Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENJASORKES

D
I
S
U
S
U
N
Oleh : Cristian Totti Roniasi Pangaribuan
Kelas : X MIA 3

SMA NEGERI 3 MEDAN


PENANGGULANGAN PENYALAHAN NARKOTIKA DI INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kasih-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PENANGGULANGAN
PENYALAHAN NARKOTIKA DI INDONESIA ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas guru pada
pelajaran penjasorkes mengenai Pendidikan Kesehatan tentang Penyakit Menular. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Narkoba atau Narkotika bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Suyono S.Pd, M.Or, selaku guru mata
pelajaran Penjasorkes yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Walaupun
mungkin terdapat kesalahan dan kekurangannya, penulis sebagai manusia biasa yang tak
terlepas dari kesalahan dan kekurangan, sangat mengharapkan bimbingan dan kritik dari
berbagai pihak, dengan harapan penulis dapat menyempurnakan segala kesalahan dan
kekurangan dari makalah ini. Karena topik ini masih bisa berubah dari cara mengatasi dan
lainnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan makalah ini kita semua Rakyat Indonesia dapat
paham dan mencegah hal-hal yang dapat merusak masa depan dan generasi bangsa

Medan, 19 Mei 2020

Cristian Totti Roniasi Pangaribuan

X MIA - 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..3

BAB I : PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG………………………………………………….4
 IDENTIFIKASI MASALAH………………………………………….5
 BATASAN MASALAH………………………………………………..5
 RUMUSAN MASALAH……………………………………………….6
 TUJUAN MASALAH………………………………………………….6

PEMBAHASAN : KAJIAN TEORI

 PENGERTIAN TEORI..…………………………………………...7-10
 HAKIKAT TEORI………………………………………………..11-13

KESIMPULAN………………………………………………………...….14-15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………16

3
BAB I

PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG

Narkotika sering disingkat dengan sebutan NAZA (Narkotika dan Zat Adiktif)/NAPZA
(Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Psikotropika dan narkotika digolongkan
ke dalam obat-obatan atau zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan bila pemakaiannya
disalahgunakan. Oleh karena itu, ketentuan mengenai produksi, pengadaan, peredaran, serta
penyaluran ekspor dan impor obat-obat tersebut diatur dalam undang-undang. Perkataan
narkotika berasal dari bahasa Yunani “narke” yang artinya terbius sehingga tidak merasakan
apa-apa. Narkotika atau sering diistilahkan dengan “drug” adalah sejenis zat yang bisa
menimbulkan pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke
dalam tubuh. Dalam hukum positif, narkotika/narkoba secara terminologi adalah setiap zat
yang apabila dikonsumsi akan merusak fisik dan akal, bahkan terkadang membuat orang
menjadi gila atau mabuk. Hal yang demikian dilarang oleh undang-undang, seperti: ganja,
opium, morpin, heroin, dan kokain. Secara etimologis, narkotika atau narkoba berasal dari
bahasa Inggris narcose atau narcosis yang berarti menidurkan dan pembiusan.
Penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya lainnya (Narkoba) mempunyai dimensi yang
luas dan kompleks, baik dari sudut medik, psikiatrik (kedokteran jiwa), kesehatan jiwa,
maupun psikososial ekonomi, politik, sosial-budaya, kriminalitas, dan sebagainya.
Ketergantungan terhadap narkotika dapat menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan
rohani, yang lebih jauh dari pada itu dapat menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan
sampai pada kematian. Sebagai makhluk yang mempunyai akal sehat, dan beriman,
seharusnya manusia mampu menghindarkan diri dari penyalahgunaan narkotika. Selain
menimbulkan gangguan kesehatan, narkotika dapat merusak hubungan keluarga, menurunkan
kemampuan belajar, ketidak mampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk, perubahan perilaku menjadi antisosial, gangguan kesehatan, menurunkan
produktivitas kerja secara drastis, kriminalitas, dan tindak kekerasan lainnya. Narkotika dan
zat adiktif lainya merupakan masalah endemik dalam masyarakat modern, penyakit kronik
yang berulang kali kambuh. Hingga sekarang belum ditemukan upaya penanggulangan secara
universal memuaskan, baik dari sudut prevensi, terapi,maupun rehabilitasi masalah ini.
Peredaran narkotika di Indonesia, dilihat dari aspek yuridis, adalah sah keberadaannya.
Peraturan ini hanya melarang terhadap penggunaan narkotika tanpa izin oleh undang-undang.

