Anda di halaman 1dari 8

Nama : Mohammad Firstyan Khoirussidqi Aziz

NIM : E97218079

Mata Kuliyah/Kelas : Filsafat Akhlak/F3

Prodi/Fakultas : Tasawuf dan Psikoterapi/Ushuluddin dan Filsafat

Profil Resume
Judul : Biografi Abu Bakar Ar-Razy

Volume : Topik 12 (dua belas)

Tahun Terbit : 2021 (Dua Ribu Dua Puluh Satu)

Penulis : Najib Asyrof Imtiyaz, Rini Arista Dewi, Zafifatuz zahrah

Reviewer : Mohammad Firstyan khoirussidqi Aziz

Tanggal Review : Selasa, 7 Desember 2021

Latar Belakang
Penyusunan Resume dari penulis untuk memenuhi tugas oleh Dr. H. Mukhlisin Saad,
MA pengampu mata kuliyah Filsafat Akhlak semester 3 (tiga) pada Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat.

Tujuan Penulisan
Penulisan paper ini di buat bertujuan untuk mendalamkan pemahaman mahasiswa perihal
Biografi Abu Bakar Ar-Razy.

Metode Penelitian

Paper ini menggunakan metode penelitian kualitatif jika di fokuskan lagi akan
ditemukan metode phenomenological research, grounded theory, ethnography, case study
dan narrative research sebagai teknik pencarian datanya.

Hasil
1. Biografi Abu Bakar Ar-Razy

Nama lain Al-Razi adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Zakaria Ibn Yahya Al Razi. Dalam
wacana keilmuan Barat dikenal dengan sebutan Rhazes. Ia dilahirkan di Rayy, sebuah kota
tua yang masa lalu bernama Rhogee, dekat Teheran, Republik Islam Iran pada tanggal 1
Sya'ban 251H/ 865M. Ada beberapa nama tokoh lain yang juga dipanggilkan Al-Razi, yakni
Abu Hatim Al-Razi, Fakhruddin Al-Razi dan Najmuddin Al-Razi. Oleh karena itu, untuk
membedakan Al-Razi, sang filosof ini dari tokoh-tokoh lain, perlu ditambahkan dengan
sebutan Abu Bakar, yang merupakan nama kun-yah-nya (gelarnya).

Pada masa mudanya, ia menjadi tukang intan, penukar uang dan pemain musik (kecapi).
Kemudian, ia menaruh perhatian yang besar terhadap ilmu kimia dan meninggalkannya
setelah matanya terserang penyakit akibat eksperimen-eksperimen yang dilakukannya.
Setelah itu, ia beralih dan mendalami ilmu kedokteran dan filsafat. Al-Razi terkenal sebagai
seorang dokter yang dermawan, penyayang kepada pasien-pasiennya, karena itu ia sering
memberikan pengobatan cuma-cuma kepada orang-orang miskin.Karena reputasinya di
bidang kedokteran ini, Al-Razi pernah diangkat menjadi kepala rumah sakit Rayy pada masa
pemerintahan Gubernur Al Mansyur Ibnu Ishaq ibn Ahmad selama enam tahun (290-296 H /
902-908 M). pada masa ini juga Al-Razi menulis bukun al-Thibb al- Mansyuri yang
dipersembahkan kepada Mansyur Ibnu Ishaq ibn Ahmad. Dari Rayy kemudian Al-Razi ke
Baghdad dan atas permintaan Khalifah Al-Muktafi (289-295 H / 901-908 M), yang berkuasa
pada saat itu, ia memimpin rumah sakit di Baghdad. Kemasyhuran Al-Razi sebagai seorang
dokter tidak saja di Dunia Timur tapi juga di Barat, ia kadang-kadang dijuluki The Arabic
Galen.Setelah khalifah Al-Muktafi wafat, Al-Razi kembali ke Rayy, dan kemudian ia
berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri yang lain. Meninggal dunia pada tanggal 5
Sya'ban 313 H/ 27 Oktober 925 M dalam usia 60 tahun. Disiplin ilmu Al-Razi meliputi ilmu
falak, matematika, kimia, kedokteran, dan filsafat. Ia lebih dikenal sebagai ahli kimia dan ahli
kedokteran dibanding sebagai seorang filosof.

2. Karya-Karya Al-RaziAl-Razi

Al-Razi termasuk seorang filosof yang rajin belajar dan menulis. Bahkan ia telah menulis
tidak kurang 200 karya tulis dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, tetapi banyak karya
tersebut yang hilang. Karya-karya Al-Razi yang dimaksud adalah :

1. Kitab Al-Asrar (bidang kimia, diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Geard of
Cremon);

2. Al-Hawi (merupakan ensiklopedia kedokteran sampai abad ke-XVI diEropa, setelah


diterjemahkan ke dalam bahasa Latin tahun 1279 dengan judul Continens;

3. Al-Mansuri Liber al-Mansoris (bidang kedokteran, 10 jilid);


4. Kitab al-Judar wa al-Hasbah (tentang analisa penyakit cacar dan canpak serta
pencegahannya), sedangkan dalam bidang filsafat.

