laku manusia sebagai
individu maupun sebagai kelompok, juga menjelaskan bahwa etika sebagai sebuah
ilmu. Artinya etika memiliki kaidah pengetahuan yg dapat dipelajan, memiliki metode
pemecahan masalah, dapat dikembangkan dapat diteliti, sehingga etika akan
senantiasa berkembang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
Etika sebagai sebuah sistem mengatur pergaulan untuk saling menghormati,
menghargai dalam berinteraksi menjaga martabat manusia, adat kebiasaan yang
berlaku dan tidak bertentangan dengan hak asasi. Etika adalah aturan prilaku, adat
kebiasaan dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar
dan mana yang buruk. Untuk menentukan baik buruknya perilaku, mekanismenya
diatur oleh kelompoknya sendiri dengan membentuk sebuah badan yang ditugasi oleh
kelompok sendiri.

B. Pengertian Moral
Kata "moral" berasal dari bahasa latin mos (jamak:mores), yang berarti kebiasaan
atau adat. Kata mores dipakai oleh banyak bahasa masih arti yang sama termasuk
bahasa indonesia. Dalam kamus besar bahasa indonesia moral dijelskan dengan
membedakan tiga ari: "1. Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum, mengenai
perbuatan, sikap, akhlak, budi pekerti, susila dan kewajiban. 2. Kondisi mental yang
membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, isi hati atau
keadaan perasaan sebagaimana terungkap di perbuatan. 3. Ajaran kesusilaan yang
dapat ditarik dari suatu cerita."
Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam
tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral
artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara
eksplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa
moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang
memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat
dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika in
ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan
bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan
masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan tingkah laku/ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang
baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Setiap
budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang
berlaku dan telah terbangun sejak lama.
Menurut Ensiklopedi Pendidikan Soeganda Poerbacaraka, moral merupakan
suatu istilah untuk menentuhkan batas-batas dari sifat-sifat, corak-corak, maksud-
maksud, pertimbangan-pertimbangan atau perbuatan-perbuatan yang layak dapat
dinyatakan baik buruk, benar/salah.

