Anda di halaman 1dari 20

TUGAS BAHASA INDONESIA

BAHAYA NARKOBA PADA GENERASI MUDA

NAMA : AINUL HAYATI


NIM : B1A123001
DOSEN : Harmin, S. Pd., M.Pd.

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Tuhan yang maha esa,
karena atas berkat dan rahmanyalah saya dapat menyelesaikan sebuah makalah ini
dengan tepat waktu.
Berikut penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Bahaya
Narkoba Pada Generasi Muda”, yang menurut saya dapat bermanfaat bagi para
pemuda, dimana proses pergaulan bebas semakin marak kita temukan di kalangan
remaja saat ini.
Di dalam makalah ini, membahas tentang proses penggunaan narkoba oleh para
remaja, dampak penggunaan narkoba bagi generasi muda di lingkungan keluarga,
sekolah, Masyarakat dan negara. Dan Upaya tentang pemerintah untuk
menuntaskan masalah narkoba ini.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh terima kasih dan
semoga Allah Swt. Memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat
bagi pembacanya.

Kendari, 29 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………….…ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………....…...2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………..…...2
BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Narkoba………………...………………………………………..3

2.2 Jenis-Jenis Narkoba………………...……………………………………......3

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pemicu Penggunaan Narkoba Pada Generasi Muda……………….…5


3.2 Dampak Penyalahgunaan Narkoba ………………………………….…7
3.3 Cara Penanggulangan bahaya narkoba ………………………………...8
3.4 Upaya yang Dilakukan pemerintah untuk Mengatasi Masalah
Narkoba……………………………………………………………………9
BAB IV PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan………………………………………………………………….13

4.2 Saran………………………………………………………………….......…13

DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………………14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemuda merpakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader


Masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan
dalam membangun bangsa, menegakkan keadilan dan pemuda yang menolak
kekuasaan.
Selaku pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat,
sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk
menyokong perubahan dan pembaharuan bagi Masyarakat dan negara. Aksi
reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda kea rah Masyarakat. Reformasi
tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-anak.
Namun ternyata, pada kenyataan saat ini pemuda sama sekali tidak
mengetahui bagaimana peran dan fungsinya di dalam Masyarakat. Ironisnya
adalah pemuda yang menjadi dalang atau hancurnya negara pada saat ini. Dimana
kerusuhan antara pemuda sering terjadi dimana-mana. Tindak pemuda ini tidak
lepas dari pergaulan yang tidak terkontrol oleh lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah. Akibatnya pemuda dengan mudah mengenali hal-hal negative
yang akan merusak masa depannya.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi
muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi
muda tersebut dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangs aini di
kemudian hari, Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi
penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf, sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih.
Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal
kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja.
Kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar
umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba
sewaktu-waktu dapat mengincar anak-anak kapan saja.

iv
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses penggunaan narkoba oleh generasi muda?


2. Apakah dampak yang akan ditanggung oleh keluarga, sekolah, Masyarakat
dan negara dengan penggunaan narkoba oleh para generasi muda?
3. Bagaimana cara penanggulangan bahaya narkoba pada generasi muda?
4. Bagaimanakah Tindakan pemerintah untuk mengatasi masalah narkoba
yang telah merusak para pemuda?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui proses mewabahnya penyakit ketergantungan pemuda


terhadap narkoba
2. Mengetahui dampak yang diterima oleh negara jika narkoba secara terus
menerus merusak para pemuda
3. Untuk mengetahui cara penanggulangan bahaya narkoba pada generasi
muda
4. Mengetahui tindakan pemerintah untuk mengatasi masalah narkoba yang
berada di Masyarakat

v
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Narkoba

Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang


dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta
perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum,
dihirup, suntik dan lain sebagainya.
Pengertian narkoba menurut Jackobus (2005) adalah zat atau semacam
obat yang berasal baik itu dari tanaman sintetis atau semi sintetis yang bisa
menyebabkan bagi penggunanya mengalami penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan yang
paling bahaya adalah menjadi ketergantungan.
Pengertian narkoba menurut Ghoodse (2002) adalah termasuk zat kimia
yang umumnya digunakan untuk merawat Kesehatan dan Ketika zat tersebut
masuk ke dalam tubuh maka yang ditimbulkan dapat merubah beberapa fungsi di
dalam tubuh, kemudian akan berlanjut dengan ketergantungan secara fisik dan
psikis bagi tubuh, sehingga zat tersebut harus dihentikan penggunaanya maka
yang terjadi penggunanya mengalami gangguan secara fisik dan psikis.

vi
Pengertian narkoba menurut Wresniwiro (1999) adalah zat atau obat yang
bisa menyebabkan ketidaksadaran atau pembiusan, karena zat-zat tersebut bekerja
dengan mempengaruhi saraf pusat manusia.
Pengertian narkoba menurut pakar Kesehatan adalah psikotropika yang
biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang
telah dipakai diluar batas dosis.

