Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Narkotika Golongan I” ini dapat diselesaikan
dengan baik.

Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas pelajaran PJOK. Saya ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan saya juga
menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Juliana Manik, S.Pd sebagai guru bidang studi
yang telah banyak memberi petunjuk dan semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyususan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 07 Maret 2023

Putri Sari R. Tarida Siregar

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………...……1

DAFTAR ISI…………………………………………………….…………………2

BAB I……………………………………………………………………………….3

PENDAHULUAN……………………………………………….…………………3

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….3

1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………………………4

1.3 Rumusan Masalah……………………………………………………………..4

BAB II……………………………………………………………………………...5

PEMBAHASAN……………………………………………………………………5

1.4 Pengertian Narkoba……………………………………………………………5

1.5 Pengertian Psikotropika………………………………………………………..5

1.6 Pengertian Zat Adiktif………………………………………………………….5

1.7 Pengertian Narkoba Golongan I…………………………………………….....5

BAB III……………………………………………………………………………22

PENUTUP……………...…………………………………………………………22

A. Kesimpulan…………………………………………………………………….22

B. Saran……………………………………………………………………….......22

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Disekitar kita saat ini, banyak sekali zat-zat adiktif yang negatif dan sangat berbahaya bagi
tubuh. Dikenal dengan sebutan narkotika dan obat-obatan terlarang. Dulu, narkoba hanya
dipakai secara terbatas oleh beberapa komunitas manusia di berbagai negara. Tapi kini,narkoba
telah menyebar dalam spektrum yang kian meluas. Para era modern dan kapitalisme mutakhir,
narkoba telah menjadi problem bagi umat manusia diberbagai belahan bumi. Narkoba yang
bisa mengobrak-abrik nalar yang cerah, merusak jiwa dan raga, jika dibiarkan bisa mengancam
hari depan umat manusia. Padahal 2.000 tahun yang lalu catatan-catatan mengenai
penggunaan cocaine di daerah Andes – penggunaan terkait adat, untuk survival/bertahan hidup
(sampai sekarang) menahan lapar dan rasa haus, rasa capek, bantu bernafas, sedangkan Opium
digunakan sebagai sedative (penawar rasa sakit) dan aphrodisiac (perangsang).

Dahulu pada banyak negara obat-obatan ini digunakan untuk tujuan pengobatan , namun
seiring berjalannya waktu , penyalahgunaan napza dimulai oleh para dokter, yang meresepkan
bahan bahan napza baru untuk berbagai pengobatan padahal tahu mengenai efekefek
sampingnya. Kemudian ketergantungan menjadi parah sesudah ditemukannya morphine (1804)
– diresepkan sebagai anaesthetic, digunakan luas pada waktu perang di abad ke-19 hingga
sekarang dan penyalahgunaan napza diberbagai negra yang sulit untuk dikendalikan hingga saat
ini. Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa
pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang
berdasarkanbahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi
umat manusia.

Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira)
yang berlebihan, serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.
Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan menjadi malas
dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak
sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical marijuana
dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit,dan pengobatan untuk
penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan
kreatifitas dalam berfikir serta dalam berkarya. Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini
(lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja
yang dianggap membantu kreatifitas adalah hasil silangan modern “Cannabis indica” yang

3
berasal dari India dengan “Cannabis sativa” dari Barat, dimana jenis Marijuana silangan inilah
yang merupakan tipe yang tumbuh di Indonesia.

Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan tertentu
ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang
menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang
dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai
penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar
biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-
obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga
tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk
mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.

1.2 Identifikasi Masalah

Seiring perkembangan informasi yang begitu pesat, perkembangan akan peredaran narkoba
sudah pada tahap kritis dan sangat mengkhawatirkan. Terlebih lagi yang menjaditarget dan
incaran para pengedar tidak lain adalah usia muda yang memiliki emosi labil yang mudah di
pengaruhi dengan berkedok trend dan zaman. Pelajar dan generasi muda secara umum
memiliki semangat dan visi yang melahirkan ide-ide kreatif untuk perkembangan individu
maupun untuk lingkungan sosial namun disisi lain usia remaja adalah masa pencarian jati diri
yang sedikit banyak mempengaruhi pola fikir dan mudah terbawa arus dan terpengaruh hal-hal
yang negatif yang salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba.