5. Al-Thibb al-Ruhani;
6. Al-Sirah al-Falsafiyyah;
7. Amarah al-Iqbal al-Dawlah;
8. Kitab al-Ladzdzah;
9. Kitab al-'Ilm al-Illahi;
10. Makalah fi ma ba'dengan al-Thabi'iyyah; dan
11. Al-Shukuk 'ala Proclus.
3. Ajaran-Ajaran Abu Bakar Ar-Razy

LogikaAl-Razi adalah termasuk seorang rasionalis murni. Ia hanya mempercayai kekuatan


akal. Didalam kedokteran studi klinis yang dilakukannya menemukan metode yang kuat,
berpijak kepada observasi dan eksperimen. Sebagaimana yang terdapat pada kitab al faraj
ba’d al Syaiddah, karya Al-Tanukhi (wafat 384 H). Dalam Operasi Philosophia 17 sampai 18
juga menunjukkan metoda tersebut. Bahkan pemujaan Al-Razi terhadap akal tampak sangat
jelas pada halaman pertama dari bukunya “al-Thibb”. Ia mengatakan: “...Tuhan segala puji
bagi-Nya, yang telah memberi kita akal agar dengannya kita dapat memperoleh sebanyak-
banyaknya manfaat, inilah karunia terbaik Tuhan kepada kita. Dengan akal kita dapat melihat
segala yang berguna bagi kita dan yang membuat hidup kita baik dengan akal, kita dapat
mengetahui yang gelap, yang jauh dan yang tersembunyi dari kita, dengan alat itu pula kita
dapat memperoleh pengetahuan tentang Tuhan, suatu pengetahuan tertinggi yang dapat kita
peroleh, jika akal sedemikian mulia dan penting, maka kita tidak boleh merendahkannya, kita
tidak boleh menentukannya, sebab ia adalah penentu atau tidak boleh mengendalikan, sebab
ia adalah pengendali atau memerintah, sebab ia pemerintah tetapi kita harus kembali
kepadanya dalam segala hal dan menentukan segala masalah dengannya, kita harus susuai
perintahnya.

Demikian di antara pernyataan Al-Razi yang di nilai telah menyimpang dari agama. Tuduhan
ini jelas akan membawa rusaknya reputasi Al-Razi. Bahkan Harun Nasution mengatakan
bahwa Al-Razi adalah filosof Muslim yang berani mengeluarkan pendapat-pendapatnya
sungguhpun bertentangan dengan paham yang dianut umat Islam. Selanjutnya, Harun
nasution menyimpulkan dari gagasan-gagasan Al-Razi tersebut, yakni Tidak percaya pada
wahyu, Al-Quran bukan mukjizat, dan Adanya hal-hal yang kekal selain Allah.
Metafisika

Filsafat Ar Razi dikenal dengan ajaran "Lima Kekal", yakni:

Allah Ta'ala;hidup dan aktif dengan sifat independent.

Jiwa Universal;

Hidup dan aktif serta menjadi mabda’ al-qadim ats-tsani. Hidup dan aktifnya bersifat
dependen. Jiwa universal tidak berbentuk. Namun karena memiliki potensi untuk
Bersatu dengan materi pertama , maka memiliki zat yang berbentuk sehingga bisa
menerima, sekaligus menjadi sumber penciptaan benda-benda alam semesta termasuk
badan manusia.
Materi Pertama;

Tidak hidup dan pasif. Materi pertama disebut juga sebagai al-hayula al-ula dimana
ia menjadi suatu subtansi/ Jauhar kekal yang terdiri dari atom-atom. Pada setiap atom
terdiri atas volume. Jika kita melihat komponen penciptaan bumi ia terdiri dari unsur
yang kekal yaitu tanah, air, api, udara. Materi pertama menurut abu bakar ar-razy
bersifat kekal karena tidak mungkin berasal dari ketiadaan. Buktinya, semua ciptaan
Tuhan susunan-susunan yang berproses dan tidak dalam sekejap yang sangat
sederhana dan mudah. Dengan kata lain, Tuhan tidak akan menciptakan sesuatu tanpa
bahan sebelumnya yang kekal karena mendapat semacam emanasi, pancaran dari
yang maha kekal.
Ruang Absolut;

Tidak aktif dan tidak pasif, materi yang kekal membutuhkan ruang yang kekal pula
sebagai tempat yang sesuai, ada dua ruang : pertama ruang yang particular relative
dan sifatnya terbatas, kedua ruang yang universal absolut dan sifatnya tidak terbatas.
Masa/waktu Absolut.

