Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH BULLYING PADA PSIKOLOGI PELAJAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akhir-akhir ini kasus akibat kekerasan makin sering ditemui, seperti perkelahian atau
juga tawuran antar pelajar. Selain tawuran antar pelajar, sebenarnya ada bentuk-bentuk perilaku
manusia yang tidak begitu mendapat perhatian dari orang-orang sekitarnya, seperti pengucilan,
atau pemalakan, yang biasa disebut Bullying. Bullying ini dapat dilakukan secara fisik maupun
non-fisik. Bullying juga dapat dikirim melalui apa saja, media sosial maupun secara langsung.

Bullying juga dapat terjadi di mana saja, termasuk di sekolah, tempat bermain, di rumah,
di jalan, dan di tempat hiburan. Bullying seolah-olah sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari kehidupan anak-anak di zaman sekarang ini.

Lemahnya emosi seseorang akan berdampak pada terjadinya bullying terutama di


kalangan anak sekolah/remaja. Hal tersebut dapat mengakibatkan anak menjadi malas dan
trauma datang ke sekolah, dan takut untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Hal ini juga
sangat berbahaya terhadap korban bullying karena dapat menyebabkan bunuh diri. Sehingga
masalah bullying yang ramai terjadi sekarang ini, seharusnya mendapat perhatian khusus dari
seseorang.

Budaya bullying (kekerasan) atas nama senioritas masih terus terjadi di kalangan peserta
didik. Karena meresahkan, pemerintah didesak segera menangani masalah ini secara serius.
Bullying adalah suatu bentuk kekerasan anak (child abuse) yang dilakukan teman sebaya kepada
seseorang (anak) yang lebih ‘rendah’ atau lebih lemah untuk mendapatkan keuntungan atau
kepuasan tertentu.

Biasanya bullying terjadi berulang kali. Bahkan ada yang dilakukan secara sistematis.
Dari banyaknya kasus-kasus bullying yang ada di lembaga pendidikan di Indonesia khususnya
lingkungan sekolah, penulis mengambil tema yang berkaitan dengan perilaku bullying
khususnya karena sangat berdampak bagi mental anak.
1

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka di identifikasi permasalahan, sebagai


berikut :

1. Apakah bullying dapat mempengaruhi psikologi pelajar?

2. Bagaimana psikologi pelajar yang disebabkan oleh bullying?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan Bullying pada psikologi pelajar SMA ?

C. PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini, peneliti
membatasi PENGARUH BULLYING PADA PSIKOLOGI PELAJAR SMA.

D. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah
dijelaskan diatas maka, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah PENGARUH
BULLYING PADA PSIKOLOGI PELAJAR SMA.

1.) Untuk mengetahui pengaruh bullying pada pelajar.

E. TUJUAN & MANFAAT PENELITIAN

Kegunaan & manfaat yang diperoleh mengenai PENGARUH BULLYING PADA


PSIKOLOGI PELAJAR SMA.

2
1.) Bagi Guru

a.) Untuk dapat mengetahui dan menanggulangi tentang bahaya dari bullying terhadap
seluruh siswa yang mereka didik.

b.) Untuk melakukan peningkatan pengawasan pada siswa

c.) Untuk memberikan psikoedukasi, kampanye atau penyuluhan, brainstroming dan

diskusi, membaca buku cerita yang berhubungan dengan Bullying, story telling, kolase, poster
mengenai pencegahan Bullying, bermain drama, berbagi cerita dengan orang tua dirumah,
menulis puisi, menyanyikan lagu anti Bullying dengan lirik yang sudah dirubah dari lagu
populer, bermain teater, dan melakukan pelatihan (workshop) bertemakan stop Bullying.

2.) Bagi Peneliti

a.) Untuk mengetahui pengertian dari Bullying.

b.) Untuk mengetahui pengaruh bullying pada pelajar.

c.) Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dari Bullying pada
pelajar SMA Bekasi.

3.) Bagi Peserta Didik

a.) Diharapkan peserta didik mampu meningkatkan empatinya, sehingga tidak


melakukan kekerasan di sekolah.

b.) Diharapkan peserta didik agar dapat lebih mengontrol emosinya.

3
BAB II

DESKRIPTIF TEORITIK KERANGKA BERFIKIR &


HIPOTESIS

A. BULLYING

1. HAKIKAT BULLYING

Berikut ini pengertian dari bullying menurut para ahli dan beberapa teman yang
saya wawancarai.