1.3 Rumusan Masalah

Dari pokok-pokok masalah tersebut, selanjutnya penulis akan merumuskan permasalahan


sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan narkoba?

2. Apa saja efek yang disebabkan oleh narkoba?

3. Apa saja jenis-jenis dari narkoba golongan I?

4. Bagaimana pencegahan dan solusi dari penyalahgunaan narkoba?

4
BAB II
PEMBAHASAN

1.4 Pengertian Narkotika


Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan psikologis
seseorang (pikiran, perasaan, dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan secara
fisik dan psikologis. Menurut UU RI No. 35/2009, narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, mbak sintesis maupun semisintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

1.5 Pengertian Psikotropika


Menurut UU RI No. 35/2009, psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

1.6 Pengertian Zat Adiktif lainnya/Obat Berbahaya


Zat adiktif lainnya/obat berbahaya adalah bahan lain dan obat bukan narkotika atau
psikotropika yang penggunannya dapat menimbulkan ketergantungan, yakni keinginan
menggunakan kembali secara terus menerus. Apabila dihentikan akan timbul efek putus zat, di
antaranya rasa sakit atau lelah yang luar biasa.

1.7 Pengertian Narkotika Golongan I

Pengertian Narkotika Golongan I


Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya diantara narkotika
golongan lainnya. Narkotika golongan ini sering digunakan untuk penelitian dan ilmu
pengetahuan serta tidak digunakan dalam terapi karena mempunyai potensi sangat tinggi
terhadap ketergantungan.

5
Jenis Narkotika Golongan I

1. Heroina

Putau atau heroin umumnya tersedia dalam bentuk bubuk putih dan akan berubah menjadi
cokelat kehitaman serta lengket setelah dipanaskan. Heroin terbuat dari morfin, salah satu jenis
narkotika yang digunakan sebagai obat antinyeri pada penderita penyakit tertentu. Heroin
digunakan dengan cara dihirup atau dicampur dengan air dan disuntikkan menggunakan jarum. Selain
itu, heroin juga dapat dikonsumsi dengan cara ditelan atau dibakar dan dihirup asapnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2019 tentang
perubahan penggolongan narkotika, heroin termasuk ke dalam narkotika golongan I. Ini artinya
heroin hanya dapat digunakan untuk kepentingan riset atau pengembangan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan untuk terapi. Selain itu, penggunaan heroin, terutama dalam bentuk
suntikan, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit yang ditularkan melalui darah,
misalnya HIV dan hepatitis.

2. Desomorfina

Obat ini memiliki efek samping yang jauh lebih berbahaya dibanding heroin.
Salah satu penggunanya mengalami kulit bersisik di tempat suntikan. Kemudian luka melebar
dan membusuk menyebabkan amputasi dilakukan, sementara jaringan daging dimakan habis
oleh bahan kimia asam. Pecandunya akan seperti zombie yang mengigit orang sehingga kulitnya
akan terkelupas dan terlihat tulang putihnya. Desomorphine membunuh semua korbannya

6
sangat cepat. Seorang pecandu heroin dapat hidup sampai enam atau tujuh tahun, sementara
seorang pecandu desomorphine hidupnya jauh lebih pendek.

3. Opium Mentah

Opium, apiun, atau candu adalah getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari buah candu
yang belum matang. Opium merupakan tanaman semusim yang hanya bisa dibudidayakan di
pegunungan kawasan subtropis. Tinggi tanamannya hanya sekitar satu meter. Daunnya jorong
dengan tepi bergerigi. Efek samping dari kecanduan opium yaitu penurunan kesadaran, rasa
kantuk, lesu, penglihatan kabur, euforia, dan konstipasi.

4. Tanaman Ganja

Ganja disebut bisa membantu pengobatan medis, asalkan digunakan secukupnya dan dengan
dampingan tenaga profesional. Sayangnya, tanaman ini sering disalahgunakan untuk
kesenangan sementara. Penggunaan ganja memang bisa memunculkan efek berupa rasa
tenang dan tinggi. Namun dalam jangka panjang, tanaman ini bisa memicu efek samping
berupa perasaan paranoid, mual, hingga gangguan persepsi. Jika digunakan dengan tidak benar
atau berlebihan, ganja disebut bisa menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri.

