Anda di halaman 1dari 18

PENYALAHGUNAKAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA DALAM

PRESPEKTIF ISLAM

MAKALAH

Oleh:
1. FAHRIL OKTAVIANI H. (J01218014)
2. SANDI MARAHUL M. (J71218062)
3. NUR FAWAIDATUZ Z. (J71218058)
4. SRI WAHYUNILLAH (J71218066)

KELAS G2.3
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019

i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, segenap
keluarga dan para sahabat beliau, serta segenap kaum muslimin dan muslimat
selaku umat beliau.
Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Psikofarmakologi,
penulis telah menyusun makalah tersebut.
Kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis mengucapkan terima
kasih terutama kepada :
1. Ibu Dr. dr. Siti Nur Asiyah, M.Psi , selaku Dekan fakultas psikologi dan
kesehatan, dan serta Dosen pengampuh mata kuliah Pengantar
Psikofarmakologi.
2. Orang tua, teman – teman dan semua pihak yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, untuk itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan demi perbaikan selanjutnya.

Surabaya, September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................2
D. Manfaat.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Narkoba dan Psikotropika............................................3
B. Jenis dan Kegunaan Narkoba dan Psikotropika.........................4
C. Narkoba dan Psikotropika dalam Pandangan Medis..................7
D. Hukum menggunakan Narkoba dan Psikotropika dalam Pandangan
Islam...........................................................................................8
E. Hukum menggunakan Narkoba dan Psikotropika dalam Keadaan
Darurat........................................................................................11
F. Dampak Penyalahgunaan Narkoba dan Psikotropika................12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Narkoba merupakan daya perusak terhadap sendi-sendi kehidupan,
sehingga menyita banyak perhatian dari lapisan kalangan.Lebih-lebih
ketika sekian banyak penelitian menyatakan bahwa korban-korban saat ini
telah merambah ke segenap lapisan masyarakat mulai dari anak kecil
sampai pada orang tua.Mulai dari rakyat jelata sampai
konglomerat.Bahkan tidak sedikit dari anak sekolah dasar hingga
perguruan tinggi, yang menjadi korban keganasanya. Yang sangat
memprihatinkan lagi, bahwa perilaku orang tua sudah bisa mempengaruhi
sejak si kecil masih berada dalam kandungan. Bila sang ibu terbiasa
minum alkohol , maka resiko si kecil berkembang menjadi pecandu
alkoholpun juga besar.
Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku,
disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara
berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan
ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para
pemakainya.
Pemakaian psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan
dan pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih
buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan
berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai,
tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.
Bagi seorang muslim wajib mengetahui bagaimana hukum
menggunakan sesuatu yang dapat mengandung mudarat. Di perlukan
berbagai informasi untuk dapat menyimpulkan hukum-hukum islam
mengenai narkoba. Dilihat dari uraian singkat di atas, jelas sangat terlihat
bahwa penting bagi kita untuk menganalisa hukum tentang narkoba dan

1
psikotropika dalam islam. Melalui analisa ini, dapat di pahami apa saja
bahaya narkoba dan psikotropika baik di dunia maupun di akhirat.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di namakan narkobadan psikotropika?
2. apa saja jenis dan kegunaan narkoba dan psikotropika?
3. Bagaimana hukum pemakaian narkoba dan psikotropika dalam islam?
4. Bagaimana dampak dari penyalahgunaan narkoba dan psikotropika?

C. Tujuan
1. Mengetahui bahaya narkoba dan psikotropika jika disalah gunakan
2. Mengetahui jenis-jenis narkoba dan psikotropika
3. Mengetahui pandangan islam mengenai penggunaan narkoba dan
psikotropika

