Anda di halaman 1dari 3

Reflection dan Bartender

Pada tahun 1952, seorang psikolog terkenal berkebangsaan Amerika, Gordon Exner. Beliau
membuka disertasinya yang paling terkenal dengan kalimatnya, “bila ada 6 milyar manusia
yang menghuni planet ini, maka ada 6 milyar jenis pikiran, kepribadian dan watak yang
berbeda. Karena kondisi psikologis, watak dan kepribadian tiap manusia berbeda-beda.....
Semua manusia adalah unik.”
Namun pada tulisan terakhirnya yang ditulis sebelum wafat, Gordon Exner mengubah
penyataan tersebut, dan mengakhirinya dengan kalimat “pada kenyataannya, semua itu
hanyalah 6 milyar manifestasi yang berbeda dari [satu orang]. Semua orang adalah sama.
Melewati alam bawah sadar, pikiran manusia selalu menunjukkan dirinya ke luar.”1
Dalam benak seorang bartender di Jakarta, yang sedang menguak pikiran dari
pelanggan yang sedang duduk di depannya, dia menyatakan jika “umumnya, orang tak
paham cara membaca perilaku orang lain.”. Pada saat yang bersamaan, seorang pelanggan
pria memberi sebuah perhiasan pada kekasihnya, dengan wajah yang gembira wanita itu
berkata “wah... sepertinya ini mahal sekali... andai saja aku bisa membalasnya...” sang pria
pun membalas “tak apa, kita masih bisa saling memberi... sepanjang kehidupan kita”.
Terdiam sejenak bartender melihat pemandangan tersebut.
Beberapa saat kemudian wanita tersebut sadar akan pola tembok pada Bar yang ada di
depannya, melihatnya dengan seksama akhirnya wanita itu berkata “motif yang tergambar di
dinding itu unik, terlihat seperti sebuah... topeng”. Pada saat yang bersamaan bartender
tersebut melihat kemana arah kaki wanita itu “topeng... kakinya mengarah ke... pintu masuk”.
Setelah bartender tersebut melihat ke arah pintu masuk, sang wanita terlihat ingin menelepon
seseorang, dengan langkah erotisnya wanita pun menjauh.
Dengan menjauhnya wanita dari bar, sang pria membuka obrolan kepada bartender
tersebut. Dengan obrolan yang menceritakan betapa bangganya dirinya setelah melakukan
berkali-kali kencan buat yang akhirnya menemukan wanita yang disukanya, setelah
mendengar cerita panjang dari sang pria, bartender pun membalas obrolan itu, “sayangnya...
sepertinya dia tak merasakan hal yang sama denganmu... perempuan itu baru saja berbohong
kepadamu, mungkin dia tak akan kembali lagi”. Tersentak mendengar perkataan dari
bartender itu sang pria pun berteriak “bicara apa kau!” dengan keaadaan penuh emosi.
Tak berapa lama, keadaan panas itu hening karena handphone sang pria tersebut
berdering. Sebuah pesan masuk yang bertuliskan “maaf... aku ada urusan mendadak, jadi aku
harus pergi. Sampai nanti ya...” dari wanita sang kekasih barunya. Sontak sang pria kaget
setelah membaca pesan singkat dari sang kekasih baru, dengan heran dia bertanya kepada
bartender itu, “bagaimana kau bisa tahu?”. Bartender pun menjelaskan keadaan yang
ditebaknya dengan benar, “dia sudah memberitahukan banyak hal padaku sejak kalian
datang... dia lakukan terus-menerus.”
Tak paham dengan maksud bartender, pria tersebut kebingungan dengan wajah heran.
Bartender pun melanjutkan obrolannya sembari memainkan sebongkah rubic, “bar ini
bernama “Reflection”... kau pastinya tahu arti kata itu...” dengan ekpresi tubuh menunjukkan
logo kebanggaan bar di belakangnya.
1
Tesis yang ditulis oleh Gordon Exner dan di publikasikan kembali oleh Nate River pada tahun 2004
Barteder melanjutkan perkataannya “orang punya kecenderungan untuk tanpa sadar