Bullying merupakan suatu perilaku negatif berulang yang bermaksud


menyebabkan ketidaksenangan atau menyakitkan oleh orang lain, baik satu atau beberapa
orang secara langsung terhadap seseorang yang tidak mampu melawannya (Olweus,
2006).

Menurut American Psychiatric Association (APA) (dalam Stein dkk., 2006),


bullying adalah perilaku agresif yang dikarakteristikkan dengan 3 kondisi yaitu :

(a) perilaku negative yang bertujuan untuk merusak atau membahayakan

(b) perilaku yang diulang selama jangka waktu tertentu

(c) adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan dari pihak-pihak yang terlibat.

Menurut Coloroso (2007), bullying merupakan tindakan intimidasi yang


dilakukan secara berulang-ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih
lemah, dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai korbannya secara fisik
maupun emosional.

Rigby (dalam Astuti, 2008), menyatakan bahwa bullying merupakan perilaku


agresif yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus, terdapat kekuatan yang
tidak seimbang antara pelaku dan korbannya, serta bertujuan untuk menyakiti dan
menimbulkan rasa tertekan bagi korbannya.

4
Menurut Michelle Felicia K. (2020), bullying adalah tindakan criminal yang tidak
hanya menyerang korban secara fisik namun juga secara non-fisik untuk memuaskan
hasrat si pelaku bully.

Menurut Kristin Selomitha (2020), bullying merupakan suatu tindakan dimana


seseorang merendahkan orang lain dan dapat menimbulkan trauma kepada korban karena
mengalami kekerasan secara fisik maupun verbal.

2. JENIS-JENIS BULLYING

1. Physical bullying (kontak fisik langsung) : memukul, mendorong, mencubit, mencakar,


juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimliki orang lain.

2. Verbal bullying (kontak verbal langsung) : mengancam, mempermalukan,


merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name–calling), sarkasme, merendahkan
(put-down), mencela/mengejek, mengintimidsi, mengejek, menyebarkan gosip).

3. Non Verbal bullying (perilaku non-verbal langsung) : melihat dengan sinis,


menjulurkan lidah menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam,
biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal).

4. Indirect non verbal (perilaku non verbal tidak langsung) : mendiamkan seseorang,
memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan,
mengirimkan surat yang berbau ancaman.

5. Social alienation (alienasi sosial) : mengecualikan seseorang dari kelompok, seperti


dengan menyebarkan rumor, dan mengolok-olok.

6. Cyber bullying (bullying elektronik) : merupakan bentuk perilaku bullying yang


dilakukan pelakunya dengan menggunakan sarana elektronik seperti komputer, handphone,
internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya.

5
Tujuannya, meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman
video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan. Bullying jenis ini
biasanya dilakukan oleh kelompok remaja yang telah memiliki pemahaman cukup baik terhadap
sarana teknologi informasi dan media elektronik lainnya.

3. FAKTOR-FAKTOR BULLYING

Bullying dapat terjadi dimana saja, di perkotaan, pedesaan, sekolah negeri, sekolah
swasta, di waktu sekolah maupun di luar waktu sekolah. Bullying terjadi karena interaksi dari
berbagai faktor yang dapat berasal dari pelaku, korban, dan lingkungan dimana bullying tersebut
terjadi. Pada umumnya, anak-anak korban bullying memiliki beberapa factor, sebagai berikut:

a.) Dianggap “berbeda”, misalnya memiliki ciri fisik tertentu yang mencolok seperti lebih
kurus, gemuk, tinggi, atau pendek dibandingkan dengan yang lain, berbeda dalam status
ekonomi, memiliki hobi yang tidak lazim, atau menjadi siswa/siswi baru.

b.) Dianggap lemah atau tidak dapat membela dirinya.

c.) Memiliki rasa percaya diri yang rendah.

d.) Kurang populer dibandingkan dengan yang lain, tidak memiliki banyak teman.

Sedangkan untuk pelaku bullying, Ada beberapa karakteristik anak yang memiliki
kecenderungan lebih besar untuk menjadi pelaku bullying, yaitu mereka yang:

a.) Peduli dengan popularitas, memiliki banyak teman, dan senang menjadi pemimpin
diantara teman-temannya. Mereka dapat berasal dari keluarga yang berkecukupan, memiliki rasa
percaya diri tinggi, dan memiliki prestasi bagus di sekolah. Biasanya mereka melakukan bullying
untuk meningkatkan status dan popularitas di antara teman-teman mereka.

b.) Pernah menjadi korban bullying. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan diterima
kesepian dan mengalami depresi.

