Anda di halaman 1dari 34

”Konseling Islam dengan Terapi Sholawat Thibbil Qulub untuk Mengurangi

Kebiasaan Penggunaan Obat-Obatan Terlarang pada Remaja di Desa


Siliragung Banyuwangi”

Proposal Skripsi

Oleh :
Zinedine Ali Farhan Ramadlani
NIM B93217167

Dosen Pembimbing :
Dr. Rudy Al Hana, M.Ag
NIP. 196803091991031001

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020

1
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Nama : Zinedine Ali Farhan Ramadlani


NIM : B93217167
Program Studi : Bimbingan Konseling Islam
Judul Skripsi :“Konseling Islam dengan Terapi Sholawat Thibbil Qulub untuk
Mengurangi kebiasaan Penggunaan Obat-obatan Terlarang di Desa
Siliragung Banyuwangi”.

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Banyuwangi , September 2020


Menyetujui Pembimbing,

Dr. Rudy Al Hana, M.Ag


NIP. 196803091991031001

2
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI....................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG...............................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................7
C. TUJUAN PENELITIAN...........................................................................7
D. MANFAAT PENELITIAN.......................................................................8
1. Manfaat Teoritis....................................................................................8
2. Manfaat Praktis.....................................................................................8
E. PENELITIAN TERDAHULU YG RELEVAN........................................8
F. DEFINISI KONSEP..................................................................................10
1. Konseling Islam....................................................................................10
2. Terapi Sholwat Thibbil Qulub..............................................................11
3. Obat-Obatan Terlarang.........................................................................11
G. KAJIAN TEORITIK..........................................................................................12
1. Konseling islam...................................................................................12
2. Terapi sholawat Thibbil Qulub............................................................15
3. Obat-obatan terlarang..........................................................................19
H. METODE PENELITIAN..........................................................................19
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian..........................................................19
2. Sasaran dan Lokasi Penelitian.............................................................20
3. Jenis dan Sumber Data.........................................................................20
4. Tahap-tahap Penelitian........................................................................21
5. Teknik Pengumpulan Data..................................................................23
6. Teknik Validitas Data..........................................................................24
7. Teknik Analisis Data...........................................................................24
I. SISTEMATIKA PENULISAN.................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................26

3
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang dimanapun pasti mengenal yang namanya narkoba, psikotropika dan
zat adiktif. Bahkan di Indonesia sekarang banyak sekali benda-benda mengenai obat-obat
terlarang tersebut. Dan saat ini baik orang tua, dewasa, remaja bahkan anak kecil sudah
mengkonsumsi narkoba, memang sebenarnya obat itu bukanlah obat-obatan terlarang
melainkan adalah obat resep dari dokter untuk orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) untuk
menenangkan suatu kondisi orang tersebut. Di karenakan remaja bahkan anak kecil salah
dalam penggunaanya sehingga efek dari obat ini pun berbeda bisa memabukkan sampai
mematikan. Sehingga masyarakat kalau mendengar istilah napza atau obat terlarang tersebut
mereka merasa ketakutan, kebencian dan kekhawatiran.
Ketakutan akan dirinya, keluarganya, dan orang-orang terdekatnya. Kebencian
terhadap orang-orang yang mengkonsumsi apalagi pada obat tersebut. Kekhawatiran
mungkin akan bahaya dari obat terhadap orang yang mengkonsumsi yang paling
mengkhawatirkan adlah rusaknya generasi penerus bangsa hanya karena obat-obatan
terlarang itu.
Penyalahgunaan obat-obat terlarang di Indonesia beberapa tahun terakhir ini menjadi
masalah serius dan telah mencapai masalah keadaan yang memperihatinkan sehingga
menjadi masalah nasional. Korban penyalahgunaan narkoba telah meluas sedemikian rupa
sehingga melampaui batas-batas strata sosial, umur, jenis kelamin. Merambah tidak hanya
perkotaan tetapi merambah sampai pedesaan dan melampaui batas negara yang akibatnya
sangat merugikan perorangan, masyarakat, negara, khususnya generasi muda. Bahkan dapat
menimbulkan bahaya lebih besar lagi bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang
pada akhirnya dapat melemahkan ketahanan nasional.
Kondisi sosial yang tidak sehat pun menyebabkan control orang dewasa terhadap
remaja cenderung acuh. Maka dari itu norma, control dan sanksi sosial menjadi semakin
lemah, yang mengakibatkan bobroknya generasi muda Lemahnya control dan perhatian
orangtua terhadap anak di perkuat oleh paham individualisme,yang menjadi salah satu
penyebab terjadinya kenakalan remaja.

4
Seperti yang kita tahu, masa remaja adalah tahapan kehidupan yang bersifat
peralihan dan masa penjajakan, maka dari itu sangat rentan oleh pengaruh-pengaruh
negative. Padahal masa remaja adalah masa yang amat baik untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki. Maka sudah semestinya remaja mendapatkan bimbingan pondasi agama yang
kuat sebagai pedoman hidup karena pada masa ini adalah masa pencarian nilai-nilai hidup
yang akan banyak berpengaruh di masa depan nya.1
Menurut Kartono (ilmuwan sosiologi) “Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan
bentuk perilaku yang menyimpang”. Menurut Santrock “Kenakalan remaja merupakan
kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga
terjadi tindakan kriminal.2

Hal demikian bisa di telisik bahwa kenakalan yang di maksud adalah perilaku
menyimpang dari kebiasaan dan itu melanggar hokum. Salah satu kebiasaan yang biasa di
lakukan oleh anak muda di kota maupun di desa salah satunya adalah mengkonsumsi obat-
obatan terlarang yang dapat menghilangkan akal sehat. Adapun haramnya narkoba juga
terdapat pada firman Allah QS. Al A’rof: 157 :

‫خ َبا ِئث‬
‫و ُي ِح ل َل ُه ط ت ِِّ عَل ْي ِه‬
‫ُم ال] ِي و ُي ر ُم ا ْل‬
‫ُم‬ ]‫َبا‬
‫ح‬

Artinya : “Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk”. Setiap yang khobits terlarang dengan ayat ini. Di antara
makna khobits adalah yang memberikan efek negatif.