4
 IDENTIFIKASI MASALAH

Dari informasi yang berasal dari latar belakang masalah tadi, kita dapat mengidentifikasi
permasalahan, yakni

- Narkotika sering digunakan dalam bidang kesehatan.

- Bahayanya dari narkoba/narkotika itu sendiri akibat dari penyalahgunaan

- Penanggulangan untuk memutuskan mata rantai pengguna narkoba


kurang efektif yang dilakukan oleh pemerintah.

- Penyalahgunaan atau kecanduan narkoba banyak terjadi di kalangan


remaja

 BATASAN MASALAH

Makalah ini membahas akan tentang deskripsi tentang narkoba, jenis-jenis narkoba yang
dikonsumsi di masyarakat, pencegahan agar tidak banyak kecanduan, karena jika
kecanduan banyak sekali keburukan yang dirasakan baik pencandu dan Negara tempat ia
tinggal, apa lagi jika pencandunya adalah kalangan remaja yang masih tergolong pelajar.

5
 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

- Apa saja pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecanduan


narkoba?

- Dampak dan gejala apa saja yang ditimbulkan dari kecanduan narkoba
ini?

- Pencegahan apa yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi kecanduan


narkoba?

- Mengapa kecanduan narkoba banyaknya pada remaja?

 TUJUAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini adalah:

- Dapat menjelaskan apa saja pencegahan yang dilakukan dalam mengurangi


kecanduan narkoba

- Menjelaskan berbagai dampak dan gejala yang terjadi ketika mengonsumsi narkoba.

- Dapat menjelaskan penyebab yang terjadi, agar menjadi pembelajaran bagi remaja
dan seluruh rakyat Indonesia agar menjauhi narkoba dan mencegah kecanduan.

- Menyebutkan berbagai alasan banyaknya penyebaran dan kecanduan narkoba di


kalangan anak muda dan remaja

6
PEMBAHASAN

KAJIAN TEORI

 PENGERTIAN TEORI

1. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, bahan adiktif lainnya. Secara
etimologis narkoba atau narkotika berasal dari bahasa Inggris narcose atau narcosis yang
berarti menidurkan dan pembiusan. Narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu narke atau
narkam yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Narkotika berasal dari
perkataan narcotic yang artinya sesuatu yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan efek stupor (bengong), bahan-bahan pembius dan obat bius. Dan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia mengistilahkan narkoba atau narkotika adalah obat yang dapat
menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau
merangsang. Narkoba adalah obat untuk menenangkan saraf, menghilangkan rasa sakit, dan
menidurkan (dapat memabukkan, sehingga dilarang dijual untuk umum). Narkoba
mempunyai banyak macam, bentuk, warna, dan pengaruh terhadap tubuh. Akan tetapi dari
sekian banyak macam dan bentuknya, narkoba mempunyai banyak persamaan, diantaranya
adalah sifat adiksi (ketagihan), daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan)
yang sangat tinggi. Ketiga sifat inilah yang menyebabkan pemakai narkoba tidak dapat lepas
dari “cengkraman” nya. Narkoba terdiri dari dua zat, yakni narkotika dan psikotropika. Dan
secara khusus dua zat ini memiliki pengertian, jenis (golongan), serta diatur dengan undang-
undang yang berbeda. Narkotika diatur dengan Undang – Undang No.35 Tahun 2009,
sedangkan psikotropika diatur dengan Undang – Undang No.5 Tahun 1997. Dua undang –
undang ini merupakan langkah pemerintah Indonesia untuk meratifikasi Konferensi PBB
Gelap Narkotika Psikotropika Tahun 1988. Narkotika, sebagaimana bunyi pasal 1 UU No.22
Tahun 1997 di definisikan sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik buatan atau semi buatan yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, mengurangi sampai menimbulkan nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Berikut beberapa defenisi mengenai narkotika : Pasal 1 UU No.35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika, disebutkan bahwa : Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan - golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang- Undang ini. Smith Kline dan french Clinical staff juga
membuat defenisi tentang narkotika sebagai berikut : Narcotic are drugs which produce
insensibility or stupor due to their deppressent effect on the central nervous syste. Included in
this definition are opium, opium derivaties (morphine, codein, heroin) and synthetic opiates
(meperidine, methadone). Narkotika adalah zat-zat (obat) yang dapat mengakibatkan ketidak
sadaran atau pembiusan di karenakan zat-zat tersebut bekerja mempengaruhi susunan saraf
sentral. Dalam defenisi narkotika ini sudah termasuk jenis candu (morphine, codein, heroin)
dan candu sintesis (meperidine, methadone). Hari Sasangka juga menjelaskan bahwa defenisi
lain narkotika adalah candu, ganja, cocaine, zat-zat yang bahan mentahnya diambil dari
benda-benda tersebut yakni morphine, heroin, codein, hashish, cocaine. Dan termasuk juga
narkotika sintesis yang menghasilkan zat- zat, obat-obat yang tergolong dalam Hallucinogen,
Depressant, dan Stimulant. Pengertian narkotika secara farmakologis medis, menurut
Ensiklopedia VI adalah obat yang dapat menghilangkan (terutama) rasa nyeri yang berasal
dari daerah VISERAL dan dapat menimbulkan efek stupor (bengong, masih sadar tapi harus

