Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

NARKOTIKA PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA)

MARIA THERESIA BETO LEWAR


174111017

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat-Nya


sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul NAPZA tepat
pada waktunya.
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada Mata kuliah farmasi klinik II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang NAPZA dan pencegahannya
bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kupang,9 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Narkoba....................................................................................... 3
B. Pengertian Narkoba.................................................................................. 5
C. Jenis-Jenis Narkoba................................................................................. 7
D. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba............................................. 9
E. Dampak Narkoba..................................................................................... 10
F. Efek Samping Pemakaian Narkoba......................................................... 10
G. Bahaya Narkoba Bagi Remaja................................................................. 11
H. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba............................................. 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 14
B. Saran........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah penyalahgunaan NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat


Adiktif) bukanlah masalah yang baru muncul belakangan ini. Masalah ini telah
lama hadir dalam kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan jaman,
terjadi perubahan sosial yang berpengaruh besar terhadap kehidupan
bermasyarakat. Banyak di antara mereka yang terjerumus ke dalam hal yang
negatif dan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi dirinya, orang lain, dan
lingkungannya sendiri.
Pada saat ini Indonesia telah dihadapkan dengan berbagai permasalahan
yang kompleks baik secara internal dan eksternal, dapat dibayangkan seandainya
bangsa ini dipimpin oleh generasi muda atau anak bangsa yang bodoh, malas,
tidak bermoral, dan memiliki sifat yang tidak terpuji. Bangsa ini akan menjadi
bangsa yang terbelakang, jauh tertinggal dari negara-negara lainnya.
Di berbagai kota besar, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa banyak
kasus yang ditimbulkan dari penyimpangan perilaku akibat penyalahgunaan
NAPZA dan belakangan makin mengerikan dan mencemaskan masyarakat. Awal
dari penyalahgunaan NAPZA berawal dari berbagai hal kecil atau biasa seperti
tidak masuk sekolah, merokok, minum-minuman keras, atau mengganggu lawan
jenisnya, tetapi tidak jarang mereka terlibat dari aksi tawuran layaknya preman
lalu setelah itu berlanjut dalam penggunaan narkoba, terjerumus dalam kehidupan
seksual pranikah, dan berbagai bentuk menyimpang lainnya. Berdasarkan latar
belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari narkoba?
2. Apa saja jenis-jenis narkoba?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba?
4. Bagaimana dampak dari narkoba?
5. Apa saja efek samping pemakaian narkoba?

1
2

6. Apa bahaya narkoba bagi remaja?


7. Bagaimana cara penanggulangan penyalahgunaan narkoba?

C. Tujuan
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi secara
konferhensif kepada pembaca tentang narkoba dan bahayanya bagi generasi
muda. Sehingga para generasi muda mengetahui pengaruh buruk dari narkoba,
sebab narkoba dapat merusak masa depan generasi muda yang menjadi
tumpuan harapan orang tua, agama, bangsa dan negara.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan untuk memberikan informasi tentang
narkoba dan bahayanya agar kita tidak terjerumus di dalamnya serta kita bisa
menjadi penerus bangsa yang bersih dari narkoba.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.
Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada
kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi
penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-
senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak
dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu
disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang
semestinya.
Pada tahun 2015 terdapat 35 jenis narkoba yang dikonsumsi pengguna
narkoba di Indonesia dari yang paling murah hingga yang mahal seperti LSD.
Di dunia terdapat 354 jenis narkoba.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang Nomor 74 Tahun 2015).
Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam
lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:
1. Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko),
opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
2. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta
campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan
tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan

3
4

saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku
(Undang-undang Nomor 74 Tahun 2015).
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi
sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau
kokaina yang dapat mengganggu sistem syaraf pusat, seperti alkohol yang
mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik
(karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh
minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh:
lem/perekat, aceton, ether, dan sebagainya.