Ayat tersebut juga berkaitan dengan QS. Al Baqarah: 195:

‫و ََل تُ] ْ قل ُوا ِييكُ ْم لَى التَّ] ْهل]ُ َك ِة‬


‫أ‬

Artinya : “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”

5
1
Syamsu Yusuf LN., “Psikolagi Perkembangan Anak Remaja” (PT.Remaja Rosda Karya, 2009), h.211.
2
Kartini Kartono Patologi sosial 2 “Kenakalan Remaja” (Jakarta: Raja wali pers, 2014), h.73

6
Menurut jumhur mayoritas ulama, narkoba itu suci (bukan termasuk najis), boleh
dikonsumsi dalam jumlah sedikit karena dampak muskir (memabukkan) yang ditimbulkan
oleh narkoba berbeda dengan yang ditimbulkan oleh narkoba. Bagi yang mengkonsumsi
narkoba dalam jumlah banyak, maka dikenai hukuman ta’zir (tidak ditentukan
hukumannya), bukan dikenai had (sudah ada ketentuannya seperti hukuman pada pezina).
Kita dapat melihat hal tersebut dalam penjelasan para ulama madzhab berikut:

Dari ulama Hanafiyah, Ibnu ‘Abidin berkata, “Al banj (obat bius) dan semacamnya
dari benda padat diharamkan jika dimaksudkan untuk mabuk-mabukkan dan itu ketika
dikonsumsi banyak. Dan beda halnya jika dikonsumsi sedikit seperti untuk pengobatan”.
Dari ulama Malikiyah, Ibnu Farhun berkata, “Adapun narkoba (ganja), maka hendaklah
yang mengkonsumsinya dikenai hukuman sesuai dengan keputusan hakim karena narkoba
jelas menutupi akal.

Dari ulama Syafi’iyah, Ar Romli berkata, “Selain dari minuman yang memabukkan
yang juga diharamkan yaitu benda padat seperti obat bius (al banj), opium, dan beberapa
jenis za’faron dan jawroh, juga ganja (hasyisy), maka tidak ada hukuman had (yang
memiliki ketentuan dalam syari’at) walau benda tersebut dicairkan. Karena benda ini tidak
membuat mabuk (seperti pada minuman keras, pen)”. Begitu pula Abu Robi’ Sulaiman bin
Muhammad bin ‘Umar –yang terkenal dengan Al Bajiromi- berkata, “Orang yang
mengkonsumsi obat bius dan ganja tidak dikenai hukuman had berbeda halnya dengan
pengguna obat-obatan terlarang. Dan tidak mengapa jika dikonsumsi sedikit. Pecandu
narkoba akan dikenai ta’zir (hukuman yang tidak ada ketentuan pastinya dalam syari’at).”

Tujuan dari membaca Sholawat Thibbil Qulub adalah untuk menggerakkan hati agar
senantiasa mengingat Allah dan senantiasa memohon ampunan Allah atas dosa yang telah di
perbuat. Maka dengan senantiasa mengingat Allah maka akan timbul perasaan takut kepada
Allah dan secara tidak langsung maka akan muncul perasaan takut pula untuk melanggar
syariat Allah hingga kebiasaan yang buruk akan berganti menjadi kebiasaan yang baik.
Sholawat Thibbil Qulub membawa ketenagan dan kesejukan hati serta membawa
energi postif bagi pembacanya. Namun, apakah sholawat ini mampu untuk mengurangi
kebiasaan meminum obat-obatan terlarang pada remaja yang diwawancarai di desa
Siliragung
7
kec. Siliragung Kab. Banyuwangi. Yang mana bisa di katakan adalah hal yang wajar bagi
pemuda di desa tersebut , faktor lingkungan bahkan faktor keluarga menjadi salah satu
penyebab remaja ini mengikuti hal yang di anggap biasa tersebut.
Senantiasa membiasakan diri dengan sholawat menjadi suatu pagar untuk tidak
terjurumus ke dalam lubang yang menyesatkan. Dengan adanya penelitian ini bertujuan
untuk melihat bagaimana pengaruh dan perkembangan yang di hasilkan dari Sholawat tibbil
qulub bagi pengguna obat-obatan terlarang . Jadi dengan adanya fenomena diatas, maka
peneliti mengangkat judul penelitian “ Konseling Islam dengan Terapi Sholawat Thibbil
Qulub untuk Mengurangi kebiasaan penggunaan obat-obatan terlarang pada remaja di desa
Siliragung Banyuwangi ”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Proses Konseling Islam dengan Terapi sholawat Thibbil Qulub untuk
mengurangi kebiasaan penggunaan obat-obatan terlarang pada remaja di desa Siliragung
Banyuwangi ?
2. Bagaimana hasil yang dicapai pada proses konseling islam dengan Terapi sholawat Thibbil
Qulub untuk mengurangi kebiasaan penggunaan obat-obatan terlarang pada remaja di desa
Siliragung Banyuwangi.

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui Proses Konseling Islam dengan Terapi Sholawat Thibbil Qulub
untuk Mengurangi kebiasaan Penggunaan Obat-obatan Terlarang di Desa
Siliragung Banyuwangi.
2. Mengetahui Hasil yang di capai dari proses Konseling Islam dengan Terapi
Sholawat Thibbil Qulub untuk Mengurangi kebiasaan Penggunaan Obat-obatan
Terlarang di Desa Siliragung Banyuwangi.

D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian tentu memiliki manfaat, adapun manfaat dari penelitian ini sebagai
berikut :

8
1. Manfaat teoritis

9
a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kepada peneliti dan mahasiswa
Bimbingan Konseling Islam yang berkaitan Dengan Konseling Islam dengan Terapi
Sholawat Thibbil Qulub untuk mengurangi kebiasaan Penggunaan Obat-obatan
Terlarang pada remaja.
b. Sebagai informasi Atau bahan rujukan kepada peneliti lain khusunya mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Islam tentang Konseling islam dengan Sholawat Thibbil
Qulub untuk Mengurangi kebiasaan Penggunaan Obat-obatan Terlarang pada
Remaja.
2. Manfaat
Praktis
a. Bagi konseli
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bantuan kepada konseli untuk
mengurangi kebiasaan penggunaan Obat-obatan terlarang dengan menggunakan
terapi Sholawat Thibbil Qulub.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan jawaban atas penelitian yang akan di lakukan yang
berkaitan konseling islam tentang Konseling islam dengan terapi Sholawat Thibbil
Qulub untuk mengurangi kebiasaan penggunaan obat-obatan terlarang pada remaja.

E. PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN


1. Penelitian Anggraeni Ayu Suseno, Prodi Bimbingan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta (2009). Dengan judul “Studi Kasus Dampak Ketergantungan
Narkotika, Psikotropika, dan bahan adiktif lainnya (narkoba) terhadap makna hidup”.
Penelitiian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena peneliti ingin
melihat dan mengungkapkan suatu objek dalam konteknya.
Persamaan : Penelitian ini dengan penelitian yang akan di lakukan sama-sama
menggunakan penelitian kualitatif serta sama-sama memebahas tentang narkoba atau
obat-obatan terlarang.
Perbedaan : Penelitian ini menggunakan logoterapi untuk menghilangkan
ketergantungan pada narkoba, sedangkan penelitian yang akan di lakukan menggunkan
Terapi sholawat Tibbil Qulub untuk mengurangi kebiasaan penggunaan obat-obatan
terlarang.
10
2. Penelitian Farid Hidayat, Prodi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Allaudin Makasar
(2016). Dengan judul penelitian “ Dampak sosial Penyalahgunaan Narkoba pada
remaja di kelurahan kalabbirang Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar
Makasar”.
Penelitian ini menggunakan Penelitian kualitatif dengan deskriptif komparatif
untuk mendapatkan data dari proses konseling yang berupa wawancara, observasi dan
dokumentasi.
Persamaan : persamaan penelitian ini adalah tentang mengurangi penggunaan
obat-obatan terlarang.
Perbedaan : Perbedaanya penelitian ini terletak pada dampak sosialnya
penyalahgunaan narkoba sedangkan penelitian yang akan di lakukan untuk mengurangi
kebiasaan penggunaan obat-obatan terlarang pada remaja di desa siliragung Banyuwangi.
3. Penelitian Elfa Masfufah Prodi Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya (2016). Dengan judul penelitian “Konseling Islam dengan
Terapi Husnudzon untuk Meningkatkan Resiliensi pada Fresh Graduate dalam
Menghadapi Dunia Kerja di Desa Sukorejo Bungah Gresik”
Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan kualitatif karena peneliti ingin
melihat dan mengungkapkan suatu keadaan maupun suatu objek dalam konteknya.
Persamaan : Penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan sama-sama
menggunakan penelitian kualitatif dan sama menggunakan konseling islam.
Perbedaan : Penelitian ini menggunakan terapi husnudzon dalam meningkatkan
resiliensi pada fresh graduate dalam menghadapi dunia kerja, sedangkan penelitian yang
akan dilakukan menggunakan terapi Sholawat Thibbil Qulub untuk mengurangi
kebiasaan penggunaan obat-obatan terlarang pada seorang remaja.
4. Penelitian Layla Rifatin Prodi Bimbingan san Konseling Islam UIN Sunan Ampel
Surabaya (2019), Dengan judul penelitian “ Konseling Islam dengan Sholawat Thibbil
Qulub untuk Meningkatkan Spritualitas pada penderita multiple scleorosis di desa
belahanrejo kedamen gresik”.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena peneliti ingin
melihat suatu objek
Persamaan : persamaanya adalah sama-sama menggunakan terapi sholawat
Thibbil Qulub dan menggunakan metode penelitian kualitatif
11
Perbedaan : perbedaanya penelitian ini untuk meningkatkan spritualitas pada
penderita multuple sclerosis sedangkan penelitian yang akan di gunakan untuk
mengurangi penggunaan obat-obatan terlarang.

F. DEFINISI KONSEP
1. Konseling Islam
Istilah Kata Konseling berasal dari kata to counsel yang berarti memberikan bantuan
kepada orang lain secara langasung face to face (bertatap muka secara langsung).
Kata konseling dalam hal ini berbeda dengan kata bimbingan, karena konseling
lebih fokus terhadap pemberian bantuan, dalam proses konseling konseli bersifat aktif
sedangkan konselor bersifat pasif, maka dapat disebut dengan istilah non direktif.
Sedangkan istilah islam dalam wacana studi islam berasal dari bentuk masdar
yang artinya selamat dan damai. Islam berasal dari kata kerja salima yang diubah bentuk
menjadi aslama yang berarti berserah diri. Dengan demikian kata islam secara etimologi
berarti keslamatan atau kedamaian,.
Jadi, konseling islam merupakan sebuah proses pemberian bantuan untuk keluar
dari permasalahan yang sesuai dengan tuntutan agama islam yaitu ajaran Al Qur’an dan
Hadist.

2. Terapi Sholawat Thibbil Qulub


Sholawat Thibbil Qulub memiliki arti “obat/penyembuh hati” sholawat ini di sebut
juga dengan nama Sholawat nurul Abshar yang berarti “cahaya mata hati.3
Sholawat Thibbil Qulub atau sholawat Nurul Abshar berasal dari Nabi sholallahu
‘alaihi wa aalaihi wassalam yang di ambil dari kata mafaatihu as-sa’adaah fi sholawat,
sholawat ini isinya di umpamakan sebagai kesehatan jasmani dan rohani sebagi segala

3
https://islam.nu.or.id/post/read/117448/bacaan-shalawat-tibbil-qulub-dan-faedahnya

12
tubuh dan segala penawarnya, cahaya bagi segala mata dan sinarnya, makan dan
santapan bagi segala ruh.4
Sholawat Thibbil Qulub merupakan sholawat thibbiyah yang terkanal dan memiliki
sebagi sebagai penawar atau obat, karena dalam bacaan tersebut terdapat kandungan
tawasul kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Jadi Sholawat Thibbil qulub ini intinya adlah Sholawat untuk penyembuh atau obat
segala hal yang ada pada dalam jiwa dan raga manusia serta dapat menyejukkan hati bagi
pembacanya dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Obat-obatan Terlarang
Obat-obatan terlarang atau biasa di sebut Narkoba (narkotika dan obat berbahaya)
obat obatan ini berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi
sintesis yang menyebabkan pengaruhh bagi penggunanya. 5
Pengaruh tersebut seperti pembiusan, terkadang orang merasa bersemangat namun
ada juga sebaliknya terkadang sesorng memiliki rasa sedih ataupun juga fikiran dan
ucapan tidak terkontrol.
Banyak jenis obat-obatan terlarang di antaranya (marijuana,alkohol,pil,extasi,garam
mandi,kokain dan amfetamin) sedangkan yang akan peneliti bahas adalah mengenai Pil
Ekstasi yang saat ini menyebar luas di kalangan remja dewasa bahkan orang tua dan
anak kecil sekalipun.
Efek dari obat-obatan ini adalah menyenangkan bagi pemaikanya bahkan juga
menyedihkan bagi pemakainya, ciri-ciri orang yangsering memakai obat-obatan
terlarang ini adlah dia bisa tidak tidur selama 12 jam bahkan 24 jam sekaligus ciri-ciri
fisiknya dari mata sudah tidak fokus dengan lawan bicara dan apa yang dikatakannya
pun sulit untuk di cerna dengan orang normal.