menunjukkan pikiran tersembunyi mereka. Seakan itu sebuah pantulan diri kita, mustahil
untuk menghentikannya... Dan aku melihat semua yang ingin mereka sembunyikan.... Suhu
bar ini diatur pada titik 24 derajat, kami selalu mengatur pada titik suhu tersebut.” Sang pria
membalas “karena itu terasa nyaman?”, “pria dan wanita punya posisi yang aku sebut
“terbuka” dan posisi “tertutup”. Pada saat bertengkar orang-orang biasanya menyilangkan
kaki ataupun tangannya. Secara psikologis itu adalah cara melindungi diri. Umumnya
perilaku tersebut menunjukkan jika “pikiranku tidak terbuka untukmu” dan satu lagi,
mengambil tas jinjing, adalah contoh dari seorang wanita yang sampai titik tertentu, sama
dengan “Hati-nya”. Saat perempuan untuk pertama kalinya bertemu seseorang, mereka
meletakkan tas dari kenalan barunya. Tapi seiring saat mereka saling mengenal, perempuan
tersebut mulai meletakkan tas itu di antara mereka dan kenalan barunya. Bila mereka sudah
berkencan lama, wanita pun mengizinkan pria untuk menyentuh tas mereka. Tapi melihatmu
yang meletakkan tasnya jauh darimu meski sudah kencan 2 bulan, menunjukkan bahwa
kalian tidak dekat” ujar bartender.
Dengan reflect emosi marah sang pria melontarkan kata-kata dengan nada
mengumpat, “lalu kenapa?! Kau tak mengenal kami dengan cara seperti itu!! Bangsat”.
Bartender membalas “tentu saja aku tak bisa tahu pikiran seseorang dari itu semata. Lagian
menurutku, hari ini kalian habis bertengkar, atau mungkin dia hanya butuh lebih banyak
waktu untuk dekat denganmu, di banding pasangan lain”, “nah begitu maksudku!!! Kami
Cuma butuh waktu” balas sang pria”. “namun saat kau menunjukkan hadiahmu padanya, aku
begitu banyak hal yang menarik...” balas bartender, sang pria sontak tercengang karena
bartender itu tau sejak saat pria itu memberi hadiah pada kekasih nya.
Bartender melanjutkan percakapan, “aku hanya butuh informasi tambahan untuk
membuat sebuah [Prediksi] dari pada membuat [Spekulasi]...contohnya hal-hal yang
menunjukkan dia sedang [Berbohong]...pupil mata mereka, pundak dan leher mereka,
keringat dan perilaku lainnya... saat berbohong, kebohongan itu akan terlihat dalam hal apa
saja. Tapi hal yang paling umum dan mudah ditebak adalah pertama dan paling
mengemuka... [Mulut] mereka. Kecuali dia penipu terlatih, seseorang akan merasa bersalah
saat berbohong. Jadi secara tak sadar. Mereka ingin “menutupi mulut mereka, jadi mereka
hampir selalu menyentuh hal terdejat dengan mulut mereka”.2 Dengan mata terbelalak kaget
sekaligus takut ditunjukkan sang pria, bartender melanjutkan “Yang pertama, saat teman
wanitamu berkata “andai saja aku bisa membalasnya”, dia sebenarnya tak berniat
melakukannya. Yang kedua, karena sebab yang sama saat seseorang tak ingin dengar apa
yang mereka mau, timbul keinginan dalam alam bawah sadar untuk [Menutupi telinga
mereka], sehingga akan menyentuh bagian di sekitar telinganya. Mungkin seperti menggaruk
terlinga atau menyentuh kuping mereka yang secara tak sadar menunjukkan [Aku tak ingin
mendengar hal ini]. Saat melihat hadiah darimu, pupil matanya yang membesar menunjukkan
kegembiraan yang tulus, tapi saat kau bilang “sepanjang kehidupan kita” dia menunjukkan
ekspresi bahwa “aku tak ingin mendengar hal itu”. Menurutmu apa artinya? Ketiga, ketika
seseorang menunjukkan senyuman padamu, itu mengartika padamu itu senyuman tulus atau
2
Penjelasan ini adalah “keinginan bawah sadar mereka untuk menutupi mulut mereka saat berbohong,