6
c.) Memiliki rasa percaya diri yang rendah, atau mudah dipengaruhi oleh teman-
temannya. Mereka dapat menjadi pelaku bullying karena mengikuti perilaku teman-teman
mereka yang melakukan bullying, baik secara sadar maupun tidak sadar.

4. DAMPAK BULLYING

a.) DAMPAK BAGI PELAKU

Para pelaku bullying ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang
tinggi pula, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal
orang berwatak keras, mudah marah, sensitif, toleransi yang rendah terhadap frustasi. Para
pelaku bullying ini memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang
berempati terhadap targetnya. Apa yang diungkapkan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Coloroso (2006:72) mengungkapkan bahwa siswa akan terperangkap dalam peran pelaku
bullying, tidak dapat mengembangkan hubungan yang sehat, kurang cakap untuk memandang
dari perspektif lain, tidak memiliki empati, serta menganggap bahwa dirinya lah yang paling kuat
sehingga dapat mempengaruhi pola hubungan sosialnya di masa yang akan datang.

Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa mereka memiliki


kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan terus-menerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini
dapat menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan perilaku
kriminal lainnya.

b.) DAMPAK BAGI KORBAN

Bullying dapat membuat remaja merasa cemas dan ketakutan, mempengaruhi konsentrasi
belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut
dalam jangka waktu yang lama, dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi
sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan
depreasi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim, bullying dapat mengakibatkan
remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri (commited suicide).

7
Coloroso (2006) mengemukakan bahayanya jika bullying menimpa korban secara
berulang-ulang. Konsekuensi bullying bagi para korban, yaitu korban akan merasa depresi dan
marah, Ia marah terhadap dirinya sendiri, terhadap pelaku bullying, terhadap orang-orang di
sekitarnya dan terhadap orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau menolongnya. Hal
tersebut kemudan mulai mempengaruhi prestasi akademiknya. Berhubung tidak mampu lagi
muncul dengan cara-cara yang konstruktif untuk mengontrol hidupnya, ia mungkin akan mundur
lebih jauh lagi ke dalam pengasingan.

Terkait dengan konsekuensi bullying, penelitian Banks (1993, dalam Northwest Regional
Educational Laboratory, 2001; dan dalam Anesty, 2009) menunjukkan bahwa perilaku bullying
berkontribusi terhadap rendahnya tingkat kehadiran, rendahnya prestasi akademik siswa,
rendahnya self-esteem, tingginya depresi, tingginya kenakalan remaja dan kejahatan orang
dewasa. Dampak negatif bullying juga tampak pada penurunan skor tes kecerdasan (IQ) dan
kemampuan analisis siswa. Berbagai penelitian juga menunjukkan hubungan antara bullying
dengan meningkatnya depresi dan agresi.

c.) DAMPAK BAGI PIHAK YANG MENYAKSIKAN BULLYING


(BYSTANDERS)

Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka para siswa lain yang menjadi penonton
dapat berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang diterima secara sosial. Dalam kondisi ini,
beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan penindas karena takut menjadi sasaran
berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya akan diam saja tanpa melakukan apapun dan
yang paling parah mereka merasa tidak perlu menghentikannya.

Selain dampak-dampak bullying yang telah dipaparkan di atas, penelitian- penelitian


yang dilakukan baik di dalam maupun luar negeri menunjukkan bahwa bullying mengakibatkan
dampak-dampak negatif sebagai berikut:

1.) Gangguan psikologis, misalnya rasa cemas berlebihan, kesepian

2.) Konsep diri sosial korban bullying menjadi lebih negatif karena korban merasa tidak
diterima oleh teman-temannya, selain itu dirinya juga mempunyai pengalaman gagal yang terus-

8
menerus dalam membina pertemanan, yaitu di bully oleh teman dekatnya sendiri

3.) Korban bullying merasakan stress, depresi, benci terhadap pelaku, dendam, ingin
keluar sekolah, merana, malu, tertekan, terancam, bahkan ada yang menyilet-nyilet tangannya

4.) Membenci lingkungan sosialnya, enggan ke sekolah

5.) Keinginan untuk bunuh diri

6) Kesulitan konsentrasi; rasa takut berkepanjangan dan depresi

7.) Cenderung kurang empatik dan mengarah ke psikotis

8.) Pelaku bullying yang kronis akan membawa perilaku itu sampai dewasa, akan
berpengaruh negatif pada kemampuan mereka untuk membangun dan memelihara hubungan
baik dengan orang lain.

