: 1501010031
Ria Fransiska
: 1501010103
Yeni
: 1501010142
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
JURAI SIWO METRO
T.A. 2016/2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, bersyukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul ETIKA, MORAL, DAN SUSILA. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Tasawuf.
Adapun ide penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dari
Bapak Lutfi Zainuddin. As. selaku dosen kami, dan para rekan-rekan yang telah
membantu kami. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
makalah ini jauh dari sempurna.
Seperti pepatah tiada gading yang tak retak, sehingga masih banyak
kekurangan dan kelemahan-kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman. Untuk itu, Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan makalah ini. Penyusun berharap semoga
makalah ilmiah ini dapat bermanfaat bagi Penyusun khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. RumusanMasalah.........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Pengertian Etika, Moral, dan Susila...............................................................8
1. Pengertian Etika.......................................................................................
2. Pengertian Moral......................................................................................
3. Pengertian Susila......................................................................................
B. Hubungan Antara Etika, Moral, dan Susila....................................................8
BAB III KESIMPULAN...................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai
dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya
akhlak yang baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang
Allah Yang Maha Esa, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya
adalah pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Di dalam akhlak
terdapat etika, moral, dan susila yang mengacu pada pola tindakan yang
didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan
susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup
yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang
kesadaran itu. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman
terhadap etika, moral, dan susila.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari etika, moral, dan susila?
2. Apa saja persamaan dan perbedaan antara etika, moral, dan susila?
3. Bagaimana hubungan antara etika, moral, dan akhlak?
C. Tujuan
Mengetahui dan menjelaskan tentang pengertian, persamaan dan
perbedaan, serta hubungan antara etika, moral, dan susila.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika, Moral, dan Susila
1. Pengertian Etika
Etika, secara etimologi berasal dari kata Yunani Kuno yaitu, ethos
yang berarti watak kesusilaan atau adat. 1 Ada pendapat dari Dr. H.
Hamzah Yaqub bahwa etika adalah ilmu yang menyelediki makna yang
1Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2009), h. 89.
baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.2 Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia etika berarti ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral).
Etika sebagai salah satu cabang dari filsafat yang mempelajari
tingkah laku manusia untuk menentukan nilai perbuatan baik dan buruk, 3
maka ukuran untuk menentukan nilai itu adalah akal pikiran. Atau dengan
kata lain, dengan akal orang dapat menentukan baik buruknya perbuatan
manusia. Baik karena akal menentukan yang baik atau buruk karena akal
memutuskannnya untuk buruk.
Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang
sama bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran
tingkah laku yang baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal
pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu, etika
mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini
tentang baik dan buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.
Secara metodologi, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat
dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan
sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu
ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.
Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku
manusia, etika memiliki sudut pandang normatif, yaitu melihat perbuatan
manusia dari sudut baik dan buruk.
Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika
berhubungan dengan empat hal sebagai berikut. Pertama, dilihat dari segi
objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang
dilakukan oleh manusia. Kedua dilihat dari segi sumbernya, etika
bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran, etika
terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya.
Selain itu, etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas
perilaku manusia seperti ilmu antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu
2Hamzah Yaqub, Etika Islam, (CV. Diponegoro: Bandung, 1983) h. 12.
3Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf, (Penerbit Ombak: Yogyakarta, 2013), h. 11.
politik, ilmu ekonomi dan sebagainya. Ketiga, dilihat dari segi fungsinya,
etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut
akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan
demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah
perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada
pengkajian sistem nilai-nilai yang ada. Keempat, dilihat dari segi sifatnya,
etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan
zaman.
Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan
yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Berbagai
pemikiran yang dikemukakan para filosof barat mengenai perbuatan baik
atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena berasal
dari hasil berfikir. Dengan demikian etika sifatnya humanistis dan
antroposentris yakni bersifat pada pemikiran manusia dan diarahkan pada
manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang
dihasilkan oleh akal manusia.
2. Pengertian Moral
Pengertian moral secara etimologi berasal dari bahasa latin, yaitu
jamak dari mose yang berarti adat kebiasaan.4 Dalam kamus umum bahasa
indonesia dikatakan bahwa moral adalah ketentuan baik-buruk terhadap
perbuatan dan tingkah laku seseorang.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak,
pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar atau salah,
baik atau buruk. Dalam pengertian lain arti moral adalah5:
a. Prinsip-prinsip yang berkenaaan dengan benar dan salah, baik dan buruk
b. Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah
4 Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf.., h. 13.
5 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf.., h. 93.
6Fachri Faul, Etika, Moral, dan Susila dalam http://www.fachrifaul.net/2011/07/etikamoral-dan-susila-akhlak-tasawuf diunduh pada 27 September 2016.
Berikutnya, antara etika, moral, dan susila tetap saling berhubungan dan
membutuhkan. Ketiganya berasal dari produk rasio dan budaya masyarakat
yang secara selektif diakui sebagai yang terbaik dan bermanfaat bagi
kelangsungan hidup manusia. Demikian juga kedudukan etika, moral, dan
susila sangat dibutuhkan dalam menerapkan ketentuan perbuatan atau akhlak
manusia sesuai ajaran Al-Quran dan Hadits.
BAB III
KESIMPULAN
Etika, secara etimologi berasal dari kata Yunani Kuno yaitu, ethos yang
berarti watak kesusilaan atau adat. Etika sebagai salah satu cabang dari filsafat
yang mempelajari tingkah laku manusia untuk menentukan nilai perbuatan baik
dan buruk, maka ukuran untuk menentukan nilai itu adalah akal pikiran.
Secara bahasa moral berasal dari bahasa Latin yaitu Mos yang dalam
bentuk jamaknya mose yang berarti adat kebiasaan. Moral dan etika sama artinya,
tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan.
Etika, moral, dan susila sangat berhubungan karena sama-sama
mempelajari tentang tingkah laku manusia yang dilihat dari segi baik dan
buruknya. Perbedaan antara ketiganya ada pada sumber atau yang menjadi tolak
ukurnya. Oleh karena itu, dalam menjalani kehidupan yang lebih baik harus
menyeimbangkan antara ketiganya sesuai perintah Allah yang telah diajarkan
dalam Al-Quran dan Hadits.
DAFTAR PUSTAKA
Web:
Fachri Faul, Etika, Moral, dan Susila dalam http://www.fachrifaul.net/
2011/07/etika-moral-dan-susila-akhlak-tasawuf
diunduh
pada
27
September 2016.