D. Manfaat
1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana
pandangan islam mengenai penggunaan narkoba dan psikotropika.
2. Bagi masyarakat, bisa mengetahui informasi tentang narkoba dan
psikotropika lebih jelas serta hukum penggunaannya berdasarkan
perspektif islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Narkoba dan Psikotropika


a. Pengertian Narkoba
Narkoba dan Napza Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat
berbahaya.Napza adalah singkatan dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya. Nikotik secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya
‘kelenger’, merujuk pada sesuatu yang bisa membuat seseorang tak sadarkan diri
(fly), sedangkan dalam bahasa Inggris narcotic lebih mengarah ke obat yang
membuat penggunanya kecanduan.
Narkotika secara farmapsikologik adalah opioida, tetapi menurut UU no
22, tahun 1997 narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Seiring
berjalannya waktu keberadaan narkoba bukan hanya sebagai penyembuh namun
justru menghancurkan.Awalnya narkoba masih digunakan sesekali dalam dosis
kecil dan tentu saja dampaknya tak terlalu berarti. Namun perubahan jaman dan
mobilitas kehidupan membuat narkoba menjadi bagian dari gaya hidup, dari yang
tadinya hanya sekedar perangkat medis, kini narkoba mulai tenar digaungkan
sebagai dewa dunia, penghilang rasa sakit.
Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari
bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan
distilasi atau fermentasi tanpa distilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan
terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang
diproses dengan caramencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara
pengenceran minuman yang mengandung etanol. Yang dimaksud dengan
narkotika meliputi :
a. Golongan Opiat : heroin, morfin, madat, dan lain-lain.
b. Golongan Kanabis : ganja, hashish.

3
c. Golongan Koka : kokain, crack.
b. Pengertian Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Zat Adiktif Lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau
psikotropika yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 meliputi
ectasy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/obat tidur, obat anti depresi dan anti
psikosis. Zat psikotropika yang sering disalahgunakan (menurut WHO 1992)
adalah :
a. Alkohol : Semua minuman beralkohol yang mengandung etanol (Etil
alkohol).
b. Opioida : heroin, morfin, pethidin, candu.
c. Kanabinoida : Ganja, hashish.
d. Sedativa/hipnotika : obat penenang/obat tidur.
e. Kokain : daun koka, serbuk kokain, crack.
f. Stimulansia lain, termasuk kafein, ectasy, dan shabu-shabu.
Halusinogenika, LSD,mushroom, mescalin.
h. Tembakau (mengandung nikotin).Pelarut yang mudah menguap seperti
aseton dan lem.Multipel (kombinasi) dan lain-lain, misalnya
kombinasi heroin dan shabu-shabu, alkohol dan obat tidur. Zat adiktif
lain termasuk inhalansia (aseton, thinner cat, lem, nikotin, kafein).
B. Jenis dan Kegunaan Narkoba dan Psikotropika
a. Narkotika
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Narkotika terdiri dari 3 golongan :

4
1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin,
Petidin.
3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Codein.
b. Psikotropika
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari
4 golongan :
1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Ekstasi.
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Phenobarbital.

5
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat
luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).

c. Zat Adiktif Lainnya


Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang
berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
a. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh
menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari
kehidupan manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika
digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan
memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3
golongan minuman beralkohol : a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % (
Bir ). b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % (Berbagai minuman
anggur). c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % (Whisky, Vodca,
Manson House, Johny Walker).
b. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap
berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang
keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang
sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku,
Bensin.
c. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat
luas di masyarakat.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian
rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya
pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk
penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.

6
C. Narkoba dan Psikotropika dalam Pandangan Medis
a. Kokain digunakan sebagai penekan rasa sakit dikulit, digunakan untuk
anestesi (bius) khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan
tenggorokan.
b. Kodein merupakan analgesik lemah. Kekuatannya sekitar 1/12 dari
morfin. Oleh karena itu, kodein tidak digunakan sebagai analgesik,
tetapi sebagai anti batuk yang kuat.
c. Morfin adalah hasil olahan dari opium atau candu mentah. Morfin,
terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang
tidak dapat diobati dengan analgetik non narkotika. Apabila rasa nyeri
makin hebat maka dosis yang digunakan juga makin tinggi. Semua
analgetik narkotika dapat menimbulkan adiksi (ketagihan). Morfin
juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang
akan dioperasi.
d. Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang
kecanduan karena efeknya sangat kuat. Obat ini bisa ditemukan dalam
bentuk pil, bubuk, dan juga dalam bentuk cairan. Heroin mempunyai
kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan sering
disalahgunakan orang.
e. Methadone, saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam
pengobatan ketergantungan opium. Antagonis opioid (analgetik
narkotika) telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan
ketergantungan opioid dan digunakan sebagai analgesia bagi penderita
rasa nyeri.
f. Meperidin (sering juga disebut petidin, demerol, atau dolantin),
digunakan sebagai analgesia.Obat ini efektif untuk diare. Daya kerja
meperidin lebih pendek dari morfin.
Adapun beberapa manfaat psikotropika dalam kesehatan, yaitu :
a. Amfetamin, yang digunakan untuk mengatasi kegemukan.
b. Nitrazepam yang digunakan untuk mengatasi insomnia, kecemasan,
dan stress.

