Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
waktu, tenaga, maupun pikiran. Atas dukungan moral dan materil dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis turut mengucapkan terimakasih kepada Bapak guru
Firmansyah, S.Pd sebagai guru bidang studi.Tak lupa kami mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan,
dukungan, serta arahan selama penulisan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, pepatah mengatakan “Tak ada gading yang
tak retak”, oleh karenanya kami memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan
dalam makalah ini. Kepada seluruh pembaca yang bersedia memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini selanjutnya, kami
membuka tangan selebar-lebarnya untuk apresiasi tersebut dengan hati yang terbuka dan
ucapan terima kasih.

Makassar, 8 November 2021

Nur Amalia
ABSTRAK
Tujuan : Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh
akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana
disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial.
Penggunaan narkoba akan menimbulkan efek ketergantungan. Pemakaian yang
melampaui batas dapat menyebabkan kematian. Dengan adanya kerja sama antara
pemerintah dan masyarakat, dapat mencegah seseorang menggunakan narkoba dan
dapat membantu seseorang keluar dari kebiasaannya menggunakan narkoba.

Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen


Kesehatan RI adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat
adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang
umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan
(adiksi). Pemerintah memberlakukan Undang-Undang untuk penyalahgunaan narkoba
yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang
Narkotika. Golongan Psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun sintetis
namun bukan Narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan (psikoaktif) melalui
pengaruhnya pada susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan perubahaan tertentu
pada aktivitas mental dan perilaku.
pada umumnya, bahkan khususnya masyarakat Indonesia. Narkoba namanya
sangat dikenal baik dikalangan masyarakat karena pengguna narkoba tersebut
mengatakan bahwa benda tersebut merupakan benda yang dapat menolong mereka yang
sedang mengalami masalah dalam kehidupannya, menurut mereka narkoba merupakan
pahlawan dalam kehidupannya. Narkoba sudah meresahkan masyarakat kita di
Indonesia karena efek dari benda ini bila dikonsumsi secara salah dan berlebihan oleh
penggunanya maka akan berakibat fatal, bisa juga mengakibatkan kematian bagi para
penggunanya. Dampak negative selain kematian, narkoba akan merusak sistem saraf
bagi para penggunanya sehingga tidak jarang para pecandu sering terganggu sistem
sarafnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Narkoba sudah tidak asing di telinga masyarakat dunia pada umumnya,
bahkan khususnya masyarakat Indonesia. Narkoba namanya sangat dikenal
baik dikalangan masyarakat karena pengguna narkoba tersebut mengatakan
bahwa benda tersebut merupakan benda yang dapat menolong mereka yang
sedang mengalami masalah dalam kehidupannya, menurut mereka narkoba
merupakan pahlawan dalam kehidupannya.
Penggunaan berbagai macam jenis obat dan zat adiktif atau yang biasa
disebut narkoba dewasa ini cukup meningkat terutama di kalangan generasi
muda. Morfin dan obat-obat sejenis yang semula dipergunakan sebagai obat
penawar rasa sakit, sejak lama sudah mulai disalahgunakan. Orang-orang
sehat pun tidak sedikit yang mengkonsumsi obat-obatan ini. Maraknya
peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang diakui
banyak kalangan menjadi ancaman yang berbahaya bagi bangsa Indonesia.
Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak
terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan
terlarang yang berdasarkan bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang
sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia. Di antara pengguna ganja,
beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang
berlebihan, serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para
pengguna tertentu.
Narkoba sudah meresahkan masyarakat kita di Indonesia karena efek
dari benda ini bila dikonsumsi secara salah dan berlebihan oleh penggunanya
maka akan berakibat fatal, bisa juga mengakibatkan kematian bagi para
penggunanya. Dampak negatif selain kematian, narkoba akan merusak
sistem saraf bagi para penggunanya sehingga tidak jarang para pecandu
sering terganggu sistem sarafnya.