9.) Korban akan merasa rendah diri, tidak berharga

10.) Gangguan pada kesehatan fisik: sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk- batuk,
gatal-gatal, sakit dada, bibir pecah-pecah

B. PSIKOLOGI

1. HAKIKAT PSIKOLOGI

Berikut ini pengertian dari psikologi menurut beberapa sumber dan para ahli yang saya
ambil.

Menurut Wikipedia.id, Psikologi berasal dari kata physce (jiwa), dan logos (ilmu). Jadi,
secara umum psikologi dapat diartikan sebuah ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang
mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.

Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun
yang tidak dapat dilihat secara langsung.

9
Menurut Dakir (1993), Psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya
dengan lingkungannya.

Menurut Plato dan Aristoteles, Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat
jiwa serta prosesnya sampai akhir.

Menurut Jhon Locke, Psikologi adalah semua pengetahuan, tanggapan, dan perasaan jiwa
manusia diperoleh karena pengalaman melalui alat-alat indranya.

Menurut Muhibbin Syah (2001), Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik secara individu maupun kelompok, dalam
hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka bersifat psikomotor yang meliputi
perbuatan berbicara, duduk, berjalan, dan lain sebagainya, sedangkan tingkah laku tertutup
meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan, dan lain sebagainya.

2. BAGIAN-BAGIAN PSIKOLOGI

a.) Psikologi Perkembangan : mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses
perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.

b.) Psikologi Kepribadian : mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek-aspek
kepribadiannya.

c.) Psikologi Klinis : mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (klinis).

d.) Psikologi Abnormal : mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.

e.) Psikologi Industri : mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia
industri.

f.) Psikologi Pendidikan : mengkaji perilaku individu dalam situasi Pendidikan.


10

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PSIKOLOGI

a.) Faktor Internal : mencakup keterampilan, harga diri, persepsi dan keinginan atau cita-
cita seseorang.

b.) Faktor Eksternal : mencakup faktor perkembangan budaya, lingkungan fisik maupun
non fisik, dorongan-dorongan dari orang lain.

c.) Faktor Pembawaan Lahir : secara umum kemungkinan potensi kecerdasan, bakat-
bakat khusus, jenis kelamin, jenis ras, sifat fisik, sifat kepribadian.

d.) Faktor Lingkungan Sekitar : mencakup kemampuan berbicara, bergaul, keikutsertaan


sosial yang cepat dapat mempercepat pertumbuhan intelektual seseorang.

e.) Faktor Turunan atau Warisan : gen dari orang tua akan mempengaruhi jasmani dan
tidak bisa diubah, yang mencakup bentuk tubuh, warna kulit, sifat-sifat, intelegensi, bakat,
penyakit atau cacat tubuh seseorang.

f.) Cara orang tua mendidik dan membina seseorang atau adanya orang terdekat yang
dapat dipercaya juga menjadi salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi psikologi
seseorang.
11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif menurut From sosiologis.com (2018)
bertujuan untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan memvalidisasi fenomena sosial yang
menjadi objek penelitian. Melalui data deskriptif, penelitian mampu mengidentifikasi mengapa,
apa, dan bagaimana fenomena sosial yang terjadi. Sedangkan, pendekatan kualitatif menurut
(id.m.wikipedia.id) adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis. Semakin dalam dan detail data yang didapatkan, maka semakin baik kualitas dari
penelitian yang dibuat.

Permasalahan asosiatif menurut Sugiyono (2012 : 38), adalah sesuatu penelitian


yang bersifat menguhubungakan dua variabel atau lebih, sedangkan kausal adalah hubungan
yang bersifat sebab-akibat. Maka, jenis penelitian ini adalah penelitian kausal (sebab-akibat).
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Jadi pada
penelitian ini menghubungkan pengaruh bullying sebagai variabel bebas dengan psikologi
pelajar sebagai variabel terikatnya.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat Penelitian :

Penelitian ini dilaksanakan di SMA, Kota Bekasi, Jawa Barat.

