Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH ETIKA MORAL

BAHAYA PENYALAHAN NARKOBA DALAM

PANDANGAN ETIKA

Dosen pengampu : Drs.Zulkarnaen sitanggang,MA.

Disusun oleh :

Nur Nabila

NIM : 231041007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERTAS HAJI SUMATERA UTARA

TAHUN 2023-2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur serta kehadirat allah swt atas rahmat dan izin-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan mudah guna memenuhi
tugas saya di mata kuliah Etika Moral yang berjudul ‘’Bahaya narkoba dalam
pandangan etika "dari Dosen pengampu Drs.Zulkarnaen sitanggang,MA.

Sholawat serta sala, saya tetap tercurahkan kepada nabi kita Muhammad SWT sava
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manffaat serta menambah
pengetahuan bagi pembaca bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
di praktikkan dalam kehidupan sehari hari khususnya bagi penulis umumnya bagi
pembaca.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalassssman saya maka dari itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, Januari 2024

Nur Nabila
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………ii

BAB I………………………………………………………………………………………………………3

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………….3

1.1 Latar Belakang…………………………………..………………………………………….3


1.2 Tujuan………………..…………………………………………………………………………4
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..4

BAB II……………………………………………………………………………………………………4

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………5

2.1. Narkotika…………………………………………………………5

2.2 definisi narkotika…………………………………………………..5

2.3 Defiinisi Etika…………………………………………………….5

2.4 Jenis Jenis Narkotika……………………………………………..6

2.5 Pemanfaatan Narkotika……………………………………………6

2.6 Dampak penggunaan narkotika…………………………………..7

2.7 Fungsi Etika……………………………………………………….12

2.8 Jenis-Jenis etika……………………………………………………14

BAB III…………………………………………………………….....15

PENUTUP………………………………………………………………15

3.1 Kesimpulan………………………………………….……………15

3.2 Saran,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..16
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin meningkat dan permasalahan
yang ditimbulkan juga semakin kompleks. Kejahatan narkoba merupakan kejahatan
lintas negara (transnational crime), terorganisir (organized crime), dan serius (serious
crime) yang dapat menimpa berbagai lapisan masyarakat. Masalah penyalahgunaan
narkoba di kalangan remaja dan pelajar dapat dikatakan sulit di atasi, karena
penyelesaiannya melibatkan banyak faktor dan kerjasama dari semua pihak yang
bersangkutan, seperti pemerintah, aparat, masyarakat, media massa, keluarga, remaja
itu sendiri. Penyalahgunaan narkoba terjadi karena korban kurang atau tidak
memahami apa narkoba itu sehingga dapat dibohongi oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab (pengedar).
Perkataan Narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu "narke" yang berarti terbius
sehingga tidak merasakan apa-apa. Sebagian orang berpendapat bahwa narkotika
berasal dari kata "narcissus" yang berarti sejenis tumbuha-tumbuhan yang mempunyai
bungan yang dapat menyebabkan orang menjadi tidak sadarkan diri

M. Ridha Ma'roef menyebutkan bahwa narkotika ada dua macam yaitu narkotika
alam dan narkotika sintetis. Yang termasuk dalam kategori narkotika alam adalah
berbagai jenis candu, morphine, heroin, ganja, hashish, codein dan cocaine. Narkotika
ala mini termasuk dalam pengertian narkotika secara sempit sedangkan narkotika
sitetis adalah pengertian narkotika secara luas dan termasuk didalamnya adalah
Hallucinogen, Depressant dan Stimulant.

lapisan masyarakat Indonesia. Yang menjadi sasaran bukan hanya tempat- tempat
hiburan malam, tetapi sudah merambah ke daerah pemukiman, kampus dan bahkan ke
sekolah-sekolah. Korban penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin bertambah
dan tidak terbatas pada kalangan kelompok masyarakat yang mampu, mengingat harga
narkoba yang tinggi, tetapi juga sudah merambah kekalangan masyarakat ekonomi
rendah. Hal ini dapat terjadi karena komoditi narkoba memiliki banyak jenis, dari yang
harganya paling mahal yang hanya dapat beli oleh kalangan elite atau selebritis,
sampai yang paling murah yang dikonsumsi oleh kelompok masyarakat ekonomi
rendah.

