Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Tindak pidana dalam undang undang


Narkotika dan Psikotropika

Dosen Pengampuh : H.B.HASAN BASRI,S.H.,M.H.

Disusun Oleh Kelompok 1V


Nama Anggota Kelompok :
1. Sarjono_20091014052
2. Dewi Pratiwi_20091014033
3. Dinul Ramadhan_20091014065
4. Nurmala Sari Sulaiman_20091014038
5. Joko sangaji_20091014008

Program Studi ilmu Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Islam Makassar
2022
Kata pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Makassar,7 Oktober 2022

Penyusun
Daftar isi

Halaman judul..............................................................................................!
Kata pengantar............................................................................................!!
Daftar isi......................................................................................................!!!

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan dan Manfaat...............................................................................4

BAB 11 PEMBAHASAN...............................................................................5
2.1 Pengertian Narkotika dan psikotropika................................................6
2.2 Dasar Hukum tentang larangan Narkotika dan Psikotropika............7
2.3 Cara untuk Menyelesaikan kasus Narkotika dan psikotropika.........8

BAB 111 PENUTUP......................................................................................9


3.1 Kesimpulan ............................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut UU No.22 Tahun 1997 Narkotika adalah zat/obat yang berasal dari tumbuhan dan
bukan tumbuhan, baik yang sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan/perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan bisa menimbulkan ketergantungan.
Istilahnya yaitu Narkoba atau narkotika dan obat/bahan berbahaya. Istilah lainnya yang
diperkenankan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yaitu Napza yaitu singkatan
dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Dari beberapa istilah tersebut di atas yang mengacu pada kelompok senyawa, yang sering
mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. Pada tahun 2015 ada 35 jenis narkoba yang
dikonsumsi oleh pengguna narkoba di Negara Indonesia, dari yang paling murah sampai yang
paling mahal.Saat ini bahaya dan dampak narkoba atau narkotika dan obat-obatan pada
kehidupan dan kesehatan pecandu dan keluarganya semakin meresahkan.
Bagai dua sisi mata uang narkoba menjadi zat yang bisa memberikan manfaat dan juga
merusak kesehatan. Seperti yang sudah diketahui, ada beberapa jenis obat-obatan yang
termasuk ke dalam jenis narkoba yang digunakan untuk proses penyembuhan karena efeknya
yang bisa menenangkan. Namun jika dipakai dalam dosis yang berlebih, bisa menyebabkan
kecanduan. Penyalahgunaan ini mulanya karena si pemakai merasakan efek yang
menyenangkan.Dari sinilah muncul keinginan untuk terus menggunakan agar bisa
mendapatkan ketenangan yang bersifat halusinasi. Meski dampak narkoba sudah diketahui
oleh banyak orang, tetap saja tidak mengurangi jumlah pemakainya.Bahaya narkoba hingga
menjadi kecanduan tersebut memang bisa disembuhkan, namun akan lebih baik jika berhenti
menggunakannya sesegera mungkin atau tidak memakai sama sekali.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Narkotika dan Psikotropika...............................?
2.apa saja dasar hukum tentang Narkotika dan Psikotropika............................?
3. Bagaimana Menanggulangi penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika.....?
BAB 11
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Narkotika dan psikotropika


a. Narkotika adalah Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (pasal 78
ayat(1undang)-Undang No. 22 tahun 1997).Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja
menurunkan fungsi otak serta merangsang susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi
berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan
menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Narkotika dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
Narkotika Golongan I: Adalah narkotika yang paling berbahaya. Karena daya adiktifnya
paling tinggi. Golongan ini digunakan unutk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contohnya
adalah Heroin, ganja, kokain, morfin, dan opium.
Narkotika Golongan II: Adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah: Benzetidin, petidin dan betametadol
Narkotika Golongan III: Adalah narkotika yang memiliki daya adiktif yang ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein dan turunannya.
Pengertian Psikotropika
Adalah zat/obat, alamiah atau sintetis dan bukan narkotika yang berkhasiat proaktif dengan
pengaruh yang selektif dalam susunan saraf pusat, yang mengakibatkan perubahan khas
dalam aktivitas mental serta perilaku.
Psikotropika dibagi menjadi empat golongan, yaitu :
Psikotropika Golongan I: Merupakan psikotropika dengan daya adiktif yang paling kuat,
belum diketahui manfaat untuk mengobati dan sedang diteliti manfaatnya. Contohnya: LSD,
MDMA, STP, dan Ekstasi.
Psikotropika Golongan II: Merupakan psikotropika dengan daya adiktif kuat dan juga
berguna untuk pengobatan serta penelitian. Contohnya adalah: Metamfetamin, amfetamin,
dan mekualon.
Psikotropika Golongan III: Merupakan psikotropika dengan daya adiktif sedang dan juga
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah: Lumiball, Fleenitrazepam,
dan buprenorsina
Psikotropika Golongan IV: Merupakan psikotropika yang mempunyai daya adiktif ringan dan
juga bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah: Nitrazepam (BK,
modadon, dumolid) dan diazepam