Kabar buruknya, penyalahgunaan ganja bisa memberi berbagai dampak kesehatan bagi tubuh.
Di antaranya: merusak otak, menyerang paru-paru, menyerang sistem peredaran darah,
gangguan mental, mudah sakit, bahlan kematian.

7
5. Kokaina

Kokaina atau coke termasuk dalam jenis narkoba yang sangat adiktif dan bisa memengaruhi
sistem saraf pusat. Obat yang terbuat dari ekstrak daun tanaman koka ini berbentuk bubuk
atau kristal putih halus dan bisa digunakan dengan cara disuntik, dihisap, atau dihirup. Efek
samping penyalahgunaan kokain, seperti serangan jantung, kejang, stroke, bahkan henti napas, bisa
terjadi kapan saja. Bahkan, kematian akibat overdosis bisa terjadi pada penggunaan pertama kokain,
terutama jika digunakan bersamaan dengan alkohol.

kokain yang sering kali disalahgunakan untuk tujuan rekreasional dapat memicu otak
melepaskan dopamin dan menciptakan rasa gembira untuk sesaat. Karena efek yang dirasakan bersifat
sementara, seseorang jadi harus menggunakan kokain berulang kali untuk mempertahankan sensasi
gembira yang didapatkan. Hal ini tentunya dapat meningkatkan risiko terjadinya beberapa masalah
kesehatan, seperti:

• Kecemasan atau depresi

• Aritmia

• Peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh

• Nyeri perut

• Mual

• Kehilangan nafsu makan dan kekurangan gizi

• Kehilangan penciuman (anosmia), terutama bila menggunakan kokain melalui hidung

• HIV dan hepatitis C

Kokain juga diketahui bisa memicu perilaku kejam dan tidak terduga yang dapat meningkatkan
risiko pelanggaran hukum.

8
6. Metamfetamina(Sabu-Sabu)

Metamfetamin adalah obat untuk mengatasi attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Obat ini juga digunakan untuk menurunkan berat badan pada pasien obesitas yang tidak
berhasil dengan diet dan olahraga.

Metamfetamin bekerja dengan cara memengaruhi zat kimia di otak dan sistem saraf yang
mengatur perilaku hiperaktif. Sabu sebenarnya narkotika yang mengandung zat
methamfetamin. Methamfetamin sendiri termasuk dalam narkotika golongan I dalam Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sehingga sabu sama sekali dilarang
digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan.

efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan metamfetamin: Mulut kering, pusing atau
sakit kepala, denyut jantung cepat, diare atau sembelit, insomnia, sakit perut, tremor, tidak
nafsu makan, dan penurunan berat badan.

7. Asetilfentafil

Narkotika jenis baru yang sedang tren, seperti sintetis ini golongan fentanyl yang di dalam
regulasi Permenkes nomor 4 tahun 2021 sudah masuk 35 zat turunan fentanyl yang
masuk narkotika golongan 1.

9
Itulah yang tak boleh digunakan untuk pengobatan setara ganja. Fentanyl juga ada yang
berguna dan masuk golongan 2 atau boleh digunakan dengan resep dokter. Beberapa efek
samping fentanil yang perlu diwaspadai adalah gangguan penglihatan, diskinesia, halusinasi,
delirium, depresi napas, penurunan kesadaran, adiksi, koma, hingga kematian. Penggunaan
dosis tinggi bisa menyebabkan bradikardia, depresi saraf pusat, kejang, gerakan non-epilepsi
mioklonik, penyempitan sfingter Oddi, peningkatan tekanan intrakranial, dan hiperalgesia. Jika
digunakan secara intravena cepat, dapat terjadi kekakuan otot, termasuk otot toraks.

