Anda di halaman 1dari 12

AL-MATURIDIYAH

BUKHARA DAN SAMARKAND


A.PENDAHULUAN

Teologi,sebagaimana diketahui,membahas ajaran-ajaran dasar dari sesuatu


agama.setiap orang ingin menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam,perlu
mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang dianutnya.Mempelajari teologi
akan meaberi seseorang keyakinan-keyakinan yang berdasarkan pada landasan kuat,yang
tidak mudah diombang ambing oleh peredaran zaman.
Dalam dalam istilah arab ajaran-ajran itu disebut Usul al din oleh karena itu buku
yang membahas soal-soal teologi dalam ajaran-ajaran dasar itu disebut juga
‘aqa’id’credos atau keyakinan-keyakinan dan buku-buku yang mengupas keyakinan-
keyakinan itu diberi judul al’aqa’id seperti Al’Aqa’id nasafiah Al-Aqa’id
al;adudiah.Teologi dalam islam disebut juga ‘ilm al-tauhid.kata tauhid mengandung arti
satu atau esa dan keesaan dalam pandangan islam ,sebagai agama
monotheisme,merupakan sifat yang terpenting diantara segala sifat-sifat
tuhan.selanjutnya teologi islam disebut juga ‘ilm al-kalam.kalam adalah kata-kata.kalau
yang dimaksud dengan kalam ialah sabda tuhan maka teologi dalam islam disebut ‘ilm
al-kalam,karena soal kalam ,sabda tuhan al-Qur’an pernah menimbulkan pertntangan-
pertentangan keras dikalangan umat islam diabad IX dan X Masehi,sehingga timbul
penganiayaan dan pembunuhan-pembunuhan terhadap sesame muslim diwaktu itu.
Kalau yang dimaksud dengan kalam ialah kata-kata manusia,maka teologi dalam
islam disebut ‘ilm al-kalam,karena kaum teoloq islam bersilat dengan kata-kata dalam
mempertahankan pendapat dan pendirian masing-masing.teoloq dalam islam memang
diberi nama mutakallim yaitu ahli debat yang pintar memakai kata-kata.
Teologi islam yang diajarkan di Indonesia pada umumnya adalah teologi dalam bentuk
ilmu tauhid.ilmu tauhid biasanya kurang mendalam dalam pembahasan dan kurang
bersifat filosopis.selanjutnya ilmu tauhid biasanya memberi pembahasan sepihak dan
tidak mengemukakan pendapat dan paham dari aliran-aliran atau golongan-golongan lain
yang ada dalam teologi islam,dan ilmu tauhid yang diajarkan dan dikenal di Indonesia
pada umumnya ialah ilmu menurut aliran Asy’ariah,sehingga timbullah kesan dikalangan

1
sementara ummat islam Indonesia,bahwa inilah satu-satunya teologi yang ada dalam
islam.oleh karena itu dirasa perlu memperkenalkan islam secara mendalam dari aspek-
aspek lain dan kalangan ini berusaha memperkenalkan islam kepada ummat islam
Indonesia dari sudut pandang teologi dan teologi lebih luas pandangannya dari fiqih.kalau
fiqih membahas soal haram dan halal,teologi,disamping soal ketuhanan,membahas pula
soal iman dan kufur;siapa yang sebenarnya muslim dan masih tetap dalam islam dan
siapa sebenarnya kafir dan telah keluar dari islam.

2
B.Riwayat hidup singkat Al-maturidi
Nama lengkap beliau adalah Abu manshur Muhammad bin mahmud al-hanafi
al-mutakallim al-maturidi as-samarkandi.ia lahir di matured dekat samarkand,wilayah
Trasoxania,Asia tengah(sekarng termasuk daerah Uzbekistan,Uni sovyet)Oleh sebagian
penulis,Al-maturidi dinyatakan keturunan dari Abu Ayyub al-anshari ,seorang sahabat
rasulullah di madinah.Hal ini menurut mereka diperkuat oleh fakta bahwa sebagian kaum
kerabat Al-maturidi yang tinggal di samarkand adalah orang yang berasal dari Arab
Madinah.Meskipun Al-maturidi termasuk salah seorang tokoh dibidang Teologi islam
yang terkenal dan cukup banyak pengikutnya,tetapi riwayat hidupnya secara lengkap
tidak banyak diketahui orang,Menurut Ayyub ali,penyebabnya ialah karena seluruh
penulis bioqrafi,hanya memberikan gambaran kehidupannya secara singkat saja.Tahun
kelahiran Al-maturidi tidak diketahui secara pasti.menurut harun Nasution,beliau lahir
pada pertengahan abad kesembilan Masehi dan meninggal pada tahun 944Masehi.1
Al-Maturidi memperoleh pendidikan dari ulama yang terkenal di
masanya,misalnya:Syekh Abu Bakar Ahmad bin ishak,Abu Nashr Ahmad bin
Abbas,Nasa’I bin Yahya al-Bakhi,Muhammad bin Mutaqil ar-Razi,yang kesemuanya
merupakan murid imam Abu Hanifah.
Aliran fiqih yang dianut oleh al-maturidi,sebagaimana yang dianut gurunya yaitu
aliran fiqih Hanafi.dalam bidang teologipun maturidi merupakan penerus dan
pengembang pikiran Abu hanifah yang banyak menggunakan rasio dan beraliran murji’ah
moderat.Dalam bidang ini,walaupun menentang mu’tazilah,tetapi fahamnya lebih dekat
terhadap Mu’tazilah daripada Asy’ariyah.