7
c. Diazepam yang digunakan untuk mengatasi kecemasan, insomnia,
relaksasi otot, dan kondisi psikoneurotik lain.
d. Fenobarbital yang lebih banyak digunakan sebagai obat tidur.

D. Hukum menggunakan narkoba dalam sisi islam


Narkoba memang tidak disebutkan secara gamblang dalam al-
Qur’an maupun hadits seperti khamar, jadi hokum asalnya adalah mubah
kecuali ada sebab yang mengharamkannya (Muhammad Azzam, 2005).
Narkoba juga boleh digunakan karena memiliki manfaat bagi manusia
terutama di bidang kedokteran, akan tetapi penggunaan narkoba semakin
disalahgunakan sehingga narkoba dihukumi seperti khamar karena illat
yang sama yaitu memabukkan. Meskipun bentuknya berbeda tapi
notabenenya narkoba dan khamar itu sama, cara kerjanya sama-sama
memengaruhi dan merusak fungsi akal manusia. Bahkan sekarang narkoba
tak hanya merusak akal namun juga dapat menyebabkan kerusakan nyawa
serta berpotensi menimbulkan tindak kejahatan, seperti pencurian.

Dalil-dalil yang mendukung haramnya narkoba:


a. Pertama: Allah Ta’ala berfirman, “Dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”
(QS. Al A’rof: 157). Setiap yang khobits terlarang dengan ayat ini. Di
antara makna khobits adalah yang memberikan efek negatif.

b. Kedua: Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu menjatuhkan


dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS. Al Baqarah: 195).
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu” (QS. An Nisa’: 29).

Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau
membinasakan diri sendiri. Yang namanya narkoba sudah pasti

8
merusak badan dan akal seseorang. Sehingga dari ayat inilah kita dapat
menyatakan bahwa narkoba itu haram.

c. Ketiga: Dari Ummu Salamah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang
membuat lemah)” (HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad 6: 309. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if). Jika khomr itu haram,
maka demikian pula dengan mufattir atau narkoba.

d. Keempat: Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda, “Barangsiapa yang sengaja menjatuhkan dirinya dari gunung
hingga mati, maka dia di neraka Jahannam dalam keadaan menjatuhkan
diri di (gunung dalam) neraka itu, kekal selama lamanya. Barangsiapa
yang sengaja menenggak racun hingga mati maka racun itu tetap
ditangannya dan dia menenggaknya di dalam neraka Jahannam dalam
keadaan kekal selama lamanya. Dan barangsiapa yang membunuh
dirinya dengan besi, maka besi itu akan ada ditangannya dan dia
tusukkan ke perutnya di neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama
lamanya” (HR Bukhari no. 5778 dan Muslim no. 109).

Hadits ini menunjukkan akan ancaman yang amat keras bagi orang
yang menyebabkan dirinya sendiri binasa. Mengkonsumsi narkoba
tentu menjadi sebab yang bisa mengantarkan pada kebinasaan karena
narkoba hampir sama halnya dengan racun. Sehingga hadits ini pun bisa
menjadi dalil haramnya narkoba.

e. Kelima: Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Tidak boleh memberikan dampak bahaya, tidak boleh memberikan
dampak bahaya” (HR. Ibnu Majah no. 2340, Ad Daruquthni 3: 77, Al
Baihaqi 6: 69, Al Hakim 2: 66. Kata Syaikh Al Albani hadits ini

9
shahih). Dalam hadits ini dengan jelas terlarang memberi mudhorot
pada orang lain dan narkoba termasuk dalam larangan ini.

f. Jika jelas narkoba itu diharamkan, para ulama kemudian berselisih


dalam tiga masalah: (1) bolehkah mengkonsumsi narkoba dalam
keadaan sedikit, (2) apakah narkoba itu najis, dan (3) apa hukuman bagi
orang yang mengkonsumsi narkoba.