7
digertak) serta adiksi. Sementara Psikotropika, menurut UU No. 5 Tahun 1997 pasal 1,
didefinisikan psikotropika sebagai: zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Bahan adiktif lainnya
adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja
otak dan dapat menimbulkan ketergantungan. Jasa psikotropika sangat besar dalam
kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tindak operasi yang dilakukan oleh dokter
harus didahului dengan pembiusan. Padahal, obat bius tergolong narkotika. Orang yang
mengalami stres dan gangguan jiwa diberi obat-obatan yang tergolong psikotropika oleh
dokter agar dapat sembuh. Sehingga dapat disimpulkan, Narkoba atau narkotika adalah obat
atau zat yang dapat menenangkan syaraf, mengakibatkan ketidaksadaran, atau pembiusan,
menghilangkan rasa nyeri dan sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau merangsang, dapat
menimbulkan efek stupor, serta dapat menimbulkan adiksi atau kecanduan.
2. Jenis – Jenis Narkoba
a. Narkotika
Narkotika adalah sejenis zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis
maupun bukan sintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya
rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan rasanyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat. Narkotika juga
memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi. Ketiga sifat
narkotika inilah yang menyebabkan pemakai narkotika tidak dapat lepas dari cengkeramannya.
Berdasarkan UU No. 22 tahun 1997, jenis-jenis narkotika dapat dibagi menjadi 3 golongan.
Golongan I : narkotika yang hanya dapat dipergunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan
tidak di tujukan untuk terapi serta mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk menyebabkan
ketergantungan. Misalnya adalah heroin/putaw, kokain, ganja, dan lain - lain.
Golongan II : narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terkakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan bertujuan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mangakibatkan ketergantungan. Misalnya adalah morfin, petidin,
turunan / garam narkotika dalam golongan tersebut dan lain-lain.
Golongan III : narkoba yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan
bertujuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Misalnya adalah kodein, garam- garam narkotika dalam
golongan tersebut dan lain- lain.
Berdasarkan cara pembuatannya, narkotika dibedakan menjadi 3 jenis yaitu narkotika alami,
narkotika semisintesis dan narkotika sintesis:
1) Narkotika Alami
Narkotika alami adalah narkotika yang zat adiktifnya diambil dari tumbuh- tumbuhan (alam)
seperti : ganja, hasis, koka, opium.