C. Sistematika Etika
Sistematika mengartikan secara deskriptif tentang hal-hal secara berurutan dari
awal hingga akhir dari sebuah susunan yang akan ditulis, yang secara garis besar
terdiri dari bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Perilaku manusia demikian
komplek. Keberadaan etika dalam kehidupan sangat penting, karena merupakan
pedoman perilaku bagi kelompoknya dalam hidup bermasyarakat dalam rangka
menciptakan keteraturan dan ketertiban Etika menjadi pedoman perilaku bagi
kelompoknya, karena diyakini dengan kesadaran dan tanggung jawab, disusun
menjadi sekelompok aturan perilaku dalam kelompoknya, dan ditulis menjadi sebuah
rangkaian aturan yang mengatur membatasi, melarang dalam perilaku anggotanya.
Demikian pentingnya etika dalam kehidupan bermasyarakat, Lembaga MPR,
melalui ketetapan MPR RI No: VIMPR/2001 Menetapkan tentang Etika Kehidupan
Bangsa yang bersumber Pancasila. Etika berkehidupan berbangsa dan bemegara
antara lain, Etika Sosial Budaya, Etika Politik dan Pemerintajan, Erika Ekonomi dan
Bisnis, Etika Penegakan Hukum yang berkeadilan dan Etika lingkungan, Etika
Kesehatan, Etika Kesehatan serta Etika Kebidanan Dalam membahas etika sebagai
ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesasialaan atau etis, yaitu sama halnya
dengan berbicara moral. Manusia disebut etis ialah manusia secara utuh dan
menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan
antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya. antara rohani dengan
jasmaninya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang
dikaitkan dengan etika, Etika dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Etika Deskriptif
Etika deskriptif ialah etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan pola perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif ini termasuk
bidang ilmu pengetahuan empiris dan berhubungan erat dengan kajian
sosiologi. Terkait dengan bidang sosiologi, etika deskriptif berusaha
menemukan dan menjelaskan kesadaran, keyakinan, dan pengalaman moral
dalam suatu kultur tertentu. Etika deskriptif mungkin merupakan suatu cabang
sosiologi, tetapi ilmu tersebut penting bila kita mempelajari etika untuk
mengetahui apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap tidak baik. Kaidah
etika yang biasa dimunculkan dalam etika deskriptif adalah adat kebiasaan,
anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang
diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.
Etika deskriptif dapat dibagi menjadi dua bagian, sejarah moral dan
fenomenologi moral. Sejarah moral adalah bagian etika deskriptif yang
bertugas untuk meneliti cita-cita, aturan-aturan dan norma-norma moral yang
pernah diberlakukan dalam kehidupan manusia pada kurun waktu dan suatu
tempat tertentu atau dalam suatu lingkungan besar mencakup bangsa-bangsa.
Sedangkan fenomenologi moraladalah etika deskriptif yang berupaya
menemukan arti dan makna moralitas dari berbagai fenomena moral yang ada.
Fenomenologi moral tidak berkomponen menyediakan petunjuk-petunjuk atau
batasan-batasan moral yang perlu dipegang oleh manusia. Fenomenologi
moral tidak membahas apa yang dimaksud dengan yang benar dan apa yang
dimaksud dengan yang salah.
b. Etika Normatif
Etika normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang di mana
berlangsung diskusi-diskusi yang paling menarik tentang masalah- masalah
moral. Etika normatif adalah etika yang mengacu pada norma-norma atau
standar moral yang diharapkan untuk mempengaruhi perilaku, kebijakan,
keputusan, karakter individu, dan struktur sosial.
Etika normatif inilah yang sering disebut dengan filsafat moral atau biasa
juga disebut etika filsafat. Etika normatif dapat dibagi menjadi dua bagian.
Pertama,etika normatif yang terkait dengan teori-teori nilai yang
mempersoalkan sifat kebaikan. Kedua, etika normatif yang berkenaan dengan
teori-teori keharusan yang membahas masalah tingkah laku. Etika normatif.
membahas dan mengkasi ukuran baik buruk tindakan manusia, yang bisa
dikelompokan menjadi:
1. Etika umum yang membahas berbagi hal yeng berhubungan dengan
kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan
berdasarkan teori dan prinsip moral,
2. Etika khusus: terdiri dari etika sosial, individu, terapan.
a. Etika sosial menerapkan tanggung jawab sosial dan hubungan
antar sesama manusia dalam aktivitasnya.
b. Etika individu lebih menerapkan pada kewajiban manusia
sebagai pribadi.
c. Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi

Secara singkat dapat dikatakan, etika normatif bertujuan merumuskan


prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan cara rasional dan
dapat digunakan dalam praktik. Kaidah yang sering muncul dalam etika normatif, yaitu
hati nurani, kebebasan dantanggung jawab, nilai dan norma,
Dalam kasus tersebut bidan tersudah melakukan tindakan yang benar sesuai
dengan Kode Etik Bidan yang berbunyi "Setiap bidan berkewajiaban memberikan
pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk
mengadakan konsultasi dan atau rujukan". Kewenangan tersebut terdapat pada
Permenkes RI No 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan. Pada Bab III tentang Penyelenggaraan Praktik
a. Pasal 9 yang berisi
Bidan dalam mejalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang
meliputi : Pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak,pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana
b. Pasal 10 yang berisi :
● Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a
diberikan. pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas,
masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.
● Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil
b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
c. Pelayanan persalinan normal
d. Pelayanan ibu nifas normal
e. Pelayanan ibu menyusui
f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
● Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 2
berwenang untuk:
a. Episiotomi
b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
c. Penanganan kegawat-daruratan, dlanjutkan dengan perujukan
d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
e. Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas
f. Bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi ASI ekslusif
g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
h. Penyuluhan dan konseling
i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil
j. Pemberian surat keterangan kematian
k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin
Dalam peraturan diatas jelas disebutkan bahawa bidan tidak berwenang dalam
melayani pasien yang mengalami kehamilan dengan letak sungsang Meskipun
dihadapkan konflik moral di masyarakat di matar masyarakat tindakan bidan tersebut
tidak profesional dan mungkin juga

Anda mungkin juga menyukai