Menurut –jumhur- mayoritas ulama, narkoba itu suci (bukan termasuk


najis), boleh dikonsumsi dalam jumlah sedikit karena dampak muskir
(memabukkan) yang ditimbulkan oleh narkoba berbeda dengan yang
ditimbulkan oleh narkoba. Bagi yang mengkonsumsi narkoba dalam
jumlah banyak, maka dikenai hukuman ta’zir (tidak ditentukan
hukumannya), bukan dikenai had (sudah ada ketentuannya seperti
hukuman pada pezina). Kita dapat melihat hal tersebut dalam penjelasan
para ulama madzhab berikut:

Dari ulama Hanafiyah, Ibnu ‘Abidin berkata, “Al banj (obat bius)
dan semacamnya dari benda padat diharamkan jika dimaksudkan untuk
mabuk-mabukkan dan itu ketika dikonsumsi banyak. Dan beda halnya jika
dikonsumsi sedikit seperti untuk pengobatan”.

g. Dari ulama Malikiyah, Ibnu Farhun berkata, “Adapun narkoba (ganja),


maka hendaklah yang mengkonsumsinya dikenai hukuman sesuai dengan
keputusan hakim karena narkoba jelas menutupi akal”. ‘Alisy –salah
seorang ulama Malikiyah- berkata, “Had itu hanya berlaku pada orang
yang mengkonsumsi minuman yang memabukkan. Adapun untuk benda
padat (seperti narkoba) yang merusak akal –namun jika masih sedikit tidak
sampai merusak akal-, maka orang yang mengkonsumsinya pantas diberi
hukuman. Namun narkoba itu sendiri suci, beda halnya dengan minuman
yang memabukkan”

10
.
Dari ulama Syafi’iyah, Ar Romli berkata, “Selain dari minuman
yang memabukkan yang juga diharamkan yaitu benda padat seperti obat
bius (al banj), opium, dan beberapa jenis za’faron dan jawroh, juga ganja
(hasyisy), maka tidak ada hukuman had (yang memiliki ketentuan dalam
syari’at) walau benda tersebut dicairkan. Karena benda ini tidak membuat
mabuk (seperti pada minuman keras, pen)”. Begitu pula Abu Robi’
Sulaiman bin Muhammad bin ‘Umar –yang terkenal dengan Al Bajiromi-
berkata, “Orang yang mengkonsumsi obat bius dan ganja tidak dikenai
hukuman had berbeda halnya dengan peminum miras. Karena dampak
mabuk pada narkoba tidak seperti miras. Dan tidak mengapa jika
dikonsumsi sedikit. Pecandu narkoba akan dikenai ta’zir (hukuman yang
tidak ada ketentuan pastinya dalam syari’at).” Sedangkan ulama Hambali
yang berbeda dengan jumhur dalam masalah ini. Mereka berpendapat
bahwa narkoba itu najis, tidak boleh dikonsumsi walau sedikit, dan
pecandunya dikenai hukuman hadd –seperti ketentuan pada peminum
miras-. Namun pendapat jumhur yang kami anggap lebih kuat
sebagaimana alasan yang telah dikemukakan di atas.

E. Hukum menggunakan narkoba dalam keadaan darurat


Kadang beberapa jenis obat-obatan yang termasuk dalam napza
atau narkoba dibutuhkan bagi orang sakit untuk mengobati luka atau untuk
meredam rasa sakit. Ini adalah keadaan darurat. Dan dalam keadaan
tersebut masih dibolehkan mengingat kaedah yang sering dikemukakan
oleh para ulama, “Keadaan darurat membolehkan sesuatu yang terlarang”
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Seandainya dibutuhkan untuk
mengkonsumsi sebagian narkoba untuk meredam rasa sakit ketika
mengamputasi tangan, maka ada dua pendapat di kalangan Syafi’iyah.
Yang tepat adalah dibolehkan.”
Al Khotib Asy Syarbini dari kalangan Syafi’iyah berkata, “Boleh
menggunakan sejenis napza dalam pengobatan ketika tidak didapati obat

11
lainnya walau nantinya menimbulkan efek memabukkan karena kondisi ini
adalah kondisi darurat”.