8. MDMA/ Ekstasi

Ekstasi adalah salah satu jenis halusinogen yang paling umum , dan hidup berdampingan
dengan mariyuana dan kokain adalah salah satu obat terlarang yang paling banyak
digunakan . Penggunaan ini biasanya dilakukan untuk tujuan rekreasi, meskipun terkadang
telah digunakan dalam berbagai penelitian dan bahkan penggunaan terapeutik telah
dieksplorasi pada tahun 1960-an. Efek ekstasi jangka pendek lainnya adalah peningkatan suhu
tubuh, yang juga diperburuk oleh peningkatan energi fisik yang disebabkan oleh zat dan
penggunaan yang biasa digunakan (biasanya melompat dan menari di pesta dan konser, hal-hal
yang semakin menaikkan suhu). Hipertermia ini dapat menyebabkan demam, kejang, dan
bahkan kematian, karena ini adalah salah satu penyebab paling umum dari kematian akibat
obat. Penggunaan ekstasi juga merusak sawar darah otak dan dapat menyebabkan peradangan
pada jaringan otak. Hal ini dapat menyebabkan dan / atau mengakibatkan stroke yang parah
dan bahkan fatal atau pendarahan otak. Organ lain yang dirusak oleh ekstasi adalah hati dan
jantung.

10
9. Daun Kokain

Koka adalah sebuah tanaman dalam famili Erythroxylaceae, tumbuhan asli di baratlaut Amerika
Selatan. Tanaman ini memainkan peran penting dalam budaya Andes tradisional. Daun coca
berisi alkaloid kokain, dasar bagi obat kokain, yang merupakan stimulan kuat. Efek kokain dapat
membahayakan tubuh, selain itu efek buruk kokain dapat mengganggu kesehatan fisik dan
mental. Kokain dapat mengganggu zat kimia otak yaitu dopamin, efek tersebut menimbulkan
sensasi euforia ketika pengguna menggunakan kokain, namun terdapat efek samping lain pada
otak yaitu meningkatkan risiko stroke, kejang-kejang, dan kelainan gerakan tubuh seperti
tremor. Bahkan kokain mampu menyebabkan seseorang mengalami koma. Lalu efek yang
paling berbahaya dari kokain adalah menyebabkan kematian secara mendadak. Kematian
mendadak dapat terjadi karena serangan jantung, kejang, henti napas, bahkan koma. Hal ini
dapat terjadi ketika pecandu menggunakan kokain dan alkohol secara bersamaan, selain itu
penggunaan yang berlebih atau overdosis dapat menyebabkan kematian.

10. Katinon

Katinon merupakan zat stimulan untuk sistem saraf pusat yang banyak digunakan sebagai club
drug atau party drug. Zat tersebut akan membuat orang senang menjadi lebih senang, karena
zat tersebut meransang ujung – ujung saraf. Katinon ini memiliki kecenderungan menjadi candu
karena efek zat ini meransang saraf pusat. Zat katinon ini memiliki efek yang membuat orang
menjadi bersemangat, tidak mengantuk, euforia (rasa senang yang berlebihan). Efek ini

11
berlansung selama 4 – 6 jam. Setelah efek zat katinon ini hilang, maka si pengguna akan kembali normal,
lebih ngantuk, lebih lemas, dan depresi.Efek merugikan katinon pada pemakaian jangka panjang, yaitu :

1. Meningkatkan tekanan darah sampai stoke

2. Depresi berat sampai bunuh diri

3. Anoreksia (tidak nafsu makan)

4. Kesulitan tidur

5. Halusinasi – halusinasi yang mengerikan esok paginya

6. Gangguan irama jantung

7. Gangguan jiwa berat (gangguan psikotik)

11. Pentilon

kapsul ini ternyata narkoba jenis baru yang bernama Pentilon. Pentilon ini berbentuk kapsul
berwarna kuning dan putih yang ketika dikonsumsi menyebabkan stimulan, halusinasi dan
euforia berlebihan termasuk di dalamnya insomnia. Pada saat ini, kandungan zat adiktifnya
masih dalam pemeriksaan laboratorium.

12
12. Benzedron, nama lain 4-MBC

Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil mengungkap narkotika jenis baru, yaitu 4-
klorometkatinon atau 4-CMC. Cairan 'setan' 4-CMC merupakan senyawa turunan katinon. Balai
Laboratorium BNN berhasil mengidentifikasi beberapa bentuk edar lain, yaitu cairan berwarna
cokelat, cairan bening dalam kemasan warna hijau, dan cairan warna kuning. Narkotika ini
sering dimasukkan dalam cairan vape/rokok elektronik.