Namun dengan ancaman yang akan di rasakan oleh pecandu narkoba,
para pecandu kebanyakan tidak menghiraukan hal tersebut yang akan
membahayakan keselamatan hidupnya. Mereka malah senang bersahabat
dengan benda terlarang tersebut, bagi mereka narkoba merupakan sahabat
tanpa jiwa yang memiliki kekuatandalam menolong mereka ketika mereka
membutuhkannya.
Kasus pecandu narkoba dari tahun ke tahun semakin meningkat,
kebanyakan para penggunanya yaitu orangorang yang sukses yang memiliki
uang berlebih sehingga mendapatkan narkoba merupakan hal yang tak susah.
Namun, yang lebih parah lagi kasus pecandu narkoba dari kalangan remaja
pun sudah ada. Hal tersebut menjadi kekhawatiran para orang tua, guru dan
pihak lainnya, mereka khawatir dengan hal tersebut karena jika para penerus
bangsa ini kebanyakan para pecandu narkoba maka masa depan bangsa ini
akan suram.
Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana
dalam golongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka
menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam
berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan
Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai
penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap
sebagai tanaman luar biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak
belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan
terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan
hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan
(aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian narkoba ?
2. Bagaimana sejarah narkoba ?
3. Apa saja jenis-jenis narkoba?
4. Apa saja pengaruh dan akibat pemakaian narkoba?
5. Apa saja faktor yang mendorong?
6. solusi dari penyalahgunaan narkoba ?
7. Apa saja dampak yang ditimbulkan ?
8. Bagaimana penyebaran narkoba di masyarakat?
9. Apa saja bahaya narkoba?
10. Apa saja penyelesaian atau solusi yang dapat dilakukan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian narkoba
2. Untuk mengetahui sejarah narkoba
3. Untuk mengetahui jenis-jenis narkoba
4. Untuk mengetahui pengaruh dan akibat pemakaian narkoba
5. Untuk mengetahui faktor yang mendorong
6. Untuk mengetahui solusi dari penyalahgunaan narkoba
7. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan
8. Untuk mengetahui penyebaran narkoba di masyarakat
9. Untuk mengetahui bahaya narkoba
10. Untuk mengetahui penyelesaian atau solusi yang dapat dilakukan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkoba
Narkotika sering disingkat dengan sebutan NAZA (Narkotika dan
Zat Adiktif) atau NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat
Adiktif). Psikotropika dan narkotika golongkan ke dalam obat-obatan atau
zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan bila pemakaiannya disalahgunakan.
Oleh karena itu, ketentuan mengenai produksi, pengadaan,peredaran, serta
penyaluran ekspor dan impor obatobat tersebut diatur dalam undang-undang
(Hari Sasangka: 2003).
Perkataan narkotika berasal dari bahasa Yunani “narke” yang artinya
terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Narkotika atau sering diistilahkan
dengan “drug” adalah sejenis zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu
bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh
(Soedjono Dirjosisworo: 1990).
Dalam hukum positif, narkotika/narkoba secara terminologi adalah
setiap zat yang apabila dikonsumsi akan merusak fisik dan akal, bahkan
terkadang membuat orang menjadi gila atau mabuk. Hal yang demikian
dilarang oleh undang-undang, seperti: ganja, opium, morpin,heroin, dan
kokain.( Azar Husnain : 1984) Secara etimologis, narkotika atau narkoba
berasal dari bahasa Inggris narcose atau narcosis yang berarti menidurkan
dan pembiusan. (Poerwadarminta:2002).
Narkotika dan zat adiktif lainya merupakan masalah endemik dalam
masyarakat modern, merupakan penyakit kronik yang berulang kali kambuh.
Hingga sekarang belum ditemukan upaya penanggulangan secara universal
memuaskan, baik dari sudut prevensi, terapi, maupun rehabilitasi masalah
ini.
Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi
kejiwaan psikologi seseorang (pikiran, perasaan, dan perilaku) serta dapat
menimbulkan ketergantungan secara fisik dan psikologi. Menurut UU RI
No. 35/2009, Narkotika adalah zat atau obat yang berasaldari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
B. Sejarah Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan
berbahaya yang telah popular beredar dimasyarakat perkotaan maupun di
pedesaan, termasuk bagi aparat hukum. Sebenarnya dahulu kala masyarakat
juga mengenal istilah madat sebagai sebutan untuk candu atau opium, suatu
golongan narkotika yang berasal dari getah kuncup bunga tanaman Poppy
yang banyak tumbuh di sekitar Thailand, Myanmar dan Laos (The Golden
Triangle) maupun di Pakistan dan Afganistan. Selain istilah Narkoba juga
dikenal istilah NAPZA yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya
mempunyai risiko kecanduan.
Tahun 2000 SM telah dikenal serbuk sari bunga Opion (Opium) atau
candu atau biasa di sebut “Hul Gill” yang artinya Obat Yang
Menggembirakan yang oleh masyarakat Sumeria. Hul Gill ini banyak
tumbuh didaerah pegunungan dan dataran tinggi. Pada saat itu, serbuk sari
ini sudah diketahui memiliki fungsi sebagai obat tidur atau obat penghilang
rasa sakit saat dihirup. Orang zaman dahulu pun menggunakan serbuk sari
ini sebagai obat bius bagi seseorang yang mengalami luka serius agar dia
tidak merasa sakit saat di obati dan juga digunakan sebagai obat tidur. Selain
itu, serbuk sari bunga Opion ini digunakan sebagai racun untuk berburu
karena bisa membuat sang mangsa tertidur. Opium inilah yang merupakan
bahan dasar dari pembuatan narkotika
Pada tahun 1680, seorang ahli farmasi bernama Thomas Sydenham
mulai memperkenalkan Sydenham’s Laudanum yaitu penggunakan morfin
dengan di campur oleh Herba dan Anggur. Ditahun yang sama, Belanda
mempopulerkan menggunaan pipa tembakau untuk menghisap morfin.
Penggunaan jarum suntik diperkenalkan oleh Dr. Alexander Wood,
penggunaan jrum suntik diyakini lebih mudah dan juga efek biusnya lebih
cepat 3x lipat karena morfin langsung menuju ke darah
Perang Dunia ke II, Indonesia mengenal penggunaan obat-obatan
jenis opium sebelum Perang Dunia II, tepatnya pada zaman penjajahan
Belanda. Adapun, pemakai candu tersebut sebagian besar adalah orang-
orang China. Pemerintah Belanda mengizinkan tempat-tempat tertentu untuk
mengisap candu. Tak hanya itu, pengadaan candu pun dilegalkan dengan
undang-undang. Awalnya, orang-orang China menggunakan candu dengan
cara tradisional, yaitu menggunakan pipa panjang.
Tahun 1940-an, Indonesia kedatangan pemerintahan jepang, Setelah
tiba di Indonesia, pemerintahan pendudukan Jepang mulai menghapus
undang-undang tersebut dan melarang penggunaan candu.
Setelah Indonesia Merdeka, Indonesia membuat Undangan-Undang
baru tentang narkoba. Undang-undang tersebut mengatur tentang produksi,
penggunaan, dan distribusi obat-obatan berbahaya. Wewenang tersebut
diberikan kepada Menteri Kesehatan untuk mengatur undang-undang
tersebut. Pada tahun 1970 terjadi masalah global tentang narkoba. pada
tahun itu, penyalahgunaan narkotika sangat meningkat dan memakan banyak
korban, terutama anak muda. Hal tersebut berawal dari masalah anak-anak
muda di Amerika Serikat, kemudian mulai berpengaruh ke seluruh penjuru
dunia, termasuk Indonesia.
Pada Tahun 1971, Presiden RI mengeluarkan instruksi No. 6 tahun
1971 dengan membentuk badan koordinasi bernama BAKOLAK INPRES
6/71, Badan ini menanggulangi setiap bentuk yang mengancam keamanan
negara, seperti narkotika, penyelundupan, pemalsuan uang, kenakalan
remaja, dan pengawasan terhadap orang asing. Pada tahun selanjutnya,
Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-undang. Undang-undang
tersebut mengatur penyelundupan gelap. Selain itu, undang-undang tersebut
juga menyebutkan peran khusus dokter serta rumah sakit sesuai dengan
petunjuk menteri kesehatan. Dengan semakin merebaknya penyalahgunaan
narkoba di Indonesia, UU Antinarkotika pun mulai direvisi sehingga
disusunlah UU Antinarkotika nomor 22/1997 dan menyusul UU
Psikotropika nomor 5/1997. Undang-undang tersebut mulai memberlakukan
pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika dengan sanksi berupa hukuman
mati.
