Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PATOLOGI SOSIAL

“NARKOBA”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patologi Sosial Jurusan
Bimbingan Dan Peyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar.

Dosen Pengampu :
Haeruddin M.Pd

Oleh :
Mujahidin 50200120062
Sri Putri Afriliani I 50200120063
Ujang Halik 50200120064
A. Nirwana Saputri 50200120070
Rini Komalasari 50200120084

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA
PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala


yang telah melimpakan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga kami bisa
menjalankan aktifitas sebagaimana biasanya. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Sehingga kami
dapat meyelesaikan Makalah dengan judul ‘NARKOBA” ini sebagai tugas yang
akan dikumpulkan dan dipresentasikan.

Yang kedua, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Patologi Sosial yang telah memberikan arahan dan ajaran tentang
mata kuliah Patologi Sosial.

Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada orang tua, teman-teman,


serta pihak mana pun yang terlibat dan telah memberikan dukungan dalam proses
pembuatan makalah ini.

Adapun yang terakhir kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, karena itu kami mengaharapkan masukan dan saran konstruktif dari
pembaca demi perbaikan dan sekaligus memperbesar manfaat makalah ini sebagai
pembelajaran.

Samata, 30 November 2021

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Narkoba .…...……………………........................................ 2

B. Jenis-jenis Narkoba ........................................................................... 2

C. Fungsi Narkoba ................................................................................. 6

D. Penanggulangan Narkoba ................................................................. 6

BAB III PENUTUPAN

Kesimpulan ................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Saat ini bahaya dan dampak narkoba atau narkotika dan obat-obatan pada kehidupan
dan kesehatan pecandu dan keluarganya semakin meresahkan. Bagai dua sisi mata uang
narkoba menjadi zat yang bisa memberikan manfaat dan juga merusak kesehatan.
Seperti yang sudah diketahui, ada beberapa jenis obat-obatan yang termasuk ke
dalam jenis narkoba yang digunakan untuk proses penyembuhan karena efeknya yang
bisa menenangkan. Namun jika dipakai dalam dosis yang berlebih, bisa menyebabkan
kecanduan. Penyalahgunaan ini mulanya karena si pemakai merasakan efek yang
menyenangkan.
Dari sinilah muncul keinginan untuk terus menggunakan agar bisa mendapatkan
ketenangan yang bersifat halusinasi. Meski dampak narkoba sudah diketahui oleh banyak
orang, tetap saja tidak mengurangi jumlah pemakainya. Bahaya narkoba hingga menjadi
kecanduan tersebut memang bisa disembuhkan, namun akan lebih baik jika berhenti
menggunakannya sesegera mungkin atau tidak memakai sama sekali.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu narkoba ?


2. Apa saja jenis-jenis narkoba ?
3. Apa fungsi narkoba ?
4. Bagaimana cara penanggulangan narkoba ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Narkoba
Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun
semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya
rangsang. Sementara menurut Undang-Undang No. 35 tahun 2009 pasal 1 ayat
1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat buatan atau pun yang berasal dari
tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta
menyebabkan kecanduan. Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan
jika pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat
penghilang nyeri serta memberikan ketenangan. Penyalahgunaannya bisa terkena
sanksi hukum. Untuk mengetahui apa saja jenis dan bahaya narkoba bagi
kesehatan

B. Jenis-jenis Narkoba
Kandungan yang terdapat pada narkoba tersebut memang bisa
memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. yang
termasuk jenis narkotika adalah:

 Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko),


opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
 Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta
campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan
tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental
dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat golongan
psikotropika menurut undang-undang tersebut, tetapi setelah
diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka
psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika.
Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya
menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No.
5/1997. Zat yang termasuk psikotropika antara lain:

 Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine,


Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam,
Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan
sebagainya.

2
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi
sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau
kokaina yang dapat mengganggu sistem saraf pusat, seperti:
• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut)
berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan
yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika
aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.
Menurut UU tentang Narkotika, jenisnya dibagi menjadi menjadi 3
golongan berdasarkan pada risiko ketergantungan.

