Anda di halaman 1dari 15

“NARKOBA”

DISUSUN OLEH;KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA: - DESI RISKA NAPITUPULU(1203151061)

- NABILAH SHAKILA
ZAHRA(1203151043)

- RHEY BONARDO GULTOM (1203151050)

- LILI PUSPITA SARI (1203151074)

KELAS : BK REG E’20

MATA KULIAH : PATOLOGI & REHABILITASI

DOSEN PENGAMPU:SOFIA MAWADDAH,S.Psi.,M.SC

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 2

A. Latar Belakang ...............................................................................................................................................2

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................................3

C. Tujuan ................................................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4

A.NARKOBA ..........................................................................................................................................................4

1.Cara Kerja Narkoba ...................................................................................................................................5

2. Pola Penggunaan Narkoba ...................................................................................................................7

3. Akibat Penyalahgunaan Narkoba......................................................................................................8

4. Jenis Narkoba yang Sering Disalahgunakan ................................................................................9

5. Jenis Perbuatan yang Dikualifikasikan sebagai Tindak Pidana Narkoba ................... 10

6.Upaya yang dapat dilakukan mencegah narkoba/narkotika ............................................ 10

BAB III PENUTUP...................................................................................................................... 12

A.Kesimpulan .................................................................................................................................................... 12

B.Saran ................................................................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan Narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat

urgen dan kompleks.Dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam

kelangsungan hidup dan masa depan penyalahgunanya saja, namun juga masa depan

bangsa dan negara, tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia maupun tingkat

pendidikan. Sampai saat ini tingkat peredaran narkoba sudah merambah pada berbagai

level, tidak hanya pada daerah perkotaan saja melainkan sudah menyentuh komunitas

pedesaan.

Penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja merupakan tindakan yang tidak

sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan

terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang tidak mematuhi norma atau patokan

dan nilai yang sudah berlaku di masyarakat.

Agar remaja tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba peran serta orang

tua sangat dibutuhkan dengan lebih meningkatkan pengawasan terhadap perilaku

anggota keluarganya, para orang tua juga diharapkan untuk selalu meluangkan

waktunya untuk selalu berada disisi anak-anaknya dalam kondisi apapun, sehingga

remaja tidak terjerumus melakukan hal-hal yang menyimpang terutama melakukan

penyalahgunaan narkoba. Selain itu perlu adanya kerjasama yang baik oleh semua

elemen baik pemerintah maupun masyarakat sehingga penyalahgunaan narkoba

dikalangan remaja dapat dicegah sedini mungkin.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari narkoba?

2. Apa saja jenis-jenis narkoba?

3. Faktor apa saja yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba?

4. Bagaimana dampak dari narkoba?

5. Apa saja efek samping pemakaian narkoba?

6. Apa bahaya narkoba bagi remaja?

7. Bagaimana cara penanggulangan penyalahgunaan narkoba?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memberikan informasi kepada

pembaca tentang bahaya narkoba bagi generasi muda. Sehingga para generasi muda

mengetahui pengaruh buruknya, sebab dapat merusak masa depan generasi muda yang

menjadi tumpuan harapan orang tua, agama, bangsa dan negara.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A.NARKOBA
Narkoba merupakan istilah yang sering kali digunakan oleh penegak hukum dan
masyarakat. Narkoba merupakan kepanjangan dari narkotika, psikotropika, dan obat
yang berbahaya. Narkoba dikatakan sebagai bahan berbahaya bukan hanya karena
terbuat dari bahan kimia, tetapi juga karena sifatnya yang dapat membahayakan
penggunanya bila digunakan secara bertentangan atau melawan hukum. Narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif merupakan istilah dalam kedokteran yang jika masuk
kedalam tubuh manusia itu sendiri akan mengakibatkan ketergantungan ,Termasuk di
dalamnya jenis obat, bahan atau zat baik yang penggunaannya diatur dengan undang-
undang dan peraturan hukum lain maupun yang tidak diatur, tetapi sering
disalahgunakan seperti alkohol, nikotin, kafein, dan inhalansia atau solven. Jadi istilah
yang sebenarnya lebih tepat digunakan untuk kelompok zat yang dapat memengaruhi
sistem kerja otak ini adalah NAPZA (narkotika, psikotropika dan zat adiktif) karena
istilah ini lebih mengacu pada istilah yang digunakan dalam Undang-Undang Narkotika
dan Psikotropika.

