Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ANALISIS KASUS

“MASALAH NARKOBA”

NAMA KELOMPOK 6 :

1. Titin Saputri (30902000216)


2. Tri Utamingsih (30902000217)
3. Vani Meliyana Putri (30902000218)
4. Vina Hadi Kusumarini (30902000219)
5. Violita Nur Aisa. (30902000221)
6. Vira Vebirina (30902000223)
7. Wachida Sovia Indra S (30902000224)
8. Siti Fatimah (30902000250)
9. Vina Helmaliya Anas (30902000220)

DOSEN PENGAMPU : DINI AMALIA FITRI, SH., MH

MATA KULIAH : PANCASILA

KELAS :C

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “MASALAH NARKOBA” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari ibu Dini Amalia Fitri, SH., MH, pada bidang studi Pancasila.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Narkoba bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dini Amalia Fitri, SH.,
MH, selaku dosen bidang studi Pancasila yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 12 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................5
C. TUJUAN......................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
A. Pengertian narkoba atau narkotika................................................................................6
B. Jenis narkoba atau narkotika.........................................................................................6
C. Bahaya dan dampak narkoba bagi kesehatan................................................................7
D. Kasus narkoba..............................................................................................................8
E. Penyelesaian kasus.......................................................................................................9
F. Upaya mencegah narkoba...........................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Beberapa tahun terakhir ini penyalahgunaan narkotika dan obat-obat


berbahaya di Indonesia telah menjadi masalah yang serius dan telah mencapai
masalah keadaan yang memperihatinkan sehingga menjadi masalah nasional.
Korban dari penyalahgunaan narkoba telah meluas, sehingga melampaui
batas-batas strata sosial, umur, jenis kelamin. Tidak hanya perkotaan, korban
penyalahgunaan narkoba juga merambah sampai pedesaan dan melampaui
batas negara yang akibatnya sangat merugikan perorangan, masyarakat,
negara, khususnya generasi muda. Bahkan dapat menimbulkan bahaya lebih
besar lagi bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya
akan melemahkan ketahanan nasional.
Penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini telah sampai pada titik
yang menghawatirkan. Berdasarkan data yang dihimpun Badan Narkotika
Nasional, jumlah kasus narkoba mengalami peningkatan dari sebanyak 3.478
kasus pada tahun 2000 menjadi 8.401 pada tahun 2004, atau meningkat sekitar
28,9% pertahun. Jumlah angka atas tindak kejahatan narkoba juga meningkat
dari 4.955 pada tahun 2000 menjadi 11.315 kasus pada tahun 2004. Data baru
sampai juni 2005 saja menunjukkan kasus itu meningkat tajam. Sekarang
terdapat sekitar 3,2 juta pengguna narkoba yang ada di Indonesia, secara
nasional dari total 111.000 tahanan, 30% karena kasus narkoba, kasus narkoba
yang tejadi telah menembus batas gender, kelas ekonomi bahkan usia.
Karena peredaran narkotika di masyarakat dan besarnya dampak buruk
serta kerugian, baik kerugian ekonomi maupun kerugian sosial yang
ditimbulkannya membuka kesadaran oleh berbagai kalangan untuk
menggerakkan ‟perang‟ terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya
(narkoba). Di bidang hukum, pada tahun 1997, pemerintah mengeluarkan dua
Undang-Undang yang mengatur tentang narkoba, yaitu Undang–undang
Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang–undang Nomor 22
Tahun 1997 tentang Narkotika, yang memberikan ancaman hukuman yang
cukup berat baik bagi produsen, pengedar, maupun pemakainya. Ketentuan
pidana pada Undang–undang Psikotropika diatur dalam Pasal 59 sampai
dengan Pasal 64, sedangkan pada Undang–Undang Narkotika diatur dalam
Pasal 78 sampai dengan Pasal 99. Pengelompokan kejahatan pada Undang–
undang Narkotika dan Psikotropika pada dasarnya tidak berbeda, yaitu
kejahatan yang menyangkut produksi, peredaran, penguasaan dan
penggunaan.
Permasalahan narkoba yang terjadi di Indonesia bersifat urgen dan
kompleks. Pengguna narkoba narkoba memiliki alasannya sendiri, diantaranya
anggapan jika memakai narkoba orang akan menilai dirinya hebat, dewasa,
mengikuti mode, dan sebagainya.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan merumuskan masalah


yang akandibahas dalam makalah ini sebagai berikut :
a. Pengertian narkoba
b. Jenis narkoba atau narkotika
c. Penyebab dan faktor menggunakan narkoba
d. Contoh kasus narkoba
e. Penyelesaian kasus
f. Upaya mencegah narkoba