B. Jenis-Jenis Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat
adiktif lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai
berikut:
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang tentang Narkotika.
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya
adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan
ilmu pengetahuan. Contoh: ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif
kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.
Contoh:petidin, benzetidin, dan betametadol.
c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif
ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh:
kodein dan turunannya.
2. Psikotropika
5

Psikotropika zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun sintetis


bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4
kelompok adalah:
a. Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat,
belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti
khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat
serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: amfetamin,
metamfetamin, dan metakualon.
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi
sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh:
lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya
adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh:
nitrazepam (BK, mogadon, dumolid), dan diazepam.
3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika
yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, di antaranya
adalah:
a. Rokok.
b. Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan
menimbulkan ketagihan.
c. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton,
cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan. Demikianlah
jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya faktor-faktor penyebab
penyalahgunaan narkotika.
6

C. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba


Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penyalahgunaan narkotika
pada seseorang. Berdasarkan kesehatan masyarakat, faktor-faktor penyebab
timbulnya penyalahgunaan narkotika, terdiri dari:
1. Faktor Individu
Tiap individu memiliki perbedaan tingkat resiko untuk
menyalahgunakan NAPZA. Faktor yang mempengruhi individu terdiri dari
faktor kepribadian dan faktor konstitusi.Alasan-alasan yang biasanya
berasal dari diri sendiri sebagai penyebab penyalahgunaan NAPZA antara
lain:
a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir
panjang mengenai akibatnya;
b. Keinginan untuk bersenang-senang;
c. Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya;
d. Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok;
e. Lari dari kebosanan, masalah atau kesusahan hidup;
f. Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak
menimbulkan ketagihan;
g. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan
atau kelompok pergaulan untuk menggunakan NAPZA;
h. Tidak dapat berkata tidak terhadap NAPZA.
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Keluarga
Hubungan ayah dan ibu yang retak, komunikasi yang kurang
efektif antara orang tua dan anak, dan kurangnya rasa hormat antar
anggota keluarga merupakan faktor yang ikut mendorong seseorang
pada gangguan penggunaan zat.
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat tempat hiburan,
kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri
secara kreatif dan positif, dan adanya murid pengguna NAPZA
merupakan faktor kontributif terjadinya penyalahgunaan NAPZA.
7

c. Lingkungan Teman Sebaya


Adanya kebutuhan akan pergaulan teman sebaya mendorong
remaja untuk dapat diterima sepenuhnya dalam kelompoknya. Ada
kalanya menggunakan NAPZA merupakan suatu hal yng penting bagi
remaja agar diterima dalam kelompok dan dianggap sebagai orang
dewasa.

D. Dampak Narkoba
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan
menyebabkan gangguan mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan
terganggunya sistem neuro-transmitter pada susunan saraf pusat di otak.
Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan terganggunya
fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi),
psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.
Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu narkoba telah
dilakukan, namun terbentur pada lemahnya hukum. Beberapa bukti lemahnya
hukum terhadap narkoba adalah sangat ringan hukuman bagi pengedar dan
pecandu, bahkan minuman beralkohol di atas 40 persen (minol 40 persen)
banyak diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai perbandingan, di
Malaysia jika kedapatan pengedar atau pecandu membawa dadah 5 gr ke atas
maka orang tersebut akan dihukum mati.
Sebenarnya juga tidak sedikit para pengguna narkoba ingin lepas dari
dunia hitam ini. Akan tetapi usaha untuk seorang pecandu lepas dari jeratan
narkoba tidak semudah yang dibayangkan.

E. Efek Samping Pemakaian Narkoba


Efek narkotika tergantung kepada dosis pemakaian, cara pemakaian,
pemakaian sebelumnya dan harapan pengguna. Selain kegunaan medis untuk
mengobati nyeri, batuk dan diare akut, narkotika menghasilkan perasaan
“lebih membaik” yang dikenal dengan euforia dengan mengurangi tekanan
psikis. Efek ini dapat mengakibatkan ketergantungan. Tanda-tanda fisik, dapat
dilihat dari tanda-tanda fisik si pengguna, seperti mata merah, mulut kering,
8

bibir berwarna kecokelatan, perilakunya tidak wajar, bicaranya kacau, daya


ingatannya menurun.