Narkoba adalah obat, bahan, dan zat yang bukan termasuk jenis makanan. Oleh
sebab itu, jika kelompok zat ini dikonsumsi oleh manusia baik dengan cara dihirup,
diisap, ditelan, atau disuntikkan, ia akan memengaruhi susunan saraf pusat (otak) dan
akan menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, sistem kerja otak dan fungsi vital organ
tubuh lain, seperti jantung, pernapasan, peredaran darah, dan lain-lain akan berubah
meningkat pada saat mengonsumsi serta akan menurun pada saat tidak dikonsumsi
(menjadi tidak teratur).

Menrut buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum Narkotika
berasal dari bahasa Yunani, yaitu narke yang berarti terbius sehingga tidak merasakan
apa-apa. Sebagian orang berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata narcissus yang
berarti sejenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga yang dapat menyebabkan
orang menjadi tidak sadarkan diri. Selain itu, pengertian narkotika secara farmakologis
medis menurut Ensiklopedia Indonesia adalah obat yang dapat meredakan rasa nyeri

4
yang berasal dari viseral dan dapat menimbulkan stupor (bengong atau kondisi sadar
tetapi harus digertak) serta adiksi. Efek yang ditimbulkan narkotika, selain dapat
menimbulkan ketidaksadaran juga dapat menimbulkan daya khayal/halusinasi serta
menimbulkan daya rangsang/stimulan. Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997 tentang
Narkotika, di Indonesia belum dibedakan secara jelas antara narkotika dan psikotropika
sehingga sering kali dikelompokkan menjadi satu.

Menurut para ahli berdasarkan buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian,
S.Ag., M.Hum M. Ridha Ma’roef menyebutkan bahwa terdapat dua macam narkotika,
yaitu narkotika alam dan narkotika sintetis. Narkotika yang termasuk dalam kategori
narkotika alam adalah berbagai jenis candu, morfin, heroin, ganja, hasis, kodein, dan
kokain. Narkotika alam ini termasuk dalam pengertian narkotika secara sempit,
sedangkan narkotika sintetis adalah pengertian narkotika secara luas dan termasuk di
dalamnya adalah halusinogen, depresan, dan stimulan.

Menurut buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum, Obat
yang sering disalahgunakan secara klinik dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:

1. obat narkotika seperti candu, morfin, dan heroin;


2. obat halusinogen seperti ganja, LSD, dan meskalin;
3. obat depresan seperti obat tidur (hipnotika), obat pereda (sedativa), dan obat
penenang(tranquilizer);
4. obat stimulan seperti amfetamin, phenmetrazine

1.Cara Kerja Narkoba


Narkoba yang dikonsumsi dengan cara ditelan akan masuk ke dalam lambung,
kemudian ke pembuluh darah. Sementara itu, jika diisap atau dihirup, narkoba akan
masuk ke dalam pembuluh darah melalui hidung dan paru-paru. Jika disuntikkan, zat
itu akan masuk ke dalam aliran darah dan darah akan membawanya menuju otak
(sistem saraf pusat). Semua jenis narkoba akan mengubah perasaan dan cara pikir
orang yang mengonsumsinya. Suasana hatinya menjadi tenang, rileks, gembira, dan
terasa bebas. Stres pada pikiran menjadi hilang dan daya khayal meningkat. Terjadi
perubahan perilaku seperti meningkatnya keakraban dengan orang lain tetapi lepas
kendali. Perasaan-perasaan seperti inilah yang pada mulanya dicari oleh pengguna

5
narkoba. Narkoba menghasilkan perasaan high dengan mengubah susunan biokimiawi
molekul sel otak pada sistem limbus (bagian otak yang bertanggung jawab atas
kehidupan perasaan, di mana dalam limbus ini terdapat hipotalamus yang disebut
neurotransmitter.

Menurut buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum Pengaruh
narkoba terhadap perubahan suasana hati dan perilaku memang begitu drastis
sehingga dapat digambarkan sebagai berikut.

