Segala puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Tuhan yang maha esa,
karena atas berkat dan rahmanyalah saya dapat menyelesaikan sebuah makalah ini
dengan tepat waktu.
Berikut penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Bahaya
Narkoba Pada Generasi Muda”, yang menurut saya dapat bermanfaat bagi para
pemuda, dimana proses pergaulan bebas semakin marak kita temukan di kalangan
remaja saat ini.
Di dalam makalah ini, membahas tentang proses penggunaan narkoba oleh para
remaja, dampak penggunaan narkoba bagi generasi muda di lingkungan keluarga,
sekolah, Masyarakat dan negara. Dan Upaya tentang pemerintah untuk
menuntaskan masalah narkoba ini.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh terima kasih dan
semoga Allah Swt. Memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat
bagi pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…ii
BAB I PENDAHULUAN
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………….13
4.2 Saran………………………………………………………………….......…13
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………………14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.2 Rumusan Masalah
v
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
vi
Pengertian narkoba menurut Wresniwiro (1999) adalah zat atau obat yang
bisa menyebabkan ketidaksadaran atau pembiusan, karena zat-zat tersebut bekerja
dengan mempengaruhi saraf pusat manusia.
Pengertian narkoba menurut pakar Kesehatan adalah psikotropika yang
biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang
telah dipakai diluar batas dosis.
vii
hilangnya rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang
penggunannya dapat menimbulkan ketergantungan. Penyalahgunaan narkoba
adalah penggunaan narkoba bukan untuk maksud pengobatab tetapi ingin
menikmati pengaruhnya dalam jumlah yang berlebihan, sehingga menyebabkan
gangguan Kesehatan fisik, mental dan kehidupan sosialnya.
BAB III
PEMBAHASAN
viii
banyak informasi yang menyatakan dampak negative yang ditimbulkan oleh
penyalahgunaan dalam mengkonsumsi narkoba, tapi hal ini belum memberi angka
yang cukup signifikan dalam mengurangi tingkat penyalahgunaan narkoba.
Terdapat 3 faktor (alasan) yang dapat dikatakan sebagai “pemicu” seseoranf
dalam penyalahgunaan narkoba. Ketiga faktor tersebut adalah factor diri, factor
lingkungan dan factor kesediaan narkoba itu sendiri.
1. Faktor Diri
a. Keinginan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berfikir Panjang
tentang akibatnya di kemudian hari.
b. Keinginan untuk mencoba-coba karena penasaran.
c. Keinginan untuk bersenang-senang.
d. Keinginan untuk dapat diterima dalam satu kelompok (komunitas) atau
lingkungan tertentu.
e. Workaholic agar terus beraktivitas maka menggunakan stimulant
(perangsang).
f. Lari dari masalah, kebosanan atau kegetiran hidup.
g. Mengalami kelelahan dan menurunnya semangat belajar.
h. Menderita kecemasan dan kegetiran.
i. Kecanduan merokok dan minuman keras. Dua hal ini merupakan
gerbang kea rah penyalahgunaan narkoba.
j. Karena ingin menghibur diri dan menikmati hidup sepuas-puasnya.
k. Upaya untuk menurunkan berat badan atau kegemukan dengan
menggunakan obat penghilang rasa lapar yang berlebihan.
l. Merasa tidak dapat perhatian, tidak diterima atau disayangi dalam
lingkungan keluarga atau lingkungan pergaulan.
m. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
n. Ketidaktahuan tentang dampak dan bahaya penyalahgunaan narkoba.
o. Pengertian yang salah bahwa mencoba narkoba sekali-kali tidak akan
menimbulkan masalah.
p. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan
atau kelompok pergaulan untuk menggunakan narkoba.
ix
q. Tidak dapat atau tidak mampu berkata TIDAK pada narkoba.
2. Faktor Lingkungan
x
h. Bisnis narkoba menjanjikan keuntungan yang besar.
i. Perdagangan narkoba dikendalikan oleh sindikat yang kuat dan
professional. Bahkan dasar narkoba (precursor) beredar bebas di
Masyarakat.
3.2 Dampak Penyalahgunaan Narkoba
xi
a. Tidak lagi menjaga sopan santun, bahkan melawan orang tua sekalipun.
b. Kegiatan mencuri uang maupun menjual barang di rumah yang bisa di
uangkan untuk membeli napza atau narkoba akan terjadi.
c. Kurang menghargai barang dirumah, mengendarai kendaraan tanpa
perhitungan yang menyebabkan kerusakan atau kecelakaan.
d. Penyembuhan atau rehabilitasi twrhadap pecandu memerlukan biaya yang
sangat besar, dan akan menganggu ekonomi keluarga.