C. Jenis-Jenis Narkoba
a. Golongan 1
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunkan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya adalah :
1. Heroin
Heroin ini merupakan turunan morfin yang sudah mengalami
proses kimiawi. Pada mulanya heroin ini digunakan untuk pengobatan
ketergantungan morfin, tetapi kemudian terbukti bahwa kecanduan
heroin justru lebih hebat. Morfin atau heroin disebut juga putaw.
Bentuknya seperti serbuk putih tidak berbau.
2. Kokain
Efek dari penggunaan kokain dapat meyebabkan paranoid,
halusinasi serta berkurang rasa percaya diri. Pemakaian obat ini akan
merusak syaraf di otak. Selain memperburuk sistem pernafasan,
penggunaan yang berlebihan sangat membahayakan dan bisa membawa
kematian. Kokain yang turunannya putaw sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia.
3. Ganja
Ganja yang dikenal juga dengan nama cannabis sativa pada
mulanya banyak digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi
intoksikasi (keracunan ringan). Bahan yang digunakan dapat berupa
daun, batang dan biji, namun kemudian disalahgunakan pemakaiannya.
Ganja dapat membuat ketagihan secara mental dan berfikir menjadi
lamban dan pecandunya nampak bodoh karena zat tersebut dapat
mempengaruhi konsentrasi dan ingatan serta kemampuan berfikir
menjadi menurun.
b. Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakandalam terapi dan atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah :
1. Morfin
Morfin merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil
pencampuran getah poppy (papaver somary ferum) dengan bahan kimia
lain, sifatnya jadi semi sintetik. Morfin merupakan zat aktif dari opium.
Di dalam dunia kedokteran, zat ini diguanakan untuk mengurangi rasa
sakit pada waktu dilakukan pembedahan atau operasi.
c. Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalma
terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah :
1. Kodein
Kodein adalah sejenis obat yang digunakan untuk mengobati
nyeri sedang hingga berat. Efek sampingnya dapat mengecam jiwa,
seperti halnya senyawa opiat lainnya adalah depresi saluran pernapasan.
D. Pengaruh dan Akibat Pemakaian Narkoba
Efek yang ditimbulkan:
1. Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara, kerusakan
penglihatan pada malam hari, kerusakan pada hati (liver) dan ginjal,
resiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya
makin meningkat, penurunan libido, kebingungan dalam identitas
seksual, kematian karena overdosis.
2. Gejala Intoksitasi (Keracunan):
Konstraksi pupil (dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis
berat) dan satu (atau lebih) tanda berikut, yang berkembang selama, atau
segera setelah pemakaian opioid, yaitu mengantuk atau koma, bicara
cadel, gangguan atensi atau daya ingat.
3. Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara
klinis misalnya: euphoria awal diikuti oleh apatis, disforia, agitasi atau
retardasi psikomotor, gangguan pertimbangaan,atau gangguan fungsi
sosial atau pekerjaan) yang berkembang selama, atau segera setelah
pemakaian opioid.
4. Gejala Putus Obat:
Gejala putus obat dimulai dalam enam sampai delapan jam setelah dosis
terakhir. Biasanya setelah suatu periode satu sampai dua minggu
pemakaian kontinu atau pemberian antagonis narkotik. Sindroma putus
obat mencapai puncak intensitasnya selama hari kedua atau ketiga dan
menghilang selama 7 sampai 10 hari setelahnya. Tetapi beberapa gejala
mungkin menetap selama enam bulan atau lebih lama.
5. Gejala Putus Obat ketergantungan:
Kram otot parah dan nyeri tulang, diare berat, kram perut, rinorea
lakrimasipiloereksi, menguap, demam, dilatasi pupil, hipertensi
takikardia disregulasi temperatur, termasuk pipotermia dan hipertermia.