4
Layla Rifatin, Konseling Islam dengan sholawat tibbil Qulub untuk meningkatkan spritualitas
pada penderita multiple sclerosis di desa belahanrejo kedamen gresik ( Prodi Bimbingan Dan
Konseling Islam UIN Sunan Ampel Surabaya 2019)
5
https://www.rijalhabibulloh.com/2015/02/makalah-tentang-narkoba.html

13
G. Kajian Teoritik
1. Konseling Islam
a. Pengertian Konseling Islam
Istilah Kata Konseling berasal dari kata to counsel yang berarti memberikan
bantuan kepada orang lain secara langasung face to face (bertatap muka secara
langsung.6
Sedangkan istilah islam dalam wacana studi islam berasal dari bentuk masdar
yang artinya selamat dan damai. Islam berasal dari kata kerja salima yang diubah
bentuk menjadi aslama yang berarti berserah diri. Dengan demikian kata islam secara
etimologi berarti keslamatan atau kedamaian,.
Jadi, konseling islam merupakan sebuah proses pemberian bantuan untuk
keluar dari permasalahan yang sesuai dengan tuntutan agama islam yaitu ajaran Al
Qur’an dan Hadist.

b. Tujuan Konseling Islam


Tujuan Konseling islam secara garis besar adalah untuk membantu individu
mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup.
Sedangkan menurut Az-Dzaky tujuan konseling islam adalah sebagai berikut:
1) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopan santunan dalam
tingkah laku.
2) Untuk menghasilkan suatu perbuatan, dan kebrsihan jiwaq dan mental.
3) Untuk mengahislkan kecerdasan rasa emosi pada individu sehingga bisap
bersikap toleransi.
4) Untuk mencerdaskan spritual
5) Untuk mengembalikan pola pikir yang sesuai dengan petunjuk syariat islam .7

Sedangkan menurut Aziz Salleh Tujuan konseling islam adalah :

6
H.M Arifin, polo-pokok pikiran tentang bimbingan dan penyuluhan agama di sekolah dan di luar sekolah,
7
Aziz Salleh, Konseling Islam, (Kuala Lumpur: Utusan Publicatio & Distributors SDN.BHD, 1993), hlm.5

14
1) Menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh klien.

2) Berlakunya perubahan yang diinginkan untuk mencapai kesempurnaan diri.

3) Membimbing untuk membuat keputusan yang bijaksana.

4) Bertindak secara logis, waras dan atas dasar keimanan dan bukan atas dasa
hasutan nafsu dan syetan laknatullah.

5) Membantu klien mewujudkan perhubungan yang baik.

6) Membantu klien yang terlibat dalam perbuatan keji.

7) Membentuk tabiat diri agar senantiasa berdisiplin dengan siapa saja


menjadikan klien insan yang dihormati dan disukai.8

Tujuan Konseling islam adalah agar konseli terhindar dari permaslahan yang di
hadapi, maslah tersebut berkaitan dengan penyakit mental, sosial, maupun spritual, atau
dengan kata-kata lain agar masing-masing individu memiliki mental yang sehat.
Mental yang sehat dapat di tandai dengan orang yang senantiasa tawwakal,
bersyukur, sabar, ikhlas, amanah serta berjuihad di jalan Allah SWT. Sedangkan mental
yang tidak sehat dapat di tandai dengan orang yang suka maksiat, berbuat Dzalim ,
berburuk sangka dan menuruti hawa nafsu.

c. Fungsi Konseling Islam


Fungsi dari Konseling Islam sendiri Pencegahan dan Memecahkan suatu
permaslahan. Istilah lainnya yaitu Developmental yaitu mengembangkan keadaan yang
sudah baik menjadi lebih baik.

Menurut Faqih (2001) fungsi bimbingan konseling Islami adalah:

1) Fungsi preventif yaitu membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya


masalah bagi dirinya.

8
Ahmad H. Asyari, Dkk, pengantar studi islam (surabaya: IAIN Sunan Ampel,2004)

15
2) Kuratif atau Korektif yakni membantu individu memecahkan masalah yang
sedang dihadapi atau dialaminya.
3) Fungsi preservatif yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi
yang semula tidak baik menjadi baik dan kebaikan itu bertahan lama.
4) Fungsi development atau pengembangan yakni membantu individu memelihara
dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik atau menjadi lebih
baik, sehingga tidak memungkinkan menjadi munculnya masalah baginya.9

Jika fungsi atau peranan kliennya seperti yang sudah di uraikan di atas maka tugas
ini tidak banyak, berbeda dengan tugas Rosulullah, para da’I dan ustad terhadap ummat
yaitu :

 Menyuruh orang berbuat baik


 Mencegah dari kemungkaran
 Beriman kepada Allah SWT.10

Ketiga tugas ini bukan saja tugas para ustadz, dan dai, tetapi juga semua umat
untuk menyampaikan kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surah
Ali Imran ayat 110 yang berbunyi:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada
yanag ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”.11

9
Hamdani Bakran Adz-Dzaki, Psikoterapi dan Konseling Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru,
2001), hlm.137
10
Hamdani Bakran Adz-Dzaki, Psikoterapi dan Konseling Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru,
2001), hlm.137
11
Lahmuddin Lubis, Bimbingan dan Konseling dalam perspektif Islam, Op.Cit., hlm, 67.

