Anda di halaman 1dari 6

ETIKA DAN HUBUNGANNYA MORALITAS,

ETIKET, DAN AGAMA


Mohammad Firstyan Khoirussidqi Aziz

fyanfirst@gmail.com

UIN Sunan Ampel Surabaya, Jln. Ahmad Yani 117, Telp/Fax: 0318410298

Fakultas Ushuluddin & Filsafat, Studi Agama Agama

ABSTRAK

etika, moral, dan agama ketigaanya saling mengandaikan dan sama-


sama mengatur perilaku manusia. Hukum membutuhkan moral. etika tidak
berarti banyak kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Tanpa moralitas, etika
adalah kosong. Karena itu, etika harus selalu diukur dengan norma moral.
Produk etika yang bersifat imoral tidak boleh tidak harus diganti apabila
dalam masyarakat kesadaran moral mencapai tahap cukup matang. Di sisi
lain, moral juga membutuhkan hukum. Moral akan mengawang-awang kalau
tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat dalam bentuk salah
satunya adalah etika. Agama dan hukum juga saling berkaitan dan mewarnai,
karena keberadaan etika memperkuat ajaran agama begitu pula sebaliknya.

Kata Kunci: moralitas, etiket, etika, dan agama


PENDAHULUAN

Di era global yang semakin maju ini perilaku seorang muslim


semakin beraneka ragam.Manusia cenderung mengikuti pola hidup yang mewah
dan bergaya, mereka bahkan lupadengan adanya etika, moral dan agama yang
tidak terlalu dihiraukan dan dijadikan pedomandalam hidup. Karena pada
kenyataannya manusia sekarang kurang pengetahuan tentang etika,moral, dan
agama.Selama ini pelajaran etika, moral, dan agama sudah diperkenalkan sejak
kita berada disekolah dasar, yaitu pada pelajaran agama islam dan
kewarganegaraan.
Namun ternyata pelajaran etika, moral dan agama itu hanya dibiarkan saja
tanpa di aplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran
yang telah disampaikan menjadi sia-sia.Sebagai generasi penerus Indonesia,
sangatlah tidak terpuji jika kita para generasi penerustidak memiliki etika, moral
dan agama. Oleh karena itu penulis menyusun makalah ini agarmenjadi acuan
dalam perbaikan etika, moral, dan agama masyarakat.

PEMBAHASAN

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem


budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan
tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan
sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau
menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka
tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum
agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar
4.200 agama di dunia.1

Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari kata “ethikos“,
berarti “timbul dari kebiasaan” adalah segala sesuatu dimana dan bagaimana

1
Religions Book: Explore the Beliefs, Traditions and Cultures of Ancient and Modern Religions,
page 1 Kenneth Shouler - 2010
cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. 2

Etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang berarti awal suatu kartu
undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja perancis mengadakan
pesta resmi, pesta dan resepsi bagi kalangan elite kerajaan atau bangsawan. Dalam
pertemuan tersebut ditentukan atau disepakati berbagai peraturan ddan tata krama
yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara
bersalaman, cara berbicara dan cara bertamu dengan sikap serta perilaku yang
penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi. Etiket adalah ajaran
sopan santun yang berlaku bila manusia bergau atau berkelompok dengan
manusia lain. Etiket berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam
pergaulan formal. Etiket tidak berlaku jika manusia hidup sendiri, misalnya
manusia hidup di sebuah pulau terpencil ditengah hutan.

Dengan demikian Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan
buruk dan yang menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal karena memang
etika adalah bagian dari filsafat. Sedangkan Etiket adalah tata cara atau peraturan
berkomunikasi yang disepakati suatu kelompok atau perkumpulan untuk membuat
suatu keharmonisan dalam etika komunikasi.

Kata Moral berasal dari Bahasa Latin “Moralitas”, adalah istilah manusia
menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai
positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak
bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral
adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. 3

Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses


sosialisasi individu, tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang
memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu
2
Bertens, K. 2000. Etika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Hal:76
3
ibid
sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral
jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah ajaran baik dan buruk yang
ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Penilaian terhadap
moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Apabila yang dilakukan
seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan
dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu
dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk
dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda
sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan
perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.

Ada beberapa persamaan antara agama, etika, dan moral yang dapat dipaparkan
sebagai berikut:

1.Pertama, agama, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran
tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.

2. Kedua, agama, etika, moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia
untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin
rendah kualitas agama, etika, moral seseorang atau sekelompok orang, maka
semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.

3. Ketiga, agama, etika, moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-
mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan,
tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk
pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan
pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan,
mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu
menerus, berkesinambungan, dengan tingkat konsistensi yang tinggi.4

4
Di akses pada tanggal 24/02/2019 pukul 19:43
http://kuliahkucatatandankehidupan.blogspot.com/2015/12/pengertian-persamaan-dan-
perbedaan.html
Agama merupakan istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak
suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam agama yang bersifat
universal dan bersumber dari ajaran Allah SWT. Sedangkan etika sendiri
merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang
baik dan buruknya.

PENUTUP

Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang
menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etika adalah
bagian dari filsafat. Dan Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya
adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Serta, Agama dalam kebahasaan
berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup adalah ajaran yang
berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu tuhan Dari
satu segi agama adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan),
dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu tasawuf.” Indikator
manusia beragama (husn al-khulug) adalah tertanamnya iman dalam hati dan
teraplikasikannya takwa dalam perilaku. Aktualisasi agama adalah bagaimana
seseorang dapat mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan
mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari.
Seperti agama kepada tuhan, diri sendiri, dan sesama manusia.
Daftar Pustaka

Ahmad A.K. Muda. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality
Publisher

Mubarak, Zakky, dkk. 2008. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian


Terintegrasi, Buku Ajar II, Manusia, Akhlak, Budi Pekerti dan Masyarakat.
Depok: Lembaga Penerbit FE UI

Rahmat Djanika, 1992

http://kuliahkucatatandankehidupan.blogspot.com/2015/12/pengertian-persamaan-
dan-perbedaan.html

https://ps2unic.wordpress.com/2013/11/11/penerapan-etika-moral-dan-akhlak-
dalam-kehidupan/

Religions Book: Explore the Beliefs, Traditions and Cultures of Ancient and
Modern Religions, page 1 Kenneth Shouler - 2010

Anda mungkin juga menyukai