C. TUJUAN

Dalam penyusunan makalah ini tentu adanya tujuan, untuk melengkapi


laporan ini kami akan memberikan tujuan dalam penyusunan makalah ini
yaitu :
 Memberikan pengetahuan dan informasi mengenai bahaya narkoba
dan efek yang ditimbulkan.
 Agar dapat belajar cara mencegah maupun menghindar dari narkoba
dan lebih memahami apa bahaya yang dapat di timbulkan oleh
narkoba tersebut sehingga mereka dapat menjauh dari narkoba.
 Memberikan alasan yang luas mengenai narkotika dan jenis-jenis
narkotika.
 Menyadarkan agar menjauhkan diri dari narkotika karna begitu
bahayanya narkotika untuk kesehatan tubuh manusia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian narkoba atau narkotika

Narkotika adalah zat atau salah satu obat baik yang memiliki beberapa
sifat, sepeti sifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang dapat
menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
Sedangkan dalam UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa
narkotika merupakan zat buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang
memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta menyebabkan
kecanduan.
Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika
pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan utama dari zat-zat tersebut adalah
sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan ketenangan. Jika tidak
digunakan dengan bijak, tentu saja akan terkena sanksi hukum.

B. Jenis narkoba atau narkotika

Menurut UU tentang narkotika, berdasarkan pada risiko ketergantungan


jenis narkotika dibagi menjadi menjadi 3 golongan.
 Narkotika Golongan 1
Narkotika yang termasuk golongan 1 adalah ganja, opium, dan
tanaman koka. Narkotika golongan 1 ini berbahaya jika dikonsumsi
karena akan beresiko tinggi menimbulkan efek kecanduan atau
ketergantungan.
 Narkotika Golongan 2
Narkotika golongan 2 dapat dimanfaatkan untuk pengobatan
asalkan sesuai dengan resep yang diberikan dokter. Narkotika
golongan ini kurang lebih memiliki 85 jenis, beberapa diantaranya
adalah Morfin, Alfaprodina, dan lain-lain. Golongan 2 juga dapat
berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan.
 Narkotika Golongan 3
Dan yang terakhir, narkotika golongan 3 memiliki risiko
ketergantungan yang cukup ringan diantara golongan 1 dan golongan
2. Narkotika dari golongan 3 ini dapat dimanfaatkan untuk pengobatan
serta terapi.

Berdasarkan pada bahan pembuatnya, jenis narkotika dibagi menjadi


tiga, yaitu

 Narkotika Jenis Sintetis


Narkotika jenis sintetis didapatkan dari proses pengolahan
yang rumit. Narkotika jenis sintesis biasanya dimanfaatkan untuk
keperluan pengobata. Selain pengobatan narkotika jenis ini juga
dimanfaatkan untuk penelitian. Contoh dari narkotika yang bersifat
sintetis ialah Amfetamin, Metadon, Deksamfetamin, dan sebagainya
 Narkotika Jenis Semi Sintetis
Narkotika jenis semi sintesis diolah menggunakan bahan utama
berupa narkotika alami yang kemudian di isolasi dengan cara di
ekstraksi atau dapat juga memakai proses lainnya. Contoh narkotika
dari jenis ini adalah Morfin, Heroin, Kodein, dan lain-lain.
 Narkotika Jenis Alami
Contoh dari narkotika yang bersifat alami dan dapat digunakan
melalui proses sederhana adalah jenis Ganja dan Koka. Karena
kandungan narkotika yang masih kuat, narkotika jenis alam tidak
diperbolehkan untuk dijadikan obat. Narkoba jenis ini sangat
berbahaya dan dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan jika
disalahgunakan. Salah satu akibat fatal jika mengkonsumsinya adalah
kematian.

