Disusun oleh :
Aridhya Rahmanditha Parasu
205030100111139
Kelas B (Kurikulum 2015)
PENDAHULUAN
Istilah “moral” berasal dari bahasa Latin mos (jamak: mores) yang berarti:
kebiasaan, adat. Dalam bahasa Inggris dan banyak bahasa lain, termasuk dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), kata mores dipakai dalam arti yang sama.
Jadi, etimologi kata “etika” sama dengan etimologi kata “moral”, karena
keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan (Bertens, 2005: 4).
Perbedaannya terletak pada asal bahasa: etika berasal dari bahasa Yunani,
sedangkan moral berasal dari bahasa Latin. Istilah ”moralitas” (dari kata sifat
Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan “moral”, hanya
bernada lebih abstrak. Bila kita berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”,
artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya. Moralitas adalah sistem
nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia.
Dari itu maka manusia yang baik adalah manusia yang bertingkah laku
baik dan bertanggung jawab kepada kata hatinya, karena ia selalu memilih
menurut petunjuk kata hatinya itu, ia pun selalu bertanggung jawab terhadap
siapapun yang berhak menuntut jawab atas perbuatannya. Dalam hal kepribadian
ia selalu yakin bahwa tindakan tingkah lakunya baik karena berpedoman pada
kata hatinya juga berkata baik. Sehingga orang yang demikian hidupnya tidak
akan terombang ambing dalam penderian etis.
Etika ingin mengerti mengapa kita harus mengikuti moralitas tertentu, atau
bagaimana kita harus mengikuti moralitas tertentu, atau bagaimana kita dapat
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai moralitas.
Perlu diperhatikan pula bahwa etika kadang kala dipakai dalam arti yang lebih
longgar, yaitu untuk mengacu pada keseluruhan pandangan moral sebuah
kelompok sejauh merupakan kesatuan sistematis. Di era modernisasi dengan
segala kecanggihan yang membawa perubahan dan pengaruh terhadap nilai-nilai
moral, adanya berbagai pandangan ideologi yang menawarkan untuk menjadi
penuntun hidup tentang bagaimana harus hidup dan tentunya kita hidup dalam
masyarakat yang semakin pluralistik, juga dalam bidang moral sehingga bingung
harus mengikuti moralitas yang mana. Ini sesuai dengan fungsi etika itu sendiri,
yaitu untuk membantu kita mencari orientasi secara kritis dalam berhadapan
dengan moralitas yang membingungkan. Manusia sebagai makhluk etis akan
memiliki kesadaran susila (etika), memahami norma-norma sosial, mampu
berbuat sesuai dengan aturan dan norma.
Daftar Pustaka
Dr. Harbani Pasolong, M.Si. 2017. Teori Administrasi Publik. Edisi Revisi,
ALFABETA. Bandung.