 Narkotika Golongan 1
Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, dan tanaman koka sangat
berbahaya jika dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan efek
kecanduan.

 Narkotika Golongan 2
Sementara narkotika golongan 2 bisa dimanfaatkan untuk pengobatan asalkan
sesuai dengan resep dokter. Jenis dari golongan ini kurang lebih ada 85 jenis,
beberapa diantaranya seperti Morfin, Alfaprodina, dan lain-lain. Golongan 2
juga berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan.

 Narkotika Golongan 3
Dan yang terakhir, narkotika golongan 3 memiliki risiko ketergantungan yang
cukup ringan dan banyak dimanfaatkan untuk pengobatan serta terapi.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa jenis narkoba yang bisa
didapatkan secara alami namun ada juga yang dibuat melalui proses kimia. Jika
berdasarkan pada bahan pembuatnya, jenis-jenis narkotika tersebut di
antaranya adalah:
a) Narkotika Jenis Sintetis
Jenis yang satu ini didapatkan dari proses pengolahan yang rumit. Golongan ini
sering dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan juga penelitian. Contoh
dari narkotika yang bersifat sintetis seperti Amfetamin, Metadon,
Deksamfetamin, dan sebagainya.
b) Narkotika Jenis Semi Sintetis
Pengolahan menggunakan bahan utama berupa narkotika alami yang kemudian
diisolasi dengan cara diekstraksi atau memakai proses lainnya. Contohnya
adalah Morfin, Heroin, Kodein, dan lain-lain.

3
c) Narkotika Jenis Alami
Ganja dan Koka menjadi contoh dari Narkotika yang bersifat alami dan
langsung bisa digunakan melalui proses sederhana. Karena kandungannya yang
masih kuat, zat tersebut tidak diperbolehkan untuk dijadikan obat. Bahaya
narkoba ini sangat tinggi dan bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan
jika disalahgunakan. Salah satu akibat fatalnya adalah kematian.

Narkoba merupakan sejenis obat yang biasa dipakai dokter untuk membius
pasiennya ketika akan melakukan operasi, atau untuk proses penyembuhan
penyakit tertentu. Namun, beberapa kalangan kerap menggunakan zat ini
dengan tujuan lain, sehingga menimbulkan efek buruk bagi kesehatan. Berikut
ini jenis-jenis Narkoba dan efeknya buat tubuh, yaitu: 

1. Morfin

Berasal dari kata “morpheus” yang berarti “dewa mimpi”, morfin adalah


alkaloid analgesik kuat yang ditemukan pada tanaman opium. Jenis Narkoba
ini bekerja langsung pada sistem saraf pusat, sebagai penghilang rasa
sakit. Beberapa efek buruk yang timbul dari pemakaian narkoba jenis morfin
adalah:

 Menurunkan kesadaran
 Menimbulkan euforia atau rasa bahagia luar biasa
 Kebingungan
 Berkeringat
 Pingsan
 Jantung berdebar-debar
 Gelisah
 Perubahan suasana hati
 Mulut kering
 Kejang lambung
 Produksi air seni berkurang
 Gangguan menstruasi dan impotensi.

2. Heroin (Putaw)

Narkoba jenis ini dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi. Namun,
reaksi yang ditimbulkan heroin bisa lebih kuat dari morfin, sehingga zat ini
sangat mudah menembus ke otak. Efek buruk yang ditimbulkannya adalah:

 Melambatnya denyut nadi.


 Tekanan darah menurun.
4
 Kelemahan otot.
 Pupil mengecil.
 Hilang kepercayaan diri.
 Suka menyendiri.
 Sering berperilaku buruk, seperti berbohong dan menipu.
 Kesulitan buang air besar.
 Sering tidur.
 Kemerahan dan rasa gatal pada hidung.
 Gangguan bicara (cadel).