mereka mungkin akan menyentuh hidung atau dagu, ataupun bibir mereka.” Dari seorang psikolog terkenal
Amerika Serikat di UCLA, Albert Mahrabian.
tidak. Senyuman yang nyata mengharuskan mata untuk tersenyum pula, bila matanya tidak
menunjukkan ekspresi apapun, dan hanya menunjukkan mulutnya yang tersenyum, itu berarti
dia memalsukan senyumannya. Saat kau bilang “kita masih bisa saling memberi-“ wanitamu
menunjukkan jika dia tak ingin mendengar dengan melepas senyuman palsu. Dengan kata
lain [Aku menutup pikiranku darimu], [Aku tak mau hubungan serius jangka panjang...].
Orang-orang jenis ini hampir setiap kali bersiap memutuskan hubungannya...” “Cukup!!”
sang pria menghentikan penjelasan dari bartender itu . “tahu apa kau... baru melihat sekali
hari ini dan bicara seakan-akan tau segalanya... toh siapa yang akan percaya dengan omong
kosong mu bangsat?!!!” lanjut sang pria dengan bahasa yang kasarnya. Teman-teman dari
bartender itu pun risau ingin memisahkan obrolan yang sudah memanas itu, tapi salah
seorang pelayan bicara untuk menunggu sejenak.
Bartender itu terdiam sejenak mendengarkan luapan amarah dari sang pria. Setelah
beberapa saat dia melanjutkan kalimatnya dengan berani, “sebetulnya pola di dinding itu
pertama kali dirancang pada tahun 1921 oleh psikolog swiss dan hari ini dipasang desain
pertama DAR [Test bercak tinta Rorschach]. Dengan menanyakan apa yang dilihat seseorang
dari gambar abstrak yang simetris, kita bisa mengetahui begitu bayak apa yang terjadi di alam
bawah sadar seseorang. tentu saja, semua orang akan memberikan jawaban yang berbeda-
beda, tapi jawab mereka paling tidak akan menyibak satu aspek pikiran bawah sadarnya”.
Sang pria yang asalnya emosi dengan penuh amarah berubah menjadi heran sekaligus takut
mendengar perkataan bartender, didalam hatinya dia berkata “siapa orang ini, hanya seorang
bartender tapi bisa mengetahui keadaan begitu jauh, bahkan pada pertama kali bertemu”.3
Dengan melihat ekspresi dari sang pria, bartender itu menunjukkan ekspresi licik
dengan terus menguak misteri kasar yang dialami pria tersebut. Bartender melanjutkan
kalimatnya, “[Topeng] melambangkan kebenaran yang disembunyikan, orang-orang yang
melihat bercak sebagai [Topeng] sebenarnya mengatakan jika saat ini mereka sedang
memakai topeng...” bartender melanjutkan kalimatnya dengan nada bicara bertanya, “Pernah
kau ada di suatu tempat yang kau inginkan? Saat orang-orang ingin berada ditempat lain,
ditempat yang membuatmu tak nyaman ingin pergi?” mendengar pertanyaan itu sang pria
makin merinding di buatnya, dia semakin menunduk dan menundukkan kepala tanpa sadar.
“Tubuh bagian bawah alam bawah sadar mereka akan menghadap kemana [Mereka
ingin tuju]. Untuk kasus teman perempuanmu adalah arah pintu [Keluar]” lanjut bartender,
yang membuat sang pria kaget, takut sekaligus merinding sampai tidak bisa bernapas. Sang
pria pun pergi dalam diam dan tanpa perencanaan dari bartender itu, menyadari fakta ironis
yang didapatkannya malam ini, dia pergi sampai rumah dengan tubuh bagaikan mayat hidup
yang berjalan.

Salam pena dari pernulis, tertanda Firstyan [Aktifis Rompis]

3
Pola bercak tinta abstrak simetris disebut Rorschach dibuat pertama pada tahun 1921 oleh psikolog terkenal
asal Swiss, Hermann Rorchach. Diambil dari referensi buku “The Rorchach, Basic Foundations and Principles of
Interpretation” yang diterbitkan oleh John E. Exner pada tahun 2003.

Anda mungkin juga menyukai