1.2 Tujuan
a. mengetahui apa itu dampak dari narkotika tersebut.
b.memahami masalah masalah yang terjadi di lingkungan.
c.memahami informasi seputaran narkotika.

1.3 Rumusan masalah


a.Tipologi pola komunikasi keluarga yang bagaimanakah yang memiliki
potensi tinggi terhadap penyalah gunaan narkoba?
b.Tipologi sistem keluarga yang bagaimanakah yang memiliki potensi tinggi
terhadap penyalahgunaan narkoba?
c. Upaya-upaya apa sajakah yang dapat dilakukan keluarga untuk
membentengi remaja dari bahaya penyalah gunaan narkoba dilihat dari
sudut pandang komunikasi dan sistem keluarga?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Narkotika
2.1.1. definisi narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-
Undang No. 35 tahun 2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan
sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis
narkotika adalah:

 Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium
obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
 Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-
campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No.
5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut,
tetapi setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka
psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Dengan
demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut psikotropika
golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk
psikotropika antara lain:

 Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine,


Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi,
Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun
sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat
mengganggu sistem saraf pusat, seperti:

• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat
organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh
minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh:
lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.

Hingga kini penyebaran penyalahgunaan narkoba sudah hampir tak bisa dicegah.
Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba
dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tentu saja hal ini bisa membuat
orang tua, organisasi masyarakat, dan pemerintah khawatir.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan tetapi masih sedikit
kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa,
bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus ke dalam
penyalahgunaan narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah
penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak adalah pendidikan keluarga. Orang tua
diharapkan untuk mengawasi dan mendidik anaknya agar selalu menjauhi
penyalahgunaan Narkoba.

2.1.2 Defiinisi Etika


Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak
dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah
perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu
tentang sikap dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang
kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar.Sedangkan
pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang
biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan
dan tingkah laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan
buruknya individu di dalam bermasyarakat.

Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta
kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap
individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika
mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.
Adapun banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan sekitar, misalnya,
etika berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam rumah tangga, etika dalam
melakukan bisnis, dan semacamnya.

Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan dalam
bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya suatu kondisi yang
baik di dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebagai contoh, etika yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan sekitar,
yakni mengucap salam saat bertamu ke rumah orang, baik itu saudara, kerabat,
maupun teman. Kemudian, meminta maaf setelah kita berbuat kesalahan, dan
mengucapkan terima kasih saat seseorang telah menolong atau membantu
kita.

2.1.3 Jenis Jenis Narkotika


1. Opium

Opium atau candu merupakan jenis narkoba yang telah digunakan oleh bangsa
Sumeria di Asia Barat dan Eropa Selatan sejak 4.000 tahun sebelum Masehi.
Penggunaan opium meluas ke bangsa Mesir dan bangsa Asyur pada abad ke 15
sebelum Masehi. Penggunaan opium kemudian meluas hingga ke Yunani dan Romawi
kuno yang dicatat dalam sejarah oleh Herodotos, Hipokkrates, Vergil dan Homeros.
Tumbuhan penghasil opium yaitu Papaver banyak ditanam di Asia Kecil. Tumbuhan
ini menyebar melalui perdagangan di Asia Barat yang dilakukan oleh Bangsa Arab.
Opium menyebar ke seluruh dunia melalui kawasan Asia yaitu India, China, Birma,
Yunan, dan Indonesia. Saat masa kolonial, para pedagang dari Portugis, Inggris dan
Belanda memonopoli perdagangan opium di Asia dan memperdagangkannya ke
seluruh dunia.

Penggunaan opium dilakukan untuk mencapai kepuasan dan kesenangan. Opium


memiliki kemampuan untuk menghilangkan beban pikiran dan memberi kenikmatan
bagi pemakainya. Selain itu, opium memberikan rasa kuat, mengurangi rasa saki,
meringankan tubuh dan memberikan rasa gembira. Opium juga digunakan untuk
memberikan fantasi dan sensasi seksual yang melebihi kenyataan yang sesungguhnya.

2. Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.

Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah
diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya
umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat
menyebabkan kecanduan.

Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil
serat, tetapi lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya,
tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya
mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini
biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan
opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang
dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu
yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan
ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan
dengan meminum Bhang.

3. Ganja

Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan
pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan
sebagai sumber minyak. Namun, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika
dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini
dan di banyak tempat disalahgunakan. Di sejumlah negara penanaman ganja
sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk
kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus
mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali. Sebelum
ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen
sayur dan umum disajikan. Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap
seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.
Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara
beriklim dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.

4.Morfin

Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama
yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk
menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran,
euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar,
merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan
tinggi dibandingkan zat-zat lainnya.

5.Kokain

Kokain merupakan obat perangsang yang dapat mencapai jaringan otak dengan sangat
cepat. dan menyebabkan pengguna menjadi bereaksi berlebihan. Konsumsi kokain
secara berlebihan berlebihan dapat menyebabkan depresi, peningkatan tekanan darah,
peningkatan denyut jantung, lumpuh, mual, sakit kepala, sesak nafas, insomnia, nafsu
makan menurun dan menyebabkan kecanduan.[6] Kokain termasuk dalam golongan
opioda. Penggunaan kokain dapat menimbulkan kerusakan parah pada daerah otak
tertentu yang berkaitan dengan proses belajar, emosi, dan pengambilan keputusan.

Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman koka, yang berasal dari
Amerika Selatan, di mana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk
setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”. Saat ini Kokain masih digunakan
sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan,
karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu
narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif.

6.Sabu-sabu

Berbentuk seperti bumbu masak, yakni kristal kecil-kecil berwarna putih, tidak berbau,
serta mudah larut dalam air alkohol. Pemakaiannya segera akan aktif, banyak ide, tidak
merasa lelah meski sudah bekerja lama, tidak merasa lapar, dan memiliki rasa percaya
diri yang besar.

7.Ekstasi

Ekstasi adalah zat atau bahan yang tidak termasuk kategori narkotika atau alkohol dan
merupakan jenis zat adiktif yang tergolong obat perangsang.

8.Putaw

Merupakan minumam khas Cina yang mengandung alkohol dan sejenis heroin yang
serumpun dengan ganja, pemakaiannya dengan menghisap melalui hidung atau mulut,
dan menyuntikkan ke pembuluh darah.
9. Heroin

Tidak seperti morfin yang masih mempunyai nilai medis, heroin yang masih berasal
dari candu, setelah melalui proses kimia yang sangat cermat dan mempunyai
kemampuan yang jauh lebih keras dari morfin.

10.Narkotika

Narkotika berasal dari bahasa Inggris "narcotics" yang artinya obat bius. Narkotika
adalah bahan yang berasal dari 3 jenis tanaman Papaper Somniferum (Candu),
Erythroxyion coca (kokain), dan cannabis sativa (ganja) baik murni maupun bentuk
campuran. Cara kerjanya mempengaruhi susunan saraf yang dapat membuat kita tidak
merasakan apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti sekalipun. Menurut UU
tentang Narkotika, jenisnya dibagi menjadi menjadi 3 golongan berdasarkan pada
risiko ketergantungan. Jenis-jenisnya adalah:

 Narkotika golongan 1

Narkotika golongan 1 adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan kecanduan. Contohnya

 Kokain dan daun koka serta tanaman koka.


 Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica)
 Opium atau Opioid atau Opiat atau Candu.
 Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.
 metamfetamina atau desoksiefedrin atau sabu-sabu

 Narkotika golongan 2

Narkotika golongan 2 adalah narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai


pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contohnya:

 Ekgonina
 Morfin
 Metobromida
 Codein atau Kodein
 Methadone (MTD)
 LSD atau Lysergic Acid atau Acid atau Trips atau Tabs
 PC
 mescalin
 barbiturat
 Demerol atau Petidin atau Pethidina
11.Dektropropoksiven

Hashish (Berbentuk tepung dan warnanya hitam. Ia dinikmati dengan cara diisap atau
dimakan. Narkotika jenis yang kedua ini dikatakan agak tidak berbahaya hanya karena
jarang membawa kematian)