1
Harun Nasution,Teologi islam; Aliran-aliran sejarah,Analisa perbandingan,(Jakarta: UI
press,1986),Cet 5,hlm.76.menurut perkataan ayyub Ali,beliau lahir sekitar tahun 238 H./853 M.Dasar
pertimbangannya antara lain adalah bahwa salah seorang guru al-maturidi,yaitu Muhammad al-muqatil ar-
Razi,meninggal dunia tahun 248 H/286 M.selain itu al-maturidi hidup pada masa khalifah al-mutawakkil
yang memerintah pada tahun 232-247-861 M.H Nasution,et al.,Ensiklopedi Islam,
(Jakarta:Djambatan,1992)hlm.729

3
Al-Maturidi telah menulis beberapa karya ilmiah yang kesemuanya masih dalam
bentuk manuskrip atau makhthutat,yang antara lain kitab at-Ta’wil AlQur’an,kitab an-
Na’khaz asy-Syara’i,kitab al-jadal,kitab at-Tauhid,dan kitab Bayan Wahm al-mu’tazilah.2
C.pemikiran Al-maturidi
Keahlian Al-maturidi dalam bidang teologi islam menjadikan masyarakat
memberikan gelar kepadanya dengan sebutan ‘’Imam al-Huda’’Ada juga yang memberi
gelar ‘’Imam al-mutakallim’’
Mahmud al-kuwafi menyebut al-maturidi sebagai ‘pemimpinnya pembing-bing
cerminan kaum sunni dan pembing-bingnya pembawa standar Ahlu sunnah
waljama’ah,pembongkar kesesatan yang lahir dari kekacauana dan Bid’ah,pemimpin
skolastik dan ahli perbaikaan keimanan ummat islam.’’
Berikut ini,penulis akan memaparkan beberapa pokok pemikiran kalam al-
maturidi:
1.Akal dan wahyu
Dalam pemikiran teologi,al-maturidi berdasarkan pada wahyu dan akal.Dalam
hal ini,sama dengan al-Asy’ari.namun porsi yang diberikan oleh al-maturidi kepada akal
lebih besar dari pada yang diberikan olrh al-Asy’ari.
Menurut al-maturidi,mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan dapat
diketahui dengan akal.kemampuan akal dalam mengetahui hal tersebut sesuai dengan
ayat-ayat alqur’an yang memerintahkan agar manusia menggunakan akal dalam usaha
memproses pengetahuan dan keimananntya terhadap allah melalui pengamatan dan
pemikiran yang mendalam tentang makhluk ciptaannya.kalau akal tidak mempunyai
kemampuan memperoleh pengetahuan tersebut,tentunya Allah tidak memerintah manusia
Melakukannya.

2
Harun Nasution,et.al.,Ensiklopedi Islam,ibid.lihat juga al-Bazdawi,Usul ad-Din,(kairo al-Baby
al-Halaby wa Syuraka’uh,1963),hlm 92

4
Dan orang tidak mau menggunakan akal untuk memproleh iman dan pengetahuan
mengenai allah berarti meninggalkan kewajiban yang telah diperintahkan ayat-ayat
tersebut.namun akal menurut pandangan al-maturidi,tidak mampu mengetahui
kewajiban-kewajiban lainnya3
Al-maturidi membagi kaitan sesuatu dengan akal pada tiga macam,yaitu:
1.Akal dengan sendirinya hanya mengetahui kebaikan sesuatu itu
2.Akal dengan sendirinya hanya mengetahui keburukan sesuatu itu
3.Akal tidak mengetahui kebaikan dan keburukan sesuatu,kecuali dengan petunjuk ajaran
wahyu.