2. Waktu Penelitian :

Periode penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2020 - Mei 2020, dengan
rincian sebagai berikut :
12

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

Tanggal Penjelasan
30 Januari 2020. Menentukan judul penelitian, dan mulai
mencatat hal-hal penting yang akan
dimasukkan pada Bab I (Pendahuluan).
13 Februari 2020 Mengajukan hasil penelitian pada Bab I,
kemudian terdapat banyak revisi dan
penambahan subbab materi dalam daftar isi
penelitian.
27 Februari 2020 Mengajukan hasil revisi pada Bab I, lalu
melanjutkan untuk isian pada Bab II
(Deskriptif Teoritik Kerangka Berfikir).
12 Maret 2020 Mengajukan hasil Bab II sambil membuat
revisi (perbaikan) disekolah.
04 April 2020 Mengerjakan Bab III (Metodologi Penelitian).
28 April 2020 Melanjutkan Bab III subbab B-C
5 - 9 Mei 2020 Melanjutkan Bab III subbab D-F
14 Mei 2020 Mengerjakan Bab IV

3. Variabel Penelitian :

a. Variabel Bebas (variabel X) dalam penelitian ini adalah Bullying.

b. Variabel Terikat (variabel Y) dalam penelitian ini adalah Psikologi.


13

C. METODE PENELITIAN

Saya melakukan metode penelitian dengan secara, Penelitian Kualitatif


Terbuka (mendeskripsikan segala sesuatu yang terjadi pada subjek penelitian terhadap
permasalahan penelitian), dan melakukan metode penelitian dengan cara Wawancara
dan Studi Kepustakaan yang berkaitan dengan judul penelitian saya, yaitu Pengaruh
Bullying pada Psikologi Pelajar SMA Bekasi.

D. POPULASI DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016 : 80). Berdasarkan
tempat penelitian, maka populasi dalam penelitian ini adalah pelajar SMA Bekasi,
dengan jumlah populasi sebanyak 65 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008: 118) menjelaskan bahwasanya Sampel memiliki


arti suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi.
Pengambilan sampel dilakukan karena sering tidak mungkin melakukan pengamatan
terhadap populasi yang sangat besar. Kemudian, apa yang dipelajari dari sampel tersebut
maka akan mendapatkan kesimoulan yang nantinya di berlakukan untuk Populasi. Oleh
karena itu sampel yang di dapatkan dari Populasi memang harus benar-benar
representatif (mewakili).
14

Tabel 3.2

Jumlah Populasi dan Sampel

Objek Penelitian Populasi Sampel


Siswa/I Kelas X SMA Bekasi 26 20
Jumlah 26 20

Pengumpulan data merupakan langkah yang harus dilakukan dalam penelitian guna
mendapatkan informasi data yang dapat menjelaskan atau menjawab permasalahan penelitian.
Dalam penelitian ini, pengumpulan dan pengelolaan data dilakukan dengan cara berikut :

1. Jenis Penelitian
a. Metode Studi Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini digunakan sebagai penelitian yang dilakukan melalui
perpustakaan daring (Online) untuk menghimpun dan menganilasa data yang
bersumber dari buku online, dan materi dari skripsi-skripsi mahasiswa yang
tersedia di website yang dapat digunakan sebagai sumber rujukan untuk
menyusun suatu laporan ilmiah, literatur-literatur yang bersifat ilmiah dan
langsung dengan topik yang diteliti, yaitu mengenai pengaruh Bullying terhadap
psikologi para siswa kelas X.

b. Metode Observasi
Metode observasi atau pengamatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengamati dan memahami perilaku kelompok orang maupun individu pada
keadaan tertentu.

E. OPERASI VARIABEL PENELITIAN

1. Bullying (Variabel X)
Bullying   adalah tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk
menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan.
15

Ada banyak jenis bullying, bisa menyakiti dalam bentuk fisik, seperti memukul, mendorong, dan
sebagainya.
Dalam bentuk verbal adalah menghina, membentak, dan menggunakan kata-kata kasar.
Bullying dalam bentuk sosial seperti mengucilkan, dan mengabaikan orang. Indikator-indikator
bullying menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, antara lain :
a) Penurunan nilai di kelas. Dalam banyak kasus, korban bullying terus menerus takut,
cemas akan teror bullying tersebut. Dia akan lebih fokus kapan bullying akan terjadi
berikutnya, bukan fokus terhadap pelajaran yang di sajikan oleh guru. Nilainya
cenderung akan menurun karena konsentrasinya yang berkurang.
b) Menjadi kasar terhadap saudara/I kandungnya, karena di tindas korban bullying akan
frustasi dan menjadi kasar pada saudara mereka.
c) Banyak perubahan secara fisik maupun mental, moodnya akan sering tiba-tiba
berubah diakibatkan tekanan emosi dan mental yang di alami korban tersebut.
d) Perubahan pola hidup, mulai dari tidur, makan, dan belajar. Trauma karena ditindas
menyebabkan anak kehilangan nafsu makan atau sebaliknya, nafsu makan jauh
meningkat. Dia juga akan lebih susah tidur dan mengalami mimpi buruk.

