Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DAMPAK NEGATIF BAGI PENGGUNA NARKOBA

Disusun untuk memenuhi tugas biologi sebagai syarat mengikuti


Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional 2020/2021

Disusun oleh :
Esvadiana Kamilatul Hifdhiyah
0046563204

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 GRESIK


2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini. Sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW. Beserta keluarga-Nya, sahabat-sahabat-Nya dan kita selaku
umatnya hingga akhir zaman.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena
kemampuan dan pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
perbaikan dalam makalah ini yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat sebagai sumbangsih penulis demi menambah
pengetahuan terutama bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih semoga Allah S.W.T senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis Zat tersebut menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan rasa mengurangi hingga
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (adiktif).
Meskipun narkotika sangat bermanfaat dan diperlukan untuk pengobatan dan
pelayanan kesehatan, namun apabila disalahgunakan atau digunakan tidak
dengan standar kesehatan maka akan berdampak tidak baik bagi tubuh
penggunanya.

Rehabilitasi merupakan perbaikan anggota tubuh yang cacat atas


individu
misalnya pasien rumah sakit, korban bencana supaya menjadi manusia yang
berguna dan memiliki tempat di masyarakat. Dalam menangani pengguna
narkotika terdapat beberapa cara untuk menyembuhkan atau memulihkan
pengguna narkotika dari ketergantungannya terhadap obat-obat tersebut.
Salah satunya dengan cara menempatkan pengguna narkotika tersebut di Panti
Rehabilitasi narkotika. Rehabilitasi narkotika adalah sebuah tindakan represif
yang dilakukan bagi pencandu narkotika. Tindakan rehabilitasi ditujukan
kepada korban dari penyalahgunaan narkotika untuk memulihkan atau
mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan sosial penderita yang
bersangkutan. Selain untuk memulihkan, rehabilitasi juga sebagai pengobatan
atau perawatan bagi para pecandu narkotika, agar para pecandu dapat
sembuh dari kecanduannya terhadap narkotika. Rehabilitasi narkotika ini
bertujuan agar para korban pengguna narkotika dapat lebih mengurangi
kecanduannya terhadap zat-zat narkotika dan mengembalikan rasa percaya
dirinya saat kembali ke dalam lingkungan keluarga dan masyarakat

Dalam pasal 56 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang


Narkotika
di sebutkan bahwa pada ayat (1) “ Rehabilitasi medis Pecandu Narkotika
dilakukan di rumah sakit yang ditunjuk oleh Menteri”, pada ayat (2) “ Lembaga
rehabilitasi tertentu yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau
masyarakat dapat melakukan rehabilitasi medis Pecandu Narkoba setelah
mendapat persetujuan Menteri”. Pada prakteknya pasal 56 ini para pengguna
narkotika yang ingin di rehabilitasi tidak perlu menunggu persetujuan dari
Menteri karena keputusan pengadilan yang berhak memutuskan apakah
pengguna narkotika itu dapat ditempatkan pada rehabilitasi narkotika atau
ditempatkan pada lembaga pemasyarakatan. Pengguna narkotika yang dalam
proses peradilanpun dapat ditempatkan dalam lembaga rehabilitasi medis atau
lembaga rehabilitasi sosial. Rehabilitasi narkotika akan lebih maksimal
menangani para pengguna narkotika dibandingkan dengan lembaga
pemasyarakatan, karena dalam rehabilitasi narkotika para pengguna narkotika
benar-benar diarahkan untuk sembuh secara total bukan di hukum karena
menggunakan obat terlarang. Persoalan yang paling sulit dipulihkan bagi
pengguna narkotika adalah rasa ingin mengulangi, mereka yang telah
melakukan penyalahgunaan narkotika dapat kembali kedalam keadaan
sediakala dimana sebelum mereka menggunakan narkotika. Namun
perjuangan kembali kepada keadaan sediakala ini bukanlah hal yang mudah
seperti membalik telapak tangan. Perjuangan untuk tidak menggunakan
narkotika lagi tidak dapat secara pasti ditentukan dengan hitungan waktu.
Tahap rehabilitasi bertujuan untuk memudahkan yang telah sembuh untuk
memasuki masyarakat kembali dengan suatu penyesuaian sosial yang baik
Penyesuaian sosial ini terbentuk melalui latihan keterampilan atau kejurusan
dan bimbingan kelompok. Keterampilan ini tidak hanya berfungsi sebagai bekal
untuk bekerja melainkan juga sebagai latihan kedisiplinan adanya jadwal
kerja). pergaulan dengan rekan sekerja, adanya hierarki pengurus panti,
adanya aturan, adanya instruktual, dan sebagainya. Dengan berdiam dalam
suatu Panti Rehabilitasi sosial, si bekas penyalahgunaan obat dapat
mengembalikan rasa percaya dirinya dan sekaligus berada di bawah bimbingan
para ahli. Bimbingan juga meliputi bidang kerohanian, pencarian bakat dan
melihat serta rekreasi. Lamanya tahap ini belum baku, tetapi yang ideal adalah
satu tahun.