16
d. Langkah- Langkah Konseling islam
1) Langkah identifikasi kasus, Langkah Ini dilakukan bertujuan untuk
mengumpulkan data dari beberapa sumber untuk mendalami kasus.
2) Langkah diagnosa adalah langkah untuk menetapkan suatu permasalahan
yang d hadapi beserta latar belakang dari konseli tsb.
3) Langkah prognosa yaitu langkah untuk menetapkan jenis terapi atau bantuan
yang akan di laksanakan untuk menangani masalah yang di hadapi.
4) Langkah Terapi, yaitu di langkah ini adalah pelaksaan terapi yang sudah di
tentukan pada saat di langkah prognosa.
5) Langkah evaluasi dan Follow up, langkah ini di maksud untuk menilai
konseli sejauh mana hasil dari terapi yang telah di lakukan.12

2. Terapi Sholawat Thibbil Qulub


a. Pengertian Sholawat Thibbil Qulub

Sholawat Thibbil Qulub merupakan sholawat yang memliki banyak keutamaan


dan salah satu sholawat yang istimewa, sholawat ini juga di kenal dengan nama
sholawat syifa dan sholawat nuril abshor. Sholawat Thibbil qulub ini di khususkan dalam
mengobati dan menyembuhkan berbagai macam penyakit baik penyakit dhohir maupun
batin.
Sholawat Thibbil Qulub memiliki arti “obat/penyembuh hati” sholawat ini di sebut
juga dengan nama Sholawat nurul Abshar yang berarti “cahaya mata hati.13
Sholawat Thibbil Qulub atau sholawat Nurul Abshar berasal dari Nabi sholallahu
‘alaihi wa aalaihi wassalam yang di ambil dari kata mafaatihu as-sa’adaah fi sholawat,
sholawat ini isinya di umpamakan sebagai kesehatan jasmani dan rohani sebagi segala

12
Moh Surya I Djumhuri, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV Ilmu, 1975), hal 104-106
LANGKAH KONSELING ISLAM

17
13
https://islam.nu.or.id/post/read/117448/bacaan-shalawat-tibbil-qulub-dan-faedahnya

18
tubuh dan segala penawarnya, cahaya bagi segala mata dan sinarnya, makan dan
santapan bagi segala ruh.14
Sholawat Thibbil Qulub merupakan ssholawat thibbiyah yang terkanal dan
memiliki sebagi sebagai penawar atau obat, karena dalam bacaan tersebut terdapat
kandungan tawasul kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Jadi Sholawat Thibbil qulub ini intinya adlah Sholawat untuk penyembuh atau
obat segala hal yang ada pada dalam jiwa dan raga manusia serta dapat menyejukkan hati
bagi pembacanya dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

b. Lafal dan bentuk Sholawat Tibbil Qulub


Berikut ini bentuk bacaan Sholawat Tibbil Qulub yang di jadikan penyembuh
dari segala penyakit :

‫ت األ ر َوا‬
‫وض َيا وق‬ ‫وشَفا ِئ ِ ر ا ْلَ ص‬ َ‫ِف َي ِة ا ْل‬ ‫ب و َد‬ ُ‫ِب ا لقُل‬ ‫َّم‬ ‫َالل ه َّم ِ ٰل س ِِّي‬
‫ِئ َها و‬ ‫ ب ونُ و ا‬،‫َها‬ ‫ب َدان وعا‬ ،‫و ط َوا ِئ َها‬ ،‫ٍد‬ ‫ِدنَا‬ ‫ِّل ى‬
‫ِر‬ ‫مح‬ ‫صع‬
‫ وع ٰلى ٰا ِل ِه ح ب س‬،‫وغَذا ِئ َها‬
ِ
ّ‫و ه و ِل‬
ِ
‫ص ِ م‬

Allahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa Muhammadin thibbil quluubi wa dawaa-ihaa


wa 'aafiyatil abdaani wa syifaa-ihaa wa nuuril abshaari wa dliyaa-ihaa wa ’alaa aalihii
wa shahbihii wa sallim.15

Artinya:

"Ya Allah, berikanlah rahmat kepada baginda kami, Nabi Muhammad, sang penyembuh
hati dan obatnya, memberikan kesehatan badan dan mengobatinya, menjadi cahaya mata
hati dan sinarnya, juga kepada keluarga dan sahabat beliau, dan semoga Engkau
memberikan keselamatan."

19
Layla Rifatin, Konseling Islam dengan sholawat tibbil Qulub untuk meningkatkan spritualitas
14

pada penderita multiple sclerosis di desa belahanrejo kedamen gresik ( Prodi Bimbingan Dan
Konseling Islam UIN Sunan Ampel Surabaya 2019)
15
https://yuksinau.co.id/lirik-sholawat-thibil-qulub/ https://yuksinau.co.id/lirik-sholawat-thibil-qulub/

20
c. Memahami Sholawat Thibbil Qulub
Sholawat Thibbil Qulub berfaedah menjaga kesehatan tubuh dan juga menjadi
obat dari segala penyakit baik Dhohir maupun batin {KH Muhammad bin Abdullah
Faqih}.
Faedah dari sholawat Thibbil Qulub berlaku untuk merka yang membaca atau
melantunkan sholawat tsb. Dengan kaifiyah (cara baca) yang umum. Sehingga mereka
yang istiqomah selalu membaca sholawat ini dalam bilangan berapapun banyaknya.
Adapun cara baca yang khusu dalam melantunkannya, telah d jelaskan di dalam
kitab sa’adah ad-Daraini fi as-Shalat ala sayyid al-kaunaini, yakni berikut :

‫هر والباطن تقرأ ألفين على أي مرض وقيل أربعمائة فيشفى بإذن الل‬u‫إنها صيغة الطب الظا‬

“Shalawat ini adalah shalawat penyembuh lahir & bathin. Apabila dibaca 2000x
bisa menyembuhkan segala penyakit. Menurut pendapat lain, dibaca sebanyak 400x,
maka penyakit (yang alami) Insya Allah akan sembuh” [Syekh Yusuf bin Ismail]16

Sholwat Thibbil Qulub secara khusus cenderung berbeda beda kafiyah nya atau
cara membacanya karena tentunya sesuai dengan ijazah dari kyai ataupun Ulama yang
telah mengijazahkan bacaan Sholawat Thibbil qulub, agar supaya dibaca dengan
bilangan tertentu dan di sertai dengan tawasul kepada siapa untuk mendapatkan
kebarokahan ijazahnya.