2. Psikologi (Variabel Y)

Psikologi sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu “psyche” dan “logos”. Psyche
berarti jiwa, sedangkan logos berarti pengetahuan. Berarti pengertian psikologi secara
adalah ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan. Indikator-indikator psikologi menurut
incefurqan.blogspot.com, antara lain :
Terbagi mejadi 3 aspek, yaitu :
● kognitif: sulit untuk berkonsentrasi, pikiran kacau, cenderung lebih emosian, dan
sebagainya
● fisiologis: berdebar, napas tidak teratur, stres, dan sebagainya
● psikis: galau, sedih, takut, cemas, gelisah, frustasi, dan sebagainya

F. METODE ANALISIS DATA

Metode analisis data meruakan kegiatan pengelompokkan data berdasarkan


variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, dan
menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

16

Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif. Untuk menjawab rumusan masalah mengenai sejauh mana analisis pengaruh bullying
terhadap pelajar SMA Bekasi. Berdasarkan penjelasan di atas, maka metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Uji Validitas

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 sumber data, yaitu :

a.) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner. Pengumulan
dan pengolahan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1.) Wawancara

Metode pengumpulan data dalam komunikasi secara langsung antara peneliti


dengan responden untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan valid, tetapi
kali ini saya wawancara melalui situs daring (Online). Wawancara terhadap saya
(peneliti) dengan para siswa/i Kelas X SMA Bekasi (responden).

2.) Kuisioner

Sebuah instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dengan


menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan untuk dijawab oleh para responden.
Setelah diisi oleh responden, kemudian dikembalikan kepada peneliti.

Kuisioner terbagi menjadi beberapa bentuk, antara lain :

● Kuisioner tertutup adalah angket yang pertanyaan dan semua alternatif


jawaban yang harus dijawab oleh responden sudah disediakan oleh
peneliti dan sudah tertera di dalam angket atau kuisioner tersebut.
Contoh :

17
1. Apakah Anda setuju dengan terjadinya Bullying? (di lingkungan
rumah, sekolah maupun masyarakat sekitar)
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu-Ragu
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
● Kuisioner terbuka adalah pertanyaan yang dibuat dengan sepenuhnya
memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab tentang
keadaan yang dialaminya sendiri, tanpa ada alternatif jawaban yang
diberikan oleh peneliti. Hal ini juga dapat menjadi refrensi untuk menjadi
pertanyaan dengan metode wawancara.

Contoh :

1. Bagaimanakah pendapat Anda tentang Psikologi seorang korban


Bullying?

Dalam pengumpulan data pada penilitian ini, kuisioner dibagikan kepada seluruh
sampel penelitian. Jenis dan jumlah pertanyaan terbagi dalam dua kategori, yaitu tertutup dan
terbuka. Adapun untuk menilai setiap jawaban ditentukan dengan skala likert, yang terdiri dari
lima alternatif jawaban :

Tabel 3.3

Skala Likert

NO Jawaban Nilai Jawaban


1. Sangat Setuju (SS) 1
2. Setuju (S) 2
3. Ragu-Ragu (RR) 3
4. Tidak Setuju (TS) 4
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 5
Sumber: Sugiyono (2016:93)

18

Angket kuisioner disusun berdasarkan indikator yang ada dalam variabel bullying dan
psikologi pelajar dalam melakukan tugasnya dengan kisi-kisi, sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

NO Variabel Indikator
1. Bullying 1. Penurunan nilai di
kelas

2. Menjadi lebih kasar

3. Perubahan secara fisik


maupun mental

4. Perubahan pola hidup


2. Psikologi 1. Aspek kognitif

2. Aspek fisiologis

3. Aspek psikis

Peneliti menggunakan instrumen kuisioner untuk meneliti kedua variabel di atas.


Untuk menilai tanggapan responden dalam instrumen tersebut, peneliti menggambarkan skala
likert untuk mengetahui setiap butir pertanyaan. Kemudian nilai tersebut akan dijadikan variabel
penilaian.

b.) Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dari
lapangan, misalnya lewat orang lain, atau lewat dokumen. (Sugiyono, 2016 : 137). Data yang
diperoleh dikahi melalui sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan sebagai dasar penunjang
dalam menganalisa masalah-masalah yang berhubungan dengan penelitian, yaitu dengan melalui
studi kepustakaan, dengan cara mengkaji, membaca, mengutip secara langsung maupun tidak
langsung.

19

Anda mungkin juga menyukai