Sebagian besar dari narapidana dan tahanan kasus narkotika adalah


termasuk kategori pemakai atau bahkan sebagai korban yang jika dilihat dari
aspek kesehatan, mereka sesungguhnya orang-orang yang menderita sakit.
Oleh karena itu, memenjarakan para pengguna atau korban penyalahgunaan
narkotika bukanlah sebuah langkah yang tepat karena telah mengabaikan
kepentingan perawatan dan pengobatan Program rehabilitasi narkotika
merupakan serangkaian upaya yang terkoordinasi dan terpadu, terdiri atas
upaya-upaya medik. bimbingan mental psikososial, keagamaan, pendidikan
dan latihan vokasional untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri,
kemandirian dan menolong diri sendiri serta mencapai kemampuan fungsional
sesuai dengan potensi yang dimiliki, baik fisik, mental, sosial dan ekonomi.
Pada akhirnya mereka diharapkan dapat mengatasi masalah penyalahgunaan
narkoba dan kembali berinteraksi dengan masyarakat secara wajar Istilah
narkoba muncul sekitar tahun 1998 karena banyaknya penggunaan atau
pemakaian barang-barang yang termasuk narkotika dan obat-obat terlarang
maka untuk memudahkan menyebutnya orang berkomunikasi dengan
menggunakan kata-kata "narkotika dan obat-obat terlarang" yang disingkat
menjadi narkoba .

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang telah dipaparkan diatas,
maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan narkoba?
2. Apa saja jenis – jenis narkoba?
3. Apa yang menyebabkan seseorang mengkonsumsi narkoba?
4. Bagaimana penyebaran narkoba di Indonesia?
5. Bagaimana bahaya narkoba bagi penggunanya?
6. Bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya narkoba?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Karya Tulis ini adalah:
1. Mengetahui pengertian narkoba.
2. Mengetahui jenis – jenis narkoba.
3. Mengetahui penyebab seseorang mengkonsumsi narkoba.
4. Mengetahui penyebaran narkoba di Indonesia.
5. Mengetahui bahaya narkoba bagi penggunanya.
6. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya
narkoba.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Komposisi bab ini dapat memudahkan penulis dalam memahami materi
karya tulis ini. Karena itu penulis menguraikan garis besarnya sebagai
berikut:
Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, dan sistematika penulisan.
Bab kedua merupakan pembahasan yang terdiri dari, pengertian narkoba,
jenis – jenis narkoba, penyebab seseorang mengkonsumsi narkoba,
penyebaran narkoba di Indonesia, bahaya narkoba bagi penggunanya,
upaya dalam mencegah dan menanggulangi bahaya narkoba.
Bab ketiga adalah penutup, dimana penulis akan memberikan kesimpulan
dari pembahasan dan beberapa saran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NARKOBA
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik

sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-undang
No. 35 tahun 2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang
dalam lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:

Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.

Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan
sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-
Undang No. 5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-
undang tersebut, tetapi setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang
narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan
narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya
menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-undang No. 5/1997. Zat
yang termasuk psikotropika antara lain:

Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin,


Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD
(Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.

Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis


maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang
dapat mengganggu sistem saraf pusat, seperti:
Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat
organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh
minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh:
lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.