8
2) Narkotika Semisintetis
Narkotika semisintetis adalah narkotika alami yang diolah dan menjadi zat adiktifnya
(intisarinya) agar memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan kedokteran. Contohnya, Morfin dipakai dalam dunia kedokteran untuk
menghilangkan rasa sakit atau pembiusan pada operasi (pembedahan).
3) Narkotika Sintetis
Narkotika sintesis adalah narkotika palsu yang dibuat dari bahan kimia. Narkotika ini
digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita ketergantungan
narkoba (subtitusi). Contohnya: Petidin : untuk obat bius local, operasi kecil, sunat dsb.
B. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang
memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas normal dan perilaku. Psikotropika adalah obat
yang digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche).
Berdasarkan undang– undang No.5 tahun 1997, psikotropika dapat dikelompokkan ke dalam
4 golongan.
Golongan I : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui
manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya. Contohnya adalah MDMA,
ekstasi, LSD, dan STP.
Golongan II : adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan
dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin, metamfetamin, metakualon, dan sebagainya.
Golongan III : adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumibal, buprenorsina, fleenitrazepam, dan
sebagainya.
Golongan IV : adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah nitrazepam (BK, mogadon, dumolid),
diaxepam, dan lain-lain. Berdasarkan ilmu farmakologi, psikotropika dikelompokkan
kedalam 3 golongan : depresan, stimulant, dan halusinogen.
C. Bahan Adiktif Lainya
Zat adiktif terdiri dua kata “ zat” dan “adiktif” menurut etimologi adalah wujud, hakekat,
sesuatu yang menyebabkan ada dan bisa juga berarti subtansinya yang merupakan
pembentukan suatu benda. Sementara adiktif berarti sifat ketagihan dan menimbulkan
ketergantungan pada pemakainya. Zat menurut Dadang Hawari, adalah bahan atau subtansi
yang dapat mempengaruhi fungsi berfikir, perasaan dan tingkah laku pada orang yang

9
memakainya. Zat tersebut mengakibatkan kondisi dan bersifat siktif, penyalahgunaannya
dapat menimbulkan gangguan penggunaan zat (substance use di sender), yang ditandai
dengan perilaku maladaftif yang berkaitan dengan pemakaian zat itu yang lebih dapat kurang
dikatakan teratur. Golongan adiktif lainnya adalah zat- zat selain narkotika dan psikotropika
yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya: rokok, kelompok alkohol dan
minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan, thinner dan zat- zat lain
seperti lem kayu, penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila dihisap, dihirup, dan dicium,
dapat memabukkan. Jadi, alkohol, rokok, serta zat- zat lain yang memabukkan dan
menimbulkan ketagihan juga tergolong narkoba. Bahan atau zat atau obat yang disalah
gunakan sebagai berikut:
Pertama, sama sekali dilarang, yakni narkotika golongan I (heroin, ganja, kokain) dan
psikotropikan golongan I (MDMA / ekstasi, LSD, sabu-sabu, dll). Kedua, penggunaannya
harus dengan resep dokter, misalnya amfetamin, sedative, dan hipnotika). Ketiga,
diperjualbelikan secara bebas, misalnya glue, thiner, dan lain- lain. Dan keempat, ada batas
umur dalam penggunaanya, mislanya alkohol dan rokok. Zat adiktif ini sering pula disebut
dengan zat psikoaktif yaitu “zat yang mempunyai pengaruh pada system saraf pusat (otak)
sehingga bila digunakan akan mempengaruhi kesadaran, perilaku, pikiran dan perasaan.”
Penyalahgunaan zat psikoaktif ini merupakan suatu pola penggunaan zat yang bersifat
patologik (tidak sehat). Paling sedikit satu bulan lamanya sedemikian rupa penggunaanya
sehingga menimbulkan gangguan pada fungsi sosial dan pekerjaan. Penekanaan satu bulan
lamanya tidak boleh diterjemahkan secara harfiah, namun menunjukkan demikian seringnya
sehingga menimbulkan gangguan fungsi sosial. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil
disimpulkan bahwa narkotika, psikotropika, alkohol dan zat adiktif merupakan bahan-bahan
yang dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap system kerja syaraf,
menimbulkan perubahan- perubahan khusus kepada fisik dan penggunaan yang secara
berlebihan akan menimbulkan perubahan- perubahan khusus pada fisik dan penggunaan yang
secara berlebihan akan mengakibatkan ketergantungan pada diri pemakainya, dan jika dilihat
dari sifat adiksinya, maka baik narkotika ,psikotropika, maupun alkohol ketiganya dapat
digolongkan kepada zat adiktif yang bersifat psikoaktif