12.Psikotropika

Psikotropika adalah bahan lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat
buatan atau hasil rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia.
Mempengaruhi atau mengubah keadaan mental dan tingkah laku pemakainya. Jenis-
jenisnya adalah:

 Ekstasi atau Inex atau Metamphetamines


 Demerol
 Speed
 Angel Dust
 Sabu-sabu(Shabu/Syabu/ICE)
 Sedatif-Hipnotik(Benzodiazepin/BDZ), BK, Lexo, MG, Rohip, Dum
 Megadon
 Nipam

Jenis Psikotropika juga sering dikaitkan dengan istilah Amfetamin, di mana


Amfetamin ada 2 jenis yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan
nama ekstasi. Nama lain fantacy pils, inex. Kemudian jenis lain adalah Metamfetamin
yang bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek
halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS, ice.

1.Zat adiktif

Zat adiktif adalah zat-zat yang bisa membuat ketagihan jika dikonsumsi secara rutin.
Contohnya antara lain:

 Alkohol
 Nikotin
 Kafeina
 Zat Desainer

2.1.4 Pemanfaatan Narkotika


1. ganja
Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan
pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan
sebagai sumber minyak. Namun, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika
dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini
dan di banyak tempat disalahgunakan. Di sejumlah negara penanaman ganja
sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk
kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus
mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali. Sebelum
ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen
sayur dan umum disajikan. Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap
seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.
Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara
beriklim dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.

2.Morfin
Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama
yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk
menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran,
euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar,
merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan
tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin juga dilaporkan menderita insomnia
dan mimpi buruk. Kata "morfin" berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi
Yunani.

3.Kokain
Kokain merupakan obat perangsang yang dapat mencapai jaringan otak dengan sangat
cepat. dan menyebabkan pengguna menjadi bereaksi berlebihan. Konsumsi kokain
secara berlebihan berlebihan dapat menyebabkan depresi, peningkatan tekanan darah,
peningkatan denyut jantung, lumpuh, mual, sakit kepala, sesak nafas, insomnia, nafsu
makan menurun dan menyebabkan kecanduan.[6] Kokain termasuk dalam golongan
opioda. Penggunaan kokain dapat menimbulkan kerusakan parah pada daerah otak
tertentu yang berkaitan dengan proses belajar, emosi, dan pengambilan keputusan.[7]

Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman koka, yang berasal dari
Amerika Selatan, di mana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk
setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”. Saat ini Kokain masih digunakan
sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan,
karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu
narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif.

4.Sabu-sabu
Berbentuk seperti bumbu masak, yakni kristal kecil-kecil berwarna putih, tidak berbau,
serta mudah larut dalam air alkohol. Pemakaiannya segera akan aktif, banyak ide, tidak
merasa lelah meski sudah bekerja lama, tidak merasa lapar, dan memiliki rasa percaya
diri yang besar.[8]
5.Ekstasi
Ekstasi adalah zat atau bahan yang tidak termasuk kategori narkotika atau alkohol dan
merupakan jenis zat adiktif yang tergolong obat perangsang.[8]

6.Putaw
Merupakan minumam khas Cina yang mengandung alkohol dan sejenis heroin yang
serumpun dengan ganja, pemakaiannya dengan menghisap melalui hidung atau mulut,
dan menyuntikkan ke pembuluh darah.[8]

7.Heroin
Tidak seperti morfin yang masih mempunyai nilai medis, heroin yang masih berasal
dari candu, setelah melalui proses kimia yang sangat cermat dan mempunyai
kemampuan yang jauh lebih keras dari morfin.[9]

8.Narkotika
Narkotika berasal dari bahasa Inggris "narcotics" yang artinya obat bius. Narkotika
adalah bahan yang berasal dari 3 jenis tanaman Papaper
Somniferum (Candu), Erythroxyion coca (kokain), dan cannabis sativa (ganja) baik
murni maupun bentuk campuran. Cara kerjanya mempengaruhi susunan saraf yang
dapat membuat kita tidak merasakan apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti
sekalipun. Menurut UU tentang Narkotika, jenisnya dibagi menjadi menjadi 3
golongan berdasarkan pada risiko ketergantungan. Jenis-jenisnya adalah:

9.Narkotika golongan 1
Narkotika golongan 1 adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan kecanduan. Contohnya:

 Kokain dan daun koka serta tanaman koka.


 Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica)
 Opium atau Opioid atau Opiat atau Candu.
 Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.
 metamfetamina atau desoksiefedrin atau sabu-sabu
10.Narkotika golongan 2
Narkotika golongan 2 adalah narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contohnya:

 Ekgonina
 Morfin
 Metobromida
 Codein atau Kodein
 Methadone (MTD)
 LSD atau Lysergic Acid atau Acid atau Trips atau Tabs
 PC
 mescalin
 barbiturat
 Demerol atau Petidin atau Pethidina
 Dektropropoksiven
 Hashish (Berbentuk tepung dan warnanya hitam. Ia dinikmati dengan cara diisap
atau dimakan. Narkotika jenis yang kedua ini dikatakan agak tidak berbahaya
hanya karena jarang membawa kematian)

11.Psikotropika
Psikotropika adalah bahan lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat
buatan atau hasil rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia.
Mempengaruhi atau mengubah keadaan mental dan tingkah laku pemakainya. Jenis-
jenisnya adalah:

 Ekstasi atau Inex atau Metamphetamines


 Demerol
 Speed
 Angel Dust
 Sabu-sabu(Shabu/Syabu/ICE)
 Sedatif-Hipnotik(Benzodiazepin/BDZ), BK, Lexo, MG, Rohip, Dum
 Megadon
 Nipam
Jenis Psikotropika juga sering dikaitkan dengan istilah Amfetamin, di mana
Amfetamin ada 2 jenis yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan
nama ekstasi. Nama lain fantacy pils, inex. Kemudian jenis lain adalah Metamfetamin
yang bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek
halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS, ice.

12.Zat adiktif
Zat adiktif adalah zat-zat yang bisa membuat ketagihan jika dikonsumsi secara rutin.
Contohnya antara lain:

 Alkohol
 Nikotin
 Kafeina
 Zat Desainer
2.1.5.Dampak penggunaan narkotika
Dampak penyalahgunaan narkoba pada individu tergantung pada jenis
narkoba, kepribadian pengguna serta situasi dan kondisi pengguna pada saat
menggunakan narkoba. Dampak ketergantungan atau kecanduan narkoba individu
dapat terlihat pada fisik, psikis dan sosial atau lingkungan masyarakat tempatnya
tinggal. Dampak terhadap fisik antara lain sakit kepala, mual-mual, susah tidur, tidak
nafsu makan. Dampak terhadap psikis antara lain, memberikan rasa yang melambung
tinggi, memberi rasa bahagia dan sangat percaya diri. Adanya rasa parno, gelisah
ketika menggunakan dan susah tidur. Dampak terhadap lingkungan yaitu diasingkan
dalam masyarakat, dan susah dalam bergaul di masyarakat.Dampak penyalahgunaaan
narkoba juga mempengaruhi prestasi sekolah merosot, hubungan kekeluargaan
memburuk, mengakibatkan perkelahian dan tindak kekerasan dan penyebab terjadinya
kecelakaan lalulintas. Penggunaan narkoba baik dalam taraf coba-coba maupun sudah
pada ketergantungan merupakan manifestasi gangguan jiwa dalam bentuk
penyimpanagan perilaku dari norma-norma umum yang berlaku. Ketergantungan zat
yang merupakan dampak dari penyalahgunaan narkotika sering dianggap sebagai
sebuah penyakit. Zat kimiawi yang terdapat pada narkotika menyebabkan terjadinya
pengangkatan kelenjar seks (kelenjar gonad, testis pada pria dan ovarium pada wanita)
dalam jaringan antara (intestrical tissues) gonad, zat-zat kimia khusus telah diproduksi
akan terbawa oleh aliran darah yang akan mengisi bagian-bagian tertentu dari sistem
syaraf pusat dengan ketergantungan seksual.