d. Waktu Membaca Sholawat Thibbil Qulub


Sholawat Thibbil Qulub ini merupakan Sholawat Ghairu ma’tsur yakni adalan
Sholawat yang di susun oleh para ulama.
Sholawat Thibbil Qulub ini kerap kali di bawakan / di lantunkan di acara-acara
akbar atau besar seperti Maulid Nabi dan acara-acara biasanya ada di majelis Sholawat
dan acara Keagamaan besar lainnya. Tak jarang pula sholawat ini kita dengar di
mushola

16
https://hot.liputan6.com/read/4193461/bacaan-sholawat-tibbil-qulub-doa-terhindar-dari-berbagai-
21
macam-penyakit

22
maupun masjid sebelum adzan sembari menunggu waktu sholat yang biasa di sebut
dengan (pujian).
Namun waktu untuk membaca Sholawat Thibbil Qulub ini juga tergantung dalam
pengijazahan dari Kyai aatau Ulama karena kafiyahnya pun berbeda beda.

e. Terapi Sholawat Thibbil Qulub


Terapi Sholawat Thibbil Qulub merupakan Terapi yang di gunakkan untuk
penyembuhan dan pengobatan baik dhohir maupun batin dengan niat mendekatkan diri
kepada Allah Swt. Menambahkan jiwa spritualitas untuk ketenangan hati dengan cara
mengamalkan sholawat ini dan mengahayati setiap lantunannya dan di awali dengan
membaca Ta’awudz, Basmalah, Syahadat dan Tawasul kepada Nabiyull mustofa
Muhammad SAW. Dan ulama ulama besar tergantung pengijazahan.
Berikut ini tahap pelaksanaan dalam terapi Sholawat Thibbil Qulub dari salah
satu pengijazahan seorang kyai:
1) Persiapan
1) Wudlu, Wudlu adlah kegiatan membasuh sejumlah anggota badan
dengan maksud dan tujuan untuk mensucikan diri menghilangkan kotoran
batin, setiap muslim harus bersiap diri dengan hati yang suci untuk
melakukan sesuatu hal yang bernilai positif.
2) Meyakinkan konseli, jika konseli yakin ingin berubah maka ia harus
memiliki keyakinan bahwa ia pasti bisa berubah dan bangkit dari
penggunaan obat-obatan terlarang
3) Membaca Ta’awudz, basmalah, syahdat dan tawasul, Tujuan
membaca Ta’awudz dan Basmalah adalah untuk meminta perlindungan
kepada Allah SWT. Dari godaan syaiton untuk menyebut serta mengingat
Allah SWT. Dan tujuan membaca Syahadat adalah untuk mengembalikan
keimanan konseli pada Allah SWT. Serta membaca tawasul bertujuan
agar untuk mendapatkan karomah dsri Ulama besar terdahulu namun
tergantung dalam pengijazahan masing-masing.
2) Tindakan
Membaca Sholawat Thibbil Qulub di ulang selama 3kali

23
Atau tergantung pengijazahannya.
3) Lanjutan
 Saran : Memberikan solusi terhadap konseli untuk
menyelesaikan permaslahan
 Motivasi : memberikan dorongan yang membuat konseli sadar
akan bahanya obat-obatan terlarang dan membuat konseli melakukan
suatu perbuatan untuk mencapai tujuan yang di inginkan.

3. Obat-obatan Terlarang
Obat-obatan terlarang merupakan sebuah kondisi dimana sesorang sedang tidak
sadar dengan apa yang dilakukan dan hanya meraskan senang namun itu hanya sesaat
bahkan juga meraskan sedih dan melemun hanya sesaat tergantung situasi dan kondisi
namun kebanyakan merasa senang dan susah tidur.
Definisi Obat-obatan terlarang juga dapat di artikan sebagai kondisi dimana
seseorang sedang berbicara tidak jelas dan tidak dapat di artikan oleh manusia normal,
dengan mata merah syup-sayup mengkantuk namun kuat untuk tidak tidur dan apa saja
akan di lakukan agar merasa mempunyai kegiatan.
Jadi, yang di katakan orang pengguna Obat-obatan terlarang yaitu kondisi
sesorang yang dimana orang tersebut sedang tidak dapat mengendalikan apa yang d
lakukan atau pun yang di ucapkan dan perkataannya yang sulit di mengerti.

H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunkan penelitian kualitatif yaitu sebuah penelitian yang di
lakukan dengan cara mengamati secara langsung apa yang sedang di alami oleh subjek
atau konseli.
Dalam penelitian ini, peneliti berperan secara langsung dan aktif di lapangan ,
mencatat semua hasil baik melalui orang terdekat atau tetangga yang ada di lapangan,

24
melakukan analisis refleksi dari hasil dokumentasi saat di lapangan, kemudian
melaporkan hasil hasil penelitian yang di lakukan di lapangan secara detail.17
b. Jenis penelitian
Sedangkan jenuis penelitian dalam hal ini menggunakan jenis penelitian studi
kasus, yaitu sebuah penelitian yang di lakukan secara detail terkait objek penelitian.18
Jadi, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi kasus untuk melakukan
sebuah konseling islam dengan terapi Sholawat Thibbil Qulub untuk mengurangi
kebiasaan penggunaan obat-obatan terlarang pada remaja di desa siliragung
Banyuwangi.
2. Sasaran, Alasan dan Lokasi Penelitian
a. Sasaran penelitian
Sasaran penelitian dalam hal ini yaitu seorang remaja di desa Siliragung
Banyuwangi yang memiliki kebiasaan menggunakan obat-obatan terlarang yanng
membuat efek negatif pada diri seorang remaja tersebut.
b. Alasan penelitian
peneliti mengangkat kasus ini ingin membantu konseli mengurangi penggunaan
obat-obatan terlarang agar memiliki kehidupan selayaknya dan memiliki pola pikir yang
sewajarnya sehingga kehidupannya kembali normal.
c. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan dilaksanakan tepatnya di rumah konseli di daerah
Desa Siliragung-Banyuwangi.
3. Jenis-Jenis Sumber Data
a. Jenis data
 Jenis Data Primer
Jenis data primer merupakan sebuah data yang di ambil dari sumber
pertama yang ada di lapangan, dalam hal ini peneliti memperoleh data
konseliberupa latar belakang, dalam bentuk wawancara kepada konseli, hasil
observasi terhadap permasalahan dan juga dokumentasi dari proses konseling
 Jenis Data Sekunder