10
 HAKIKAT TEORI

Dampak Buruk Penyalahgunaan Narkoba

a. Aspek fisik

1. Badan selalu sakit-sakitan, demam, perut sakit, persendian sakit, (terutama saat putus obat)
2. Mudah tertular penyakit HIV-AIDS terutama pengguna Narkoba yang menggunakan
Narkoba dengan jarum suntik.
3. Suka melakukan sex bebas
4. Rela menjual diri demi mendapatkan Narkoba
5. Menimbulkan ketergantungan sama dengan over dosis dan akhirnya meninggal

b. Aspek Sosial

1. Seorang pengguna narkoba akan menjadi ancaman bagi keluarganya sendiri karena suka
mencuri uang, menjual barang-barang dan hasilnya untuk beli Narkoba.
2. Ancaman bagi masyarakat disekelilingnya
3. Selalu mengganggu ketertiban umum dan melakukan tindak kriminal.
4. Dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
5. Bagi pengguna Narkoba yang memiliki jabatan baik swasta maupun pemerintahan dia
berani memakai uang kator atau Negara guna membeli Narkoba(Korupsi).

c. Aspek Strategis

Maraknya penyalahgunaan Narkoba berdampak terhadap kelangsungan hidup Bangsa dan


Negara yaitu rusaknya moral, hilangnya rasa cinta tanah air dikalangan para remaja dan
generasi muda sebagai pewaris dan penerus perjuangan, penerus pembangunan, kurangnya
kreativitas, Produktivitas serta semangat bersaing yang akhirnya akan menjadi ancaman bagi
ketahan Nasional (Runtuhnya Negara Republik Indonesia) dikarenakan sebagian besar
generasinya atau masyarakatnya teler, mabuk mentalnya rusak, perilakunya rusak sehingga
mudah ditaklukkan.

11
Pencegahan

Penyalahgunaan obat-obatan semakin hari oleh anak-anak menjadi masalah yang semakin
memprihatinkan semua orangtua. Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, disepakati
bahwa membangun jalinan komunikasi intens antara orangtua dan anak merupakan alat yang
ampuh untuk dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Meskipun demikian, banyak
orang tua merasa ragu mendiskusikan tentang penyalah-gunaan obat dan alkohol dengan
anak-anak mereka. Sebagian dari kita percaya bahwa anak-anak kita tidak akan terlinbat pada
hal-hal terlarang tersebut. Sebagian lainnya menundanya karena tidak mengetahui bagaimana
mereka mengatakannya,atau justru takut mereka menjadi memikir tentang hal itu dan
mendorong ke arah yang tidak diinginkan.
Dari suatu studi di Amerika menyatakan bahwa banyak kaum muda yang mengikuti program
rehabilitasi mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi alkohol atau obat-obat terlarang 2
(dua) tahun sebelum orangtua mereka mengetahuinya. Oleh sebab itu, jalinlah komunikasi
sedini mungkin dan jangan menunggu sampai anak-anak Anda terlibat masalah tsb. Jangan
takut untuk mengakui bahwa Anda belum mampu menjawab semua pertanyaan yang ada.
Biarkanlah anak-anak Anda mengetahui yang menjadi perhatian Anda, dan kemudian Anda
dapat bekerja sama untuk memperoleh jawaban yang dimaksud.
Di bawah ini adalah beberapa tips dasar untuk meningkatkan kemampuan diskusi dengan
anak-anak Anda tentang alkohol dan obat-obatan terlarang :
-Jadilah pendengar yang baik. Yakinkanlah anak Anda merasa?nyaman? mengungkapkan
masalahnya kepada Anda. Dengarkanlah dengan hati-hati dan penuh perhatian semua yang
anak Anda katakan. Jangan Anda menjadi marah setelah mendengar semuanya. Bila perlu,
berikan jeda 5-10 menit untuk menenteramkan hati Anda bila diperlukan. Bila anak Anda
tidak menceritakan masalahnya,pancinglah dengan pertanyaan-pertanyaan sekitar sekolah
dan aktifitasnya yang lain.
-Sediakanlah waktu untuk mendiskusikan hal-hal yang sensitif. Penting bagi mereka untuk
mengetahui apakah orangtuanya tahu informasi yang benar tentang apa yang mereka anggap
penting.
-Berikanlah dorongan. Perbanyaklah dorongan pada hal-hal yang telah dilakukan anak
dengan benar, dan jangan terlalu fokus pada hal-hal buruk atau salah yang telah
dilakukannya. Hal ini akan mendorong anak-anak untuk belajar merasakan hal-hal yang baik
bagi mereka, sehingga mereka dapat mengembangkan rasa percaya diri dalam membuat
keputusan yang menyangkut dirinya sendiri.
-Sampaikan pesan dengan jelas. Saat Anda berbicara tentang penggunaan alkohol atau
penyalah gunaan obat-obatan, yakinkan diri Anda memberikan informasi yang jelas dan
langsung, sehingga anak mengetahui dengan tepat apa yang diharapkan dari dirinya.
Misalnya, Di dalam keluarga kita, dilarang minum minuman yang mengandung alcohol
-Berilah contoh yang baik. Banyak hal tingkah laku anak yang dicontoh dari orangtuanya.
Yakinkan diri Anda bahwa Anda sudah bertingkah laku yang benar, seperti yang Anda
harapkan dari anak Anda. Komunikasi yang efektif antara orang tua dengan anak tidak selalu
mudah berlangsung. Anak-anak dan orang dewasa masing-masing memiliki gaya dan cara
yang berbeda dalam menanggapi pembicaraan. Di samping itu, timing dan suasana, juga
mempengaruhi suksesnya komunikasi yang akan dilangsungkan. Para orangtua diharapkan

