B. PENGERTIAN MORAL
1. Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan.Kata
mores ini mempunyai sinonim mos,moris,manner mores atau manners,moral.
3. Norma berasal dari bahasa belanda norm, yang berarti pokok kaidah, patokan,
atau pedoman. Norma adalah bentuk nyata dari nila-nilai sosial di dalam
masyarakat yang berbudaya, memiliki aturan-aturan, dan kaidah-kaidah, baik
yang tertulis maupun tidak. Norma memungkinkan seseorang untuk
menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang
lain, norma juga merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau
menolak perilaku seseorang.
4. Susila dan Budi Pekerti
Budi secara istilah adalah yang ada pada manusia yang berhubungan
dengan kesadaran yang didorong oleh akal. Sementara pekerti adalaha apa yang
terlihat pada manusia karena didorong oleh perasaan. Budi pekerti adalah
perbuatan dari hasil akal dan rasa yang berwujud pada karsa dan tingkah laku
manusia.
5. Etika
3). agama lokal dan universal. Berdasarkan klasifikasi manapun diyakini bahwa
agama memiliki peranan yang signifikan bagi kehidupan manusia karena di
dalamnya terdapat seperangkat nilai yang menjadi pedoman dan pegangan
manusia. Salah satunya adalah dalam hal moral.
Moral adalah sesuatu yang berkenaan dengan baik dan buruk. Tak jauh
berbeda dengan moral hanya lebih spesifik adalah budi pekerti. Akhlak adalah
perilaku yang dilakukan tanpa banyak pertimbangan tentang baik dan buruk.
Adapun etika atau ilmu akhlak kajian sistematis tentang baik dan buruk. Bisa juga
dikatakan bahwa etika adalah ilmu tentang moral. Hanya saja perbedaan antara
etika dan ilmu akhlak (etika Islam) bahwa yang pertama hanya mendasarkan pada
akal, sedangkan yang disebut terakhir mendasarkan pada wahyu, akal hanya
membantu terutama dalam hal perumusan.
Berbicara tentang moral asosiasinya akan tertuju pada penentuan baik dan
buruk sesuatu. Dengan rasio atau tradisi dapat juga dengan lainnya seseorang dapat
menentukan baik atau buruk.
Atas dasar itulah, maka agama memiliki peranan penting usaha dalam
mengahpus krisis moral tersebut dengan menjadikan agama sebagai sumber moral.
Allah SWT telah memberikan agama sebagi pedoman dalam menjalani kehidupan
didunia ini agar mendapat kebahagiaan sejati, salah satunya adalah pedoman moral.
Melalui kitab suci dan para rosul, Allah telah mejelaskan prinsip-prinsip moral
yang harus dijadian pedoman oleh umat manusia. Dalam konteks islam sumber
moral itu adalah Al-Quran dan Hadist.
Mukti Ali mantan mentri agam pernah menyatakan, ‘agama menurut kami antar
lain memberi petunjuk bagaimana moral itu harus dijalankan, agamalah yang
memberikan hukum-hukum moral. Dan karenanya agamalah sanksi terakhir bagi
semua tindakan moral, sanksi agamalah yang membantu dan mempertahankan cita-
cita etik.’
Hamka menyatakan bahwa ‘agama ibarat tali kekang, yaitu tali kekang dari
penguburan pikiran (yang liar / binar), tali kekang dari penguburan hawa nafsu
(yang angkara murka), tali kekang daripada ucapan dan perilaku (yang keji).
A. Agama itu mendidik manusia menjadi tenteram, damai, tabah, dan tawakal
B. Agama itu dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi: berani berjuang
menegakkan kebenaran dan keadilan, sabar, dan takut berbuat dosa
C. Agama memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwanya tumbuh sifat-
sifat mulia dan terpuji, toleransi, dan manusiawi.
Menurut Imam Al-Ghazali ada empat sendi yang menjadi dasar bagi
perbuatan-perbuatan baik, yaitu:
A. Kekuatan ilmu yang berwujud hikmah, yaitu bisa menentukan benar dan salah
B. Kekuatan amarah yang wujudnya adalah berani, keadaan kekuatan amarah yang
tunduk kepada akal pada waktu dinyatakan atau dikekang.