B. JENIS-JENIS NARKOBA
1. Morfin berasal dari kata morpheus (dewa mimpi) adalah alkaloid
analgesik yang sangat kuat yang ditemukan pada opium. Zat ini
bekerja langsung pada sistem saraf pusat sebagai penghilang rasa
sakit.
2. Heroin dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi. Akan tetapi
reaksi yang ditimbulkan heroin menjadi lebih kuat dari pada morfin itu
sendiri, sehingga mengakibatkan zat ini sangat mudah menembus ke
otak.
3. Ganja adalah tumbuhan budidaya yang menghasilkan serat, kandungan
zat narkotika terdapat pada bijinya. Narkotika ini dapat membuat si
pemakai mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa
sebab). Tumbuhan ini telah dikenal manusia sejak lama, seratnya
digunakan sebagai bahan pembuat kantung, dan bijinya digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan minyak. Awalnya, tanaman ini hanya
ditemukan di negara-negara beriklim tropis. Namun belakangan ini, di
negara-negara beriklim dingin pun telah banyak membudidayakan
tanaman ini, yaitu dengan cara dikembangkan di rumah kaca.
4. Kokain merupakan berasal dari tanaman Erythroxylon coca di Amerika
Selatan. Biasanya daun tanaman ini dimanfaatkan untuk mendapatkan
efek stimulan, yaitu dengan cara dikunyah. Kokain dapat memicu
metabolisme sel menjadi sangat cepat.
5. Ekstasi adalah obat sintesis turunan obat amfetamin yang dikenal
karena efek halusinasi dan stimulannya (membuat bersemangat). Jenis
narkoba ini berisiko tinggi disalahgunakan dan bisa menyebabkan
ketergantungan.
6. Methamphetamine atau sabu-sabu adalah jenis narkoba stimulan yang
bekerja pada sistem saraf pusat dan sangat adiktif. Jenis narkoba ini
termasuk dalam daftar narkoba yang paling sering disalahgunakan di
Indonesia. Sabu-sabu berbentuk bubuk kristal putih, tidak berbau, dan
terasa pahit.

C. PENYEBAB SESEORANG MENGKONSUMSI NARKOBA


a. Faktor diri adalah faktor atau dorongan yang berasal dari diri seseorang itu sendiri yang
menyebabkan dirinya mengkonsumsi narkoba. Faktor diri terdiri dari beberapa macam
sebagai berikut :
1.      Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berfikir panjang
tentang akibatnya di kemudian hari.
2.      Keinginan untuk bersenang – senang.
3.      Lari dari masalah dan kebosanan hidup.
4.      Keinginan untuk dapat diterima dalam suatu kelompok atau lingkungan
tertentu.
5.      Kecanduan rokok dan minuman keras, hal ini yang merupakan gerbang ke arah
penyalahgunaan narkoba.
6.      Pemahaman yang salah bahwa mengkonsumsi narkoba sekali saja tidak akan
menimbulkan masalah.
b. Faktor Lingkungan adalah faktor yang berasal dari lingkungan dimana orang itu tinggal,
sekolah, dan bergaul. Faktor lingkungan terdiri dari beberapa jenis sebagai berikut :
1.      Masalah dalam keluarga
2.      Lingkungan keluarga yang tidak harmonis.
3.      Lingkungan sosial yang penuh persaingan dan ketidakpastian..
4.      Kehidupan perkotaan yang hiruk pikuk.
5.      Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa
anggotanya menjadi penyalahgunaan atau pengedar narkoba.
6.      Teman sekolah yang menjadi pengguna atau pengedar narkoba.
7.      Hilangnya pengawasan masyarakat dari lingkungan sosial.
c. Faktor Ketersediaan Narkoba Narkoba itu sendiri menjadi pendorong seseorang untuk
mengkonsumsi narkoba dikarenakan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Narkoba semakin mudah didapat dan dibeli.
2.      Harga narkoba semakin murah dan dijangkau oleh daya beli masyarakat.
3.      Narkoba semakin beragam dalam jenis, cara pemakaian, dan bentuk kemasan.
4.      Bisnis narkoba menjanjikan keuntungan yang besar.
5.      Perdagangan narkoba dikendalikan oleh sindikat yang kuat dan profesional.