12
secara khusus menyediakan waktunya, tanpa ada ketergesaan. Di bawah ini ada beberapa tips
agar komunikasi yang akan dijalain bisa lebih sukses.
Pencegahan yang diantaranya :
a) Memperkuat keimanan
b) Memilih lingkungan pergaulan yang sehat
c) Komunikasi yang baik
d) Hindari pintu masuk narkoba yaitu rokok
2. PENGOBATAN NARKOBA
Pengobatan Narkoba:
- Pengobatan adiksi (detoks)
- Pengobatan infeksi
- Rehabilitasi
- Pelatihan mandiri
Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum banyak, makan
makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya dari narkoba.
Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter. Pengguna harus diyakinkan bahwa gejala-gejala
sakaw mencapai puncak dalam 3-5 hari dan setelah 10 hari akan hilang.

Empat Cara Alternatif Menurunkan Risiko atau "Harm Reduction" :


1) Menggunakan jarum suntik sekali pakai
2) Mensuci hamakan (sterilisasi) jarum suntik
3) Mengganti kebiasaan menyuntik dengan menghirup atau oral dengan tablet
4) Menghentikan sama sekali penggunaan narkoba
5) Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) dari tubuh
dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai atau dengan
penurunan dosis obat pengganti.

Detoksifikasi bisa dilakukan dengan berobat jalan atau dirawat di rumah sakit. Biasanya
proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama satu sampai tiga minggu, hingga hasil
tes urin menjadi negatif dari zat adiktif.

Rehabilitasi

Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh secara fisik
memang tidak ?ketagihan? lagi, namun secara psikis ada rasa rindu dan kangen terhadap zat
tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan perasaan sang pecandu. Sehingga sangat
rentan dan sangat besar kemungkinan kembali mencandu dan terjerumus lagi.

Untuk itu setelah detoksifikasi perlu juga dilakukan proteksi lingkungan dan pergaulan yang
bebas dari lingkungan pecandu, misalnya dengan memasukkan mantan pecandu ke pusat
rehabilitasi.

