Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH NARKOTIKA DAN PSIKORTOPIKA

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH ALAMIAH DASAR

Dosen Pengampu : Fauziah, S. Si, M. Si (197411241999032003)

Disusun Oleh : Kelompok 4

ARMA ANJARINA : 2310103010110

AMI FATHULLAH MUSLIM: 2310103010080

HARMISAH ALI : 2310103010094

NANANG RANGGAYO : 2310103010061

SAFIRATUL AULIA: 2310103010097

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dari tugas mata kuliah Alamiah Dasar tentang “Narkotika
dan Psikotropika”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya makalah ini . Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Banda Aceh, November 2023

KELOMPOK 4

Tim penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ I

Daftar Isi .................................................................................................................II

Bab I Pendahuluan ..........................................................................................................III

A. Latar Belakang ..............................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................2
C. Tujuan ...........................................................................................................................2

Bab II Pembahasan ..............................................................................................................3

A. Pengertian Narkotika dan Psikotropika..........................................................................3


1. Pengertian Narkotika dan Penggolongannya ...........................................................
2. Pengertian Pskotropika dan Penggolongannya .......................................................
3. Motif Penyalahgunaan .........................................................................................
4. Dampak Negatif dari Narkotika dan Psikotropika...................................................4

Bab III Penutup .................................................................................................................. 7

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 7
B. Saran ............................................................................................................................. 7

Daftar Pustaka ....................................................................................................................


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan
sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 35 tahun 2009 Narkotika termasuk dalam kategori
NAPZA atau Narkoba yang juga mencakup psikotropika dan zat adiktif lainnya . Psikotropika adalah
zat atau obat yang dapat memicu halusinasi, ilusi, gangguan berpikir, perubahan perasaan secara tiba-
tiba, hingga kecanduan pada penggunanya.

Narkotika dan Psikotropika jika salah dipergunakan tanpa pembatasan dan pegawasan yang
seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membayahakan kesehatan bahkan jiwa
pemakainya. Penyalahgunaan narkoba pada tahun-tahun terakhir dirasakan mengalami peningkatan
drastis,dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak maupun media elektronik
yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba
oleh aparat keamanan.

Meningkatnya jumlah penyalahgunaan narkoba dari tahun ke tahun tentunya tidak bisa dianggap
masalah yang ringan, tetapi perlu dianggap serius agar penanggulangannya juga bisa dilakukan secara
serius.Secara umum diakui bahwa permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia sangat
kompleks, baik dilihat dari penyebab maupun penangananya, bila dilihat penyebab terjadinya
penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh banyak faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Faktor tersebut antara lain: Faktor geografis Indonesia, faktor ekonomi, faktor kemudahan om obat,
dan faktor keluarga dan masyarakat, faktor kepribadian fisik individu yang menyalahgunakannya.

Awalnya narkotika dan obat-obat terlarang lainnya (psikotropika) merupakan obat yang
dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan dan kepentingan medis,dilain pihak narkotika dan
psikotropika dapat menimbulkan efek yang merugikan berupa ketergantungan apabila
disalahgunakan,sehingga mengakibatkan gangguan fisik,mental sosial,bahkan keamanan dan
ketertibanmasyarakat.Penggunadan penyalahgunaan narkoba pada akhirnya merupakan masalah yang
harus diselesaikan oleh penegak hukum disetiap institusi peadilan saat ini.

Penyalahgunaan narkotika dan psikotropika di Indonesia berada pada taraf yang


menghawatirkan,hal ini mengindikasikan bahwa begitu mudahnya seseorang bisa mendapatkan
narkoba yang pada akhirnya dapat mengancam dan merusak generasi muda sebagai penerus bangsa.
Penyalahgunaan narkoba berakibat buruk terhadap kualitas sumber daya manusia diIndonesia
Perlawanan terhadap masalah ini setidaknya secara umum dilakukan dalam dua hal :

1. Secara hukum,baik aspek pemidaian dalam penerapan sanksi (kurungan dan rehabilitasi)
2. Secara sosial baik upaya pencegahan secara sosial dengan maksud mengenal dan
mengantisipasinya (penyuluhan dan pengentrolanterhadap lingkungan).