2.2 Jenis-jenis Narkoba


Jenis-jenis narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/bahan
berbahaya yang telah populer beredar dimasyarakat perkotaan maupun pedesaan,
termasuk bagi aparat hukum. Sebenarnya dahulu kala masyarakat juga mengenal
istilah madat sebagai sebutan untuk candu atau opium, suatu golongan narkotika
yang berasal dari getah kuncup bunga tanaman Poppy yang banyak tumbuh
disekiar Thailand, Myanmar dan Laos (The Golden Triangle) maupun di Pakistan
dan Afganistan.
Selain narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
Departemen Kesehatan RI adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada
sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang oleh Masyarakat disebut
berbahaya yaitu kecanduan (adiksi).
Golongan Psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun sintesis
namun bukan Narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan (psikoaktif)
melalui pengaruhnya pada susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan perubahan
tertentu pada aktivitas mental dan perilaku.
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif
lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba dalah sebagai berikut:
 Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintesis maupun
semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

vii
hilangnya rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
 Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
 Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang
penggunannya dapat menimbulkan ketergantungan. Penyalahgunaan narkoba
adalah penggunaan narkoba bukan untuk maksud pengobatab tetapi ingin
menikmati pengaruhnya dalam jumlah yang berlebihan, sehingga menyebabkan
gangguan Kesehatan fisik, mental dan kehidupan sosialnya.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pemicu Penggunaan Narkoba pada Generasi Muda

Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu pola penggunaan yang bersifat


patologik dan harus menjadi perhatian segenap pihak. Meskipun sudah terdapat

viii
banyak informasi yang menyatakan dampak negative yang ditimbulkan oleh
penyalahgunaan dalam mengkonsumsi narkoba, tapi hal ini belum memberi angka
yang cukup signifikan dalam mengurangi tingkat penyalahgunaan narkoba.
Terdapat 3 faktor (alasan) yang dapat dikatakan sebagai “pemicu” seseoranf
dalam penyalahgunaan narkoba. Ketiga faktor tersebut adalah factor diri, factor
lingkungan dan factor kesediaan narkoba itu sendiri.
1. Faktor Diri

a. Keinginan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berfikir Panjang
tentang akibatnya di kemudian hari.
b. Keinginan untuk mencoba-coba karena penasaran.
c. Keinginan untuk bersenang-senang.
d. Keinginan untuk dapat diterima dalam satu kelompok (komunitas) atau
lingkungan tertentu.
e. Workaholic agar terus beraktivitas maka menggunakan stimulant
(perangsang).
f. Lari dari masalah, kebosanan atau kegetiran hidup.
g. Mengalami kelelahan dan menurunnya semangat belajar.
h. Menderita kecemasan dan kegetiran.
i. Kecanduan merokok dan minuman keras. Dua hal ini merupakan
gerbang kea rah penyalahgunaan narkoba.
j. Karena ingin menghibur diri dan menikmati hidup sepuas-puasnya.
k. Upaya untuk menurunkan berat badan atau kegemukan dengan
menggunakan obat penghilang rasa lapar yang berlebihan.
l. Merasa tidak dapat perhatian, tidak diterima atau disayangi dalam
lingkungan keluarga atau lingkungan pergaulan.
m. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
n. Ketidaktahuan tentang dampak dan bahaya penyalahgunaan narkoba.
o. Pengertian yang salah bahwa mencoba narkoba sekali-kali tidak akan
menimbulkan masalah.
p. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan
atau kelompok pergaulan untuk menggunakan narkoba.

ix
q. Tidak dapat atau tidak mampu berkata TIDAK pada narkoba.
2. Faktor Lingkungan

a. Keluarga bermasalah atau broken home.