Tidak aktif dan tidak pasif , masa terbagi menjadi dua , relative atau terbatas yang
biasa disebut dengan al-waqt dan zaman yang universal yang biasa disebut dengan ad-
dahr. Bagian yang terakhir ini tidak terikat oleh Gerakan alam semesta dan falak atau
benda-benda angkasa raya.
Kenabian
Meskipun Ar-Razi seorang rasionalis murni ia tetap bertuhan hanya ia tidak mengakui adanya
wahyu dan kenabian. Badawi menerangkan alasan-alasan Al-Razi dalam menolak kenabian
sebagai berikut :

1. Bahwa akal sudah memadai untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang
benar dan yang jahat, yang berguna dan yang tak berguna. Melalui akal manusia dapat
mengetahui Tuhan dan mengatur kehidupan kita sebaik-baiknya. Kemudian mengapa masih
dibutuhkan nabi?2. Tidak ada keistimewaan bagi beberapa orang untuk membimbing semua
orang, sebab semua orang lahir dengan kecerdasan yang sama perbedaannya bukanlah karena
pembawaan alamiah, tetapi karena pengembangan dan pendidikan (eksperimen).

3. Para nabi saling bertentangan. Apabila mereka berbicara atas nama satu Tuhan mengapa
implementasi mereka berbeda? Setelah menolak kenabian kemudian Ar-Razi mengkritik
agama secara umum. Ia menjelaskan kontradiksi-kontradiksi kaum Yahudi kristen ataupun
Majusi. loyalitas manusia terhadap agama adalah karena meniru dan kebiasaan, kekuasan
ulama yang mengabdi negara dan agama, upacara-upacara, dan peribadatan, mempengaruhi
mereka yang sederhana dan naif. Kemudian Al-Razi juga mengkritik agama secara umum. Ia
juga menjelaskan kontradiksi Yahudi, Kristen, Mani, dan Majuzi secara rinci. Bahkan lebih
lanjut ia katakan, tidaklah masuk akal Allah mengutus para nabi sebab mereka menimbulkan
kemudaratan-pertentangan. Ia juga mengkritik secara sistematik kitab-kitab wahyu Al-Quran
dan injil. Ia menolak kemukjizatan Al-Quran, baik gayanya maupun isinya dan menegaskan
bahwa adalah mungkin menulis kitab yang lebih baik dalam gaya yang lebih baik. Ia lebih
suka membaca buku–buku ilmiah daripada Al-Quran. Atas dasar itulah, Badawi mengatakan
bahwa Al-Razi sangat berani, tidak seorang pemikir Muslim pun seberani dia.

Filsafat moral

Dalam karyanya ath-thibb ar-Ruhani dan Ash-Shirat al-Falsafiyyah abu bakar ar razy
pertama ia menjelaskan konsep kebahagiaan menurutnya kebahagiaan perkara yang Kembali
setelah hilang karena tersingkir oleh kemudharatan. Semisal orang yang meninggalkan
tempat teduh menuju ke tempat yang panas akan senang Ketika Kembali ke tempat yang
teduh lagi. Selanjutnya ia juga membahas beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari
sifat jelek. Namun tidak semua sifat yang menurut pandangan umum yang diklaim buruk
pasti buruk adanya. Beliau memiliki pandangan yang berbeda. Diantara sifat yang buruk
menurut beliau yaitu :

cinta merupakan hal yang berlebihan dan ketundukan kepada hawa nafsu.
Pongah dan lengah merupakan hal yang bisa menghalangi orang belajar lebih banyak
dan bekerja lebih.
Iri hati merupakan perpaduan dari sifat kikir dan tamak. Iri hati sendiri adalah merasa
seddih apabila orang lain mendapatkan kebaikan, sekalipun keburukan tidak
menimpanya. Apabila disertai keburukan yang menimpa terhadap dirinya, maka
orang tersebut tidak hanya iri hati saja, melainkan timbul rasa permusuhan. Hal ini
bisa di halau Ketika orang mencari kebahagian sesuai dengan kebutuhannya
Kemarahan merupakan sifat yang timbul dari nafsu bahamiyah sebagai respon
membela diri dari mara-bahaya yang mengancam.
Berdusta memiliki dua tinjauan, apabila dilakukan dengan niat yang baik, maka dusta
dianggap terpuji. Namun, jika dilakukan dengan niat buruk, maka dusta dianggap
tercela.
Kikir merupakan sikap yang buruk Ketika hanya untuk kesenangan, namun dianggap
baik jika untuk berhati-hati dari kemiskinan (hemat).
Tamak merupakan sifat buruk yang dapat menimbulkan rasa sakit dan bencana.
Mabuk menyebabkan malapetaka dan sakitnya jiwa dan raga.