D. Aniaya
Keempat sendi akhlak tercela itu akan melahirkan berbagai perbuatan yang
tercela yang dikendalikan oleh nafsu seperti sombong, khianat, dusta, serakah,
malas, kikir, dll. yang akan mendatangkan malapetaka bagi diri sendiri maupun
orang lain.
Manusia harus memiliki moral dan akhlak yang baik karena tanpa moral
dan akhlak yang baik manusia itu akan hancur dan hanya menjadi pengikut dari
paham-paham yang menyimpang di dunia ini.
PENGERTIAN AKHLAK
Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari
bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua
yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan
Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).
Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana,
memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan
hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti
pada keluarga dan negara, hidup bermasyarakat dan bersilaturahim, berani
mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan berterima kasih, sabar dan rida
dengan kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya.
Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT, akhlak yang
baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan
mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti
ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang
ma’ruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran 110
yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada
yang makruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah”
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati,
ujub, dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk),
dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan
berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di
sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni
kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti
mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu
Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berbunyi:
Artinya
a. Ikhlas
b. Amanah
c. Adil
d. Bersyukur
Dalam konteks pembahasan Akhlak itu, maka akhlak dapat di bagi kepada
3 (tiga) bagian yaitu :
3. Hasud
Sifat Mahmudah atau juga dikenali dengan akhlak terpuji ialah sifat yang
lahir didalam diri seseorang yang menjalani pembersihan jiwa dari sifat-sifat yang
keji dan hina (sifat mazmumah). Sifat Mazmumah boleh dianggap seperti racun-
racun yang boleh membunuh manusia secara tidak disedari dan sifat ini berlawanan
dengan sifat mahmudah yang sentiasa mengajak dan menyuruh manusia melakukan
kebaikan. Oleh itu, dalam Islam, yang menjadi pengukur bagi menyatakan sifat
seseorang itu sama ada baik atau buruk adalah berdasarkan kepada akhlak dan
perilaku yang dimilik oleh seseorang.
1. Akhlak Terhadap Diri Sendiri, seperti menjaga kesihatan diri, membersih jiwa
daripada akhlak yang buruk dan keji serta tidak melakukan perkara-perkara
maksiat.
2. Akhlak Terhadap Keluarga, seperti pergaulan dan komunikasi yang baik antara
suami isteri, berbuat baik kepada kedua ibu bapa, menghormati yang lebih tua
dan mengasihi orang-orang muda daripada kita.
3. Akhlak Terhadap Masyarakat, seperti sentiasa menjaga amanah, menepati
janji, berlaku adil, menjadi saksi yang benar dan sebagainya.
Akhlak dalam praktiknya ada yang mulia disebut akhlak mahmudah dan
ada akhlak yang tercela yang disebut akhlak madzmumah. Akhlak mulia adalah
akhlak yang sesuai dengan ketentuan-ketentuanan yang diajarkan Allah dan Rasul-
Nya sedangkan akhlak tercela ialah yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan
Allah dan rasul-Nya. Kemudian dari pada itu, kedua kategori akhlak tersebut ada
yang bersifat batin dan ada yang bersifat lahir. Akhlak batin melahirkan akhlak
lahir.
Menurut al-Ghazali sendi akhlak mulia ada empat: hikmah, amarah, nafsu,
keseimbangan di antara ketiganya. Keempat sendi tersebut melahirkan akhlak-
akhlak berupa: jujur, suka memberi kepada sesama, tawadlu, tabah, tinggi cita-cita,
pemaaf, kasih sayang terhadap sesama, menghormati orang lain, qana’ah, sabar,
malu, pemurah, berani membela kebenaran, menjaga diri dari hal-hal yang haram.
Sedangkan empat sendi akhlak batin yang tercela adalah keji, bodoh, rakus, dan
aniaya. Empat sendi akhlak tercela ini melahirkan sifat-sifat berupa: pemarah,
boros, peminta, pesimis, statis, putus asa.
Jika dilihat dari maknanya maka persamaan dari moral, akhlak dan etika
adalah pada fungsinya. Semua berfungsi pada pengarah atau petunjuk agar
seseorang mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buru.
Dengan itu manusia diharapkan senantiasa melakukan perbuatan-perbuatn yang
baik, agar tercipta masyarakat yang warganya berperilaku baik dan sopan.