2.Perbuatan manusia
Al-maturidi menyebut adanya dua perbuatan,perbuatan tuhan dan perbuatan
manusia.perbuatan tuhan mengambil bentuk penciptaan daya itu sendiri merupakan
perbuatan manusia.daya diciptakan bersama-sama dengan perbuatan.perbuatan manusia
adalah perbuatan manusia dalam arti sebenarnya.pemberian upah dan hukuman
sesungguhnya didasarkan pada pemakaian daya yang diciptakan.
Kehendak manusia dalam paham al-maturidi bukanlah kehendak bebas yang
dikenal dalam mu’tazilah.kebebasan kehendak disini bukanlah kebebasan untuk berbuat
yang tidak dikehendaki tuhan,tetapi kebebasan untuk berbuat sesuatu yang tidak disukai
tuhan.
3.Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan
Perbuatan manusia dan segala sesuatu dalam wujud ini,yang baik atau yang
buruk adalah ciptaan tuhan.akan tetapi pernyataan ini menurut al-maturidi bukan berarti
bahwa tuhan berbuat dan berkehendak dengan sewenang-wenang sekehendaknya
semata.Hal tersebut terjadi karena qudrat tidak sewenang-wenang (absolut),tetapi
perbuatan kehendak-nya ini berlangsung sesuai dengan hikmah dan keadilan-nya yang
sudah ditetapkannya sendiri.

3
Harun Nasution,teologi islam….Op.cit.,hlm87-88
3

4 keterangan tersebut dikutip oleh Rosihan Anwar dan Abdur Rojak dari tulisan Abu Zahrah dalam kitab
Tarikh al-madzahib al-islamiyah.lebih lanjut lihat Rosihan Anwar dan Abdur Rojak,ilmu kalam,
(bandung:pustaka setia,2001),hlm.126

5
4.Sifat tuhan
Menurut al maturidi bahwa pembicaraan tentang sifat harus didasarkan atas
pengakuan bahwa tuhan mempunyai sifat-sifatnya sejak zaman ‘azali, tanpa pemisahan
antara sifat-sifatzat dan sifat-sifat aktif.4Menetapkan sifat bagi Allah tidak harus
membawanya pada pengrtian anthropomorphisme karena sifat tidak berwujud tersendiri
dari zat,sehingga berbilangnya yang qadim(ta;addud al-qudama’)
5.Melihat Tuhan
Al-maturidi mengatakan bahwa manusia dapat melihat Tuhan.hal ini
diberitahukan oleh ALqur’an ,antara lain firman Allah dalam surat al-Qiyamah ayat
22dan 23
Al-maturidi lebih lanjut mengatakan bahwa tuhan kelak diakhirat dapat dilihat
dengan mata,karena tuhan mempunyai wujud walaupun ia immaterial.namun melihat
tuhan,kelak diakhirat,tidak dalam bentuknya(bila kaifa),karena keadaan diakhirat tidak
sama dengan keadaan didunia.
6.Kalam tuhan
Pemecahan yang dilakukan oleh al-maturidi terhadap kalamullah adalah dengan
cara memandang perkataan Tuhan dan membaginya kepada dua segi,yakni:
a.’’kalam nafsi’’ yang ada pada zat tuhan dan qadim,bukan sejenis perkataan
manusia,berhuruf dan bersuara.kalam nafsi tersebut menjadi sifat tuhan Tuhan sejak
zaman ‘azali.kita sebagai manusia tidak bisa mengetahui hakekatnya,tidak bisa didengar
atau dibaca kecuali dengan perantara.
b.Kalam yang terdiri dari huruf dan suara.kalam ini sudah terang,baru,dan diadakan.5
7.Perbuatan manusia
Menurut al-maturidi,tidak ada sesuatu yang terdapat di alam ini,kecuali semua
atas kehendak tuhan,kecuali semuanya atas kehendak tuhan dan tidak ada yang memaksa
atau membatasi kehendak tuhan,keuali karena ada hikmah dan keadilan yang ditentukan
kehendak-nya sendiri.oleh karena itu ,tuhan tidak wajib berbuat ash-shalah wa al-
ashlah(yang baik dan terbaik bagi manusia)

4
5.Harun Nasution,Teologi islam…,Op cit,hlm113
6.Ahmad HANAFI, Teology islam(ilmu kalam),(malasya;Thinkers Library Sdn Bhn,1984)hlm.108.
5