13
KESIMPULAN

Narkoba adalah obat obatan terlarang yang jika dikonsumsi mengakibatkan kecanduan
dan jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam
tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan
akhirnya kematian. Narkoba pun ada berbagai jenis seperti: heroin, ganja, putaw, kokain,
sabu-sabu,dan alkoholpun termasuk dalam golongan narkoba.
Ciri – Ciri Umum Seorang Pengguna Narkoba
a. Pengguna yang coba-coba

1. Suka menyendiri
2. Cara bergaulnya berbeda
3. Cara berpakaiannya berubah
4. Hobinya berubah
5. Prestasi belajarnya menurun
6. Sering keluar malam

7. Pola makannya berubah

b. Pengguna tetap

1. Sering bangun terlambat


2. Sering menyendiri
3. Sering tidak masuk sekolah
4. Mempunyai problema dalam keuangan
5. Dikamar mandi berlam-lama

6. Berat badan menurun


7. Sering berontak dan mudah tersinggung

c. Pengguna yang kecanduan

1. Bicaranya pelo, ngoceh tidak karuan, suka ketawa


2. Jalannya sempoyongan, gemetaran, penglihatan kabur.
3. Hidungnya beler, ngiler, giginya kotor.

4. Mata merah, sayup, cekung, keluar air mata.


5. Suka bohong, mudah marah, suka merayu.

14
6. Jarang mandi, pakaian kumuh, rambut kusam.
7. Wajah kelihatan tua, kelihatan kurus, kelihatan keriput.
8. Tidak peduli dengan norma kesopan dan lingkungan.
9. Tidak bergairah atau malas belajar dan prestasi menurun.
10. Suka melawan orang tua atau guru.

11. Suka mencuri punya teman atau keluarga.


12. Ditemukan peralatan pecandu
13. Ada bekas suntik ditangan dan dipaha
14. Gelisah, ada perasaan ingin bunuh diri.
Manfaat yang dirasakan hanyalah sesaat. Tapi efeknya jelas banyak sekali. Banyak organ
tubuh menjadi rusak. apalagi bila pakai obat bius. Salah-salah pada saat operasi (karena suatu
kejadian) bakal tak mampu lagi bius bagi para penggunanya. Yang pasti biaya untuk bisa
mengkonsumsi barang-barang haram itu, sangatlah mahal. Salah-salah bisa masuk BUI, kalau
ketangkep aparat kepolisian. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit.
Pemerintah harus mampu memberantas peredaran narkoba di Indonesia, agar generasi
penerus tidak rusak karena narkoba. Orang tua juga harus lebih memperhatikan anaknya agar
tidak terjerumus ke dalam jurang narkoba, sebab peran orang tua paling peting dalam
memberantas narkoba ini. Perlu juga peningkatan kerja sama antar masyarakat dengan aparat
untuk memeberantas peredaran narkoba ini. Remaja juga harus diperhatikan oleh semua
pihak agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan narkoba, sebab World Drugs Reports 2018
yang diterbitkan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), menyebutkan
sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 % dari penduduk dunia (usia 15-64 tahun)
pernah mengonsumsi narkoba. Sementara di Indonesia, BNN selaku focal point di bidang
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)
mengantongi angka penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebanyak 3.376.115 orang pada
rentang usia 10-59 tahun. Sedangkan angka penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar di
tahun 2018 (dari 13 ibukota provinsi di Indonesia ) mencapai angka 2,29 juta orang. Salah
satu kelompok masyarakat yang rawan terpapar penyalahgunaan narkoba adalah mereka yang
berada pada rentang usia 15-35 tahun atau generasi milenial.

HIDUP CERDAS TANPA NARKOBA

15
DAFTAR PUSTAKA

https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/

https://media.neliti.com/media/publications/225417-penanggulangan-penyalahgunaan-narkotika-
d927873c.pdf

https://sangpujanggakecil.blogspot.com/2014/11/makalah-penyalahgunaan-narkotika-dan_12.html

http://eprints.ums.ac.id/36975/21/BAB%20I.pdf

https://www.liputan6.com/news/read/3867866/pengertian-narkoba-menurut-para-ahli-serta-jenis-
dampak-dan-penanganannya

http://etheses.iainkediri.ac.id/163/3/BAB%202.pdf

https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/

https://www.balitbangham.go.id/detailpost/memberantas-penyalahgunaan-narkoba-di-kalangan-
pelajar-sma

16

Anda mungkin juga menyukai