3. Dampak terhadap Bangsa dan Negara
a. Generasi muda sebagai pewaris bangsa yang seharusnya menerima tongkat
estafet kepemimpinan semakin rusak.
b. Hilangnya rasa nasionalisme, patriotism dan rasa cinta terhadap bangsa dan
negara. Hal ini akan memudahkan para provokator untuk menghancurkan
negara.
3.3 Cara Penanggulangan Bahaya Narkoba
1. Pemeriksaan
xii
bergantung pada tingkat kecanduan yang dialami serta tekad yang dimiliki oleh si
pemakai untuk sembuh.
3. Stabilisasi
Setelah proses detoksifikasi berhasil dilewati, selanjutnya dokter akan
menerapkan Langkah stabilisasi. Tahapan ini bertujuan untuk membantu
pemulihan jangka Panjang dengan memberikan resep dokter. Tidak hanya itu,
pemikiran tentang rencana ke depan pun diarahkan akan Kesehatan mental tetap
terjaga dan tidak Kembali terjerumus dalam bahaya obat-obatan terlarang.
4. Pengelola Aktivitas
Jika sudah keluar dari rehabilitasi. Pecandu yang sudah sembuh akan
Kembali ke kehidupan normal. Diperlukan pendekatan dengan orang terdekat
seperti keluarga,teman agar mengawasi aktivitas mantan pemakai.Tanpa
dukungan penuh dari orang sekitar, keberhasilan dalam mengatasi kecanduan obat
terlarang tidak akan lancer. Banyak pemakai yang sudah sembuh lantas mencoba
menggunakan Kembali obat-obatan tersebut karena pergaulan yang salah. Karena
itulah pengelolaan aktivitas sangat penting agar terhindar dari pengaruh negative.
Narkoba
Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program premitif atau
program pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya
adalah para anggota Masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum
mengenal narkoba sama sekali. Prinsip yang dijalani oleh program ini
adalah dengan meningkatkan peranan dan kegiatan Masyarakat
agarkelompok ini menjadi lebih Sejahtera secara nyata sehingga mereka
sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan
dengan cara menggunakan narkoba.
xiii
Bentuk program yang ditawarkan antara lain pelatihan, dialog interaktif
dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok olahraga, seni budaya, atau
kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling tepat adalah
Lembaga-lembaga Masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh
pemerintah.
Preventif
Program preventif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana
program ini ditujukan kepada Masyarakat sehat yang sama sekali belum
pernah mengenal narkoba agar mereka mengetahui tentang seluk beluk
narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk
menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh pemerintah, juga
sangat efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain
termasuk Lembaga-lembaga professional terkait, Lembaga swadaya
Masyarakat, perkumpulan, organisasi Masyarakat dan lainnya.
Bentuk dan agenda kegiatan dalam program preventif ini:
1. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada
pendengar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Kampanye ini
hanya memberikan informasi saja kepada pendengarnya, tanpa disertai
sesi tanya jawab. Biasanya yang dipaparkan oleh pembicara hanyalah
garis besarnya saja dan bersifat informasi umum. Informasi ini biasa
disampaikan oleh para tokoh Masyarakat. Kampanye ini juga dapat
dilakukan melalui spanduk poster atau baliho. Pesan yang ingin
disampaikan hanyalah sebatas arahan agar menjauhi penyalahgunaan
narkoba tanpa merinci lebih dalam mengenai narkoba.
xiv
Tujuan penyuluhan ini adalah untuk mendalami berbagai masalah
tentang narkoba sehingga Masyarakat menjadi lebih tahu dan menjadi
tidak tertarik menggunakannya selepas mengikuti program ini. Materi
dalam program ini biasa disampaikan oleh tenaga professional seperti
dokter, psikolog, polisi, ahli hukum ataupun sosiologi sesuai dengan
tema penyuluhannya.
xv
sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan
pemakaian narkoba. Tidak sembarang pihak dapat mengobati pemakai
narkoba ini, hanya dokter yang lebih mempelajari narkoba secara khusus
yang diperbolehkan mengobati dan menyembuhkan pemakai narkoba ini.