Undang-Undang penggunaan Narkotika Golongan 1 Jenis Ganja paling banyak digunakan


diIndonesia, karena tanaman ganja tumbuh di berbagai daerah di Indonesia. Dan lagi banyak
sebagaian masyarakat yang pernah menggunakan dan merasakan khasiat dari tanaman ganja,seperti
untuk melepas lelah dengan cara menghisap untuk mendapatkan ketenangan serta merasa lebih rilex
dalam melepas lelah .Atau remaja dari kalangan menengah kebawah yang tidak bisa bersenang-
senang seperti remaja dari kalangan menengah keatas, sehingga ia hanya dapat berkumpul bersama
dengan teman-temannya dengan tempat yang sederhanw membeli sepaket kecil ganja untuk dapat
bersenang-senang dengan teman-temannya. Serta beberapa kasus penggunan ganja sebagai obat
seperti kasus Fidelis yang memberi extrak ganja untuk istrinya yang menderita sakit langka sumsum
tulang bekang (Silingomyelia). Sanksi bagi Pengguna ganja Narkotika Golongan 1 itu ada dalam
Undang-Undang Nomor Narkotika Golongan1 bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun.

Sedangkan dalam Pasal 111 ayat 1 Menanam, Memelihara, Memiliki, Menyimpan,Menguasai atau
Menyediakan Narkotika35 Tahun 2009, Pasal 127 ayat 1 menayatakan; Golongan 1 dalam bentuk
tanaman dipidana dengan pidana paling singkat 4 tahun atau palinglama 12 tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp 800.000.000.00 dan paling banyak Rp8.000.000.000,00.

Dalam penggunaan Narkotika Golongan 1 Jenis Ganja, dimana dalam penggunaansebagai obat
seharusnya dapat diberikan terhadap masyarakat yang sakit. Mengingat dalam Pasal 7 Narkotika
hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pemerintah seharusnya membuat kebijakan tentang penggunaan tanaman
ganja sebagai obat, karena tanaman ganja adalah tanaman obat herbal untuk berbagai macam
penyakit, melihat sudah banyaknya penelitian tentang penggunaan ganja yang dapat digunakan untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tetapi penggunaan Narkotika Golongan 1 jenis ganja tidak
dapat digunakan sebagai obat untuk masyarakat, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 8 Ayat 1
Narkotika Golongan 1 Dilarang digunakan Untuk kepentingan pelayanan kesehatan. Larangan yang
dibuat karena menganggap tanaman ganja tidak memiliki manfaat medis untuk menyembuhkan
penyakit,serta anggapan tentang tanaman ganja yang dianggap berbahaya.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini
adalah :

1. Bagaimana penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat menimbulkan efek yang


merugikan berupa ketergantungan apabila disalahgunakan, sehingga mengakibatkan
gangguan fisik, mental, sosial, bahkan keamanan dan ketertiban masyarakat?
2. Bagaimana upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika dan psikotropika dilakukan di Indonesia?
3. Bagaimana penyalahgunaan narkotika dan psikotropika di Indonesia berada pada taraf
yang mengkhawatirkan dan dapat mengancam dan merusak generasi muda sebagai
penerus bangsa?
4. Bagaimana penggunaan narkotika dan psikotropika harus sesuai dengan resep dokter dan
tidak boleh disalahgunakan?

C. Tujuan

Berikut adalah beberapa tujuan umum dari makalah narkotika dan psikotropika yang dapat
dijabarkan berdasarkan hasil pencarian:

1. Menjelaskan tentang narkotika dan psikotropika, termasuk jenis-jenisnya, cara kerjanya,


dan efek samping yang dapat ditimbulkan jika disalahgunakan.
2. Menjelaskan tentang masalah penyalahgunaan narkotika dan psikotropika di Indonesia,
termasuk dampaknya bagi kesehatan, sosial, dan keamanan masyarakat.
3. Menjelaskan tentang upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika dan psikotropika di Indonesia, termasuk peran pemerintah,
masyarakat, dan lembaga terkait lainnya.
4. Menjelaskan tentang peraturan terkait narkotika dan psikotropika yang harus dipatuhi
oleh masyarakat dan tenaga kesehatan
Dengan adanya makalah narkotika dan psikotropika yang berkualitas, diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika serta
upaya pencegahan dan pemberantasan yang dapat dilakukan.