Penyalahgunaan narkotika sendiri secara biologis dapat mempengaruhi fungsi seksual.


Ada beberapa jenis narkotika yang dapat merangsang nafsu seksual. Yang pertama,
amfetamin dapat meningkatkan reaksi seksual bila digunakan dalam dosis rendah.
Temuan tersebut dapat diartikan bahwa para penyalahguna ketiga jenis narkotika akan
cenderung melampiaskan nafsu seksualnya setelah mengkonsumsi zat tersebut. Yang
kedua, metamphetamine merupakan narkotika golongan stimulan yang memiliki sifat
meransang sistem saraf pusat, merangsang fungsi tubuh, meningkatkan kegairahan
secara berlebihan dan mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui
batas kemampuannya. Transformasi stimulus fisiologis yang muncul dalam proses
seksual menyebabkan fenomena intoksisasi dan pengekangan (abslinence) yang
ditimbulkan oleh kebiasaan individu dalam menggunakan zat-zat beracun seperti
narkotika dan sejenisnya yang menghasilkan kenikmatan sementara.

Pemakaian narkoba secara berlebihan diluar indikasi medis atau tanpa pengawasan dan
petunjuk dokter atau ahli akan menimbulkan patologik (menimbulkan kelainan) dan
menimbulkan hambatan dalam aktivitas di rumah, sekolah atau kampus, tempat kerja
dan lingkungan sosial individu. Ketergantungan narkoba diakibatkan karena
penyalahgunaan zat yang disertai dengan adanya toleransi zat (dosis semakin tinggi),
nafsu yang tidak bisa tertahan, kecenderungan untuk menambah dosis obat,
ketergantungan fisik dan psikologis.

Kondisi psikologis yang kurang stabil secara berkepanjangan tersebut dapat


mengakibatkan terjadinya stres pada pengguna narkoba. Pengguna narkoba yang
kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, tidak bisa menerima kenyataan
jika harus menjalani rehabilitasi, masalah finansial demi memenuhi kebutuhan sehari-
hari berbenturan dengan keharusan meninggalkan pekerjaannya untuk direhabilitasi
kemudian memunculkan perasaan jenuh, rindu dengan keluarga serta adanya
pemikiran terhadap stigma dan diskriminasi yang dilakukan oleh orang-orang di
lingkungan sekitar memperberat beban derita pengguna narkoba yang sedang
menjalani pemulihan di rehabiltasi.

Akibat penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan


menyebabkan gangguan mental dan perilaku individu, sehingga mengakibatkan
terganggunya sistem neurotransmitter pada susunan saraf pusat di otak yang
mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan,
mood, atau emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial. Penyalahgunaan narkoba
juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti gangguan fungsi organ tubuh
hati, jantung, paru, ginjal, alat reproduksi dan penyakit menular seperti Hepatitis dan
HIV/AIDS serta dapat menimbulkan ketergantungan yang sulit untuk disembuhkan,
bahkan cenderung para pengguna narkoba menambah dosis yang dikonsumsinya untuk
memenuhi kebutuhannya. Apabila narkoba yang dikonsumsinya dihentikan secara
mendadak, maka akan timbul gejala putus obat yang menimbulkan rasa tidak nyaman
yang mendorong pengguna narkoba mengkonsumsi narkoba kembali, bahkan mungkin
dengan dosis yang lebih besar.Dalam jangka tertentu penggunaan narkoba yang terus
menerus dapat menimbulkan kerusakan sistem syaraf pusat serta gangguan jiwa.
Selanjutnya terdapat bahan berbahaya didalam narkoba yaitu bahan kimia meledak,
mudah terbakar, oksidator, reduktor dan racun korosif yang dapat menimbulkan iritasi,
sentilsai luka dan nyeri, bahaya elektronik, karsiogenik, teratogenik mutagenik,
etiologik/biomedik. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap pribadi berdampak
pada kesehatan dan mental. Selain itu, dari aspek sosial penyalahgunaan narkoba dapat
menimbulkan bermacam-macam bahaya atau kerugian. Dampak sosial yang
ditunjukan baik terhadap pribadi, terhadap keluarga, kehidupan sosial.

