Kelas : 2B
Nim : PO7124322063
B. Etiologi
Distosia kelainan jalan lahir disebabkan karena adanya kelainan pada jaringan keras atau
tulang panggul.(Sujiyatini dkk,2009). Macam – Macam Distosia Jalan Lahir keras atau kelainan
panggul :
a. Kesempitan Pintu Atas Panggul. Pintu atas panggul dianggap sempit kalau konjugata
vera kurang dari 10 cm atau kalau diameter transversa kurang dari 12 cm. kesempitan
pada konjugata vera (panggul picak) umumnya lebih menguntungkan daripada
kesempitan pada semua ukuran (panggul sempit seluruhnya). Oleh karena pada panggul
sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepala tertahan oleh pintu atas panggul, maka
dalam hal ini serviks uteri kurang mengalami tekanan kepala. Hal ini dapat
mengakibatkan inersia uteri serta lambannnya pendataran dan pembukaan serviks.
b. Kesempitan Bidang Tengah Panggul. Dengan sacrum melengkung sempurna, dinding-
dinding panggul tidak berkonvergensi, foramen iskiadikum mayor cukup luas, dan spina
iskiadika tidak menonjol ke dalam, dapat diharapkan bahwa panggul tengah tidak akan
menyebabkan rintangan bagi lewatnya kepala janin. Apabila ukuran antara spina kurang
dari 9 cm, perlu kita waspada terhadap kemungkinan kesukaran pada persalinan,
apalagi bila diameter sagitalis posterior juga pendek. Pada panggul tengah yang sempit,
lebih sering ditemukan posisi oksipitalis posterior persisten atau presentasi kepala
dalam posisi lintang tetap (transverse arrest).
c. Kesempitan Pintu Bawah Panggul. Pintu bawah panggul merurpakan bidang yang tidak
datar, tetapi terdiri atas segitiga depan dan segitiga belakang yang mempunyai dasar
yang sama, yakni distansia tuberum. Apabila ukuran yang terakhir ini lebih kecil
daripada biasa, maka sudut arkus pubis mengecil pula (kurang dari 80°).
D. Penatalaksanaan
Sebenarnya panggul hanya merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah anak
dapat lahir spontan atau tidak, disamping banyak faktor lain yang memegang peranan dalam
prognosa persalinan. Bila konjugata vera 11 cm, dapat dipastikan partus biasa, dan bila ada
kesulitan persalinan, pasti tidak disebabkan oleh faktor panggul. Untuk CV kurang dari 8,5 cm
dan anak cukup bulan tidak mungkin melewati panggul tersebut.
1. CV 8,5 - 10 cm dilakukan partus percobaan yang kemungkinan berakhir dengan partus
spontan atau dengan ekstraksi vakum, atau ditolong dengan secio caesaria sekunder
atas indikasi obstetric lainnya.
2. CV = 6 -8,5 cm dilakukan SC primer
3. CV = 6 cm dilakukan SC primer mutlak.
Disamping hal-hal tersebut diatas juga tergantung pada:
▪ His atau tenaga yang mendorong anak
▪ Besarnya janin, presentasi dan posisi janin
▪ Bentuk panggul
▪ Umur ibu dan anak berharga
▪ Penyakit ibu (Sinopsis Obstetri 1998:328)
Pada kasus yang jarang, trauma ini dapat disebabkan oleh tindakan medis , seperti :
1. Trauma saat melakukan pembedahan pada perut atau panggul, misalnya operasi
pengangkatan rahim atau perbaikan aneurisma aorta pada perut
2. Trauma saat melakukan cystoscopy atau ureteroscopy
B. Tanda dan Gejala
1. Nyeri pada perut atau pinggang
2. Adanya kebocoran air kemih dari luka yang ada
3. Demam, jika terjadi infeksi
4. Adanya darah pada air kemih
Berbagai komplikasi yang bisa terjadi akibat trauma pada traktus urinarius yang tidak segera
diatasi antara lain :
1. Terbentuknya fistula (saluran penghubung abnormal ke struktur tubuh lainnya)
2. Penyempitan saluran kemih, misalnya akibat terbentuknya jaringan parut
3. Infeksi