a. Bebas dari rasa kesepian. Dalam masyarakat modern yang mengarah ke


individualis, narkoba mampu menjadi “obat yang manjur” karena pada tahap
jangka pendek, narkoba memberikan rasa keakraban dengan sesama serta
menghilangkan rasa kesepian. Namun, dalam jangka panjang, narkoba justru
menimbulkan efek sebaliknya, yaitu rasa terisolasi dan kesepian.
b. Bebas dari perasaan negatif lain. Kecanduan menyebabkan seseorang sibuk
dengan kecanduannya sehingga ia merasa tidak perlu memerhatikan
perasaan dan kekosongan jiwanya. Narkoba akan menjauhkannya dari
perasaan kekurangan, kehilangan, bahkan konflik.
c. Kenikmatan semu. Dalam masyarakat yang berorientasi pada uang dan
kekuasaan sebagai tolok ukur keberhasilan, narkoba menggantikan reaksi
dengan memberikan sensasi kebebasan dari perasaan tertekan dan ikatan
waktu.
d. Pengendalian semua. Narkoba menyebabkan seseorang merasa mampu
mengatasi situasi dan memiliki kekuasaan.
e. Krisis yang menetap. Narkoba memberikan perasaan bergairah dan sekaligus
ketegangan untuk menggantikan perasaan yang sebenarnya.
f. Meningkatkan penampilan Narkoba mampu menyembunyikan ketakutan
atau kecemasan serta membius seseorang dari rasa sakit dan tersinggung
karena mendapatkan penilaian dari orang lain.
g. Bebas dari perasaan waktu. Pada saat mengonsumsi narkoba, seseorang
merasa waktu seakan-akan terhenti sehingga masa lalu tidak lagi menghantui
dirinya demikian juga dengan masa depan karena yang ada baginya hanya
kenikmatan pada saat itu.

6
2. Pola Penggunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak
untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya. Karena
pengaruhnya tersebut, narkoba banyak disalahgunakan. Pengaruh pada narkoba
bersifat sementara sebab setelahnya akan timbul perasaan tidak enak. Untuk
menghilangkan perasaan tidak enak tersebut, seseorang harus mengonsumsi narkoba
lagi hingga terjadilah kecanduan atau ketergantungan yang akan ber\akibat pada
kesehatan berupa gangguan kejiwaan, jasmani, serta fungsi sosial. Ketergantungan
memang tidak berlangsung seketika, tetapi melalui rangkaian proses penyalahgunaan.
Ada beberapa tahapan dan pola pemakaian narkoba hingga terjadinya ketergantungan
atau kecanduan sebagai berikut.

Menurut buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum berikut
pola penggunaan narkoba :

a. Ajang Uji Coba Pada tahapan ini, pengaruh kelompok sebaya memang
sangat besar seperti teman dekat atau orang lain yang menawarkan untuk
menggunakan narkoba. Ketidakmampuan untuk menolak dan perasaan
ingin tahu yang besar akan mendorong seseorang untuk mengonsumsi
narkoba.
b. Pola Pemakaian Sosial Dalam hal ini narkoba digunakan untuk
kepentingan pergaulan dan adanya keinginan untuk diakui oleh
kelompoknya.
c. Pola Pemakaian Situasional Dalam hal ini narkoba digunakan pada situasi
tertentu seperti pada saat kesepian atau stres. Narkoba dikonsumsi untuk
mengatasi masalah. Pada tahap ini biasanya pengguna akan berusaha
untuk mengonsumsi secara aktif.
d. Pola Habituasi (Kebiasaan) Pada tahap ini pemakaian akan sering
dilakukan dan umumnya pada tahapan inilah terjadinya proses
ketergantungan.
e. Pola Ketergantungan (Kompulsif) Pada tahap ini terdapat gejala yang
khas, misalnya timbulnya toleransi gejala putus zat dan pengguna akan
selalu berusaha untuk memperoleh narkoba dengan berbagai cara seperti

7
berbohong, menipu, dan mencuri. Pengguna tidak lagi mampu
mengendalikan dirinya sebab narkoba telah menjadi pusat kehidupannya.

Ketergantungan merupakan sekumpulan gejala (sindrom) penyakit. Menurut


buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum Seseorang memiliki
ketergantungan jika paling sedikit ada tiga atau lebih gejala seperti berikut ini.

1) Keinginan kuat (kompulsif) untuk memakai narkoba berulang kali.


2) Kesulitan mengendalikan penggunaan narkoba, baik dalam usaha
menghentikannya maupun untuk mengurangi tingkat penggunanya.
3) Adanya toleransi, yaitu jumlah narkoba yang diperlukan akan semakin
besar untuk memperoleh pengaruh yang sama terhadap tubuh.
4) Mengabaikan alternatif kesenangan lain dan meningkatnya waktu yang
dibutuhkan untuk memperoleh narkoba.
5) Terus memakai, meski menyadari akibatnya akan sangat merugikan dan
menyakitkan.
6) Menyangkal adanya masalah.