Mengonsumsi narkoba 4-CMC dapat menimbulkan efek bagi pengguna seperti halnya sabu.
Pengguna akan merasa euforia, merasa senang, percaya diri, semangat, agresif, gelisah, pusing,
panik, halusinasi, insomnia, bicara ngelantur, mulut kering, dan pada dosis lebih tinggi dapat
menyebabkan kejang, stroke, hingga koma. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 2
Tahun 2017 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika, 4-klorometkatinon atau 4-CMC masuk
daftar nomor urut 104 narkotika golongan I.

13. Tanaman Banisteriopsis caapi dan Psychotria viridis, nama lain AYAHUASCA

Orang-orang yang menggunakannya seperti dibawa ke alam mimpi atau semacam halusinasi
yang sangat jelas. Halusinasi yang muncul ini terjadi karena tanaman ini mengandung N-
dimethyltryptamine (DMT) alami. Kandungan ini akan memengaruhi sistem saraf pusat yang
membuat kesadaran berubah. Nantinya memberikan efek pada tubuh yang menyangkut

13
kesadaran. Ayahuasca juga punya efek samping yang cukup serius. Berikut efek samping yang
mungkin muncul:

• Kecemasan berlebih

• Paranoid

• Diare

• Mual

• Muntah

• Peningkatan detak jantung

• Peningkatan tekanan darah

Dalam beberapa kasus, penggunaan ayahuasca juga bisa menyebabkan kematian. Pasalnya,
ayahuasca akan bereaksi dengan banyak obat dan kondisi medis dari penggunanya.

14. Tanaman Mimosa Tenuiflora

Tanaman ini adalah tanaman yang mengandung DMT(dimethyltryptamine) atau DMT adalah
jenis obat psikedelik yang bisa menyebabkan halusinasi paling kuat di dunia dan sangat
mematikan. Selain menimbulkan manipulasi pikiran berupa manipulasi visual yaitu melihat
sesuatu dengan lebih cerah dan jelas, juga bisa menyebabkan halusinasi auditorik(mendengar
suara tanpa wujud/bentuk), suasana hati gembira, hingga merasakan nyawa keluar dari tubuh
pemakainya. Namun tidak sedikit merasakan kebalikannya, ada ketakutan, tidak dapat
merasakan hidup karena gelisah, gangguan pernafasan dan gangguan pikiran seperti
skizofrenia, hingga kematian. Narkotika ini termasuk golongan 1 jenis Plant-based Substances.

14
15. Psilosina

Psilocybe cubensis adalah nama latin dari Magic Mushroom yang dapat diartikan kepala botak
karena bentuk tudungnya. Kandungan psilocybin di dalam Magic Mushroom merupakan bahan
psikoaktif juga halusinogen. Magic Mushroom termasuk dalam Narkotika Golongan I dalam
Undang-Undang Narkotika No. 35 Tahun 2009 setara dengan morfin dan ganja, karena
mudahnya akses dan penyalahgunaan serta tidak digunakan sebagai regimen terapi, hanya
dapat digunakan dengan tujuan pengembangan ilmu pengetahuan. Penyalahguna serta
pengedar jamur ini tentunya terjerat dalam hukum. zat halusinogen dapat memicu masalah
mental dan emosional bahkan kecelakaan dalam pengaruhnya. Umumnya jamur ini tidak
bersifat adiktif karena efek penggunaannya yang intens. Efek halusinasi yang muncul setelah
penggunaan dapat berbeda-beda setiap orang menyebabkan potensi racunnya yang tidak
terduga. Penggunaan yang rutin dapat menyebabkan toleransi yang cepat terhadap jamur ini,
sehingga penyalahguna akan membutuhkan jumlah konsumsi yang lebih banyak untuk
mendapatkan efek yang sama. Hal ini dapat memunculkan gejala overdosis seperti agitasi
(perasaan jengkel), muntah, diare, otot melemah, panik atau paranoid, psikosis, dan ataupun
kejang.