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Narkotika dan Psikotropika

1. Pengertian Narkotika dan Penggolongannya

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009). Narkotika digolongkan
menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut.

1. Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
2. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan
sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

Narkotika berasal dari bahasa Inggris “narcotics” yang artinya obat bius. Narkotika adalah bahan
yang berasal dari 3 jenis tanaman Papaper Somniferum (Candu), Erythroxyion coca (kokain), dan
cannabis sativa (ganja) baik murni maupun bentuk campuran. Cara kerjanya mempengaruhi susunan
saraf yang dapat membuat kita tidak merasakan apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti
sekalipun.Jenis-jenisnya adalah :

 Narkotika golongan 1 adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan kecanduan. Contohnya, Kokain dan daun koka serta tanaman
koka, ganja, opium oplat atau candu, heroin atau INN, metamefetamina atau sabu-sabu.
 Narkotika golongan 2 adalah narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya
Ekgonina, Morfin, Metobromida, Codein, Methadone, LSD atau Lysergic Acid atau Acid atau
Trips atau Tabs, PC, mescalin, barbiturat, Demerol, Dektropropoksiven dan Hashish
(Berbentuk tepung dan warnanya hitam. Ia dinikmati dengan cara diisap atau
dimakan).Narkotika jenis yang kedua ini dikatakan agak tidak berbahaya hanya karena jarang
membawa kematian.

Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik itu
sintetis maupun semi sintetis. Zat ini memicu beberapa efek seperti penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menyebabkan
ketergantungan.

2.Pengertian Psikotropika dan Penggolongannya

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada
aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika
menurut undang-undang tersebut, tetapi setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang
narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Dengan
demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut psikotropika golongan III
dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk psikotropika antara lain:

1. Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik
(karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang
beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether dan
sebagainya.
2. Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin,
Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic
Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.

Jenis Psikotropika juga sering dikaitkan dengan istilah Amfetamin, di mana Amfetamin ada 2 jenis
yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan nama ekstasi. Nama lain fantacy pils, inex.
Kemudian jenis lain adalah Metamfetamin yang bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat
mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat.
 Psikotropika golongan 1,sama seperti narkotika golongan I, psikotropika golongan I juga
hanya dapat digunakan demi tujuan ilmu pengetahuan. Namun, psikotropika golongan ini
memiliki potensi yang besar untuk menyebabkan ketergantungan. Beberapa contohnya adalah
brolamfetamina, mekatinona, tenamfetamine.
 Psikotropika golongan 2 juga bisa digunakan terbatas untuk tujuan medis, dan boleh dipakai
dalam terapi dan/atau tujuan ilmu pengetahuan. Namun penggunaannya benar-benar harus
hati-hati karena zat-zat ini berpotensi sangat tinggi untuk menyebabkan ketergantungan.
Jenisnya antara lain amfetamin, sekobarbital, dan zipeprol.
 Golongan 3 umumnya digunakan untuk tujuan medis dan kerap digunakan untuk tujuan terapi
dan/atau demi tujuan ilmu pengetahuan. Zat-zat ini memiliki potensi sedang dalam
menyebabkan ketergantungan. Beberapa contohnya antara lain amobarbital, katina, serta
pentazocine.
 Psikotropika golongan 4 juga bermanfaat dalam pengobatan dan golongan ini juga sangat luas
digunakan dalam terapi dan memiliki potensi ringan untuk menyebabkan ketergantungan.

Meski sama-sama bermanfaat untuk medis dan diperbolehkan untuk dikembangkan untuk
tujuan penelitian, namun keduanya sangat mungkin untuk disalahgunakan. Jika digunakan secara
asal dan untuk tujuan rekreatif, maka keduanya dapat dapat merugikan kesehatan penggunanya.