Pada pemakaian dengan dosis yang berlebih atau yang dikenal dengan istilah over
dosis (OD) bisa mengakibatkan kematian. Walaupun sudah banyak penelitian yang
membuktikan hal tersebut tetapi masih banyak orang yang masih menggunakannya.
Secara psikososial penyalahgunaan narkotika akan mengubah seseorang menjadi
pemurung, pemarah, pencemas, depresi, paranoid, dan mengalami gangguan jiwa,
menimbulkan sikap masa bodoh, tidak peduli dengan norma masyarakat, hukum, dan
agama, serta dapat mendorong melakukan tindak kriminal seperti mencuri, berkelahi
dan lain-lain. Efek lain yang akan dirasakan pengguna narkoba seperti air mata
berlebihan, cairan hidung berlebihan, pupil mata melebar, keringat berlebihan, mual,
muntah, diare, bulukuduk berdiri, menguap terlalu sering, tekanan darah naik, jantung
berdebar, insomnia (tak bisa tidur), mudah marah, emosional, serta agresif.

2.2 Fungsi

2.1.1 Fungsi Etika


 Sebagai tempat untuk mendapatkan pandangan atau perspektif kritis yang
berhadapan langsung dengan berbagai suatu moral yang membingungkan.
 Guna pandangan atau orientasi etis ini perlu adanya mengambil suatu sikap
yang wajar dalam situasi dan kondisi masyarakat yang majemuk (pluralisme).
 Guna memperlihatkan suatu keterampilan berpikir jernih, yaitu suatu
kebolehan untuk berargumentasi secara kritis dan rasional.
 Berfungsi sebagai pembeda mana yang boleh diubah dan mana yang tidak
dapat diubah.
 Berfungsi menyelidiki suatu konflik atau permasalahan hingga ke akar-
akarnya.
 Berfungsi untuk membantu sebuah konsistensi.
 Berfungsi untuk menyelesaikan konflik, baik konflik moralitas maupun konflik
sosial lainnya, dengan bentuk gagasan yang tersistematis juga kritis.

2.1.2 Jenis-Jenis etika


Etika Berdasarkan Jenisnya
Menurut jenisnya, ada dua jenis-jenis etika di antaranya etika normatif dan
etika deskriptif. Berikut penjabarannya secara singkat.

1. Etika Normatif
Etika normatif adalah jenis etika yang berusaha menentukan dan menetapkan
berbagai perilaku, perbuatan, sikap ideal yang seharusnya dimiliki oleh tiap
individu di dalam hidup ini.

2. Etika Deskriptif
Etika deskriptif adalah jenis etika yang berusaha memandang perilaku dan
sikap individu, serta apa yang individu itu kejar di dalam hidup ini atas perkara
yang memiliki nilai.

Etika Berdasarkan Cakupannya


Menurut cakupannya, ada dua jenis-jenis etika, yaitu etika khusus dan etika
umum. Berikut penjabarannya secara singkat.

1. Etika Khusus
Etika khusus merupakan jenis etika yang menjadi suatu implementasi dari
prinsip atau asas moral di dalam kehidupan individu secara khusus.

2. Etika Umum
Etika umum merupakan jenis etika yang berkaitan dengan situasi dan kondisi
dasar mengenai perilaku dan tindakan individu secara etis.
BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan
Penyalahgunaan narkotika/narkoba saat ini sudah sangat membahayakan dan sudah
menjadi permasalahan bagi masyarakat dunia pada umumnya dan masyarakat kita
pada khususnya. Narkoba dapat dikatakan merupakan salah satu sumber permasalahan
sosial karena berdampak sangat buruk terhadap kelangsungan generasi suatu bangsa.

Selain pengaruh eksternal ada juga pengaruh internal dalam penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ada dan telah banyak dilakukan,
penyalahgunaan narkoba oleh individu pecandu narkoba memang dipengaruhi oleh
faktor lemahnya keterikatan individu dengan kontrol sosial masyarakat dan adanya
suatu proses pembelajaran yang intim dalam kelompok pengguna narkoba. Pengunaan
narkoba oleh individu pecandu narkoba, dilihat sebatas pembelajaran dari kelompok
pengguna narkoba dan lemahnya ikatan individu dengan kontrol-kontrol sosial
masyarakat serta melemahnya keterikatan individu pengguna narkoba dengan nilai-
nilai positif yang terdapat dimasyarakat.