D. PENYEBARAN NARKOBA di INDONESIA


Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah, dengan
maraknya narkotika dan obat-obatan terlarang telah banyak mempengaruhi mental,
sekaligus pendidikan bagi para pelajar saat ini. Masa depan bangsa yang besar ini
bergantung sepenuhnya pada upaya pembebasan kaum muda dari bahaya narkoba.
Narkoba telah menyentuh lingkaran yang semakin dekat dengan kita semua. Teman
dan saudara kita mulai terjerat oleh narkoba yang sering kali dapat mematikan.
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu
narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut
ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi
narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan
merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini.
Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut
bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu
narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

E. BAHAYA NARKOBA BAGI PENGGUNANYA


Penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda kian meningkat,
maraknya
penyimpangan perilaku tersebut dapat membahayakan kehidupan bangsa di
kemudian hari, karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus
bangsa. Semakin hari generasi muda yang mengkonsumsi narkoba semakin rapuh
karena di gerogoti narkoba dan zat – zat adiktif yang menghancurkan syaraf
sehingga generasi muda tidak dapat berpikir jernih.
Bagaimana pemuda akan menjadi generasi penerus bangsa jika bila mengurus
diri sendiri sudah tidak bisa. Akibatnya generasi harapan penerus bangsa yang
tangguh dan cerdas hanya akan tinggal harapan. Penyalahgunaan obat jenis narkoba
sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi susunan syaraf, mengakibatkan
ketagihan, dan ketergantungan, karena mempengaruhi susunan syaraf. Narkoba
menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, persepsi, dan kesadaran.
Pemakaian narkoba secara umum dan psikotropika yang tidak sesuai dengan
aturan dapat menimbulkan efek yang membahayakan tubuh. Beberapa dampak
penggunaan narkoba adalah sebagai berikut :
1. Depresan, yaitu menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas
fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat
pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan
kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai
turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang
adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta
kesadaran. Jenis stimulan: kafein, kokain, amphetamin. Contoh yang sekarang
sering dipakai adalah sabu-sabu dan ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau
mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman
seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada
juga yang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai
adalah marijuana atau ganja.

F. UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN NARKOBA


Upaya pencegahan penyebaran narkoba di kalangan generasi muda sudah
seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, dalam hal ini semua pihak termasuk
orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai
ancaman dari narkoba.
Adapun upaya – upaya lebih kongkret yang dapat dilakukan adalah
melakukan
kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang
bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin.
Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan
perhatian dan kasih sayang.
Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak
didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar
lingkungan sekolah.
1. Upaya Pencegahan Bahaya Narkoba
Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah/
menghindari bahaya narkoba :
a. Jangan pernah untuk mencoba menggunakan narkoba, kecuali atas
dasar pertimbangan medis atau dokter.
b. Mengetahui dampak buruk dari narkoba.
c. Memilih pergaulan yang baik.
d. Memiliki kegiatan – kegiatan yang positif.
e. Bila mempunyai masalah cari jalan keluar yang baik dan jangan
narkoba sebagai jalan pelarian

