DISUSUN OLEH;KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA: - DESI RISKA NAPITUPULU(1203151061)
- NABILAH SHAKILA
ZAHRA(1203151043)
2021
DAFTAR ISI
C. Tujuan ................................................................................................................................................................3
A.NARKOBA ..........................................................................................................................................................4
A.Kesimpulan .................................................................................................................................................... 12
B.Saran ................................................................................................................................................................. 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kelangsungan hidup dan masa depan penyalahgunanya saja, namun juga masa depan
bangsa dan negara, tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia maupun tingkat
pendidikan. Sampai saat ini tingkat peredaran narkoba sudah merambah pada berbagai
level, tidak hanya pada daerah perkotaan saja melainkan sudah menyentuh komunitas
pedesaan.
sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan
terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang tidak mematuhi norma atau patokan
Agar remaja tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba peran serta orang
anggota keluarganya, para orang tua juga diharapkan untuk selalu meluangkan
waktunya untuk selalu berada disisi anak-anaknya dalam kondisi apapun, sehingga
penyalahgunaan narkoba. Selain itu perlu adanya kerjasama yang baik oleh semua
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
pembaca tentang bahaya narkoba bagi generasi muda. Sehingga para generasi muda
mengetahui pengaruh buruknya, sebab dapat merusak masa depan generasi muda yang
3
BAB II
PEMBAHASAN
A.NARKOBA
Narkoba merupakan istilah yang sering kali digunakan oleh penegak hukum dan
masyarakat. Narkoba merupakan kepanjangan dari narkotika, psikotropika, dan obat
yang berbahaya. Narkoba dikatakan sebagai bahan berbahaya bukan hanya karena
terbuat dari bahan kimia, tetapi juga karena sifatnya yang dapat membahayakan
penggunanya bila digunakan secara bertentangan atau melawan hukum. Narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif merupakan istilah dalam kedokteran yang jika masuk
kedalam tubuh manusia itu sendiri akan mengakibatkan ketergantungan ,Termasuk di
dalamnya jenis obat, bahan atau zat baik yang penggunaannya diatur dengan undang-
undang dan peraturan hukum lain maupun yang tidak diatur, tetapi sering
disalahgunakan seperti alkohol, nikotin, kafein, dan inhalansia atau solven. Jadi istilah
yang sebenarnya lebih tepat digunakan untuk kelompok zat yang dapat memengaruhi
sistem kerja otak ini adalah NAPZA (narkotika, psikotropika dan zat adiktif) karena
istilah ini lebih mengacu pada istilah yang digunakan dalam Undang-Undang Narkotika
dan Psikotropika.
Narkoba adalah obat, bahan, dan zat yang bukan termasuk jenis makanan. Oleh
sebab itu, jika kelompok zat ini dikonsumsi oleh manusia baik dengan cara dihirup,
diisap, ditelan, atau disuntikkan, ia akan memengaruhi susunan saraf pusat (otak) dan
akan menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, sistem kerja otak dan fungsi vital organ
tubuh lain, seperti jantung, pernapasan, peredaran darah, dan lain-lain akan berubah
meningkat pada saat mengonsumsi serta akan menurun pada saat tidak dikonsumsi
(menjadi tidak teratur).
Menrut buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum Narkotika
berasal dari bahasa Yunani, yaitu narke yang berarti terbius sehingga tidak merasakan
apa-apa. Sebagian orang berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata narcissus yang
berarti sejenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga yang dapat menyebabkan
orang menjadi tidak sadarkan diri. Selain itu, pengertian narkotika secara farmakologis
medis menurut Ensiklopedia Indonesia adalah obat yang dapat meredakan rasa nyeri
4
yang berasal dari viseral dan dapat menimbulkan stupor (bengong atau kondisi sadar
tetapi harus digertak) serta adiksi. Efek yang ditimbulkan narkotika, selain dapat
menimbulkan ketidaksadaran juga dapat menimbulkan daya khayal/halusinasi serta
menimbulkan daya rangsang/stimulan. Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997 tentang
Narkotika, di Indonesia belum dibedakan secara jelas antara narkotika dan psikotropika
sehingga sering kali dikelompokkan menjadi satu.