C. Bahaya dan dampak narkoba bagi kesehatan

 Dehidrasi
Bila narkotika disalahgunakan akan menyebabkan
berkurangnya keseimbangan elektrolit dan badan akan kekurangan
cairan. Jika terus tejadi maka akan menyebabkan tubuh kejang-kejang,
berhalusinasi, perilaku akan lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian
dada. Dampak dehidrasi ini akan menyebabkan kerusakan pada otak
jika tejadi dalam jangka waktu yang panjang.
 Halusinasi
Efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba adalah
berhalusinasi. Tidak hanyahalusinasi, dalam penggunaan dosis
berlebih juga dapat menyebabkan muntah, mual, rasa takut yang
berlebihan, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian narkoba
berlangsung lama, akan berakibatk lebih buruk seperti gangguan
mental, depresi, serta kecemasan terus-menerus.
 Menurunnya Tingkat Kesadaran
Efek dari penggunaan obat-obatan yang berlebihan akan
membuat tubuh terlalu rileks hingga kesadaran yang berkurang drastis.
Beberapa kasus dari pengguna adalah tidur terus menerus dan tidak
susah untuk bangun. Hilangnya kesadaran tersebut akan membuat
keseimbangan tubuh terganggu, seperti orang linglung, dan terjadi
perubahan perilaku.
 Kematian
Dampak dari mengkonsumsi narkoba yang paling buruk terjadi
jika si pemakai menggunakan dalam dosis yang tinggi atau yang
dikenal dengan overdosis yang akan menyebabkan tubuh kejang-
kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan kematian.
 Gangguan Kualitas Hidup
Penggunaan obat-obatan juga dapat mempengaruhi kualitas
hidup misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja, mengalami masalah
ekonomi, hingga harus berurusan dengan hukum jika terbukti
mengkonsumsinya.

D. Kasus narkoba

Polisi di Surabaya Tangkap Komplotan Pemasok Narkoba, Sita Sabu-


Sabu 1,5 Kg
Liputan6.com, Jakarta - Aparat Kepolisian Resor Kota Besar
(Polrestabes) Surabaya menangkap anggota komplotan pemasok narkotika,
psikotropika dan obat terlarang (narkoba) ke Pulau Madura, Jawa Timur.
Wakil Kepala Satuan Reserse Narkoba
Polrestabes Surabaya Komisaris Polisi (Kompol) Heru Dwi Purnomo
menuturkan, empat pelaku dari komplotan pemasok narkoba tersebut
ditangkap di sejumlah tempat berbeda wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur.
“Dua pelaku di antaranya kami lumpuhkan kakinya dengan tembakan
karena berupaya melarikan diri saat hendak ditangkap,” ujar dia, seperti
dikutip dari Antara, Rabu (11/11/2020).
Kedua pelaku pemasok narkoba yang ditembak kakinya masing-
masing berinisial AS, usia 29 tahun, warga Kota Surabaya dan JN (30),
warga Sidoarjo. Pelaku lainnya yang ditangkap adalah KU (29) dan Ma
(25), keduanya warga Sidoarjo.
Kompol Heru menuturkan, dua pelaku dari komplotan pemasok
narkoba yang pertama kali ditangkap adalah KU dan Ma. Polisi kemudian
mengembangkan penyelidikan hingga akhirnya menangkap pelaku AS dan
JN.