3.Motif penyalahgunaan

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian
meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan
bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini
adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar,
yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba
sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja. Ada 2 motif penyalahgunaan diantara-nya
:

a. Rekreasional

Narkoba menjadi salah satu alat yang digunakan oleh pasangan suami-istri yang mengalami
depresi atau trauma akibat perceraian dan kehilangan hak asuh anak. Selain itu, narkoba dijadikan
sebagai alat untuk melupakan trauma akibat kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh
anggota keluarga atau pasangan intim.[10] Jenis narkoba yang digunakan untuk memberi efek
rekreasi ialah ganja dan ekstasi. Rasa senang dihasilkan oleh ganja sedangkan rasa bersemangat
dihasilkan oleh ekstasi. Konsumsi narkoba jenis ganja dan ekstasi untuk rekreasi juga terjadi akibat
trauma yang menyebabkan menurunnya kesehatan jiwa dan tidak adanya bantuan untuk mengatasi
dan keinginan untuk menyembuhkannya.

b. Doping

Penyalahgunaan narkoba juga dimotivasi oleh efek doping yang dapat menambah kapasitas fisik
seseorang ketika melakukan pekerjaan. Penggunaan doping sebagian besar dilakukan oleh para
perempuan yang memiliki peran ganda dalam rumah tangga. Jenis narkoba yang dikonsumsi
umumnya ialah shabu-shabu. Dengan mengonsumsi shabu-shabu, para pengguna narkoba dapat fokus
kerja berjam-jam sekaligus mengurus rumah dan anak setelah pulang kerja.

Banyak faktor yang masih terus berkembang dan harus menjadi perhatian dalam kehidupan seorang
yang melatar belakangi mereka untuk menggunakan narkotika dan psikotropika diantaranya adalah:

1. Latar belakang riwayat keluarga membuka peluang bagi seseorang melampiaskannya pada
narkoba

Kondisi keluarga yang kurang harmonis bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya
penyalahgunaan narkoba pada seorang. Keterbatasan ruang untuk mengekspresikan diri dalam
lingkungan keluarga dijadikan satu alasan besar bagi seseorang untuk berteman dengan narkoba.
Seseorang memiliki anggapan bahwa bila dunia tak peduli dengannya, mengapa dirinya harus
peduli. Melakukan hal sesuka hati menjadi jawaban mereka untuk mendapatkan kebebasan dan
kesenangan sesaat.

2. Keliru memilih pergaulan dan lingkungan sosial

Hampir 40 persen faktor penyalahgunaan narkoba diakibatkan oleh pergaulan yang kurang
sehat. Keliru dalam memilih sebuah pergaulan memudahkan seseorang jatuh dalam jerat narkoba.
Biasanya, seseorang hanya memikirkan kesenangan tanpa mempertimbangkan konsekuensi yang
akan diterima.

3. Berada pada situasi sulit hingga mengalami depresi dan kecemasan

Seseorang yang tengah dirundung masalah berada pada kondisi yang sulit untuk berpikiran
jernih. Terlebih lagi, tingkat emosional nya masih tidak stabil sehingga mencari jalan pintas pun
dirasa menjadi sebuah solusi yang paling tepat. Makanya tak heran, bila keinginan untuk mencoba
hal-hal baru termasuk yang negatif seperti menggunakan narkoba semakin besar bila sedang
mengalami depresi maupun kecemasan berlebih.

4. Menurunnya rasa percaya diri akibat traumatis mendalam


Tak hanya orang dewasa, remaja juga kerap mengalami permasalahan yang berat hingga tak
tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Makanya gak heran bila remaja mudah sekali mengalami
traumatis mendalam. Trauma pada remaja terbagi atas beberapa aspek, misalnya pikiran,
psikologis, dan mental. Contohnya dikucilkan dari lingkungan sosial, kehilangan orangtua,
kejahatan seksual, maupun kasus-kasus lainnya. Bila tidak didampingi, remaja akan dengan
sangat mudah mengakrabkan diri dengan narkoba.

Selain faktor-faktor motif penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika ,berikut beberapa efek
samping dari penyalahgunaan psikotropika adalah:

1.Stimulan: Efek yang sering dialami oleh pemakai adalah persepsinya bmenjadi berubah dan me
rasakan halusinasi yang berelebihan.

2.Depresan: Efek tenang yang dihasilkan disebabkan karena zat tersebut menekan kerja sistem
saraf pusat. Jika digunakan secara berlebihan, penggunanya bisa tertidur terlalu lama dan tidak
sadarkan diri.