16. Metilon

15
Metilon, bisa menimbulkan efek euforia alias rasa senang berlebih bagi penggunanya.
Metilon menciptakan efek halunisinasi sekaligus memicu jantung untuk bekerja lebih cepat. Tapi yang
perlu diperhatikan dari si molly, tubuh yang penuh euforia, terkadang sulit mengontrol rasa lain
yang timbul. Bisa jadi, pengguna tidak bisa merasakan sakit hebat yang menderanya. Jangan
kira obat jenis ini belum memakan korban. Seorang pemuda di Amerika Serikat bernama Matt
Scott, 20, tewas setelah mengkonsumsi metilon pada pertengahan 2012 lalu.

17. Ganja Sintetis(Sinte)

Narkoba ini merupakan salah satu jenis narkotika golongan 1. Narkotika golongan 1 hanya
boleh digunakan dan dimanfaatkan sebagai Penelitian dan IPTEK. Tembakau sintetis atau sinte
merupakan campuran dari bahan kimia industri yang kemudian disalahgunakan dengan
menjualnya secara illegal misalnya dengan menyemprotkan ke daun tembakau kering atau
potongan rumput kemudian di jual dengan harga yang lebih murah daripada ganja alami.

Kematian bisa saja dialami oleh para penyalahguna sinte sehingga perlu dipahami oleh para
penyalahguna narkotika. Dosis yang digunakan oleh para penyalahguna akan menimbulkan efek
yang berbeda pula. Efek dan gejala yang ditimbulkan akibat mengonsumsi tembakau sintetis
atau sinte ini sangat banyak. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa setelah mengonsumsi sinte
ini ia bertingkah laku seperti zombie atau mayat hidup.

16
18. (+)-Lisergida, nama lain LSD, LSD-25

LSD (Lysergic Acid Diethylamide) yang mengandung bromo dimethoxyphenyl 2CB adalah
obat illegal yang beredar terutama dalam bentuk kertas, juga dikenal sebagai asam, trip, elsit,
cap, atau dewa kertas. Meskipun LSD dikonsumsi dalam jumlah yang sangat kecil yaitu 20
mikrogram, tetapi dapat diaktifkan di dalam tubuh segera setelah 30 menit dikonsumsi.
Senyawa ini bekerja terus menerus selama lebih dari 812 jam. Oleh karena itu, suplemen LSD
dibuat dengan kertas stempel tipis yang diletakkan di bawah lidah. LSD sudah dikenal sejak
1947. Saat itu, LSD digunakan oleh psikiater untuk mengobati orang-orang yang mengalami
gangguan jiwa atau gila. Namun, seiring perkembangan zaman, LSD justru disalahgunakan. LSD
malah digunakan untuk menikmati halusinasi dan berfantasi dengan lebih lepas. LSD
merupakan barang terlarang dan telah diatur dalam UU Narkotika No 35 Tahun 2009 di
lampiran No 36. Efek pemicu yang terjadi antara lain peningkatan energi dan kesulitan tidur,
serta halusinasi visual sepertik tembok yang bernafas, pola gambar bergerak, morphing,
mendengar suara atau sosok lainnya.

19. 25C-C-NBOMe, nama lain 2C-C-NBOMe

17
Senyawa 25C-NBOMe merupakan turunan dari fenetilamine dan memiliki efek psychedelic atau
reaksi menenangkan, yang jika dikonsumsi berlebihan dapat mengakibatkan tidak sadarkan diri.
Zat ini juga merupakan pengembangan atau turunan dari fenetilamine (2CB). Obat tersebut
diklasifikasikan sebagai empathogen, yang berarti dapat meningkatkan perasaan empati dan kasih
sayang terhadap orang lain. Selain itu, jenis obat ilegal ini juga bertindak sebagai stimulan, karena
dapat mempercepat kerja sistem saraf pusat pada dosis tinggi sehingga mengubah persepsi
seseorang terhadap realitas dan mengakibatkan halusinasi.