Pengobatan ini sangat rumit dan dibutuhkan kesabaran dalam
menjalaninya. Kunci keberhasilan pengobatan ini adalah kerjasama yang
baik antara dokter, pasien dan keluarganya. Bentuk kegiatan yang
dilakukan dalam program pengobatan ini adalah:
1. Penghentian secara langsung.
2. Pengobatan gangguan Kesehatan akibat dari penghentian dan
pemakaian
narkoba (detoksifikasi).
3. Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian
narkoba.
4. Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama
narkoba, seperti
HIV/AIDS, Hepatitis B/C, Sifilis dan lainnya.
xvi
program kuratif. Tujuannya agar ia tidak memakai dan bisa bebas dari
penyakit yang ikut menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba,
kerusakan fisik, kerusakan mental dan penyakit bawaan macam
HIV/AIDS biasanya ikut menghampiri para pemakai narkoba. Itulah
sebabnya mengapa pengobatan narkoba tanpa program rehabilitasi
tidaklah bermanfaat. Setelah sembuh masih banyak masalah yang harus
dihadapi oleh bekas pemakai narkoba tersebut, yang terburuk adalah para
penderita akan merasa putus asa setelah dirinya tahu telah terjangkit
penyakit macam HIV/AIDS dan lebih memilih untuk mengakhiri dirinya
sendiri. Cara yang paling banyak dilakukan dalam Upaya bunuh diri ini
adalah dengan cara menyuntikkan dosis obat dalam jumlah berlebihan
yang mengakibatkan pemakai mengalami Over Dosis (OD). Cara lain
yamg biasa digunakan untuk bunuh diri adalah dengan melompat dari
ketinggian, membenturkan kepala ke tembok atau sengaja melempar
dirinya untuk ditabrakkan pada kendaraan yang sedang lewat. Banyak
Upaya pemulihan namun keberhasilannya sendiri sangat bergantung pada
sikap profesionalisme Lembaga yang menangani program rehabilitasi ini,
kesadaran dan kesungguhan penderita untuk sembuh serta dukungan kerja
sama antara penderita, keluarga dan Lembaga.
Masalah yang paling sering timbul dan sulit sekali untuk dihilangkan
adalah mencegah datangnya Kembali kambuh (relaps) setelah penderita
menjalani pengobatan. Relaps ini disebabkan oleh keinginan kuat akibat
salah satu sifat narkoba yang Bernama habitual. Cara yang paling efektif
untuk menangani hal ini adalah dengan melakukan rehabilitasi secara
mental dan fisik. Upaya pemakai psikotropika biasanya tingkat
keberhasilan setelah pengobatan terbilang sering berhasil, bahkan ada yang
bisa sembuh 100%.
Represif
Represif ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para
produsen, bandar, pengedar dan pemakai narkoba secara hukum. Program
xvii
ini merupakan instansi pemerintah yang berkewajiban mengawasi dan
mengendalikan produksi ataupun distribusi narkoba. Selain itu juga berupa
penindakan terhadap pemakai yang melanggar undang-undang tentang
narkoba. Instansi yang terkait dengan program ini antara lain polisi,
Departemen Ksehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),
Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan. Begitu luasnya jangkauan
peredaran gelap narkoba ini tentu diharapkan peran serta Masyarakat,
termasuk LSM dan Lembaga kemasyarakatan lain untuk berpartisipasi
membantu para aparat terkait penanganan tersebut.
Masyarakat juga harus berpartisipasi, paling tidak melaporkan segala
hal yang berhubungan dengan kegiatan yang terkait dengan
penyalahgunaan narkoba dilingkungannya. Untuk memudahkkan
partisipasi Masyarakat tersebut, polisi harus ikut aktif menggalakkan
pesan dan ajakan untuk melapor ke polisi bila melihat kegiatan
penyalahgunaan narkoba. Cantumkan pula nomor dan Alamat yang bisa
dihubungi sehingga Masyarakat tidak kebingungan bila hendak melapor
nanti.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Narkoba merupakan psikotropika yang bisa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi
itu disalahgunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.
xviii
Kesehatan RI adalah NAPZA yaitu singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
xix
http://www.slideshare/septianraha/karya-ilmiah-narkoba.html
Wikipedia,id. Wikipedia,org. 8 November 2014. Narkoba.
https://dppkbpppa.pontianak.go.id/informasi/berita/4-langkah-cara-mengatasi-
kecanduan-narkoba
https:///www.slideshare.net/HajirMuhajirsam/bahaya-narkoba-bagi-generasi-muda
xx