Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Remaja dan Pranikah
Disusun oleh :
PSKB A
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah Swt, berkat hidayah dan rahmat-Nya
yang diberikan kepada penulis berupa kesehatan rohani dan jasmani sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif” dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis berusaha menguraikan dan menjelaskan tentang zat yang bekerja pada otak,
sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran pada penggunanya
yangbiasa disebut dengan NAPZA (Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif).
1. Ibu Nur Aini Retno, M.Keb selaku dosen Asuhan Kebidanan Remaja dan Pranikah
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan makalah ini;
2. Orang tua yang telah memberikan semangat dan do’a kepada penulis hingga dapat
meyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik;
3. Rekan-rekan Kebidanan Universitas Brawijaya yang telah memberikan motivasi dan
keceriaan selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini, banyak sekali kita temui zat-zat adiktif yang negatif dan berbahaya
bagi tubuh manusia di sekitar kita. Zat-zat ini disebut dengan sebutan narkotika dan
obat-obatan terlarang. Pada zaman dhaulu, narkoba hanya dipakai secara terbatas oleh
beberapa komunitas manusia di berbagai negara untuk suatu kepentingan. Namun kini
narkoba telah menyebar dalam spektrum yang semakin meluas. Para era modern ini,
masalah penggunaan narkoba telah menjadi masalah yang sangat kompleks bagi
seluruh manusia di berbagai negara. Narkoba ini merupakan zat yang bisa mengobrak-
abrik nalar atau akal sehat yang cerah, merusak jiwa manusia, dan raga yang mana
dapat mengancam masa depan manusia.
2.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari NAPZAA
2. Mengetahui penyebab seseorang menggunakan NAPZA
3. Mengetahui efek fisiologi dari penggunaan NAPZA
4. Mengetahui faktor resiko dari penggunaan NAPZA
5. Mengetahui penatalaksanaan pengguna NAPZA secara umum
6. Mengetahui peran bidan dalam mengatasi permasalahan ini sesuai dengan
wewenangnya
2.4 Manfaat
1. Mendapatkan informasi tentang bahaya penyalahgunaan napza bagi remaja
2. Dapat mengantisipasi adanya penyalahgunaan napza di kalangan remaja
3. Mampu memberikan informasi dan pendidikan tentang bahaya penyalahgunaan napza
bagi remaja
4. Bidan dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi remaja
BAB II
KAJIAN TEORI
Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat,
baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiatpsikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
padaaktivitas mental dan perilaku.
Zat adiktif lainnya adalah zat, bahan kimia, dan biologi dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan hidup secara
langsung dan tidak langsung yang mempunyai sifat karsinogenik, teratogenik,
mutagenik, korosif, dan iritasi. Bahan-bahan berbahaya ini adalah zat4 adiktif yang
bukan termasuk ke dalam narkotika dan psikoropika, tetapi mempunyai pengaruh dan
efek merusak fisik seseorang jika disalahgunakan (Wresniwiro dkk. 1999).
2.2 Fisiologi
2.2.1 Paru-paru dan Jantung
Paru-paru dan jantung bekerja saling berhubungan. Ketika zat-zat kimia
beracun memasuki paru-paru, maka zat-zat beracun tersebut akan masuk ke
jantung dan peredaran darah secara keseluruhan. Dan karena darah beredar ke
seluruh tubuh, maka akan menyebar pula zat-zat beracun yang dibawanya ke
seluruh tubuh. Sistem peredaran darah menjadi rusak dan mudah terserang
berbagai penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah. Yang paling
pertama dapat terlihat dari pengguna narkoba yang rusak sistem peredaran
darahnya adalah mata yang memerah akibat melebarnya pembuluh darah mata.
2.2.2 Otak
Ketika zat-zat narkoba sudah memasuki sistem pembuluh darah, hanya dalam
hitungan menit, senyawa kimia beracun dan berbahaya dibawa menuju otak
dan organ lainnya. Di otak, yang merupakan sistem syaraf pusat, senyawa
narkoba / THC melepaskan doplamin dan menyebabkan pengguna merasa
tenang atau”fly”. Doplamin yang dikeuarkan sangat banyak sehingga pada
tahapan lanjut atau pecandu akan menyebabkan pengguna tidak dapat
mencerna informasi secara benar, maupun mengingat sesuatu. Akibatnya,
halusinasi terus menurus sampai kehilangan kesadaran. Alih-alih akan
menambah kreatifitas dan meningkatkan fungsi kerja otak, narkoba
menyebabkan kerusakan pada otak.