E. Penyelesaian kasus

Represif
Program ini merupakan suatu instansi dari pemerintah yang
berkewajiban untuk mengawasi dan mengendalikan produksi maupun
distribusi narkoba bagi para produsen, bandar, pengedar dan pemakai
narkoba secara hukum. Selain itu, represif juga berupa penindakan terhadap
pemakai yang melanggar undang-undang tentang narkoba. polisi,
Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),
Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan adalah instansi yang berperan
dalam program ini. Peran serta masyarakat dibutuhkan untuk berpartisipasi,
termasuk LSM yang paling tidak melaporkan segala hal yang berhubungan
dengan kegiatan yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba di
lingkungannya. Untuk memudahkan partisipasi masyarakat tersebut, polisi
harus ikut aktif menggalakkan pesan dan ajakan untuk melapor ke polisi
bila melihat kegiatan penyalahgunaan narkoba. Cantumkan pula nomor dan
alamat yang bisa dihubungi sehingga masyarakat tidak kebingungan bila
hendak melaporkan kegiatan penyalahgunaan narkoba.
Peran dari para orangtua, guru, tokoh masyarakat, tokoh agama,
kelompok remaja dan LSM di masyarakat, dalam pencegahan narkoba
sangat penting, diantaranya:
1. Peran remaja
a. Dilatih keterampilan.
b. Melakukan kegiatan positif untuk mengisi waktu luang seperi
kegiatan olahraga, kesenian dan lainlain.
2. Peran orangtua
a. Menciptakan rumah yang sehat, serasi, harmonis, cinta, kasih
sayang dan komunikasi terbuka antar anggota keluarga.
b. Mengasuh, mendidik anak dengan baik.
c. Menjadi contoh yang baik kepada anggota keluarga.
d. Mengikuti jaringan orang tua.
e. Menyusun peraturan keluarga tentang narkoba.
f. Menjadi pengawas yang baik terhadap keluarga.
3. Peran Tokoh Masyarakat
a. Ikut serta dalam pengawasan narkoba dan pelaksanaan Undang-
undang.
b. Mengadakan penyuluhan, seperti kampanye pencegahan tentang
penyalahgunaan narkoba.
c. Merujuk korban narkoba ke tempat pengobatan.
d. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir program untuk
mencegah penyalahgunaan narkoba.

Masyarakat juga mempunyai peran penting didalam usaha untuk


mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan narkoba. Tokoh masyarakat
setempat dapat melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Pahami masalah dari penyalahgunaan narkoba, pencegahan dan
penanggulangannya.
2. Amati situasi dan kondisi dari lingkungan.
3. Galang potensi dari masyarakat yang dapat membantu pelaksanaan
penanggulangannya,
4. terutama orangtua, para remaja, sekolah, organisasi-organisasi sosial
dalam masyarakat di sekitar lingkungan.
5. Arahkan, dorong dan kendalikan gerakan masyarakat tersebut.

Strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba di masyarakat dapat


dilakukan melalui berbagai langkah-langkah, seperti
a. Pelatihan dan Pendidikan
Membuat perencanaan dan melaksanakan kursus pelatihan
untuk berbagai kelompok masyarakat tentang strategi-strategi
pencegahan, keterampilan mengasuh anak, pelatihan kerja untuk
anak-anak remaja dan lain-lain.
b. Kebijakan dan Peraturan
Masyarakat atau pemerintah setempat perlu membuat
kebijakan dan peraturan mengenai penanggulangan dan pencegahan
narkoba.
c. Kegiatan Kemasyarakatan
Tokoh masyarakat setempat dapat mendorong dan
menggerakkan masyarakat terutama para remaja untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang positif, dan kegiatan kemasyarakatan.
d. Promosi Hidup Sehat
Tokoh masyarakat setempat dapat membuat suatu program
sebagai sarana pengembangan pada hidup sehat seperti senam,
olahraga, dll.
e. Sistem Rujukan
Tokoh masyarakat dapat membantu masyarakat yang rawan
atau korban narkoba untuk mendapatkan pelayanan pengobatan,
perawatan atau rehabilitasi sosial melalui sistem rujukan atau tata
cara yang disepakati.
Pembentukan kelompok konseling sebagai relawan oleh para
tokoh masyarakat atau organisasi sosial masyarakat juga dapat
dilakukan untuk memberikan konsultasi/konseling kepada warga
atau remaja-remaja yang memiliki masalah pribadi atau telah
menjadi korban narkoba.
f. Organisasi
Menetapkan prosedur hubungan kerjasama antara organisasi
sosial masyarakat yang satu dengan yang lainnya dan dengan tokoh
masyarakat sangat penting untuk melancarkan dan meningkatkan
sistem penanggulangan dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di
lingkungannya. Selain pengguna narkoba menjadi tidak produktif,
kehadiran pengguna narkoba di lingkungan masyarakat juga amat
membebani bahkan menghancurkan kehidupan keluarga,
mengancam keamanan lingkungan, dan memicu aksi-aksi kejahatan
di masyarakat. Karena masalah tersebut, masyarakat benar-benar
cemas dan merasa muak dan mulai perang melawan narkoba.