b. Ayah, ibu atau keduanya atau saudara menjadi pengguna atau
penyalahgunaan atau bahkan pengedar gelap narkoba.
c. Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa
atau bahkan semua anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar
gelap narkoba.
d. Sering berkunjung ke tempat hiburan (karaoke, diskotik, café, dll).
e. Mempunyai banyak waktu luang, putus sekolah atau menganggur.
f. Lingkungan keluarga yang kurang/tidak harmonis.
g. Lingkungan keluarga dimana tidak ada kasih saying, komunikasi,
keterbukaan, perhatian dan saling menghargai di antara anggotanya.
h. Orang tua yang otoriter.
i. Orang tua/keluarga yang permisif, tidak acuh, serba boleh, kurang/tanpa
pengawasan.
j. Orang tua/keluarga yang super sibuk terhadap pekerjaan di luar rumah.
k. Lingkungan sosial yang penuh persaingan dan ketidakpastian.
3. Faktor Ketersediaan Narkoba

a. Narkoba semakin mudah didapat dan dibeli.


b. Harga narkoba semakin murah dan dijangkau oleh daya beli Masyarakat.
c. Narkoba semakin beragam dalam jenis, cara pemakaian dan bentuk
kemasan.
d. Modus Operandi tindak pidana narkoba makin sulit diungkap oleh aparat
hukum.
e. Masih banyak laboratorium gelap narkoba yang belum terungkap.
f. Sulit terungkapnya kejahatan computer dan pencucian uang yang bisa
membantu bisnis perdagangan gelap narkoba.
g. Semakin mudahnya akses internet yang memberikan informasi pembuatan
narkoba.

x
h. Bisnis narkoba menjanjikan keuntungan yang besar.
i. Perdagangan narkoba dikendalikan oleh sindikat yang kuat dan
professional. Bahkan dasar narkoba (precursor) beredar bebas di
Masyarakat.
3.2 Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Menyerang dan merusak syaraf dan akal manusia. Ini mengakibatkan


perasaan dan akal seseorang tidak berfungsi normal. Bila dua organ tersebut tidak
berfungsi, sebenarnya manusia itu telah kehilangan kemanusiaannya.
Penyalahgunaan pemakaian morfin maupun heroin yang berkepanjangan dapat
menimbulkan “addict” (ketergantungan) dan ia akan meningkatkan takaran
pemakaian sesuai dengan tingkat efeknya. Untuk itu penulis sarankan supaya
orang tua dan segenap Masyarakat segera melakukan penanggulangan
penyalahgunaan narkoba.
Sementara itu, pemakaian kokain yang berlebihan akan mengakibatkan
kejang-kejang diikuti dengan timbulnya gangguan pernapasan. Hal ini menjadi
fatal bagi pemakai jika terjadi koma dan gangguan fungsi jantung. Ganja juga
dapat mengakibatkan denyut jantung menjadi meningkat dan gangguan pada paru-
paru (pernapasan) yang dapat menimbulkan kanker. Pemakaian pada masa
kehamilan dapat mengakibatkan bayi yang premature dan cacat.
Penggunaan minuman beralkohol tinggi sangat menimbulkan masalah, lagi-
lagi jika pemakai bereksperimen, seperti mencampur satu zat dengan alcohol.
Efeknya dapat mengakibatkan organ-organ dan fungsi tubuh menjadi rusak.
1. Dampak Pribadi
a. Semangat bekerja/belajar menurun, suatu ketika bisa bersikap seperti orang
“edan”
b. Kepribadian berubah drastis, seperti berubah menjadi pemurung, dan bersikap
melawan kepada siapapun.
c. Menimbulkan “cuek” terhadap diri sendiri, seperti malas sekolah, malas
mengurus rumah, tempat tidur, kebersihan, dll.
d. Tidak lagi taat terhadap norma agama, hukum dan norma Masyarakat.
2. Dampak terhadap Keluarga

xi
a. Tidak lagi menjaga sopan santun, bahkan melawan orang tua sekalipun.
b. Kegiatan mencuri uang maupun menjual barang di rumah yang bisa di
uangkan untuk membeli napza atau narkoba akan terjadi.
c. Kurang menghargai barang dirumah, mengendarai kendaraan tanpa
perhitungan yang menyebabkan kerusakan atau kecelakaan.
d. Penyembuhan atau rehabilitasi twrhadap pecandu memerlukan biaya yang
sangat besar, dan akan menganggu ekonomi keluarga.
3. Dampak terhadap Bangsa dan Negara
a. Generasi muda sebagai pewaris bangsa yang seharusnya menerima tongkat
estafet kepemimpinan semakin rusak.
b. Hilangnya rasa nasionalisme, patriotism dan rasa cinta terhadap bangsa dan
negara. Hal ini akan memudahkan para provokator untuk menghancurkan
negara.
3.3 Cara Penanggulangan Bahaya Narkoba

1. Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan tidak hanya oleh dokter tetapi juga terapis.


Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kecanduan yang dialami
dan adakah efek samping yang muncul. Jika si pemakai mengalami depresi atau
bahkan gangguan perilaku, maka terapis akan menyembuhkan efek tersebut baru
melakukan rehabilitasi.
2. Detoksifikasi
Mengatasi kecanduan harus melalui beberapa tahapan dan salah satu
yang cukup berat adalah detoksifikasi. Disini pengguna harus 100% berhenti
menggunakan obat-obatan berbahaya tersebut. Reaksi yang akam dirasakan cukup
menyiksa mulai dari rasa mual hingga badan terasa sakit. Disamping itu pecandu
akan merasa tertekan karena tidak ada asupan obat penenang yang dikonsumsi
seperti biasa. Selama proses detoksifikasi, dokter akan meringankan efek yang
tidak mengenakan tersebut dengan memberikan obat. Disamping itu, pecandu juga
harus memperbanyak minum air agar tidak terkena dehidrasi serta mengkonsumsi
makanan bergizi untuk memulihkan kondisi tubuh. Lamanya proses ini sangat

xii
bergantung pada tingkat kecanduan yang dialami serta tekad yang dimiliki oleh si
pemakai untuk sembuh.
3. Stabilisasi
Setelah proses detoksifikasi berhasil dilewati, selanjutnya dokter akan
menerapkan Langkah stabilisasi. Tahapan ini bertujuan untuk membantu
pemulihan jangka Panjang dengan memberikan resep dokter. Tidak hanya itu,
pemikiran tentang rencana ke depan pun diarahkan akan Kesehatan mental tetap
terjaga dan tidak Kembali terjerumus dalam bahaya obat-obatan terlarang.
4. Pengelola Aktivitas
Jika sudah keluar dari rehabilitasi. Pecandu yang sudah sembuh akan
Kembali ke kehidupan normal. Diperlukan pendekatan dengan orang terdekat
seperti keluarga,teman agar mengawasi aktivitas mantan pemakai.Tanpa
dukungan penuh dari orang sekitar, keberhasilan dalam mengatasi kecanduan obat
terlarang tidak akan lancer. Banyak pemakai yang sudah sembuh lantas mencoba
menggunakan Kembali obat-obatan tersebut karena pergaulan yang salah. Karena
itulah pengelolaan aktivitas sangat penting agar terhindar dari pengaruh negative.

3.4 Upaya Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Untuk Mengatasi Masalah

Narkoba

 Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program premitif atau
program pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya
adalah para anggota Masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum
mengenal narkoba sama sekali. Prinsip yang dijalani oleh program ini
adalah dengan meningkatkan peranan dan kegiatan Masyarakat
agarkelompok ini menjadi lebih Sejahtera secara nyata sehingga mereka
sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan
dengan cara menggunakan narkoba.

xiii
Bentuk program yang ditawarkan antara lain pelatihan, dialog interaktif
dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok olahraga, seni budaya, atau
kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling tepat adalah
Lembaga-lembaga Masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh
pemerintah.

 Preventif
Program preventif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana
program ini ditujukan kepada Masyarakat sehat yang sama sekali belum
pernah mengenal narkoba agar mereka mengetahui tentang seluk beluk
narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk
menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh pemerintah, juga
sangat efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain
termasuk Lembaga-lembaga professional terkait, Lembaga swadaya
Masyarakat, perkumpulan, organisasi Masyarakat dan lainnya.
Bentuk dan agenda kegiatan dalam program preventif ini:
1. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada
pendengar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Kampanye ini
hanya memberikan informasi saja kepada pendengarnya, tanpa disertai
sesi tanya jawab. Biasanya yang dipaparkan oleh pembicara hanyalah
garis besarnya saja dan bersifat informasi umum. Informasi ini biasa
disampaikan oleh para tokoh Masyarakat. Kampanye ini juga dapat
dilakukan melalui spanduk poster atau baliho. Pesan yang ingin
disampaikan hanyalah sebatas arahan agar menjauhi penyalahgunaan
narkoba tanpa merinci lebih dalam mengenai narkoba.

