PRESPEKTIF ISLAM
MAKALAH
Oleh:
1. FAHRIL OKTAVIANI H. (J01218014)
2. SANDI MARAHUL M. (J71218062)
3. NUR FAWAIDATUZ Z. (J71218058)
4. SRI WAHYUNILLAH (J71218066)
KELAS G2.3
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, segenap
keluarga dan para sahabat beliau, serta segenap kaum muslimin dan muslimat
selaku umat beliau.
Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Psikofarmakologi,
penulis telah menyusun makalah tersebut.
Kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis mengucapkan terima
kasih terutama kepada :
1. Ibu Dr. dr. Siti Nur Asiyah, M.Psi , selaku Dekan fakultas psikologi dan
kesehatan, dan serta Dosen pengampuh mata kuliah Pengantar
Psikofarmakologi.
2. Orang tua, teman – teman dan semua pihak yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, untuk itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan demi perbaikan selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................2
D. Manfaat.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Narkoba dan Psikotropika............................................3
B. Jenis dan Kegunaan Narkoba dan Psikotropika.........................4
C. Narkoba dan Psikotropika dalam Pandangan Medis..................7
D. Hukum menggunakan Narkoba dan Psikotropika dalam Pandangan
Islam...........................................................................................8
E. Hukum menggunakan Narkoba dan Psikotropika dalam Keadaan
Darurat........................................................................................11
F. Dampak Penyalahgunaan Narkoba dan Psikotropika................12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Narkoba merupakan daya perusak terhadap sendi-sendi kehidupan,
sehingga menyita banyak perhatian dari lapisan kalangan.Lebih-lebih
ketika sekian banyak penelitian menyatakan bahwa korban-korban saat ini
telah merambah ke segenap lapisan masyarakat mulai dari anak kecil
sampai pada orang tua.Mulai dari rakyat jelata sampai
konglomerat.Bahkan tidak sedikit dari anak sekolah dasar hingga
perguruan tinggi, yang menjadi korban keganasanya. Yang sangat
memprihatinkan lagi, bahwa perilaku orang tua sudah bisa mempengaruhi
sejak si kecil masih berada dalam kandungan. Bila sang ibu terbiasa
minum alkohol , maka resiko si kecil berkembang menjadi pecandu
alkoholpun juga besar.
Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku,
disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara
berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan
ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para
pemakainya.
Pemakaian psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan
dan pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih
buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan
berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai,
tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.
Bagi seorang muslim wajib mengetahui bagaimana hukum
menggunakan sesuatu yang dapat mengandung mudarat. Di perlukan
berbagai informasi untuk dapat menyimpulkan hukum-hukum islam
mengenai narkoba. Dilihat dari uraian singkat di atas, jelas sangat terlihat
bahwa penting bagi kita untuk menganalisa hukum tentang narkoba dan
1
psikotropika dalam islam. Melalui analisa ini, dapat di pahami apa saja
bahaya narkoba dan psikotropika baik di dunia maupun di akhirat.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di namakan narkobadan psikotropika?
2. apa saja jenis dan kegunaan narkoba dan psikotropika?
3. Bagaimana hukum pemakaian narkoba dan psikotropika dalam islam?
4. Bagaimana dampak dari penyalahgunaan narkoba dan psikotropika?
C. Tujuan
1. Mengetahui bahaya narkoba dan psikotropika jika disalah gunakan
2. Mengetahui jenis-jenis narkoba dan psikotropika
3. Mengetahui pandangan islam mengenai penggunaan narkoba dan
psikotropika
D. Manfaat
1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana
pandangan islam mengenai penggunaan narkoba dan psikotropika.
2. Bagi masyarakat, bisa mengetahui informasi tentang narkoba dan
psikotropika lebih jelas serta hukum penggunaannya berdasarkan
perspektif islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Golongan Koka : kokain, crack.
b. Pengertian Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Zat Adiktif Lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau
psikotropika yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 meliputi
ectasy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/obat tidur, obat anti depresi dan anti
psikosis. Zat psikotropika yang sering disalahgunakan (menurut WHO 1992)
adalah :
a. Alkohol : Semua minuman beralkohol yang mengandung etanol (Etil
alkohol).
b. Opioida : heroin, morfin, pethidin, candu.
c. Kanabinoida : Ganja, hashish.
d. Sedativa/hipnotika : obat penenang/obat tidur.
e. Kokain : daun koka, serbuk kokain, crack.
f. Stimulansia lain, termasuk kafein, ectasy, dan shabu-shabu.
Halusinogenika, LSD,mushroom, mescalin.
h. Tembakau (mengandung nikotin).Pelarut yang mudah menguap seperti
aseton dan lem.Multipel (kombinasi) dan lain-lain, misalnya
kombinasi heroin dan shabu-shabu, alkohol dan obat tidur. Zat adiktif
lain termasuk inhalansia (aseton, thinner cat, lem, nikotin, kafein).
B. Jenis dan Kegunaan Narkoba dan Psikotropika
a. Narkotika
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Narkotika terdiri dari 3 golongan :
4
1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin,
Petidin.
3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Codein.
b. Psikotropika
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari
4 golongan :
1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Ekstasi.
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Phenobarbital.