2.2 Dasar Hukum tentang larangan Narkotika dan Psikotropika


A. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (“UU Narkotika”) mengatur
sanksi bagi penyalahgunaan narkoba serta pengedar narkoba didasarkan pada golongan, jenis,
ukuran dan jumlah narkotika. Penyalahgunaan narkoba merupakan orang yang menggunakan
narkoba tanpa hak atau melawan hukum. Sanksi yang dikenakan bagi penyalahgunaan
narkoba terdapat dalam Pasal 127 ayat (1) UU Narkotika, yaitu: 1. Narkotika Golongan I bagi
diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun; 2. Narkotika
Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun; dan
3. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun. Namun apabila penyalahgunaan terbukti sebagai korban penyalahgunaan
narkoba, maka ia wajib menjalani rehabilitasi, hal tersebut selaras dengan Pasal 127 ayat (3)
“Dalam hal penyalahgunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibuktikan atau
terbukti sebagai korban penyalahgunaan Narkotika, Penyalahgunaan tersebut wajib menjalani
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.” Syarat Penangkapan: 1. Penangkapan wajib
didasarkan pada bukti permulaan yang cukup Definisi Penangkapan menurut Pasal 1 angka
20 UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”) adalah: “suatu tindakan
penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila
terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam
hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.” Pasal 17 KUHAP : Perintah
penangkapan dilakukan terhadap seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana
berdasarkan bukti permulaan yang cukup. Yang dimaksud dengan “bukti permulaan yang
cukup” ialah bukti permulaan untuk menduga adanya tindak pidana sesuai dengan bunyi
Pasal 1 angka 14 KUHAP
Adapun Pasal 114 ayat (2) UU Narkotika menyebutkan, ‘Dalam hal perbuatan menawarkan
untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar,
menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima)
batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku pidana
penjara paling singkat 6 (enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dipidana
denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga)’.
Dalam pasal 112 ayat (2) UU Naekotika menyebutkan : “Dalam hal perbuatan memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5
Dalam pasal 114 ayat 2 uu Narkotika menyebutkan Setiap orang yang tanpa hak atau
melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan
III, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp. 3.000.

B.Dasar Hukum psikotropika


Dasar hukum UU 5 tahun 1997 tentang Psikotropika adalah:
Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1996 tentang Pengesahan Convention on Psychotropic
Substances 1971 (Konvensi Psikotropika 1971) (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3657);