3.Halusinogen: Pemakaian zat tersebut memberikan efek halusinasi bagi penggunanya serta
merubah perasaan secara drastis. Efek buruk dari penyalahgunaannya bisa menimbulkan
kecanduaan yang mengarah pada kematian jika sudah mencapai level parah.Contoh zat yang
memberikan efek halusinogen salah satunya adalah ganja

4.Dampak dari Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika

Ketergantungan zat yang merupakan dampak dari penyalahgunaan narkotika sering dianggap
sebagai sebuah penyakit. Zat kimiawi yang terdapat pada narkotika menyebabkan terjadinya
pengangkatan kelenjar seks (kelenjar gonad, testis pada pria dan ovarium pada wanita) dalam jaringan
antara (intestrical tissues) gonad, zat-zat kimia khusus telah diproduksi akan terbawa oleh aliran darah
yang akan mengisi bagian-bagian tertentu dari sistem syaraf pusat dengan ketergantungan seksual.

Penyalahgunaan narkotika sendiri secara biologis dapat mempengaruhi fungsi seksual. Ada
beberapa jenis narkotika yang dapat merangsang nafsu seksual. Yang pertama, amfetamin dapat
meningkatkan reaksi seksual bila digunakan dalam dosis rendah. Temuan tersebut dapat diartikan
bahwa para penyalahguna ketiga jenis narkotika akan cenderung melampiaskan nafsu seksualnya
setelah mengkonsumsi zat tersebut. Yang kedua, metamphetamine merupakan narkotika golongan
stimulan yang memiliki sifat meransang sistem saraf pusat, merangsang fungsi tubuh, meningkatkan
kegairahan secara berlebihan dan mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas
kemampuannya.[15] Transformasi stimulus fisiologis yang muncul dalam proses seksual
menyebabkan fenomena intoksisasi dan pengekangan (abslinence) yang ditimbulkan oleh kebiasaan
individu dalam menggunakan zat-zat beracun seperti narkotika dan sejenisnya yang menghasilkan
kenikmatan sementara.

Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari zat psikotropika itu sendiri terdiri dari candu,
heroin, dan ganja dapat menyebabkan syaraf terganggu dan menimbulkan ketagihan yang berakhir
dengan kematian. kokain dapat menimbulkan rasa takut berlebih dan depresi hebat, dan morfin
menimbulkan rasa ngantuk, gangguan pernapasan, bahagia berlebih, dan kematian.Pil ekstasi
menimbulkan rasa lelah,kemudian barbiturat menimbulkan mudah tertidur lelap dan kematian.

Pada pemakaian dengan dosis yang berlebih atau yang dikenal dengan istilah over dosis (OD) bisa
mengakibatkan kematian. Walaupun sudah banyak penelitian yang membuktikan hal tersebut tetapi
masih banyak orang yang masih menggunakannya. Secara psikososial penyalahgunaan narkotika akan
mengubah seseorang menjadi pemurung, pemarah, pencemas, depresi, paranoid, dan mengalami
gangguan jiwa, menimbulkan sikap masa bodoh, tidak peduli dengan norma masyarakat, hukum, dan
agama, serta dapat mendorong melakukan tindak kriminal seperti mencuri, berkelahi dan lain-lain.
Efek lain yang akan dirasakan pengguna narkoba seperti air mata berlebihan, cairan hidung
berlebihan, pupil mata melebar, keringat berlebihan, mual, muntah, diare, bulukuduk berdiri, menguap
terlalu sering, tekanan darah naik, jantung berdebar, insomnia (tak bisa tidur), mudah marah,
emosional, serta agresif.

5.Ancaman Narkotika dan Psikotropika dan Cara Pencegahannya

Harus disadari bahwa masalah penyalahgunaan narkotika adalah suatu problema yang sangat
kompleks, perlu adanya dukungan dari semua pihak agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan dari
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Semuanya sangat tergantung
pada partisipasi semua pihak baik aparat keamanan, keluarga, lingkungan tempat tinggal, instansi
sekolah terutama pemerintah, termasuk di Kementerian Pertahanan. Ini salah satu alasan mengapa
narkotika menjadi ancaman nyata bagi bangsa Indonesia. Oleh karenanya, narkotika merupakan salah
satu bentuk kejahatan atau tindak pidana yang disepakati yang akan merusak ketahanan nasional dan
pertahanan negara.Semoga kita semakin sadar akan bahaya nyata narkotika bagi pribadi, keluarga dan
lingkungan. Setiap orang dapat terjerat dalam lingkungan narkotika.ancaman dari narkotika dan
psikotropika.