Menurut para ahli berdasarkan buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian,
S.Ag., M.Hum M. Ridha Ma’roef menyebutkan bahwa terdapat dua macam narkotika,
yaitu narkotika alam dan narkotika sintetis. Narkotika yang termasuk dalam kategori
narkotika alam adalah berbagai jenis candu, morfin, heroin, ganja, hasis, kodein, dan
kokain. Narkotika alam ini termasuk dalam pengertian narkotika secara sempit,
sedangkan narkotika sintetis adalah pengertian narkotika secara luas dan termasuk di
dalamnya adalah halusinogen, depresan, dan stimulan.
Menurut buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum, Obat
yang sering disalahgunakan secara klinik dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:
5
narkoba. Narkoba menghasilkan perasaan high dengan mengubah susunan biokimiawi
molekul sel otak pada sistem limbus (bagian otak yang bertanggung jawab atas
kehidupan perasaan, di mana dalam limbus ini terdapat hipotalamus yang disebut
neurotransmitter.
Menurut buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum Pengaruh
narkoba terhadap perubahan suasana hati dan perilaku memang begitu drastis
sehingga dapat digambarkan sebagai berikut.
6
2. Pola Penggunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak
untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya. Karena
pengaruhnya tersebut, narkoba banyak disalahgunakan. Pengaruh pada narkoba
bersifat sementara sebab setelahnya akan timbul perasaan tidak enak. Untuk
menghilangkan perasaan tidak enak tersebut, seseorang harus mengonsumsi narkoba
lagi hingga terjadilah kecanduan atau ketergantungan yang akan ber\akibat pada
kesehatan berupa gangguan kejiwaan, jasmani, serta fungsi sosial. Ketergantungan
memang tidak berlangsung seketika, tetapi melalui rangkaian proses penyalahgunaan.
Ada beberapa tahapan dan pola pemakaian narkoba hingga terjadinya ketergantungan
atau kecanduan sebagai berikut.
Menurut buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum berikut
pola penggunaan narkoba :
a. Ajang Uji Coba Pada tahapan ini, pengaruh kelompok sebaya memang
sangat besar seperti teman dekat atau orang lain yang menawarkan untuk
menggunakan narkoba. Ketidakmampuan untuk menolak dan perasaan
ingin tahu yang besar akan mendorong seseorang untuk mengonsumsi
narkoba.
b. Pola Pemakaian Sosial Dalam hal ini narkoba digunakan untuk
kepentingan pergaulan dan adanya keinginan untuk diakui oleh
kelompoknya.
c. Pola Pemakaian Situasional Dalam hal ini narkoba digunakan pada situasi
tertentu seperti pada saat kesepian atau stres. Narkoba dikonsumsi untuk
mengatasi masalah. Pada tahap ini biasanya pengguna akan berusaha
untuk mengonsumsi secara aktif.
d. Pola Habituasi (Kebiasaan) Pada tahap ini pemakaian akan sering
dilakukan dan umumnya pada tahapan inilah terjadinya proses
ketergantungan.
e. Pola Ketergantungan (Kompulsif) Pada tahap ini terdapat gejala yang
khas, misalnya timbulnya toleransi gejala putus zat dan pengguna akan
selalu berusaha untuk memperoleh narkoba dengan berbagai cara seperti
7
berbohong, menipu, dan mencuri. Pengguna tidak lagi mampu
mengendalikan dirinya sebab narkoba telah menjadi pusat kehidupannya.
a. keyakinan adiktif, yaitu keyakinan tentang diri sendiri serta dunia di sekitarnya;
b. kepribadian adiktif, dengan cirinya adalah terobsesi pada diri sendiri sehingga
cenderung senang berkhayal dan melepaskan kenyataan;
c. ketidakmampuan mengatasi masalah;
d. tidak terpenuhinya kebutuhan emosional, sosial, dan spiritual sehingga muncul
keyakinan yang keliru;
e. kurangnya dukungan sosial yang memadai dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat sehingga tidak mampu menghadapi masalah yang timbul dan
mencari penyelesaiannya dengan narkoba untuk mengubah suasana hatinya.