20. MDPV, nama lain 3,4-

Narkoba ini merupakan hasil “designer drugs” atau komposisi zat-zat kimia yang diracik oleh peracik
narkoba dengan menggunakan bahan utama methylenedioxypyrovalerone “MDPV” dengan sebutan
populer Bath Salts, arti Bath Salts adalah “garam mandi”. Pengguna narkoba memakai Bath Salts
tersebut sebagai pengganti metamfetamin. Orang yang menggunakan narkoba jenis baru ini akan
mengalami efek paranoia, memicu perilaku kekerasan, serangan psikotik, tendensi untuk bunuh diri,
dan halusinasi. Halusinasi yang dialami pengguna bahkan sampai bisa membuatnya menjadi kanibal.
Ketika pengguna melihat orang yang sedang tidur, ia akan melihatnya sebagai kambing guling, maka
dengan bernafsu ia akan memakan orang itu. Karena termasuk narkoba, MDPV bisa menyebabkan
kecanduan, dan efek lain yang serupa dengan kokain atau metamfetamin. Namun, efek yang yang paling
mengejutkan para peneliti adalah orang yang menggunakan narkoba jenis baru ini akan mengalami efek
yang menghasilkan "perilaku kanibal". Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 2 Tahun 2017,
MDPV termasuk dalam jenis narkotika Golongan I.

Dampak Penyalahgunaan Narkotika Golongan I

Pada Pasal 1 ayat(15) UU Narkotika yang menyatakan bahwa penyalah guna adalah orang yang
menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa
penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan narkotika tanpa hak atau melawan hukum. Dari sini saja
dapat diketahui bahwa dampak penyalahgunaan Narkotika mengganggu kondisi, fisik, psikis, dan sosial
pengguna. Hal ini bisa saja terjadi sebab penggunaan narkotika baik untuk dalam jangka pendek maupun
jangka panjang

18
Dampak Fisik Penyalahgunaan Narkotika Golongan I

1. Gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan


kesadaran, kerusakan syaraf tepi.

2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot
jantung, gangguan peredaran darah.

3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim.

4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran


bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.

5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur.

6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:


penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual.

7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan
periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).

8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara
bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga
saat ini belum ada obatnya.

9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian.

Dampak Psikis Penyalahgunaan Narkotika Golongan I

1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah

2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga

3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

19
Dampak Sosial Penyalahgunaan Narkotika Golongan I

A. Lingkungan Keluarga

1. Akan mengganggu keharmonisan keluarga.

2. Merongrong keluarga( bersikap kasar kepada keluarga, memaksa meminta uang kepada keluarga
dengan berbagai alasan).

3. Membuat aib keluarga( menjadi beban keluarga karena pengguna menjadi tanggungan mereka).

4. Hilangnya harapan keluarga(pengguna apatis, lupa tanggung jawab di rumah, malas mengurus diri).

5. Orangtua kecewa karena pengguna suka mencuri barang-barang di rumah untuk dijual dan uangnya
digunakan membeli narkoba.

6. Menunjukkan sikap ketidakpedulian dan jauh terhadap keluarga.

7. Menjadi beban pikiran yang bisa membuat kesehatan menurun

B. Lingkungan Sekolah

1. Sangat mengganggu konsentrasi belajar

2. Pendidikan akan terputus karena pengguna narkoba di saaat usia bersekolah tetap dapat
dihukum penjara, sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

3. Dijauhi oleh teman-teman sebaya dan sekolah.

4. Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran.

5. Dapat berisiko terjadi penigkatan penyalahgunaan narkotika antar teman sekolah

C. Lingkungan Masyarakat

1. Meningkatnya tindakan kriminal yang meresahkan masyarakat berupa pencurian, pelecehan


seksual, dan hal buruk lainnya.

2. Dikucilkan dari lingkungan

3. Masa depan suram( tidak ada yang mau menerima pekerja dengan riwayat pengguna
narkoba, kalaupun ada itu adalah pekerjaan dengan gaji yang sangat kecil).

4. Dapat menghancurkan dan merusak generasi penerus bangsa karena telah tergerogoti oleh
penyalahgunaan narkotika yang bisa menyebabkan hilangnya suatu generasi bangsa(lost
generation) di masa depan.

20
5. Masyarakat dapat terpengaruh dan ikut mencoba narkotika.

Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika golongan I

1. Pererat diri dengan keimanan dan ketaqwaan serta berbudi pekerti luhur. Seseorang dengan
kepribadian dan memiliki iman serta bertaqwa tentu dapat membedakan yang benar dan yang
salah, menjauhi sesuatu yang berbahaya, hormat kepada orangtua, guru dan yang lebih tua
serta saying dengan yang lebih muda, ramah dan terbuka, tidak melanggar aturan di rumah,
sekolah dan masyarakat, menghargai teman, dan menghargai waktu.