Jika dilihat dari sisi sumber, etika bersumber pada rasio sedangan akhlak
bersumber pada Al-Quran dan Hadist sementara rasio hanya mendukung terhadap
apa yang dikemukakan oleh Al-Quran dan Hadist. Sementara moral umumnya
berdasarkan pada ketentuan atau kebiyasaan umum yang berlaku dimasyarakat.
Selain itu etika bersifat teoritis sementara moral dan akhlak lebih bersifat
praktis. Artinya moral itu berbicara soal mana yang baik dan buruk, akhlak
berbicara soal baik dan buruk, benar dan salah, layak dan tidak layak, sementara itu
etika lebih berbicara kenapa perbuatan itu dikatakan baik atau buruk. Etika
menyelidiki, memperhatikan dan mempertimbangkan tentang yang baik dan buruk,
moral menyatakan ukuran yang baik tentang tindakan itu dalam kesatuan sosial
tertentu, moral itu hasil dari penelitian etika.
Akhlak karena bersumber pada wahyu maka ia tidak bisa berubah. Akhlak
dalam islam bersifat tetap dan tidak bisa diubah-ubah oleh pemikiran manusia. Apa
yang dikatakan baik oleh Al-Quran dan apa yang dikatakan buruk oleh Hadist
maka smapai kapanpun akan seperti itu.
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada tuhan sebagai khalik.
C. Bersikap diri dan mendo’akan agar mereka selalu dalam ampunan dan kasih
sayang Allah SWT.
1. Menjaga kebersihan
Islam menjadikan kebersihan sebagian dari iman. Seseorang muslim harus suci,
bersih dari pakaian maupun tempat, terutama saat akan melaksanakan
beribadah kepada Allah, disamping suci dari kotoran maupun hadas.
2. Menjaga makan dan minum
Makan dan minum merupakan kebutuhan vital bagi tubuh manusia, jika tidak
ada makan dan minum dalam keadaan tertentu yang normal maka manusia akan
mati. Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar makan dan minum dari
yang halal dan tidak berlebihan.
3. Menjaga kesehatan
Menjaga kesehatan bagi seorang muslim adalah wajib dan merupakan bagian
dari ibadah kepada Allah SWT dan sekaligus melaksanakan amanah dari-Nya.
Dari segi kebutuhan alaminya, badan manusia perlu ditutup dan dilindungi dari
gangguan bahaya alam sekitarnya, seperti dingin, panas dll. Karena itu Allah
SWT memerintahkan manusia menutup auratnya dan Allah menciptakan
bahan-bahan di alam ini untuk dibuat pakaian sebagai penutup badan.
2. Bermuraqabah
Muraqabah adalah rasa kesadaran seorang muslim bahwa dia selalu diawasi
oleh Allah SWT. Dengan demikian dia tenggelam dengan pengawasan Allah
dan kesempurnaan-Nya sehingga ia merasa akrab, merasa senang, merasa
berdampingan, dan menerima-Nya serta menolak selain Dia.
3. Bermuhasabah
Yang dimaksud dengan muhasabah adalah menyempatkan diri pada suatu
waktu untuk menghitung-hitung amal hariannya. Apabila terdapat kekurangan
padayang diwajibkan kepadanya maka menghukum diri sendiri dan berusaha
memperbaikinya.
4. Muhajadah
1. Menuntut ilmu
PENUTUP
Adapun sebagai penutup dari makalah ini , kami dapat menarik kesimpulan
dan saran sebagai berikut:
A. KESIMPULAN
1. Bahwa pada hakekatnya agama terutama islam merupakan sumber moral utama
dalam kehidupan bermasyarakat karena di dalam agama di ajarkan mana akhlak
yang baik dan mana akhlak yang buruk dan apa yang dilarang dan apa yang
diperbolehkan.
2. Dalam pembangunan suatu peradaban pembangunan moral sangatlah mutlak
karena suatu pembangunan tanpa moral yang kuat akan hanya membawa
pembangunan itu kepada suatu kehancuran.
3. Manusia harus memiliki moral dan akhlak yang baik karena tanpa moral dan
akhlak yang baik manusia itu akan hancur dan hanya menjadi pengikut dari
paham-paham yang menyimpang di dunia ini.
4. Dalam agama islam ajaran tentang moral dan akhlak telah menjadi inti dari
penyebaran agama islam.
B. SARAN