3. Ganja (Kanabis/Marijuana)

Ganja, yang bernama lain Cannabis sativa syn. Cannabis Indica, adalah


tumbuhan budidaya yang menghasilkan serat dan kandungan zat narkotika
pada bijinya. Narkoba jenis ini dapat membuat pemakainya mengalami euforia,
yaitu rasa senang berkepanjangan tanpa sebab. 

Sebenarnya, tanaman ganja telah dikenal manusia sejak lama. Seratnya biasa
digunakan sebagai bahan pembuat kantung, dan bijinya digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan minyak. Namun belakangan, negara-negara beriklim
dingin pun mulai banyak membudidayakan tanaman dini dengan cara
mengembangkannya di rumah kaca. Adapun bahaya Narkoba jenis ganja bagi
tubuh adalah:

 Denyut nadi dan jantung lebih cepat.


 Mulut dan tenggorokan terasa kering.
 Sulit dalam mengingat.
 Sulit diajak berkomunikasi.
 Kadang-kadang terlihat agresif.
 Mengalami gangguan tidur.
 Sering merasa gelisah.
 Berkeringat.
 Nafsu makan bertambah.
 Sering berfantasi.
 Euforia.

4. Kokain

Kokain adalah jenis narkoba yang berasal dari tanaman Erythroxylon coca, dari
Amerika Selatan. Daun tanaman ini biasanya dimanfaatkan untuk mendapatkan
efek stimulan, yaitu dengan cara dikunyah. Kokain dapat memicu metabolisme
sel menjadi sangat cepat. Sementara efek buruk lainnya bagi tubuh adalah:
5
 Dapat memberikan efek kegembiraan yang berlebihan bagi si pengguna.
 Sering merasa gelisah.
 Menurunnya berat badan.
 Timbul masalah pada kulit.
 Mengalami gangguan pernapasan.
 Sering kejang-kejang.
 Sering mengeluarkan dahak.
 Mengalami emfisema (kerusakan pada paru-paru).
 Menurunnya selera makan.
 Paranoid & Sering mengalami kebingungan.
 Gangguan penglihatan.

5. LSD (Lysergic Acid)

LSD adalah jenis narkoba yang tergolong halusinogen. Biasanya berbentuk


lembaran kertas kecil, kapsul, atau pil. Efek buruknya bagi kesehatan adalah:

 Sering berhalusinasi mengenai berbagai kejadian, tempat, warna, dan


waktu.
 Sering terobsesi dengan apa yang ada dalam halusinasinya.
 Sering juga mengalami paranoid akibat hal-hal yang dihalusinasikannya.
 Denyut jantung dan tekanan darahnya meningkat.
 Pupil mata melebar.
 Mengalami demam.
 Depresi dan merasa pusing.
 Serangan panik dan takut yang berlebihan.
 Mengalami gangguan persepsi.

6. Opium (Opiat)

Opium adalah jenis narkoba yang berbentuk bubuk. Narkoba jenis ini
dihasilkan dari tanaman bernama papaver somniferum. Kandungan morfin
dalam bubuk ini biasa digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Efek buruk
opium bagi kesehatan adalah:

 Hiperaktif.
 Merasa sensasi waktu berjalan begitu lambat.
 Merasa pusing (mabuk).
 Birahi meningkat.
 Timbul masalah kulit di bagian mulut dan leher.
 Sering merasa sibuk sendiri.
6
C. Fungsi Narkoba
Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa
psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi
atau obat-obatan untuk penyakit tertentu Dalam bidang kedokteran, narkotika
golongan dua yang sering digunakan antara lain morfin, fentanil, petidin,
kodein, kokain, amfetamin, dll. Di lingkup kedokteran obsetri, narkotika pada
dasarnya juga memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai analgesik/pereda nyeri
baik saat operasi, pembiusan maupun sebagai terapi paliatif bagi penderita
kanker. Terkait dengan merek dagang, terdapat beragam jenis narkotika yang
digunakan dalam bidang kesehatan.