Seseorang yang ketergantungan opioid jarang meninggal akibat putus
opioid, kecuali orang tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah,
seperti penyakit jantung. Gejala residual seperti insomnia, bradikardia
(detak jantung melemah, biasanya akibat demam tinggi), disregulasi
temperatur, dan kecanduan opiat mungkin menetap selama sebulan
setelah putus zat. Selama sindroma abstinensi, suatu suntikan tunggal
morfin atau heroin menghilangkan semua gejala. Gejala pengguna putus
opioid adalah gelisah, iritabilitas, depresi, tremor,
kelemahan, mual, dan muntah.
E. Faktor yang mendorong
a. Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut
motivasi yang berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual)
yang mengenai aspek fisik,emosional, mental-intelektual dan interpersonal.
b. disamping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan
penyalahgunaan zat masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat
dengan kondisi penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural, , seperti
bawah ini yang menekan dan mendalam suasana hati dalam diri remaja.
1. Perpecahan unit keluarga
2. Pengaruh media masss
3. Perubahan teknologi yang cepat
4. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral
5. Meningkatnya waktu menganggur
6. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi
F. Solusi dari penyalahgunaaan narkoba
1. Faktor yang dapat mencegah remaja menggunakan narkoba :
a. Ikatan yang kuat di dalam keluarga
b. Pengawasan orang tua yang didasarkan pada aturan tingkah laku yang
jelas dan pelibatan orang tua dalam kehidupan anak/remaja
c. Keberhasilan di sekolah
d. Ikatan yang kuat di dalam institusi pro-sosial seperti keluarga, sekolah,
dan organisasiorganisasi keagamaan.
e. Menerima norma kebiasaan tentang larangan penggunaan narkoba.
f. Keluarga harus dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik
g. Disiplin, tegas dan konsisten dengan aturan yang dibuat
h. Berperan aktif dalam kehidupan anak-anak
i. Memonitor aktivitas mereka
j. Mengetahui dengan siapa anak/remaja bergaul
k. Mengerti masalah dan apa yang menjadi perhatian mereka
l. Orang tua harus menjadi panutan
m. Orang tua menjadi teman diskusi
n. Orang tua menjadi tempat bertanya
o. Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai keagamaan
p. Menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai macam
kegiatan
2. Solusi yang dapat dilakukan ketika ada anggota keluarga yang
menggunakan narkoba :
a. Berusaha tenang, kendalikan emosi, jangan marah dan tersinggung
b. Jangan tunda masalah, hadapi kenyataan, adakan dialog terbuka dengan
anak
c. Dengarkan anak, beri dorongan non verbal. Jangan memberi
ceramah/nasehat berlebih
d. Hargai kejujuran
e. Jujur terhadap diri sendiri, jangan merasa benar sendiri
f. Tingkatkan hubungan dalam keluarga, rencanakan membuat kegiatan
bersama-sama keluarga
g. Cari pertolongan, cari bantuan pihak ketiga yang paham dalam menangani
narkoba atau tenaga profesional, puskesmas, rumah sakit, panti/tempat
rehabilitasi.
G. Dampak yang ditimbulkan
a. Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan natar masa nak-anak
dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam mas aanak-anka dan remaja
akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena
itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau
hancurlah msa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-
coba, mengikuti trend dan gaya hidup, seta bersenang-senang. Walaupun semua
kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja
untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah
pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah
menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan melalui jarum suntik secara
bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat
penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS.narkoba, para remaja
tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti
dari pemakaian narkoba
b. Pelajar
Di Indonesia, pecandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat.
Para pecandu narkoba itu pada umumnya berusia antar 11 tahun sampai 24 ahun.
Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar
yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan
rokok. Karen kebiasaan merokok ini sepertnya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang
sudah menjadi pecandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau
remaja (pelajar-red) adalah sebagai berikut :
1. Perubahan dalam sikap, perangai, dan kepribadian.
2. Sering membolos, menurunnya kedisplinan dan nilai-nilai pelajaran
3. Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah
4. Sering menguap, mengantuk, dan malas
5. Tidak memedulikan kesehatan diri
6. Selalu mencuri untuk membeli narkoba
G. Penyebaran narkoba di masyarakat
Penyebaran narkoba sudah hampir tidak bisa di cegah. Mengingat hampir
seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab. Para pelaku kejahatan ini adalah para
Sindikat yang sangat professional dan militan. Kegiatan operasionalnya
dilakukan secara konsepsional, terorganisir dengan rapi, sistematis,
menggunakan modus operandi yang berubah-ubah, didukung oleh dana yang
tidak sedikit dan dilengkapi dengan alat serta peralatan yang berteknologi
tinggi dan canggih. Saat ini penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan
terlarang (narkoba) tidak hanya dikalangan dewasa saja melainkan sudah
tersebar di kalangan generasi muda (remaja) hal ini kian mengkhawatirkan
dan dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian
hari. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian
narkoba tahun 2017 sebanyak 27,32 persen mahasiswa dan pelajar dari
jumlah pengguna narkoba di Indonesia. Data ini begitu mengkhawatirkan
karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba, khususnya di kalangan
usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan
mengancam.

H. Bahaya Narkoba
Peredaran dan dampak narkoba saat ini sudah sangat meresahkan. Mudahnya
mendapat bahan berbahaya tersebut membuat penggunanya semakin
meningkat. Tak kenal jenis kelamin dan usia, semua orang berisiko
mengalami kecanduan jika sudah mencicipi zat berbahaya ini. Meski ada
beberapa jenis yang diperbolehkan dipakai untuk keperluan pengobatan,
namun tetap saja harus mendapatkan pengawasan ketat dari dokter. Ada
banyak bahaya narkoba bagi hidup dan kesehatan, di antaranya adalah:
1. Depresi = Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan
elektrolit berkurang. Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini
terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih
agresif, dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari dampak
dehidrasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak.
2. Halusinasi = Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh
pengguna narkoba seperti ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis
berlebih juga bisa menyebabkan muntah, mual, rasa takut yang berlebih,
serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa
mengakibatkan dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental,
depresi, serta kecemasan terus-menerus.
3. Menurunnya tingkat kesadaran = Pemakai yang menggunakan obat-
obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya justru membuat
tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa
kasus si pemakai tidur terus dan tidak bangun-bangun. Hilangnya
kesadaran tersebut membuat koordinasi tubuh terganggu, sering bingung,
dan terjadi perubahan perilaku. Dampak narkoba yang cukup berisiko
tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit mengenali lingkungan
sekitar.
4. Kematian = Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai
menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang
dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan kokain bisa
menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat
menimbulkan kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika
sampai kecanduan narkotika, nyawa menjadi taruhannya.
5. Gangguan kualitas hidup = Bahaya narkoba bukan hanya berdampak
buruk bagi kondisi tubuh, penggunaan obat-obatan tersebut juga bisa
mempengaruhi kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi saat
bekerja, mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan
pihak kepolisian jika terbukti melanggar hukum.
I. Penyelesaian atau solusi
Ada tiga tingkat intervensi, yaitu :
1. Primer = Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk
pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan
melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih
banyak berperan pada tahap intervensi ini. Kegiatan dilakukan seputar
pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang diajukan
kepada remaja langsung dan keluarganya
2. Sekunder = Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: fase penerimaan awal
(initialintake) antara 1-3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan
mental, dan fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara1-3
minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan
adiktif secara bertahap.
3. Tersier = upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan
dalam prosespenyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas fase
stabilisais, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali
ke masyarakat, dan fase sosialisasi dalam masyarakat, agar mantan
penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang
bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling,
membuat kelompokkelompok dukungan, mengembangkan kegiatan
alternatif, dll.

Daftar Isi
https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/
http://repository.unika.ac.id/16465/2/13.40.0214%20Wasiman
%20%287.56%25%29.BAB%20I.pdf
https://osf.io/m6h4f/download/?format=pdf

Anda mungkin juga menyukai