8
b. intoksikasi (keracunan), yakni gejala yang timbul akibat penggunaan narkoba
dalam jumlah yang cukup berpengaruh pada tubuh;
c. overdosis (OD), yang dapat menyebabkan kematian karena terhentinya
pernapasan atau pendarahan otak
d. gejala putus zat, yaitu gejala penyakit badan yang timbul ketika dosis yang
dipakai berkurang atau dihentikan pemakaiannya;
e. gangguan perilaku mental dan sosial;
f. gangguan kesehatan berupa kerusakan organ tubuh serta penyakit kulit dan
kelamin;
g. masalah ekonomi dan hukum, yakni ancaman pidana kurungan bagi pengguna
narkoba.
a. Opioid (Morfin, Heroin, dan Putau) Opioid merupakan segolongan zat yang
mempunyai daya kerja serupa, ada yang alami, sintetis, serta semi sintetis.
Potensi menghilangkan nyeri dan menyebabkan ketergantungan heroin adalah
sepuluh kali lipat dibandingkan morfin. Cara pemakaiannya adalah dengan
disuntikkan ke dalam pembuluh darah atau dihisap melalui hidung setelah
dibakar. Pengaruh jangka pendeknya adalah hilangnya rasa nyeri, dan timbulnya
rasa mengantuk. Pemakai dapat meninggal dunia karena over dosis. Pengaruh
jangka panjangnya adalah kecanduan, ancaman HIV/AIDS, dan lainnya.
b. Ganja (Marijuana, Cimeng, Gelek, dan Hasis) Ganja mengandung THC
(Tetrahydro Cannabinol) yang bersifat psikoaktif dan biasanya berbentuk
rajangan daun kering, dilinting, dan disulut seperti rokok. Ganja termasuk
narkotika Golongan I. Pengaruh jangka pendek adalah rasa gembira dan
peningkatan denyut jantung. Pengaruh jangka panjangnya adalah perubahan
permanen pada sel-sel otak.
c. Kokain (Kokain, Crack, Daun Koka, dan Pasta Koka) Berasal dari tanaman koka
golongan stimulansia yang digunakan dengan cara disedot melalui hidung,
dirokok, atau disuntikkan. Pengaruh jangka pendeknya adalah rasa percaya diri
9
serta gairah seksualnya meningkat. Pengaruh jangka panjangnya adalah
rusaknya sekat hidung dan timbulnya gangguan kejiwaan.
a.Upaya Preventif
Menurut Dit Bimmas Polri 2000:23 upaya pencegahan atau preventif adalah
upaya yang dilakukan secara dini ,hal ini bisa mencakup dari pelaksanaan bahkan
10
sampai pada penyuluhan yang sasaranya untuk mencegah factor – factor penyebab dan
factor peluang dari adanya narkoba tersebut Sehingga akan tercipta suatu kondisi
kesadaran kewaspadaan dan daya tangkal serta terbina dan terciptanya kondisi
perilaku dan norma hidup bebas dari segala ancaman narkoba (Dit Bimmas Polri,
2000:23).
b.Upaya Preventif
c) Upaya Represif
11
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Narkoba dikatakan sebagai bahan berbahaya bukan hanya karena terbuat dari
bahan kimia, tetapi juga karena sifatnya yang dapat membahayakan penggunanya bila
dengan cara ditelan akan masuk ke dalam lambung, kemudian ke pembuluh darah.
Sementara itu, jika diisap atau dihirup, narkoba akan masuk ke dalam pembuluh darah
melalui hidung dan paru-paru. Jika disuntikkan, zat itu akan masuk ke dalam aliran
darah dan darah akan membawanya menuju otak (sistem saraf pusat). Apabila
seseorang telah ketergantungan narkoba, akibat yang ditimbulkannya bukan hanya bagi
kalangan remaja dengan dasarnya bertitik tolak atas tiga jenis kegiatan atau langkah-
penyalahgunaan narkoba
12
B.Saran
(remaja).
3) Terutama bagi orang tua untuk mendidik dan membimbing anaknya sebaik
4) Remaja juga harus ikut serta berperan aktif dengan memiliki pemahaman
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ijil.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/1105
14