Ancaman dari narkotika dan psikotropika adalah serius dan beragam, termasuk:

1.Kesehatan Individu: Penggunaan narkotika dan psikotropika dapat merusak kesehatan fisik dan
mental seseorang. Ini bisa menyebabkan ketergantungan, overdosis, gangguan mental, dan bahkan
kematian.
2.Gangguan Sosial: Penggunaan narkotika dapat mengganggu kehidupan sosial, seperti masalah
dalam hubungan, kehilangan pekerjaan, dan permasalahan hukum.

3.Keamanan Masyarakat: Perdagangan narkotika seringkali terkait dengan kejahatan, seperti


perdagangan senjata, pencucian uang, dan konflik antar geng.

4.Kerusakan Ekonomi: Penggunaan narkotika dapat mengganggu produktivitas dan stabilitas


ekonomi, baik pada tingkat individu maupun negara.

5.Kesejahteraan Keluarga: Narkotika dapat merusak keluarga dengan menciptakan ketidakstabilan,


ketidakharmonisan, dan kekerasan dalam rumah tangga.

6.Penyalahgunaan Anak: Anak-anak dapat menjadi korban penyalahgunaan narkotika oleh orang tua
atau perawat.

7.Penyebaran Penyakit: Penggunaan narkotika intravena dapat menyebabkan penyebaran penyakit


menular, seperti HIV dan Hepatitis C.

8.Kerusakan Lingkungan: Produksi narkotika seringkali merusak lingkungan alam, termasuk


pencemaran tanah dan air.

Pencegahan terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika melibatkan pendekatan


komprehensif yang mencakup edukasi, pengawasan, penegakan hukum, rehabilitasi, serta
pembangunan komunitas yang sehat dan terlibat. Upaya ini harus melibatkan berbagai pihak,
termasuk pemerintah, lembaga sosial, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu,
perlu juga diadakan pengawasan yang ketat terhadap produksi, distribusi, dan penggunaan zat-zat
terlarang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, S. (2012). “Dampak Narkotika pada Psikologi dan Kesehatan Masyarakat” (PDF). Jurnal
Health And Sport.

Eleanora, F. N. (2011). “Bahaya Penyalahgunaan Narkoba serta Usaha Pencegahan dan


Penanggulangannya (Suatu Tinjauan Teoritis)” (PDF). Jurnal Hukum.

Harbia, H., Multazam, A., &, Asrina, A. (2018). “Dampak Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) terhadap Perilaku Seks Pranikal”.

Hasni H., &, Syukur M. (2019). “Dampak Penyalahgunaan Narkoba pada Remja di Desa Dongi,
Kecamatan Pituriawa, Kabupaten Sidenreng Rappang”. Jurnal Sosialisasi: 69.

Humas, BNN (2019-01-07). “Pengertian Narkoba dan Bahaya Narkoba Bagi Kesehatan”. Badan
Narkotika Nasional Republik Indonesia.
Kholik, S., Mariana, E. R., &, Zainab, Z. (2014). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan
Narkoba Pada Klien Rehabilitasi Narkoba di Poli Napza RSJ Sambang Lihum”. Jurnal Skala
Kesehatan.

Murtiwidayanti, S. Y. (2018). “Sikap dan Kepedulian Remaja dalam Penanggulangan Penyalahgunaan


Narkoba” . Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial.

Nawangsih, P. R. S., &, Sari, P. R. (2016). “Stres pada mantan pengguna narkoba yang menjalani
rehabilitasi” . Jurnal psikologi undip.

Reza, I. F. (2016). “Peran Orang Tua dalaam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba pada
Generasi Muda”. Jurnal Psikologi Islami.

Sawitri, Harvina (2018). Determinan Berhenti pada Narkoba Suntik . Lhokseumawe: Unimal Press.

Septi A., P., dan Misero, Y. (2020). Penggunaan Narkotika pada Perempuan . Jakarta Selatan:
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat.

Suryawati, S., Widhyharto, D. S., dan Koentjoro (Ed) (2015). UGM Mengajak: Raih Prestasi Tanpa
Narkoba (PDF). Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Anda mungkin juga menyukai