2.2.3 Hati
Dalam sistem pencernaan organ hati berfungsi menawarkan racun. Segala
jenis racun akan masuk ke dalam hati, terutama narkoba yang dikonsumsi
melalui mulut dan pernapasan. Karena banyaknya racun yang masuk, hati
bekerja berlebihan sehingga mengalami gangguan fungsi hati. Gejala awal /
ciri-ciri gangguan hati pengguna narkoba adalah perasaan tersengat di mulut
dan tenggorokan.
2.3 Etiologi/Penyebab:
2.3.1 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rosida, et al. (2015), faktor penyebab
penggunaan NAPZA ada dua, yaitu:
2.3.1.1 Faktor internal
a. Penyakit jantung
b. Merusak otak
c. Pengeroposan tulang
d. Pembuluh darah bermaslah
e. Gangguana kulit
f. Merusak sistem syaraf
g. Mengganggu paru-paru
h. Mengganggu sistem pencernaan
i. Pemicu gagal ginjal, gagal jantung, kanker, tumor, dan HIV/AIDS
(karena pemakaian jarum suntik secara bergantian)
j. Gangguan jiwa dan gangguan hormon
k. Merusak organ
l. Menurunkan berat badan
m. Membuat mandul
n. Mengakibatkan kematian
4. Kuesioner-Skrining
Penggunaan kuesioner secara umum meliputi: isu-isu tentang gaya hidup seperti
merokok, diet, olahraga, penggunaan NAPZA mungkin bukan ancaman bagi
mereka. Banyak alat yang dapat digunakan untuk melakukan skrining penggunaan
NAPZA pada individu seperti ASSIST (Alcohol, Smoking, Substance Involvement
Screening Test.)
5. Skrining Biologik
B. Asesmen
2. Fase asesmen
Ada empat fase penting dalam melakukan asesmen yang harus terpenuhi:
a. mengembangkan hubungan berdasarkan saling percaya,
empati dan sikap yang tidak menghakimi
b. membantu pasien secara akurat untuk menilai kembali
penggunaan NAPZA mereka, yang mungkin akan menfasilitasi
mereka untuk berubah
c. menfasilitasi untuk mengingat kembali kejadian masa lalu dan masa
kini dan menghubungkan dengan penggunaan NAPZA nya saat ini
d. mendorong pasien untuk mereflekssi pilihan menggunakan
NAPZA dan konsekuensi dari perilaku penggunaan NAPZAnya.
3.1 Kesimpulan
Masalah penyalahgunaan NAPZA khususnya pada remaja tentu menjadi
sebuah masalah yang sangat mengkhawatirkan, terutama bagi keluarga dan suatu
bangsa. Pengaruh NAPZA yang diberikan sangat buruk, baik dari segi kesehatan fisik,
psikologi bahkan mengganggu hubungan sosialnya dengan lingkungan sekitar.
3.2 Saran
Dengan mengetahui fakta0fakta yang berada di lapanagan, diharapkan
pencegahan dalam penggunaan obat obatan tersebut dapat lebih efektif. Hal ini
mengingat bahwa pengaruh yang diberikan oleh NAPZA sangatlah berdampak
negatif bagi rohani dan jasmani pemakainya. Karena dengan adanya kesadaran dari
tiap individu akan bahaya NAPZA dalam kehidupan maka hal ini akan meminimalisir
hal yang tidak diinginkan yang dapat terjadi akibat penyalahgunaan NAPZA tersebut.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun memberikan saran kepada sesame
generasi muda bahwa jangan pernah menyentuh barang barang haram tersebut
maupun yang berhubungan dan dapat menjadi awal mula terjeremusnya kita ke dunia
obat obatan terlarang karena dapat merusak kehidupan kita dan juga masa depan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Armono, Y. W., & SE, S. (2014, December). Kegunaan Narkotika dalam Dunia Medis.
In PROSEDING SEMINAR UNSA.
No, J. P., & Indonesia, J. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA
pada Masyarakat di Kabupaten Jember. Jurnal Farmasi Komunitas Vol, 2(1), 1-4.
Nur’artavia, M. R. (2017). Karakteristik pelajar penyalahguna NAPZA dan jenis NAPZA
yang digunakan di Kota Surabaya. The Indonesian Journal of Public Health, 12(1),
27-38.
Pamija, A. R. (2019). permasalahan narkoba.
Yuzar, D. N. (2020). NARKOBA JENIS-JENIS & PENCEGAHANNYA.
Widyasih, H., Hernayanti, M. R., & Purnamaningrum, Y. E. (2018). MODUL PRAKTIK