17
M. Djunaidi Ghony& Fauzan A. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.2012), 25.

25
18
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,1988), 63

26
Jenis data sekunder merupakan jenis data yang di ambil dari orang kedua
19
atau sebagai pelengkap dari data primer. data ini di dapatkan dengan cara
mengamati dan mewawancarai orang kedua mengenai konseli ttg permaslahn
yang di hadapi. Serta mendengarkan apa yang di bicarakan orang sekitar terkait
kehidupan konseli.
b. Sumber Data
 Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber pertama yang di dapatkan oleh
peneliti. Dimana konseli belum bisa mengendalikan hawa nafsu untuk tidak
memakai obat-obatan terlarang dan masih terbawa oleh situasi lingkungan
tempat tinggal maupun pergaulan. Dengan ini peneliti membantu untuk
mengurangi penggunaan obat-obatan terlarang dengan menggunakan konseling
islam dengan Terapi Sholawat Thibbil Qulub.
 Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua yang di dapatkan
dalam proses penelitian, data ini bisa di dapatkan dari keluarga maupun teman
terdekat konseli.

4. Tahap-Tahap
penelitian
a. Tahap pra Lapangan
Pada tahap ini terdapat tujuh langkah yang harus di temputh untuk proses penelitian.
 Menyusun Rancangan Penelitian
Yang harus di persiapkan pertama kali adalah menyusun rancangan
penelitian tentang apa yang akan dilakukan pada proses konseling nantinya
 Memilih lapangan penelitian
Yang kedua adlah memilih lapangan penelitian dimana peneliti harus
mengetahui situasi dan kondisi di lapangan agar pas untuk di jadikan objek
dalam penelitian agar menemukan kesesuaian antara peneliti dan konseli.
 Mengurus perizinan

19
Burhan Bugin, Metode Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group,
2009), 128
27
Yang Ketiga adalah mengurus Perizinan, Surat izin di sini terbilang tidak
terlalu formal namunmengurus perizinan termasuk hal penting yang harus di
lakukan peneliti, peneliti di sini hanya menyiapkan identitas , foto dan lain-
lain.20
 Menilai lapangan
Yang keempat adalah menilai lapangan, tujuan dari menilai lapangan
yang akan di lakukan adlah agar peneliti mengetahui apa saja yang harus di
persiapkan dalam penelitian
 Memilih dan memanfaatkan informan
Yang kelima adalahmemilih dan memanfaatkan informan , informan
merupakan orang yang akan memberikan informasi tentang objek atau konseli.
Dalam penelitian ini informannya adalah keluarga dan teman dekat dari objek
atau konseli.
 Menyiapkan perlengkapan penelitian
Yang ke-enam adalah menyiapkan perlengkapan penelitian , Sebelum
melakukan penelitian harus terlebih dahulu menyiapkan perlengkapan apa saja
yang akan di bawa untuk proses konseling agar tetap berjalan dengan lancar.
 Etika penelitian
Yang terakhir adalah Etika Penelitian , Hal ini tidak boleh di hindari
dalam proses konseling bertujuan untuk menghindari sesuatu hal yang tidak di
inginkan dalam proses konseling. Peneliti harus memperhatiakan Etika yang
terjadi dalam masyarakat dan lingkungan sekitar.
b. Tahap Pelaksanaan / proses konseling
 Memahami latar penelitian serta persiapan diri
Memahami penelitian , peneliti harus bisa menempatkan dirinya sesuai
dengan kondisi yang terjadi pada saat proses penelitian, seperti : penampilan,
cara berkomunikasi serta lamanya waktu yang di butuhkan.
 Tahap memasuki lapangan
Pada tahap ini peneliti harus totalitas dan bersikap profesional dalam
pelaksanaan penelitian, hal tersebut dapat di lakukan dengan cara membangun

28
20
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, hal. 128.

29
hubungan akrab dengan objek, bertingkah laku sopan serta mempelajari adat
dan istiadat warga setempat maupun adat istiadat konseli, namun pada tahap ini
peneliti harus membangun juga sikap profesional dengan menjalani patangan
yaitu tidak lupa dengan tujuan awal penelitian dan menyadari yang dilakukan
hanya proses konseling.21
 Berperan serta sambil mengumpulkan datadalam melakukan penelitian.
Peneliti di tuntut untuk berperan dalam pelaksanaan penelitian. Peran
peneliti ketika terjun ke lapangan di batasi oleh beberapa hal yaitu: waktu,
biaya serta tenaga seorang peneliti itu sendiri peneliti juga harus mencatat dan
mengumpulkan data yang di dapat melalui wawancara dan observasi maupun
dokumentasi pada saat proses konseling.
5. Teknik Pengumpulan data
Dalam melakukan Sebuah penelitian, Teknik pengumpulan data yang di gunakan
peneliti yaitu:
a. Observasi
Obsevasi atau biasa di sebut dengan pengamatan yaitu sebuah teknik
pengumpulan data yang di gunakan memanfaatkan panca indera
sepenuhnya, dalam penelitian ini observasi yang di lakukan peneliti
dengan melakukan pengamatan secara penuh terhadap objek atau konseli.
b. wawancara
Dalam penelitian Kualitatif teknik yang digunakan salah satunya
adalah wawancara. Teknik ini di gunakan untuk memahami presepsi
seseorang serta perasaan dan pengetahuan seseorang.22 teknik wawancara
ini sangat penting, peneliti akan memberikan pertanyaan kepada konseli
bertujuan untuk mendapatkan data secara mendalam serta menyeluruh,
teknik ini dilakukan secara verbal maupun non verbal.
c. Dokumentasi

21
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, hal. 142.
22
Haris Herdiansya, Metode Penelitian Kualitatif Dan Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta : Selemba Humanika, 2011), 200.