2. Penanggulangan Bahaya Narkoba


Jika seseorang telah mengkonsumsi narkoba, maka orang itu akan
kecanduan. Oleh karena itu, berikut ini adalah beberapa tindakan yang
dapat dilakukan untuk menanggulangi bahaya narkoba:
a. Langkah Represif upaya pemberantasan jalur gelap dan
penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
diperlukan upaya terpadu baik lingkungan nasional regional,
maupun internasional. Bagi Indonesia yang kondisi geografisnya
terdiri dari ribuan pulau dengan garis pantai yang terbuka lebar
disadari sebagai wilayah yang amat rawan bagi lalu lintas gelap
narkotika. Pemberantasan jalur perdagangan gelap dan produksi
narkotika di wilayah Sumatera, , Jawa dan daerah lain selama ini
telah lebih intensif dilakukan oleh aparat. Bagi Indonesia yang
kondisi geografisnya terdiri dari ribuan pulau dengan garis pantai
yang terbuka lebar disadari sebagai wilayah yang amat rawan bagi
lalu lintas gelap narkotika.
b. Pengobatan
Bagi korban penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya,
pengobatan yang dilakukan dari segi medis, dalam arti melepaskan
ketergantungan secara fisik tidak begitu sulit yaitu dengan
pengobatan yang disebut dengan detoksifikasi yang memerlukn
waktu sedikitnya tiga minggu. Namun terkadang kekambuhan
datang kembali dikarenakan faktor psikologis, atau kepribadian si
penderita, dan faktor lingkungan
c. Rehabilitasi tempat rehabilitasi dan sekaligus pengobatan terhadap
korban penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya telah
tersedia di berbagai tempat. Namun begitu yang lebih penting
adalah bagaimana si korban dapat bertahan dari kesembuhan, tidak
kambuh lagi sepulang dari panti pengobatan dan rehabilitasi
tersebut. Hal ini sangat memerlukan perhatian orang tua serta
partisipasi masyarakat untuk memberikan dorongan, kesempatan
bergaul, semangat baru, dan harapan-harapan baru diberikan
kepadanya dan pendalaman agama untuk lebih bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Tanpa motivasi, bayang-bayang menuju
kekambuhan akan lebih cepat.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari isi dari karya tulis di atas, maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Narkoba adalah zat yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan
kecanduan.
2. Jenis narkoba sudah banyak sekali, baik dari segi bentuknya maupun
efeknya terhadap si pengguna.
3. Penyebab seseorang mengkonsumsi narkoba terdiri atas beberapa faktor,
yaitu faktor diri, faktor lingkungan, dan faktor ketersediaan narkoba.
4. Penyebaran narkoba di Indonesia sangat berkembang pesat. Narkoba tidak
hanya ditemukan di tempat hiburan malam dan kafe, namun narkoba juga dapat
ditemukan di sekolah – sekolah.
5. Penyalahgunaan obat jenis narkoba sangat berbahaya karena dapat
mempengaruhi susunan syaraf, mengakibatkan ketagihan, dan ketergantungan,
karena mempengaruhi susunan syaraf.
6. Pencegahan bahaya narkoba dapat dilakukan oleh orang tua, pihak sekolah,
dan lingungan masyarakat. Jika telah menjadi pecandu narkoba, upaya yang
dilakukan untuk menanggulangi bahayanya adalah dengan langkah represif,
pengobatan, dan rehabilitasi.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat memberi saran
sebagai berikut.
1. Selektif dalam pergaulan
Bergaul dengan kawan-kawan yang memiliki perilaku positif
2. Hindari kaluyuran malam
Pergaulan bebas malam hari menyebabkan tingginya perilaku
menyimpang bagi remaja.
3. Jadilah anak berbakti pada orang tua
Nasihat orang tua pada dasarnya untuk kebaikan anak.
4. Fokus pada hal-hal positif
Isilah masa remaja yang penuh antusiasme dengan menyalurkan hobi
yang positif.
5. Jangan takut kehilangan teman
Teman yang baik tidak akan mengajak menggunakan narkoba.
6. Selesaikan masalah Anda
Hindari karakter pribadi yang menjadikan narkoba sebagai pelarian
atas setiap masalah.
7. Bentengi diri dengan agama
Agama dapat menjauhkanmu dari perbuatan terlarang dan merugikan
diri sendiri.
8. Ingat masa depan
Dampak buruk narkoba dapat merusak cita-cita yang sudah dirancang
untuk masa depan.
9. Jangan pernah mencoba
Sekali mencoba narkoba, kamu sulit untuk berhenti dan akan terus
kecanduan.
10. Nikmati kebersamaan dalam keluarga
Pengawasan keluarga dapat membantu mencegah kamu terjerumus
pada penyalahgunaan narkoba.
DAFTAR PUSTAKA

https://makalah-web.blogspot.com/2018/05/contoh-makalah-tentang-narkoba-di-
kalangan-pelajar.html

https://www.slideshare.net/muhammadhendra718/makalah-bahaya-narkoba-bagi-
remaja-indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba

https://www.alodokter.com/jenis-jenis-narkoba-yang-penting-untuk-diketahui

https://www.krjogja.com/berita-lokal/diy/yogyakarta/10-tips-untuk-pelajar-hindari-
narkoba/

Anda mungkin juga menyukai