Pada bab terakhir dalam karyanya ia menulis tema yang paling sesuai dengan pemikiran
hellenistis dan abad pertengahan awal, yaitu tentang takut mati. Ia sependapat kepada filusuf
yang mengatakan roh dapat hancur seiring dengan hancurnya tubuh. Setelah meninggal,
manusia tidak merasakan apa-apa lagi. Selama hidup manusia mengalami rasa sakit,
kesibukan, kesulitan, tetapi setelah mati ia tidak mengalami hal yang demikian. Abu bakar
arrazy menegaskan bahwa jiwa akan mati bersaama dengan badan. Ia menuturkan “ kematian
lebih bermanfaat bagi manusia dari pada kehidupan” karena dalam kematian, tidak ada
penderitaan. Sementara dalam kehidupan, penderitaan bergandengan tangan dengan
kesenangan.

Filsafat moral atau etika Ar-Razy sangat bijak. Bahkan, intelektualisme eksesif yang
tampaknya ia diagnotif ada dalam dirinya sendiri, mengikuti saran Galen bahwa kita dapat
menemukan keburukan-keburukan kita sendiri dengan memerhatikan kritik-kritik dari musuh
kita. Menurutnya kesenangan merupakan hakimnya akal dan bukan alasan untuk bersenang-
senang.
Dalam tulisan Lenn E. Goodman yang mempersamakan filsafat moral ar-razy dengan
epicurus. Penilian etis yang tidak didasarkan pada kesenangan pribadi yakni ketenangan jiwa
dan emosi adalah suatu kesalahan moral.

Kesimpulan
Ia dilahirkan di Rayy, sebuah kota tua yang masa lalu bernama Rhogee, dekat Teheran, Republik
Islam Iran pada tanggal 1 Sya'ban 251H/ 865M. Ada beberapa nama tokoh lain yang juga
dipanggilkan Al-Razi, yakni Abu Hatim Al-Razi, Fakhruddin Al-Razi dan Najmuddin Al-Razi. Oleh
karena itu, untuk membedakan Al-Razi, sang filosof ini dari tokoh-tokoh lain, perlu ditambahkan
dengan sebutan Abu Bakar, yang merupakan nama kun-yah-nya . Kemudian, ia menaruh perhatian
yang besar terhadap ilmu kimia dan meninggalkannya setelah matanya terserang penyakit akibat
eksperimen-eksperimen yang dilakukannya.

Al-Razi terkenal sebagai seorang dokter yang dermawan, penyayang kepada pasien-pasiennya,
karena itu ia sering memberikan pengobatan cuma-cuma kepada orang-orang miskin. pada masa ini
juga Al-Razi menulis bukun al-Thibb al- Mansyuri yang dipersembahkan kepada Mansyur Ibnu Ishaq
ibn Ahmad. Dari Rayy kemudian Al-Razi ke Baghdad dan atas permintaan Khalifah Al-Muktafi , yang
berkuasa pada saat itu, ia memimpin rumah sakit di Baghdad. Setelah khalifah Al-Muktafi wafat, Al-
Razi kembali ke Rayy, dan kemudian ia berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri yang lain.

Tidak aktif dan tidak pasif , masa terbagi menjadi dua , relative atau terbatas yang biasa disebut
dengan al-waqt dan zaman yang universal yang biasa disebut dengan ad-dahr. Bagian yang terakhir
ini tidak terikat oleh Gerakan alam semesta dan falak atau benda-benda angkasa raya.

Bahwa akal sudah memadai untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang benar dan
yang jahat, yang berguna dan yang tak berguna. Tidak ada keistimewaan bagi beberapa orang untuk
membimbing semua orang, sebab semua orang lahir dengan kecerdasan yang sama perbedaannya
bukanlah karena pembawaan alamiah, tetapi karena pengembangan dan pendidikan . loyalitas
manusia terhadap agama adalah karena meniru dan kebiasaan, kekuasan ulama yang mengabdi
negara dan agama, upacara-upacara, dan peribadatan, mempengaruhi mereka yang sederhana dan
naif. Ia menolak kemukjizatan Al-Quran, baik gayanya maupun isinya dan menegaskan bahwa adalah
mungkin menulis kitab yang lebih baik dalam gaya yang lebih baik.
Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
Memaparkan materi-materi perihal akhlak secara rinci dan mampu menarik
argument-argumentasi yang telah di ambil baik dari hal mendasar maupun umum,

2. Kekurangan
Penulis tidak menyediakan materi secara langsung tanpa ada parafrase
sehingga terdeteksi banyak plagiarime pada papernya, kurangnya pratinjau sehingga
masih banyak typo, dan penyusunan karya tulis tidak sesuai kaidah kepenulisan, EYD
dan sistematis yang populer atau dipakai saat ini.

Anda mungkin juga menyukai