6
Setiap perbuatan Tuhan yang bersifat mencipta atau kewajiban-kewajiban yang
dibebankan kepada manusia tidak lepas dari hikmah dan keadilan yang dikehendaki-nya
kewajiban-kewajiban tersebut antara lain;
a.Tuhan tidak akan membebankan kewajiban-kewajiban kepada manusia diluar
kemampuannya karena hal tersebut tidak sesuai dengan keadilan.manusia juga diberi
kemerdekaan oleh tuhan dalam perbuatan dan kemampuannya.
b.Hukuman atau ancaman,serta janji,terjadi karena merupakan tuntutan keadilan
yang sudah ditetapkan-nya.
8.Pengutusan rasul
Akal tidak selamanya mampu mengetahui kewajiban yang dibebankan,seperti
kewajiban mengetahui baik dan buruk serta kewajiban lainnya dari syari’at yang
dibebankan kepada manusia.oleh karena itu,menurut al-maturidi,akal memerlukan
bimbingan ajaran wahyu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban
tersebut,jadi,pengutusan rasul berpungsi sebagai suatu informasi.tanpa mengikuti ajaran
wahyu yang disampaikan rasul beratti manusia telah membebankan sesuatu yang berada
diluar kemampuannya kepada akalnya.
Pengutusan rasul menurut al-maturidi adalah sebuah kewajiban.sebab akal
manusia tidak bisa mengetahui kewajiban-kewajibannya tanpa petunjuk wahyu.
9.Pelaku Dosa Besar
Al-maturidi berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa besar tidak kafir dan
tidak kekal dalam neraka walaupun ia mati sebelum bertaubat.
Hal ini karena tuhan telah menjanjikan akan memberikan balasan kepada manusia sesuai
dengan perbuatannya.kekal didalam neraka adalah balasan untuk orang yang berbuat
dosa syirik.Dengan demikian berbuat dosa besar selain dosa syirik tidak akan
menyebabkan pelakunya kekal didalam neraka.menurut al-maturidi,iman cukup dengan
tashdiq dan ikrar,sedangkan amal adalah penyempurnaan iman,oleh karena itu amal tidak
akan menambah atau mengurangi esensi iman,kecuali hanya menambah atau mengurangi
sifatnya saja6.

6
10.Lihat ibid,hlm130
11.ibidhlm,131

7
D.Abu Mansur al-maturidi dan kebebasan kehendak
Al-maturidi lama konsentrasi menanggapi problem ini dan mempertimbangkan
pengaruhnya pada lapangan akidah dan ibadah sikap itu tidak mengherankan ,karena ia
adalah seorang mutakallimin(teolog islam) dan faqih(ahli hukum islam).dalam
menyelesaikan masalah ini ia berusaha untuk mensucikan keadilan ilmu dan kehendak
Allah,sekaligus memperkokoh prinsip taklif dan tanggung jawab.untuk itu ia menjelaskan
perbedaan pendapat dikalangan kaum muslimin mengenai kebebasan kehendak,baik itu
jabariah maupun qadariah.ia menjelaskan kekurangan dan kelemahan masing-masing
pihak.ia juga menjelaskan secara detail teori niat(unsur kesengajaan) dan fisikologi dan
fisiologi,menurutnya manusia itu adalah pelaku yang bebas memilih apa yang
dilakukannya,ia adalah pelaku yang kasib(punya kasab)banyak ayat yang meguatkan
pandangan ini.
Menurut al-maturidiah al-Qasd(unsur kesengajaan)merupakan salah satu unsure
penting bagi kebebasan kehendak.Al,qasd merupakan pangkal bagi taklif(perintah
agama),prinsip bagi pahala dan dosa,juga pujian dan celaan.seseorang berniat melakukan
perbuatan baik,maka allahpun menciptakan qudrat pada dirinya agar bisa
melakukannya,dan berhak menerima pahala karena niatnya itu,atau ia berniat melakukan
perbuatan jelek,maka allahpun menciptakan qudrat agar ia bisa melakukannya dan ia
berdosa karena niatnya itu.
Al-qasd harus disertai dengan kemampuan untuk berbuat,yang disebut istita’ah
itu.Al-maturidi telah merinci masalah ini,dengan menjelaskan pula hakikat dan
sumbernya.menurutnya istita’ah itu,Al-maturidi telah merinci masalah ini dengan
menjelaskan pula hakikat dan sumbernya.menurutnya istita’ah ada dua
macam.pertama,istita’ah ada dua macam.pertama,istita’ah mumkinah(kemampuan yang
mungkin)yang berarti keselamatan sebab alat dan anggota tubuh yang kesemuanya
merupakan pemberian dari allah yang berpungsi membantu seseorang untuk melakukan
perbuatan.ia harus ada sebelum seseorang melakukan perbuatan,tidak ada taklif tanpa
istita’ah ini,oleh sebab itu seorang muslim tidak harus menunaikan ibadah
haji.Kedua:istita’ah muyassirah (kemampuan yang memudahkan),yaitu qudrat hadisah
(kemampuan temporal) yang menyebabkan manusia bisa berbuat.