F. Dampak penyalahgunaan narkoba dan psikotropika


Penyalahgunaan narkoba akan menyebabkan beberapa pengaruh
kepada pengguna. Pengambil dan pengguna narkoba akan mengalami
pengaruh euforia serta mengalami halusinasi (rasa khayal), dari segi
fisiologi pengguna akan mengalami peningkatan sel darah putih dan
jumlah gula dalam darah, kerusakan otot-otot dan peningkatan suhu badan.
Selain itu, sistem saraf pusat (saraf dan saraf tunjung) juga akan
mengalami kerusakan. Lama-kelamaan, kadar penafasan pengguna
narkoba akan menjadi lebih pendek dan perlahan. Tubuh pengguna juga
akan mengigil akibat penurunan kadar metabolisme. Disamping itu, mata
pengguna juga akan menjadi kemerah-merahan serta kuyu dan berat badan
pengguna narkoba turut akan mengalami penurunan secara mendadak
(Rajab Muhammad, 2000), (Izzat Husnin, 1984). Ini adalah pengaruh atau
ancaman terhadap salah satu objektif syariat yang lima yaitu pengaruh
pada menjaga nyawa dan akal (Jamaludin, 2012).
Ketagihan narkoba akan membawa kepada kepada risiko dijangkiti
HIV/AIDS, dan hepatitis. Hal ini karena, mereka menggunakan alat
suntikan yang dibagi dengan pengguna lain. Bagi ibu yang mengandung
akan membawa risiko seperti keguguran, kandungan yang tidak stabil,
cacat atau mati. (Rajab Muhammad, 2000) ia juga boleh dikatakan telah
mengancam salah satu dari tujuan syariat yaitu menjaga nyawa dan
keturunan (Muhammad Tahir, 2006).
Selain itu, pengguna narkoba kebayakan mengalami penyakit
psikosis (tidak siuman), kerusakan otak dan ketidakstabilan emosi. Oleh
Karena itu, mereka akan terdorong untuk melakukan perkara di luar
kendali seperti merampok, mencopet memperkosa, dan membunuh serta
meningkatkan jumlah terjadinya masalah sosial. Penyakit sosial ini akan
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat pada umumnya.

12
Kecanduan narkoba memberi pengaruh yang serius kepada
kehidupan kekeluargaan antaranya menjadi beban ekonomi rumah tangga
karena ketua keluarga akan membelanjakan sebagian besar hartanya untuk
mendapatkan modal dan keperluannya untuk membeli narkoba.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat berbahaya.
Narkotika adalah zat yang baik berasal dari tanaman ataupun bukan, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
kesadaran hilang rasa, dan ketergantungan. Sedangkan psikotropika adalah
zat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui susunan syaraf pusat yang menyebabkan berubahnya
aktivitas mental dan perilaku. Narkoba memiliki kegunaan dalam bidang
kedokteran, namun lebih banyak akibat buruk yang ditimbulkan jika
disalahgunakan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Lateefah Kasamasu, A. M. (2017). Analisis Dalil Pengharaman Narkoba


Dalam Karya-karya Kajian Islam Kontemporer. Wardah .
Syafir, A. (2009). PENYALAHGUNAAN NARKOBA DALAM
PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM. Hunafa .
Brosur Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban NAPZA,
Depsos RI.
M. Arief Hakim, Bahaya Narkoba Alkohol : Cara Islam Mengatasi,
Mencegah dan Melawan, Bandung : Nuansa, 2004.
Simuh, dkk., Tasawuf dan Krisis, Semarang, Pustaka Pelajar, 2001.
Depsos RI.

15

Anda mungkin juga menyukai