30
Dokumentasi merupakan salah satu metode yang di gunkan dalam
penelitian dengan menelusuri data histori. 23
6. Teknik Validitas Data
Salah satu untuk meminimalisir kesalahan data yang di dapatkan peneliti yaitu
dengan memvaliditasi data dengan memperpanjang waktu penelitian. Hal tersebut di
lakukan untuk menumbuhkan rasa percaya antara peneliti dengan konseli.24 Karena
jika data yang di dapatkan peneliti itu kurang maka bisa untuk menambah data-data
dengan menambah perpanjangan waktu.
Dalam memvaliditasi data di perlukan trianggulasi dta. Trianggulasi merupakan
teknik pemeriksaan data dengan membandingkan data dari konseli dan orang kedua.
Dan trianggulasi metode merupakan sebuah pembanding dari hasil wawancara
dengan hasil pengamatan.
7. Teknik analisis data
Setelah data yang di cari terkumpul, tahap selanjutnya yaitu analisis data.
Tahap ini merupakan sebuah usaha yang di lakukan dengan metode mencari data dan
mengumpulkan kemudian menentukan pola apa yang harus dan cocok untuk di
organisasikan. hasil yang di peroleh kemudian di analisis menggunakan metode
kualitatif. setelah semua data yang di butuhkan terkumpul, maka langkah selanjutnya
yaitu peneliti menganalisis menggunakan teknik analisis deskriptif terkait Konseling
Islam dengan Terapi Sholawat Thibbil Qulub untuk Mengurangi kebiasaan
penggunaan obat-obatan terlarang pada remaja di desa Siliragung Banyuwangi.

I. Sitematika Pembahadan
BAB I PENDAHULIAN
Bab ini berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Definisi Konsep, Sistematika Pembahasan yang menjelaskan gambaran
mengenai isi dari masing-masing bab dalam penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

23
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif. (Surabaya: Airlangga
University Press. 2001),
24
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif. (Surabaya: Airlangga
University Press. 2001),

31
Bab ini berisi : Tinjauan Pustaka yang membahas tentang Kajian Teoritik yang dijelaskan
dari beberapa referensi untuk menelaah objek kajian yang di kaji. Tinjauan Pustaka berisi
Konseling Islam yang meliputi (Pengertian Konseling Islam, Tujuan dan Fungsi Konseling
Islam, Asas-asas Konseling Islam, Langkah-langkah Konseling Islam). Terapi Sholawat
Thibbil Qulub (Pengertian Terapi Sholawat Thibbil Qulub, Lafal dan bacaan Solawat,
Memahami Solawat Thibbil Qulub, Waktu Disunnahkan Membaca Sholawat Thibbil Qulub
dan Terapi Sholawat Thibbil Qulub )Obat-obatan Terlarang (Pengerian Obat-obatan
terlarang)
BAB III METODE PENELITIAN
Penyajian Data menjelaskan tentang Pendekatan dan Jenis Penelitian, Sasaran dan Lokasi
Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Tahap-tahap Penelitian, Teknik Pengumpulan Data,
Teknik Validitas Data, Teknik Analisis Data, Deskripsi Umum Objek Penelitian dan
Deskripsi Hasil Penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi umum objek penelitian membahas tentang setting penelitian yang meliputi lokasi
penelitian, deskripsi konselor, deskripsi konseli, dan deskripsi masalah dan yang terakhir
membahas tentang deskripsi hasil penelitian yang berisi: deskripsi proses pelaksanaan
penelitian terkait Konseling Islam dengan Terapi Sholawat Tibbil Qulub untuk Mengurangi
Penggunaan Obat-obatan Terlarang di desa Siliragung banyuwangi. Serta deskripsi hasil
terkait pelaksanaan Konseling Islam dengan Terapi untuk Mengurangi Penggunaan Obat-
obatan Terlarang di desa Siliragung banyuwangi. Dan pembahasan hasil penelitian yang
meliputi perspektif teori dan perspektif keislaman
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran serta keterbatasan penelitian. Dimana
kesimpulan harus dikaitkan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Sedangkan
saran adalah rekomendasi dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan untuk penelitian
lanjutan.

32
DAFTAR PUSTAKA

Syamsu Yusuf LN., “Psikolagi Perkembangan Anak Remaja” (PT.Remaja Rosda Karya, 2009),
h.211.
Kartini Kartono Patologi sosial 2 “Kenakalan Remaja” (Jakarta: Raja wali pers, 2014), h.73

https://islam.nu.or.id/post/read/117448/bacaan-shalawat-tibbil-qulub-dan-faedahnya

Layla Rifatin, Konseling Islam dengan sholawat tibbil Qulub untuk meningkatkan spritualitas pada
penderita multiple sclerosis di desa belahanrejo kedamen gresik ( Prodi Bimbingan Dan
Konseling Islam UIN Sunan Ampel Surabaya 2019)
https://www.rijalhabibulloh.com/2015/02/makalah-tentang-narkoba.html

H.M Arifin, polo-pokok pikiran tentang bimbingan dan penyuluhan agama di sekolah dan di luar
sekolah,
Aziz Salleh, Konseling Islam, (Kuala Lumpur: Utusan Publicatio & Distributors SDN.BHD, 1993),
hlm.5
Ahmad H. Asyari, Dkk, pengantar studi islam (surabaya: IAIN Sunan Ampel,2004)
Hamdani Bakran Adz-Dzaki, Psikoterapi dan Konseling Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru,
2001), hlm.137
Lahmuddin Lubis, Bimbingan dan Konseling dalam perspektif Islam, Op.Cit., hlm, 67. FUNGSI

Moh Surya I Djumhuri, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV Ilmu, 1975), hal 104-
106
https://islam.nu.or.id/post/read/117448/bacaan-shalawat-tibbil-qulub-dan-faedahnya

https://yuksinau.co.id/lirik-sholawat-thibil-qulub/ https://yuksinau.co.id/lirik-sholawat-thibil-qulub/
https://hot.liputan6.com/read/4193461/bacaan-sholawat-tibbil-qulub-doa-terhindar-dari-berbagai-macam-
penyakit

M. Djunaidi Ghony& Fauzan A. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta:Ar-Ruzz


Media.2012), 25.

Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,1988), 63

Burhan Bugin, Metode Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2009), 128

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, hal. 128.

33
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, hal. 142.

Haris Herdiansya, Metode Penelitian Kualitatif Dan Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta : Selemba
Humanika, 2011), 200.

Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif. (Surabaya:
Airlangga University Press. 2001),

34

Anda mungkin juga menyukai