3. Akibat Penyalahgunaan Narkoba


Menurut buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum ada lima
faktor utama yang menyebabkan seseorang menjadi rawan terhadap narkoba, yaitu

a. keyakinan adiktif, yaitu keyakinan tentang diri sendiri serta dunia di sekitarnya;
b. kepribadian adiktif, dengan cirinya adalah terobsesi pada diri sendiri sehingga
cenderung senang berkhayal dan melepaskan kenyataan;
c. ketidakmampuan mengatasi masalah;
d. tidak terpenuhinya kebutuhan emosional, sosial, dan spiritual sehingga muncul
keyakinan yang keliru;
e. kurangnya dukungan sosial yang memadai dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat sehingga tidak mampu menghadapi masalah yang timbul dan
mencari penyelesaiannya dengan narkoba untuk mengubah suasana hatinya.

Apabila seseorang telah ketergantungan narkoba, akibat yang ditimbulkannya


bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga keluarga, bangsa, dan negara. Akibat
penyalahgunaan narkoba bagi diri sendiri dapat berupa:

a. terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja;

8
b. intoksikasi (keracunan), yakni gejala yang timbul akibat penggunaan narkoba
dalam jumlah yang cukup berpengaruh pada tubuh;
c. overdosis (OD), yang dapat menyebabkan kematian karena terhentinya
pernapasan atau pendarahan otak
d. gejala putus zat, yaitu gejala penyakit badan yang timbul ketika dosis yang
dipakai berkurang atau dihentikan pemakaiannya;
e. gangguan perilaku mental dan sosial;
f. gangguan kesehatan berupa kerusakan organ tubuh serta penyakit kulit dan
kelamin;
g. masalah ekonomi dan hukum, yakni ancaman pidana kurungan bagi pengguna
narkoba.

4. Jenis Narkoba yang Sering Disalahgunakan


Menurut buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum Ada
beberapa jenis narkoba yang sering di salah gunakan

a. Opioid (Morfin, Heroin, dan Putau) Opioid merupakan segolongan zat yang
mempunyai daya kerja serupa, ada yang alami, sintetis, serta semi sintetis.
Potensi menghilangkan nyeri dan menyebabkan ketergantungan heroin adalah
sepuluh kali lipat dibandingkan morfin. Cara pemakaiannya adalah dengan
disuntikkan ke dalam pembuluh darah atau dihisap melalui hidung setelah
dibakar. Pengaruh jangka pendeknya adalah hilangnya rasa nyeri, dan timbulnya
rasa mengantuk. Pemakai dapat meninggal dunia karena over dosis. Pengaruh
jangka panjangnya adalah kecanduan, ancaman HIV/AIDS, dan lainnya.
b. Ganja (Marijuana, Cimeng, Gelek, dan Hasis) Ganja mengandung THC
(Tetrahydro Cannabinol) yang bersifat psikoaktif dan biasanya berbentuk
rajangan daun kering, dilinting, dan disulut seperti rokok. Ganja termasuk
narkotika Golongan I. Pengaruh jangka pendek adalah rasa gembira dan
peningkatan denyut jantung. Pengaruh jangka panjangnya adalah perubahan
permanen pada sel-sel otak.
c. Kokain (Kokain, Crack, Daun Koka, dan Pasta Koka) Berasal dari tanaman koka
golongan stimulansia yang digunakan dengan cara disedot melalui hidung,
dirokok, atau disuntikkan. Pengaruh jangka pendeknya adalah rasa percaya diri

9
serta gairah seksualnya meningkat. Pengaruh jangka panjangnya adalah
rusaknya sekat hidung dan timbulnya gangguan kejiwaan.

5. Jenis Perbuatan yang Dikualifikasikan sebagai Tindak Pidana Narkoba


Dalam UU No. 22 Tahun 1997, pengaturan tentang narkotika ditujukan untuk
menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan, mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan
memberantas peredaran gelap narkotika (Pasal 3 UU No. 22 Tahun 1997).untuk
pertama kalinya penggolongan tersebut ditetapkan dalam undang-undang ini dan untuk
selanjutnya akan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan. Penggolongan
narkotika Menurut buku PATOLOGI SOSIAL karya Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum
seperti berikut ini.

a. Narkotika Golongan I adalah jenis narkotika yang hanya dapat


digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
b. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat
pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
c. Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan (Penjelasan Pasal 2 UU No. 22
Tahun 1997).