D. Cara Penanggulangan Narkoba


Menghadapi permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba
mengharuskan pemerintah memikirkan bagaimana cara menanggulangi
masalah tersebut, akhirnya pemerintah mengeluarkan UndangUndang Nomor 5
Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika. Dengan demikian undang-undang ini diharapkan dapat
menekan sekecil-kecilnya tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkoba di Indonesia, karena itulah di dalam ketentuan peraturan
perundangundangan tersebut sanksi pidana sangat berat dibandingkan dengan
sanksi dalam undang- undang tindak pidana lainnya.
Mencermati perkembangan peredaran dan pemakaian narkoba di kalangan
remaja sungguh sangat mengkhawatirkan, karena narkoba jelas mengancam
langsung masa depan anak-anak bangsa. Untuk itu, diperlukan suatu kesadaran
sosial dalam memerangi peredaran narkoba dengan melibatkan seluruh potensi
yang ada mulai dari unsur aparat penegak hukum, birokrasi serta anggota
masyarakat bahu membahu dalam sinergi yang berkesinambungan, sehingga
generasi muda dapat terhindar dari bujuk rayu untuk mengkonsumsi narkoba.
4 Langkah Cara Mengatasi Kecanduan Narkoba :
Pengguna narkoba yang sudah mengalami kecanduan, tidak akan mudah lepas
dari jerat barang tersebut. Diperlukan sebuah langkah yang cepat, salah satunya
dengan menghubungi BNN. Di lembaga resmi pemerintah ini, pendaftaran
rehabilitasi bisa dilakukan secara online. Proses rehabilitasi nantinya akan
dilakukan secara total agar pemakai tidak kembali memakai obat-obatan
tersebut. Secara umum, ada 4 langkah yang dilakukan untuk mengatasi
kecanduan narkoba dan di antaranya adalah:

 Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan tidak hanya oleh dokter tetapi juga terapis.
Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kecanduan yang dialami
dan adakah efek samping yang muncul. Jika si pemakai mengalami depresi
7
atau bahkan gangguan perilaku, maka terapis akan menyembuhkan efek
tersebut baru melakukan rehabilitasi.

 Detoksifikasi
Mengatasi kecanduan harus melalui beberapa tahapan dan salah satu yang
cukup berat adalah detoksifikasi. Di sini pengguna harus 100% berhenti
menggunakan obat-obatan berbahaya tersebut. Reaksi yang akan dirasakan
cukup menyiksa mulai dari rasa mual hingga badan terasa sakit. Disamping itu
pecandu akan merasa tertekan karena tidak ada asupan obat penenang yang
dikonsumsi seperti biasa. Selama proses detoksifikasi, dokter akan
meringankan efek yang tidak mengenakkan tersebut dengan memberikan obat.
Di samping itu, pecandu juga harus memperbanyak minum air agar tidak
terkena dehidrasi serta mengkonsumsi makanan bergizi untuk memulihkan
kondisi tubuh. Lamanya proses ini sangat bergantung pada tingkat kecanduan
yang dialami serta tekad yang dimiliki oleh si pemakai untuk sembuh.

 Stabilisasi
Setelah proses detoksifikasi berhasil dilewati, selanjutnya dokter akan
menerapkan langkah stabilisasi. Tahapan ini bertujuan untuk membantu
pemulihan jangka panjang dengan memberikan resep dokter. Tidak hanya itu,
pemikiran tentang rencana ke depan pun diarahkan agar kesehatan mental tetap
terjaga dan tidak kembali terjerumus dalam bahaya obat-obatan terlarang.

 Pengelolaan Aktivitas
Jika sudah keluar dari rehabilitasi, pecandu yang sudah sembuh akan kembali
ke kehidupan normal. Diperlukan pendekatan dengan orang terdekat seperti
keluarga dan teman agar mengawasi aktivitas mantan pemakai. Tanpa
dukungan penuh dari orang sekitar, keberhasilan dalam mengatasi kecanduan
obat terlarang tidak akan lancar. Banyak pemakai yang sudah sembuh lantas
mencoba menggunakan kembali obat-obatan tersebut karena pergaulan yang
salah. Karena itulah pengelolaan aktivitas sangat penting agar terhindar dari
pengaruh negatif.