2. Penyuluhan Seluk Beluk Narkoba


Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat memberikan
informasi, pada penyuluhan ini lebih bersifat dialog yang disertai
dengan sesi tanya jawab. Bentuknya bisa berupa seminar atau ceramah.

xiv
Tujuan penyuluhan ini adalah untuk mendalami berbagai masalah
tentang narkoba sehingga Masyarakat menjadi lebih tahu dan menjadi
tidak tertarik menggunakannya selepas mengikuti program ini. Materi
dalam program ini biasa disampaikan oleh tenaga professional seperti
dokter, psikolog, polisi, ahli hukum ataupun sosiologi sesuai dengan
tema penyuluhannya.

3. Pendidikan dan Pelatihan Kelompok Sebaya


Perlu dilakukan Pendidikan dan pelatihan didalam kelompok
Masyarakat agar Upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba
didalam Masyarakat ini menjadi lebih efektif. Pada program ini
pengenalan narkoba akan dibahas lebih mendalam yang nantinya akan
disertai dengan simulasi penanggulangan, termasuk Latihan pidato,
Latihan diskusi dan Latihan menolong penderita. Program ini biasa
dilakukan dilembaga Pendidikan seperti sekolah atau dikampus dan
melibatkan narasumber dan pelatih yang bersifat tenaga professional.
Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi
narkoba di Masyarakat.
Pada program ini sudah menjadi tugas bagi apparat terkait
seperti polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan dan
sebagainya. Tujuannya adalah agar narkoba dan bahan pembuatnya
tidak beredar sembarangan didalam Masyarakat, namun melibat
keterbatasan jumlah dan kemampuan petugas, program ini masih
belum dapat berjalan optimal.
 Kuratif
Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program
ini ditujukan kepada para pemakai narkoba. Tujuan dari program ini
adalah membantu mengobati ketergantungan dan menyembuhkan penyakit

xv
sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan
pemakaian narkoba. Tidak sembarang pihak dapat mengobati pemakai
narkoba ini, hanya dokter yang lebih mempelajari narkoba secara khusus
yang diperbolehkan mengobati dan menyembuhkan pemakai narkoba ini.
Pengobatan ini sangat rumit dan dibutuhkan kesabaran dalam
menjalaninya. Kunci keberhasilan pengobatan ini adalah kerjasama yang
baik antara dokter, pasien dan keluarganya. Bentuk kegiatan yang
dilakukan dalam program pengobatan ini adalah:
1. Penghentian secara langsung.
2. Pengobatan gangguan Kesehatan akibat dari penghentian dan
pemakaian
narkoba (detoksifikasi).
3. Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian
narkoba.
4. Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama
narkoba, seperti
HIV/AIDS, Hepatitis B/C, Sifilis dan lainnya.

Pengobatan ini sangat kompleks dan memerlukan biaya yang sangat


mahal. Selain itu tingkat kesembuhan dari pengobatan ini tidaklah besar
karena keberhasilan penghentian penyalahgunaan narkoba ini tergantung
dari jenis narkoba yang dipakai, kurun waktu yang dipakai sewaktu
menggunakan narkoba, dosis yang dipakai, kesadaran penderita, sikap
keluarga penderita dan hubungan penderita dengan sindikat pengedar.
Selain itu ancaman penyakit lainnya seperti HIV/AIDS juga ikut
mempengaruhi, walaupun bisa sembuh dari ketergantungan narkoba tapi
apabila terjangkit penyakit seperti AIDS tentu juga tidak dapat dikatakan
berhasil.
 Rehabilitatif
Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan Kesehatan jiwa dan
raga yang ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani

xvi
program kuratif. Tujuannya agar ia tidak memakai dan bisa bebas dari
penyakit yang ikut menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba,
kerusakan fisik, kerusakan mental dan penyakit bawaan macam
HIV/AIDS biasanya ikut menghampiri para pemakai narkoba. Itulah
sebabnya mengapa pengobatan narkoba tanpa program rehabilitasi
tidaklah bermanfaat. Setelah sembuh masih banyak masalah yang harus
dihadapi oleh bekas pemakai narkoba tersebut, yang terburuk adalah para
penderita akan merasa putus asa setelah dirinya tahu telah terjangkit
penyakit macam HIV/AIDS dan lebih memilih untuk mengakhiri dirinya
sendiri. Cara yang paling banyak dilakukan dalam Upaya bunuh diri ini
adalah dengan cara menyuntikkan dosis obat dalam jumlah berlebihan
yang mengakibatkan pemakai mengalami Over Dosis (OD). Cara lain
yamg biasa digunakan untuk bunuh diri adalah dengan melompat dari
ketinggian, membenturkan kepala ke tembok atau sengaja melempar
dirinya untuk ditabrakkan pada kendaraan yang sedang lewat. Banyak
Upaya pemulihan namun keberhasilannya sendiri sangat bergantung pada
sikap profesionalisme Lembaga yang menangani program rehabilitasi ini,
kesadaran dan kesungguhan penderita untuk sembuh serta dukungan kerja
sama antara penderita, keluarga dan Lembaga.