2.3. Bagaimana Menanggulangi penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika.....?


Ini (Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika). Pada perkembangan saat ini, narkotika tidak hanya digunakan dalam
bidang farmasi saja, tetapi sudah terjadi penyalahgunaan narkotika. Hal ini sering kali
ditemukan pada kalangan remaja hingga masyarakat usia dewasa.
Remaja adalah masa di mana seorang individu mengalami peralihan dari masa anak-anak
menuju ke dewasa. Masa remaja disebut masa yang paling rawan dihadapi individu sebagai
anak. Dari yang tadinya anak-anak mereka mengalami perkembangan secara fisik maupun
psikis dengan beberapa perubahan. Orang tua yang memiliki anak tentu akan menghadapi hal
ini di kala membesarkan anak mereka, anak yang beranjak remaja akan mengalami
perubahan sesuai dengan pertumbuhan moral seorang anak. Jika kontrol dari orang tua dan
orang terdekat anak kurang, maka seringkali terjadi penyimpangan pada anak tersebut.
Penyimpangan ini cenderung kearah negatif yang sering disebut dengan kenakalan remaja.
Ada banyak jenis kenakalan remaja, seperti perkelahian dan minum-minuman keras,
pencurian, perampokan, perusakan/pembakaran, seks bebas bahkan narkoba. Salah satu
bentuk kenakalan remaja yang saat ini dapat dikategorikan mengkhawatirkan adalah
penyalahgunaan narkoba.
Peredaran dan penyalahgunaan Narkoba merupakan salah satu permasalahan nasional yang
dipandang serius oleh pemerintah, karena dapat menyebabkan rusaknya moral bangsa.
Karena itu pemerintah sangat memberikan perhatian terhadap penanganan atas
penyalahgunaan Narkoba. Di negara kita, masalah merebaknya penyalahgunaan narkoba
semakin lama semakin meningkat. Efek domino akibat dari penyalahgunaan narkoba juga
semakin beragam, serta usaha untuk mengatasi penyalahgunaan Narkoba merupakan langkah
yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Penyalah guna adalah orang yang menggunakan
Narkotika tanpa hak atau melawan hukum. Ketika seseorang melakukan penyalagunaan
Narkotika secara terus-menerus, maka orang tersebut akan berada pada keadaan
ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis. Ketergantungan Narkotika
adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus dengan takaran yang meningkat agar efek yang salah digunakan dikurangi
dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.
efekyangsamapenggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan
gejala fisik dan psikis yang khas.

Adapun cara dalam menanggulangi Narkotika dan Psikotropika adalah.


1. Selektif dalam Pergaulan
Bergaul dengan kawan-kawan yang memiliki perilaku positif
2. Keluyuran Malam Pergaullan bebas malam menyebabkan perilaku menyimpang bagi
Remaja.
3. Jadilah Anak Berbakti Pada Orang Tua Nasihat orangtua pada dasarnya untuk
kebaikan anak.
4. Fokus pada Hal-hal Positif Isilah masa remaja yang penuh antusiasme dengan
mengalirkan hobi yang positif.
5. Jangan Takut Kehilangan Teman Teman yang baik tidak akan mengajak
menggunakan narkoba.
6. Selesaikan masalah Anda keunggulan karakter pribadi yang menjadikan narkoba
sebagai pelarian atas setiap Masalah.
7. Bentengi Diri dengan Agama Agama dapat menjadikan perbuatan yang merugikan
dan merugikan diri sendiri.
8. Ingat Masa Depan Dampak buruk narkoba dapat merusak cita-cita yang sudah
dirancang untuk masa Depan.
9. Jangan Pernah Mencoba Sekali mencoba narkoba, kamu sulit untuk berhenti dan akan
terus kecanduan.
10. Nikmati Kebersamaan dalam Keluarga Pengawasan keluarga dapat membantu
mencegah kamu terjerumus pada Dan narkoba.
BAB 111
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Narkotika dan psikotropika menjadi salah satu kasus penyalahgunaan yang cukup tinggi
di Indonesia. Laporan terakhir dari laman BNN per Desember 2020, mencapai lebih dari
14.000 kasus.Penting untuk terus melakukan edukasi guna meminimalisir peningkatan
penyalahgunaan narkoba terutama pada anak di bawah umur.Narkotika diatur dengan
undang–undang No.2 Tahun 1997, sedangkan psikotropika diatur dengan undang – undang
No.5 Tahun 1997. Dua undang – undang ini merupakan langkah pemerintah Indonesia untuk
meratifikasi Konferensi PBB Gelap Narkotika Psikotropika Tahun 1988.

3.2 Saran
Sarat dari penulis untuk tidak Memakai Narkoba:
1. Tidak bergaul dengan pengguna narkoba.
2. Menolak ajakan dari teman dekat sekalipun.
3. Tidak menjual / membeli narkoba.
4. Tidak membiarkan teman atau saudara menggunakan narkoba.
DAFTAR PUSTAKA

Ikin A. Ghani dan Abu Charuf (1993), Bahaya Penyalahgunaan Narkotika dan.
Penanggulangannya, Jakarta: t.p.. Imam al-Bukhary (2005),
RI, Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan. Tindak Pidana Narkotika dan
Psikotropika.
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta : 1987. Republik Indonesia,
Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang penyalahgunaan narkoba.
Penjara (Menyoroti Pasal 127 UU No. 35 Tahun 2009), Cetakan. Pertama, Legality,
Yogyakarta ...

Anda mungkin juga menyukai