F. Upaya mencegah narkoba

1. Jangan pernah mencoba untuk menggunakan narkotika, kecuali


karena alasan medis atau dokter.
2. Mengetahui berbagai macam dampak buruk bagi pengguna narkoba.
3. Memilih teman sepergaulan yang baik dan jauhi pergaulan yang
berpotensi menyalahgunakan narkotika.
4. Melakukan kegiatan yang positif dan ikut serta dalam kegiatan
organisasi yang memberikan pengaruh positif.
5. Selalu ingat dengan ancaman hukuman jika menyalahgunakan
narkoba, apalagi bagi mengedarkan narkoba.
6. Menggunakan waktu dan tempat yang aman seperti banyak
menghabiskan waktu bersama keluarga.
7. Mencari jalan keluar yang baik dan jangan jadikan narkoba sebagai
jalan pelarian jika memiliki masalah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik


beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Kewenangan penetapan represif bagi pelaku pemasok atau pengedar
Narkotika merupakan kewenangan dari hakim dan penyidik baik itu
penyidik BNN maupun penyidik kepolisian.
2. Hambatan yang ditemukan dalam proses represif berasal dari peran
serta masyarakat dibutuhkan untuk berpartisipasi, termasuk LSM yang
paling tidak melaporkan segala hal yang berhubungan dengan kegiatan
yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba di lingkungannya..

B. Saran

Kasus dari penyalahgunaan narkotika di Indonesia ini semakin hari


semakin memprihatinkan. Pemerintah telah berusaha menanggulangi masalah
narkotika ini dengan membentuk suatu badan yang khusus menangani
masalah Narkotika yaitu BNN (Badan Narkotika Nasional) yang mampu
menekan permasalahan di bidang narkotika. Pada kenyataannya keberadaan
BNN dirasa kurang efektif. Kurangnya keefektifitasan BNN ini tak lepas dari
kurangnya pemahaman masyarakat tentang tujuan, fungsi, kewenanangan dan
tugas dari BNN. Selain itu masyarakatpun masih kurang mengerti tentang
kualifikasi kasus yang seperti apa yang masuk dalam penanganan BNN
karena seperti kita ketahui kasus Narkotika juga dapat ditangani oleh
kepolisian. Satu contoh lagi adalah ketidaktahuan masyarakat tentang wajib
lapor bagi pecandu Narkotika.
Berdasarkan fakta-fakta yang ada di tengah masyarakat maka penulis
mempunyai masukan agar BNN selaku badan yang menangani masalah
Narkotika untuk lebih medekatkan diri kepada masyarakat dengan cara :
1. Memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang Narkotika dan
keberadaan BNN di lembaga-lembaga pendidikan.
2. Memberikan pengarahan tentang narkotika dan BNN di setiap wilayah
terpencil di Indonesia.
3. Mengadakan kerja sama dengan pihak negeri maupun swasta untuk
memberikan pengarahan di setiap instansi.
4. Di setiap Kabupaten dan Kotamadya di seluruh wilayah Indonesia
dibangun fasilitas rehabilitasi yang layak dan memadai.
DAFTAR PUSTAKA

https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/
(Diakses 12 november 2020)

https://www.liputan6.com/tag/narkoba (Diakses 12 november 2020)

http://pn-karanganyar.go.id/main/index.php/berita/artikel/997-pencegahan-
penyalahgunaan-narkotika (Diakses 12 november 2020)

https://dinp3ap2kb.slemankab.go.id/2016/02/cara-pencegahan-
penyalahgunaan-narkoba/ (Diakses 12 november 2020)

Anda mungkin juga menyukai