Dapat dikatakan sejauh ini, penelitian-penelitian mengenai penyalahgunaan narkoba


hanya dilihat atau fokus pada proses pembelajaran dan kontrol sosial masyarakat
terhadap individu. Walaupun hasil akhir penelitian tersebut memang membuktikan
bahwa kelompok pengguna narkoba memberi pengaruh kuat pada individu pengguna
narkoba, serta lemahnya ikatan individu pengguna narkoba terhadap kontrol sosial
masyarakat, tetapi penelitian-penelitian

tersebut kurang memperhatikan aspek individu itu sendiri kenapa individu dalam suatu
kelompok pengguna narkoba sulit untuk berhenti menggunakan narkoba. Karena selain
pengaruh kelompok, juga terdapat faktor lain yang menentukan seseorang terlibat
dalam penggunaan narkoba.

4.1 saran
Penelitian ini mencoba mengungkap komitmen terhadap kelompok penyalahgunaan
ganja. Dimana pada penelitian ini dibuktikan bahwa tingginya komitmen seseorang
terhadap kelompok yang menyimpang dapat menyebabkan kontinuitas
penyalahgunaan narkoba.

Dalam hal penyalahgunaan narkoba tentu saja banyak variasinya. Penelitian-penelitian


lanjutan pun dibutuhkan untuk mengukur komitmen terhadap penyimpangan. Mungkin
dengan variabel yang berbeda, seperti penyalahgunaan narkoba jenis lain, seperti
heroin mempunyai tingkat komitmen terhadap kelompok yang lebih kuat. Begitu juga
apabila penelitian tentang komitmen ini dilakukan di lokasi yang berbeda, seperti
misalnya di dalam Lapas, mungkin dengan intensitas pertemuan antar individu yang
lebih sering di dalam Lapas, maka akan lebih terlihat kuatnya komitmen individu
terhadap kelompok. Untuk itu penelitian-penelitian lebih lanjut tentang komitmen
tentu masih sangat diperlukan untuk menjelasakan fenomena-fenomena penyimpangan
khususnya penyalahgunaan narkoba.
Daftar Pustaka
1. Adam, S. (2012). "Dampak Narkotika pada Psikologi dan Kesehatan
Masyarakat" (PDF). Jurnal Health And Sport. 5 (2): 1–8. ISSN 2656-2863.
Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-03-05. Diakses tanggal 2021-
01-07.
2. Eleanora, F. N. (2011). "Bahaya Penyalahgunaan Narkoba serta Usaha
Pencegahan dan Penanggulangannya (Suatu Tinjauan
Teoritis)" (PDF). Jurnal Hukum. 25 (1): 439–452.
3. Harbia, H., Multazam, A., &, Asrina, A. (2018). "Dampak Penyalahgunaan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) terhadap Perilaku
Seks Pranikah". Jurnal Kesehatan. 1 (3): 204–216. ISSN 2614-5375.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-07. Diakses tanggal 2021-01-07.
4. Hasni H., &, Syukur M. (2019). "Dampak Penyalahgunaan Narkoba pada
Remja di Desa Dongi, Kecamatan Pituriawa, Kabupaten Sidenreng
Rappang". Jurnal Sosialisasi: 69–74. ISSN 2579-5686.
5. Humas, BNN (2019-01-07). "Pengertian Narkoba dan Bahaya Narkoba Bagi
Kesehatan". Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Diakses
tanggal 2021-01-07.
6. William K. Frankea, Ethis, Prentice-Hall, New Delhi, 1982 H. De Vos ,
Pengantar Etika, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1987 Franz Magnis-Suseno, Etika
Politik, Gramedia, Jakarta, 1987. Thomas A. Mappes & Jane S. Zembatty,
Social Ethics, McGraw-Hill, 1987. Toto Pribadi dkk, Sistem

Anda mungkin juga menyukai