5
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat
luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
6
C. Narkoba dan Psikotropika dalam Pandangan Medis
a. Kokain digunakan sebagai penekan rasa sakit dikulit, digunakan untuk
anestesi (bius) khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan
tenggorokan.
b. Kodein merupakan analgesik lemah. Kekuatannya sekitar 1/12 dari
morfin. Oleh karena itu, kodein tidak digunakan sebagai analgesik,
tetapi sebagai anti batuk yang kuat.
c. Morfin adalah hasil olahan dari opium atau candu mentah. Morfin,
terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang
tidak dapat diobati dengan analgetik non narkotika. Apabila rasa nyeri
makin hebat maka dosis yang digunakan juga makin tinggi. Semua
analgetik narkotika dapat menimbulkan adiksi (ketagihan). Morfin
juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang
akan dioperasi.
d. Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang
kecanduan karena efeknya sangat kuat. Obat ini bisa ditemukan dalam
bentuk pil, bubuk, dan juga dalam bentuk cairan. Heroin mempunyai
kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan sering
disalahgunakan orang.
e. Methadone, saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam
pengobatan ketergantungan opium. Antagonis opioid (analgetik
narkotika) telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan
ketergantungan opioid dan digunakan sebagai analgesia bagi penderita
rasa nyeri.
f. Meperidin (sering juga disebut petidin, demerol, atau dolantin),
digunakan sebagai analgesia.Obat ini efektif untuk diare. Daya kerja
meperidin lebih pendek dari morfin.
Adapun beberapa manfaat psikotropika dalam kesehatan, yaitu :
a. Amfetamin, yang digunakan untuk mengatasi kegemukan.
b. Nitrazepam yang digunakan untuk mengatasi insomnia, kecemasan,
dan stress.
7
c. Diazepam yang digunakan untuk mengatasi kecemasan, insomnia,
relaksasi otot, dan kondisi psikoneurotik lain.
d. Fenobarbital yang lebih banyak digunakan sebagai obat tidur.
Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau
membinasakan diri sendiri. Yang namanya narkoba sudah pasti
8
merusak badan dan akal seseorang. Sehingga dari ayat inilah kita dapat
menyatakan bahwa narkoba itu haram.
Hadits ini menunjukkan akan ancaman yang amat keras bagi orang
yang menyebabkan dirinya sendiri binasa. Mengkonsumsi narkoba
tentu menjadi sebab yang bisa mengantarkan pada kebinasaan karena
narkoba hampir sama halnya dengan racun. Sehingga hadits ini pun bisa
menjadi dalil haramnya narkoba.
9
shahih). Dalam hadits ini dengan jelas terlarang memberi mudhorot
pada orang lain dan narkoba termasuk dalam larangan ini.
Dari ulama Hanafiyah, Ibnu ‘Abidin berkata, “Al banj (obat bius)
dan semacamnya dari benda padat diharamkan jika dimaksudkan untuk
mabuk-mabukkan dan itu ketika dikonsumsi banyak. Dan beda halnya jika
dikonsumsi sedikit seperti untuk pengobatan”.
10
.
Dari ulama Syafi’iyah, Ar Romli berkata, “Selain dari minuman
yang memabukkan yang juga diharamkan yaitu benda padat seperti obat
bius (al banj), opium, dan beberapa jenis za’faron dan jawroh, juga ganja
(hasyisy), maka tidak ada hukuman had (yang memiliki ketentuan dalam
syari’at) walau benda tersebut dicairkan. Karena benda ini tidak membuat
mabuk (seperti pada minuman keras, pen)”. Begitu pula Abu Robi’
Sulaiman bin Muhammad bin ‘Umar –yang terkenal dengan Al Bajiromi-
berkata, “Orang yang mengkonsumsi obat bius dan ganja tidak dikenai
hukuman had berbeda halnya dengan peminum miras. Karena dampak
mabuk pada narkoba tidak seperti miras. Dan tidak mengapa jika
dikonsumsi sedikit. Pecandu narkoba akan dikenai ta’zir (hukuman yang
tidak ada ketentuan pastinya dalam syari’at).” Sedangkan ulama Hambali
yang berbeda dengan jumhur dalam masalah ini. Mereka berpendapat
bahwa narkoba itu najis, tidak boleh dikonsumsi walau sedikit, dan
pecandunya dikenai hukuman hadd –seperti ketentuan pada peminum
miras-. Namun pendapat jumhur yang kami anggap lebih kuat
sebagaimana alasan yang telah dikemukakan di atas.
11
lainnya walau nantinya menimbulkan efek memabukkan karena kondisi ini
adalah kondisi darurat”.
12
Kecanduan narkoba memberi pengaruh yang serius kepada
kehidupan kekeluargaan antaranya menjadi beban ekonomi rumah tangga
karena ketua keluarga akan membelanjakan sebagian besar hartanya untuk
mendapatkan modal dan keperluannya untuk membeli narkoba.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat berbahaya.
Narkotika adalah zat yang baik berasal dari tanaman ataupun bukan, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
kesadaran hilang rasa, dan ketergantungan. Sedangkan psikotropika adalah
zat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui susunan syaraf pusat yang menyebabkan berubahnya
aktivitas mental dan perilaku. Narkoba memiliki kegunaan dalam bidang
kedokteran, namun lebih banyak akibat buruk yang ditimbulkan jika
disalahgunakan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15