Masalah yang paling sering timbul dan sulit sekali untuk dihilangkan
adalah mencegah datangnya Kembali kambuh (relaps) setelah penderita
menjalani pengobatan. Relaps ini disebabkan oleh keinginan kuat akibat
salah satu sifat narkoba yang Bernama habitual. Cara yang paling efektif
untuk menangani hal ini adalah dengan melakukan rehabilitasi secara
mental dan fisik. Upaya pemakai psikotropika biasanya tingkat
keberhasilan setelah pengobatan terbilang sering berhasil, bahkan ada yang
bisa sembuh 100%.
 Represif
Represif ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para
produsen, bandar, pengedar dan pemakai narkoba secara hukum. Program

xvii
ini merupakan instansi pemerintah yang berkewajiban mengawasi dan
mengendalikan produksi ataupun distribusi narkoba. Selain itu juga berupa
penindakan terhadap pemakai yang melanggar undang-undang tentang
narkoba. Instansi yang terkait dengan program ini antara lain polisi,
Departemen Ksehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),
Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan. Begitu luasnya jangkauan
peredaran gelap narkoba ini tentu diharapkan peran serta Masyarakat,
termasuk LSM dan Lembaga kemasyarakatan lain untuk berpartisipasi
membantu para aparat terkait penanganan tersebut.
Masyarakat juga harus berpartisipasi, paling tidak melaporkan segala
hal yang berhubungan dengan kegiatan yang terkait dengan
penyalahgunaan narkoba dilingkungannya. Untuk memudahkkan
partisipasi Masyarakat tersebut, polisi harus ikut aktif menggalakkan
pesan dan ajakan untuk melapor ke polisi bila melihat kegiatan
penyalahgunaan narkoba. Cantumkan pula nomor dan Alamat yang bisa
dihubungi sehingga Masyarakat tidak kebingungan bila hendak melapor
nanti.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Narkoba merupakan psikotropika yang bisa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi
itu disalahgunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.

Narkotika merupakan merupakan singkatan dari narkoba dan obat-obatan.


Selain istilah narkoba ada juga istilah lain yang dikeluarkan oleh Departemen

xviii
Kesehatan RI adalah NAPZA yaitu singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya.

Terdapat 3 alasan yang menjadi pemicu seseorang dalam penyalahgunaan


dalam narkoba. Ketiganya yang dimaksud adalah yaitu factor diri, factor
lingkungan dan factor kesediaan narkoba itu sendiri.

Dampak penyalahgunaan narkoba itu sendiriakan merusak pribadi misalnya:


semangat bekerja menurun. Pada keluarga misalnya: tidak hormat kepada orang
tua. Pada negara misalnya: karena akan mempunyai calon pemimpin yang rusak.

Terdapat 4 cara penanggulangan bahaya narkoba yaitu dengan cara


pemeriksaan, detoksifikasi, stabilisasi hingga pengelola aktivitas.

Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah narkoba adalah dengan


REHABILITASI.

4.2 Saran

Obat-obatan bukanlah jawaban yang tepat bagi semua masalah, bahkan


sebaliknya akan menimbulkan masalah yang jauh lebih besar. Pemakai obat-
obatan terlarang adalah orang yang mengalami kerugian besar, dan dapat berakhir
pada kematian.

Tindakan yang paling baik untuk menanggulangi bahaya narkoba adalah


dengan mencegah keterlibatan dengan narkoba itu sendiri karena pencegahan jauh
lebih baik dibandingkan dengan pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Candra.2005, ancaman bagi generasi muda. Yogyakarta; Scrib


Rey Vast. Karya Ilmiah Narkoba. 9 November 2014.

xix
http://www.slideshare/septianraha/karya-ilmiah-narkoba.html
Wikipedia,id. Wikipedia,org. 8 November 2014. Narkoba.
https://dppkbpppa.pontianak.go.id/informasi/berita/4-langkah-cara-mengatasi-
kecanduan-narkoba
https:///www.slideshare.net/HajirMuhajirsam/bahaya-narkoba-bagi-generasi-muda

xx

Anda mungkin juga menyukai