2. Membiasakan diri berpola hidup sehat. Dengan menjalani kehidupan yang teratur dari
bangun pagi, melakukan berbagai aktivitas, tidur dengan teratur dan sebagainya dapat
menangkal gangguan penyalahgunaan narkoba.

3. Menolak bujukan dengan halus(misalnya: Terima kasih, tapi saya tidak dapat melakukannya),
atau dengan tegas(misal: Tidak, aku tidak mau menjadi seorang pecandu narkoba, itu seperti
orang gila dan putus asa).

4. Belajar dengan sungguh-sungguh. Ketekunan mengejar cita-cita dan harapan masa depan
akan menutup jalan berkeinginan berbuat yang tidak bermanfaat, seperti tepengaruh ajakan
penyalahgunan narkoba dan lain-lain.

5. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang lebih bermanfaat. Misalnya mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler seperti OSIS, PMR, Pramuka, Olahraga, seni dan kegiatan lainnya yang berada
dibawah bimbingan guru di sekolah.

6. Hindari tindakan yang tidak bermanfaat. Berbagai tindakan yang dihindari ialah: tawuran,
corat-coret di sembarang tempat, saling menghina sesama kawan dan teman, dan banyak lagi.
Karena hal-hal itu semua harus dipertimbangkan untung dan ruginya bagi oranglain dan diri
sendiri.

7. Hindari pergaulan malam. Lakukan kegiatan positif di waktu dan tempat yang aman bersama
keluarga, teman, dan rekan yang membawa efek positif. Jika punya masalah, cari jalan keluar
yang aman dan jangan jadikan narkoba sebagai pelarian untuk melupakan masalah.

21
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan psikologi seseorang
(pikiran, perasaan, dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan secara fisik dan
psikologi. Tak hanya itu, psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Sedangkan zat adiktif
lainnya/obat berbahaya adalah bahan lain dan obat bukan narkotika atau psikotropika yang
penggunannya dapat menimbulkan ketergantungan, yakni keinginan menggunakan kembali
secara terus menerus. Apabila dihentikan akan timbul efek putus zat, di antaranya rasa sakit
atau lelah yang luar biasa.

Bahwa narkotika golongan I hanya dapat digunakan dalam pengembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan, bukan untuk medis apalagi dikonsumsi umum mengingat berbagai efek yang
mengerikan mulai dari halusinasi, apatis, hingga hal-hal ekstrim yaitu bersikap seperti zombie
sampai-sampai merubah kepribadian seseorang menjadi seorang kanibalisme. Tentunya hal
tersebut memiliki dampak yang dapat dirasakn langsung baik di lingkungan rumah, sekolah,
bahkan masyrakat. Hal-hal ini tentu tidak terjadi begitu saja, factor lingkungan dan keluarga
yang kurang perhatian dengan anak dapat mmeperbesar risiko penyalahgunaan narkotika
terjadi. Oleh karena itu, pemerintah menggalakkan berbagai cara pencegahan narkoba di
semua kalangan terutama kalangan pelajar, yaitu Promotif dengan cara melakukan sosialisasi
dalam bentuk dialog interaktif, pelatihan, dan lainnya tentang bahaya narkoba ke Instansi, para
tokoh, kalangan, masyarakat dll yang belum mengetahui dan memakai narkoba. Metode
Preventif seperti kampanye anti penyalahgunaan narkoba, dan kuratif dalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan, mengurangi,
bahkan mengobati rasa sakit seperti sakau akibat penyalahgunaan narkoba.

B. Saran

Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan kegiatan pencegahan penyalahgunaan


narkotika tidak hanya sekedar mengetahui dan mendengar saja namun melaksanakannya
dalam kehidupannya. Dan penerapan pendidikan karakter juga harus dikembangkan agar
generasi mudah tumbuh menjadi generasi yang berkarakter serta tidak hancur oleh bahaya
narkotika di zaman sekarang.

22

Anda mungkin juga menyukai