F. Bahaya Narkoba Bagi Remaja


Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan
generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku
generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa
ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan
menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih.
Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan
tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda
atau remaja. Kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar,
yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat.
Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun.
Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya,
pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya
dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal
yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus
meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan
orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu
kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja
(pelajar) adalah sebagai berikut:
1. Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
2. Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
3. Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
4. Sering menguap, mengantuk, dan malas,
5. Tidak memedulikan kesehatan diri,
6. Suka mencuri untuk membeli narkoba.
9

G. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba


Pendekatan penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat
ini belum benar-benar terpadu dan terlihat setiap instansi atau kelompok
masyarakat bekerja sendiri-sendiri sehingga hasil yang diperoleh belum
optimal. Sebenarnya banyak instansi selain Polri yang memiliki tugas
memberantas penyalahgunaan Narkoba. Belum ada upaya pembinaan khusus
terhadap pengguna sebagai korban, karena masih beranggapan bahwa para
pengguna itu adalah penjahat dan tanpa mendalami lebih jauh mengapa
mereka sampai mengonsumsi atau menyalahgunakan Narkoba.
Peran serta masyarakat sangat rendah karena mereka masih
berpandangan bahwa pemberantasan penyalahgunaan Narkoba adalah tugas
dan tanggung jawab polisi. Dengan demikian mereka kurang peduli dan
kurang berpartisipasi aktif dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan
Narkoba. Ada beberapa LSM yang peduli dalam penyalahgunaan narkoba
seperti GRANAT, GERAM, GANAS dan lain-lain. Namun sayangnya
kegiatan mereka masih cenderung belum konsisten dan belum
berkesinambungan. Mereka lebih banyak untuk menyoroti dan mencari
kelemahan dan kesalahan yang dilakukan oleh penyidik/aparat penegak
hukum dari pada melakukan kemitraan, dengan kata lain kadar kemitraannya
dengan aparat penegak hukum masih meragukan.
Sedangkan di lingkungan internal Polri sendiri, kegiatan antar fungsi
masih belum terpadu dan belum terencana secara baik. Yang terkesan hanya
kegiatan represif saja oleh fungsi Reserse. Fungsi Binamitra, Intelijen dan
Samapta kurang proaktif dalam melakukan upaya pre-emtif dan preventif,
sebagai contoh bahwa penyuluhan atau komunikasi, informasi dan edukasi
kepada masyarakat lebih banyak menunggu jika ada permintaan dari pihak
lain (kelompok masyarakat).
Fungsi dokter kesehatanbelum berperan secara maksimal dalam upaya
kuratif dan rehabilitatif, yaitu membantu korban atau pengguna untuk keluar
dari ketergantungan terhadap Narkoba untuk dapat hidup produktif kembali
dalam masyarakat. Saat ini peran dokter kesehatan baru pada tingkat
memberikan ”backup” kepada fungsi operasional, seperti pemberian informasi
10

kepada fungsi Reserse dalam menentukan tanda-tanda ketergantungan/


sebagai pengguna atau dalam pembuatan Visum/BAP tes urine tersangka dan
kepada fungsi Binamitra dalam memberikan materi penyuluhan terhadap
masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan
saraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin
buruk. Narkoba merupakan sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa
merusak norma dan ketenteraman umum,dan dapat menimbulkan dampak
negatif yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis.
Pengaruh narkoba sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya
maupun dampak sosial yang ditimbulkannya, pencegahan penyalahgunaan
narkoba bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang saja, melainkan juga
menjadi tugas bersama. Peran orang tua dalam keluarga dan juga dari peran
pendidikan di sekolah sangatlah besar pengaruhnya untuk pencegahan
penanggulangan narkoba. Dan perlunya peningkatan pengetahuan bahaya
narkoba bagi para remaja. Penanganan dini bagi para penggunaan narkoba
sangatlah penting.

B. Saran
Sayai menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu saran dan kritikan akan makalah dari pembaca sangat membantu
dalam penyempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Riyadi (2014). Implementasi Pelaksanaan Rehabilotas Bagi Pecandu
Narkotika Dan Korban Penyalahgunaan Narkoba, Skripsi, Surabaya : Fakultas Hukum
Umiversitas Airlangga.

Pearturan Menteri Kesehatan Repibluk Indonesia. 2015. Permenkes No. 74 tahun


2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika,
Psikotropika, dan precursor Farmasi.

Sasmita, Fahmi. 2018 Narkoba . Yogyakarta : Sentra Edukasi Media.

Anda mungkin juga menyukai