 Atasi dengan Layanan Rehabilitasi BNN


Untuk mengatasi masalah kecanduan obat-obatan terlarang, Badan Narkotika
Nasional atau lebih dikenal dengan BNN membuka layanan rehabilitasi yang
dinamakan Balai Besar Rehabilitasi yang berlokasi di Bogor. Pecandu atau
penyalahgunaan narkoba akan dipulihkan sepenuhnya baik dari segi fisik
maupun mental. Diharapkan setelah keluar dari Balai Besar Rehabilitasi ini,
mantan pecandu bisa hidup normal seperti sedia kala dan tidak menggunakan
kembali obat-obatan terlarang. Untuk bisa menggunakan layanan ini, wali dari
pecandu yang belum cukup umur atau pecandu yang sudah cukup umur bisa
8
melapor atau mendaftar secara online dengan mengakses situs resmi
http://rehabilitasilido.bnn.go.id atau bisa daftar rehabilitasi online. Selain itu
pelaporan juga bisa diajukan ke institusi yang telah ditetapkan oleh menteri
diantaranya seperti puskesmas, rumah sakit, dan lembaga rehabilitasi medis.
Layanan yang disediakan oleh balai besar ini cukup menyeluruh, tidak hanya
untuk penyembuhan fisik dan mental tetapi juga kerohanian. Beberapa di
antaranya adalah:
Rehabilitasi Medis
Rehabilitasi secara medis meliputi detoksifikasi, pemeriksaan kesehatan,
penanganan efek buruk dari penyalahgunaan narkoba, psiko terapi, rawat jalan,
dan lain-lain.
Rehabilitasi Sosial
Aktivitas yang dilakukan pada tahapan rehabilitasi ini meliputi seminar,
konseling individu, terapi kelompok, static group, dan sebagainya.
Kegiataan Kerohanian
Tahapan ini bertujuan untuk mempertebal mental pecandu agar semakin kuat
mempertahankan niat untuk sembuh dari kecanduan.
Peningkatan Kemampuan
Kegiatan di lembaga rehabilitasi juga diisi oleh aktivitas positif salah satunya
adalah mengasah skill yang dimiliki oleh pecandu agar rasa tak enak karena
tidak mengkonsumsi obat-obatan teralihkan

9
BAB III
KESIMPULAN

Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis,
maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran,
halusinasi, serta daya rangsang.

Menurut UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika


golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Dengan
demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut
psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat
yang termasuk psikotropika.

Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-


senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu Dalam bidang
kedoktera.

Upaya pencegahan dan pemberantasan terhadap penyalahgunaan dan


peredaran gelap narkoba perlu dilakukan secara komprehensif dan
multidimensional. berusaha menghilangkan pandangan bahwa masalah
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba bukan hanya masalah
pemerintah saja, tetapi merupakan masalah yang harus ditanggulangi
bersama. pencegahan dan pemberantasan terhadap penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba dilakukan dengan membangun upaya pencegahan
yang berbasis masyarakat, termasuk di dalamnya melalui jalur pendidikan
sekolah maupun luar sekolah. media massa baik elektronik maupun cetak,
termasuk kemajuan teknologi internet dan alat komunikasi, yang perlu
dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam memberikan informasi kepada
masyarakat secara luas.

10
DAFTAR PUSTAKA

[1] https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/

[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba

[3] https://www.halodoc.com/artikel/narkoba-berbahaya-ketahui-efeknya-di-
sini

[4] https://bnn.go.id/4-langkah-cara-mengatasi-kecanduan-narkoba/

[5] https://media.neliti.com/media/publications/3053-ID-penegakan-hukum-
terhadap-peredaran-narkoba-di-kalangan-generasi-muda.pdf

Anda mungkin juga menyukai