6.Upaya yang dapat dilakukan mencegah narkoba/narkotika


Menurut Jurnal Kriminologi Indonesia karya Paul Ricardo ada beberapa upaya
yang dilakukan dalam mencegah Narkotika/Narkoba tersebut :

a.Upaya Preventif

Menurut Dit Bimmas Polri 2000:23 upaya pencegahan atau preventif adalah
upaya yang dilakukan secara dini ,hal ini bisa mencakup dari pelaksanaan bahkan

10
sampai pada penyuluhan yang sasaranya untuk mencegah factor – factor penyebab dan
factor peluang dari adanya narkoba tersebut Sehingga akan tercipta suatu kondisi
kesadaran kewaspadaan dan daya tangkal serta terbina dan terciptanya kondisi
perilaku dan norma hidup bebas dari segala ancaman narkoba (Dit Bimmas Polri,
2000:23).

b.Upaya Preventif

Menurut Momo Kelana ( 2002 ) tindakan preventif merupakan pelaksanaan yang


bertujuan untuk melaksanakan upaya pencegahan terjadinya gangguan KAMTIBMAS
.kegiatan penanganan ini dilakukan dengan cara meningkatkan kegiatan kepolisian ,dan
dalam tindak pidana pihak satuan narkoba dapat melakukan operasi rutin kepolisian
dan operasi khusus kepolisian .

c) Upaya Represif

Upaya represif dimulai ketika polisi mendapatkan informasi mengenai terjadinya


tindak kejahatan. Sumber informasi tersebut bisa berasal dari laporan masyarakat,
media massa, diketahui langsung oleh aparat, maupun data yang diberikan oleh intelijen
kepolisian. Mengenai informasi yang berasal dari data intelijen kepolisian dan laporan
masyarakat, akan dibahas pada sub-bab berikut dalam penelitian ini.

11
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Narkoba dikatakan sebagai bahan berbahaya bukan hanya karena terbuat dari

bahan kimia, tetapi juga karena sifatnya yang dapat membahayakan penggunanya bila

digunakan secara bertentangan atau melawan hukum. Narkoba yang dikonsumsi

dengan cara ditelan akan masuk ke dalam lambung, kemudian ke pembuluh darah.

Sementara itu, jika diisap atau dihirup, narkoba akan masuk ke dalam pembuluh darah

melalui hidung dan paru-paru. Jika disuntikkan, zat itu akan masuk ke dalam aliran

darah dan darah akan membawanya menuju otak (sistem saraf pusat). Apabila

seseorang telah ketergantungan narkoba, akibat yang ditimbulkannya bukan hanya bagi

dirinya sendiri, tetapi juga keluarga, bangsa, dan negara.

Pihak kepolisian telah berperan aktif dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba di

kalangan remaja dengan dasarnya bertitik tolak atas tiga jenis kegiatan atau langkah-

langkah penanggulangan penyalahgunaan narkoba melalui:

 Tindakan preventif (pencegahan/pembinaan) dengan memberikan informasi

kepada masyarakat/remaja tentang bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari

penyalahgunaan narkoba

 Tindakan represif (penindakan) dengan cara menahan atau memberikan sanksi

bagi para pelaku penyalahgunaan narkoba tersebut

 Tindakan rehabilitas dapat dilakukan dengan mengadakan penyuluhan agama,

kegiatan yang bersifat sosial dan menyalurkan bakat si pelaku.

12
B.Saran

1) Pihak Kepolisian dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba di kalangan

remaja, diharapkan dapat lebih meningkatkan perannya agar sindikat

narkoba dapat diungkap dan pihak kepolisian lebih meningkatkan

profesionalisme dalam menjalankan tugasnya yaitu sebagai alat Negara yang

berperan dalam menegakkan hukum, mengayomi dan melayani masyarakat.

2) Masyarakat juga harus ikut serta berperan aktif dalam menanggulangi

penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, dengan cara memberi

informasi kepada pihak kepolisian dan mengawasi anak-anak mereka

(remaja).

3) Terutama bagi orang tua untuk mendidik dan membimbing anaknya sebaik

mungkin agar tidak mudah terpengaruh terhadap lingkungan karena segala

sesuatu berasal dari keluarga.

4) Remaja juga harus ikut serta berperan aktif dengan memiliki pemahaman

yang baik terhadap narkoba dan memperbaiki setiap pergaulannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ijil.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/1105

Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum.2016.PATOLOGI SOSIAL,Perpustakaan Nasional:

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

14

Anda mungkin juga menyukai