8
H. Pegikut al-maturidi
Dalam hal ini,orang-orang maturidiah sama sekali tidak keluar dari garis pendapat
guru mereka.misalnya Abu al-mu’in al-nasafi(508 H=1114 M)sebagai tokoh tulang
punggung maturidiah belakangan menegaskan bahwa menciptakan adalah allah
sedangkan kasab adalah hak manusia,tidak jadi soal jika satu maqdur terjadi dibawah dua
qudrat;dan kasab berarti qasd(niat)dan ikhtiar manusia.ia menolak semua perbuatan
mutawallidah dan mengkritik argumentasi-argumentasi mu’tazilah yang menopang
pendapat ini. Semua pendapatnya diikuti oleh Najm al-Din al Nasafi(537H=1142M)
Kebebasan kehendfak tidak bertentangan dengan qada’ dan qadar Allah, karena
Qada” itu pada hakikatnya adalah meletakkan sesyuatu padea tempatynya sewdangkan
qqadar adal;ah menjai sesuatu pada kebaikan atauy kejelekan yang ada. Jadio , Alah men-
qada perbuatan maksiat dan jelek dan meng-qadarnya. Sedangkan melakukannya
bukanlah dari Allah, tetapi berasal dari manusia dengan kemampuan, ikhtiar dank arena
Ia adalah Tuhan dan pencipta sega;la seuatu. Kendatipun demikian tidakllah pantas-dem,I
sopan santun-jika dikatakan bahwa Allah adalah pencipta perbuatan –perbuatan maksiat.
Dengan demiokian, kebebasan kehendak terbatas pada kesenjangan dan niat, yang
merupajkan benag merah dalam lapangan tanggunga jawab yang luas itu.

9
I. Kesimpulan
Semua aliran Teologi dalam islam,baik Asy’ariah,maturidiah apalagi mu’tazilah
sama-sama mempergunakan akal dalam menyelesaikan persoalan-persoalan teology yang
timbul dikalangan ummat islam.perbedaan yang terdapat antara aliran-aliran itu ialah
perbedaan dalam derajat kekuatan yang diberikan pada akal.kalau mu’tazilah berpendapat
bahwa akal mempunyai daya yang kuat,Asy’ariah sebaliknya berpendapat bahwa akal
mempunyai daya yang lemah.Dari uraian yang telah lalu, terlihat gambaran yang jelas,
bahwa pemikiran kalam Maturidiyah sebagai salah satu pemikiran kalam yang tergolong
Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak sepenuhnya sesuai dengan pemikiran kalam Asy’ariyah
yang diakuai sebagai pelopor kalm Sunni. PemikiranMaturidiyah generasai awal dalam
hal ini Abu Mansur al-Maturidiyah bahkan lebih dekat kepada Mu’tazilah.
Semua aliran juga berpegang kepada wahyu.dalam hal ini perbedaan yang
terdapat antara aliran-aliran itu hanyalah perbedaan dalam interpretasi mengenai teks
ayat-ayat al-Qur’an dan Hadist.perbedaan dalam interpretasi inilah sebenarnya yang
menimbulkan aliran-aliran yang berlainan itu,hal ini tidak ubahnya sebagai hal yang
terdapat dalam bidang hokum islam atau fiqih.disana juga, perbedaan interpretasilah yang
melahirkan mazhab-mazhab seperti yang dikenal seklarang,yaitu mazhab Hanafi,Mazhab
Maliki,Mazhab Syafii,Mazhab Hambali.

10
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anwar,Rosihan (et. al.) ilmu kalam,(Bandung:penerbit pustaka setia,2001)

Al-Bazdawi,Usul ad-din,(Kairo:penerbit al-Halaby wa Syraka’uh,1963)

Hahafi,Ahmad,Theology islam(ilmu kalam),(Malasya:Thinkers Library Sdn

Bhd,1984)

Nasution,Harun,Teologi islam:Aliran-Aliran Sejarah,Analisa Perbandingan,


(Jakarta:UI press,1986),Cet.5

Nasution,Harun, et.al.,Ensiklopedi islam,(Jakarta:penerbit Djambatan,1992)

Dr.Ibrahim Madkour (Aliran Dan Teori Filsafat islam)

11
12

Anda mungkin juga menyukai