Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BULLYING

Disusun oleh :
Ni Kadek Kesya Mahayuna
VIII B

SMPN NEGRI 2 MENGWI


Jl. Anggrek 1, Br. Tegal Saat, Kapal, Mengwi, Badung
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Tuhan YME atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
Tentang Bullying ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Maklah ini saya buat untuk
menyelesaikan tugas saya dalam materi Bullying.

Bukan itu saja saya membuat makalah ini sehingga para siswa dan juga para pembaca dapat
memahami serta menambah ilmu pengetahuan tentang sub bab materi ini. Isi dari makalah
yang dibuat saya ambil dari beberapa artikel di internet. Saya memilih materi Bullying dalam
bentuk makalah ini, karena bisa mengetahui fernomena Bullying dalam lingkup sosial contoh
nya dalam lingkungan masyarakat. Ada beberapa faktor Bullying sehingga kita tidak bisa
mengatasi nya dengan tergesa-gesa.

Demikian yang saya sampaikan semoga makalah ini memberikan manfaat bagi para siswa
dan masyarakat.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………........i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….1

a. Latar belakang……………………………………………………………1
b. Rumusan masalah………………………………………………………...1
c. Tujuan…………………………………………………………………….2
d. Manfaat…………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN……………………......................................................3

a. Pengertian bullying……………………………………………………….3
b. Unsur - unsur bullying……………………………………………………3
c. Jenis – jenis bullying……………………………………………………..4
d. Karakteristik bullying…………………………………………………….5
e. Ciri perilaku dan Korban bullying………………………………………..5
f. Dampak bullying…………………………………………………………6
g. Faktor yang memengaruhi perilaku bullying…………………………….7
h. Cara mengatasi perilaku bullying………………………………………..9

BAB III PENUTUP……………………………………………………………10

a. Kesimpulan…………………………………………………………..10

b. Saran…………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara menyakiti
dalam bentuk fisik, verbal atau emosional/psikologis oleh seseorang atau kelompok yang
merasa lebih kuat kepada korban yang lebih lemah fisik ataupun mental secara berulang-
ulang tanpa ada perlawanan dengan tujuan membuat korban menderita.

Perilaku bullying melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang, sehingga
korbannya berada dalam keadaan tidak mampu mempertahankan diri secara efektif untuk
melawan tindakan negatif yang diterimanya. Bullying memiliki pengaruh secara jangka
panjang dan jangka pendek terhadap korban bullying. Pengaruh jangka pendek yang
ditimbulkan akibat perilaku bullying adalah depresi karena mengalami penindasan,
menurunnya minat untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru, dan
menurunnya minat untuk mengikuti kegiatan sekolah. Sedangkan akibat yang ditimbulkan
dalam jangka panjang dari penindasan ini seperti mengalami kesulitan dalam menjalin
hubungan baik terhadap lawan jenis, selalu memiliki kecemasan akan mendapatkan
perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-teman sebayanya (Berthold dan Hoover,
2000). Berbagai cara dilakukan untuk meminimalisir kejadian bullying di sekolah termasuk
salah satunya komnas perlindungan anak mendesak ke pihak sekolah untuk lebih melindungi
dan memperhatikan murid-muridnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang uraian masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bentuk – bentuk perilaku bullying apa saja yang terjadi di masyarakat?
2. Apa saja unsur – unsur bullying?
3. Apa saja jenis – jenis bullying yang ada di masyarakat?
4. Bagaimana karakteristik bullying?
5. Bagaimana ciri pelaku dan korban bullying?
6. Apa saja dampak yang diterima oleh pelaku dan korban bullying?
7. Faktor – faktor apa saja yang memengaruhi perilaku bullying?
8. Bagaimana cara mengatasi perilaku bullying?

1
C. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui bentuk – bentuk perilaku bullying di masyarakat.
2. Untuk mengetahui unsur – unsur bullying.
3. Untuk mengetahui jenis – jenis bullying yang ada di masyarakat.
4. Untuk mengetahui karakteristik bullying.
5. Untuk mengetahui dampak yang diterima pelaku dan korban bullying.
6. Untuk mengetahui ciri perilaku dan korban bullying.
7. Untuk mengetahui faktor – faktor yang memengaruhi perilaku bullying.
8. Untuk mengetahui cara mengatasi perilaku bullying

D. MANFAAT
Mengetahui perilaku bullying yang dilakukan di masyarakat, dan cara mengatasinya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

a. Pengertian Bullying

Bullying adalah salah satu bentuk dari perilaku agresi dengan kekuatan dominan pada
perilaku yang dilakukan secara berulang – ulang dengan tujuan mengganggu anak lain
atau korban yang lebih lemah darinya. Victorian of education and Early Childhood
Development mendefinisikan bullying terjadi jika seseorang atau sekelompok orang
mengganggu atau mengancam keselamatan dan kesehatan seseorang baik secara fisik
maupun psikologis, mengancam property, reputasi atau penerimaan social seseorang serta
dilakukan secara berulang dan terus menerus.

b. Unsur – unsur Bullying

Menurut Coloroso (2006), terdapat empat unsur dalam perilaku bullying kepada
seseorang, yaitu sebagai berikut:

1. Ketidakseimbangan kekuatan. Pelaku bullying dapat saja orang yang lebih tua,
lebih besar, lebih kuat, lebih mahir secara verbal, lebih tinggi dalam status sosial,
berasal dari ras yang berbeda, atau tidak berjenis kelamin yang sama. Sejumlah besar
kelompok anak yang melakukan bullying dapat menciptakan ketidakseimbangan.
2. Niat untuk mencederai. Bullying berarti menyebabkan kepedihan emosional
dan/atau luka fisik, memerlukan tindakan untuk dapat melukai, dan menimbulkan rasa
senang di hati sang pelaku saat menyaksikan luka tersebut.
3. Ancaman agresi lebih lanjut. Baik pihak pelaku maupun pihak korban mengetahui
bahwa bullying dapat dan kemungkinan akan terjadi kembali. Bullying tidak
dimaksudkan sebagai peristiwa yang terjadi sekali saja.
4. Teror. Bullying adalah kekerasan sistematik yang digunakan untuk mengintimidasi
dan memelihara dominasi. Teror yang menusuk tepat di jantung korban bukan hannya
merupakan sebuah cara untuk mencapai tujuan tindakan bullying, teror itulah yang
merupakan tujuan dari tindakan bullying tersebut.

3
c. Jenis – jenis bullying
Menurut Coloroso (2006), perilaku bullying dapat dikelompokkan menjadi empat
bentuk, yaitu:
1. Bullying secara verbal
Bullying dalam bentuk verbal adalah bullying yang paling sering dan mudah
dilakukan. Bullying ini biasanya menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya
serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.
Contoh bullying secara verbal antara lain yaitu: julukan nama, celaan, fitnah, kritikan
kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan pelecehan seksual, teror, surat-surat yang
mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji dan keliru,
gosip dan sebagainya.

2. Bullying secara fisik


Bullying ini paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying
secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain. Remaja yang secara teratur
melakukan bullying dalam bentuk fisik kerap merupakan remaja yang paling
bermasalah dan cenderung akan beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih
lanjut. Contoh bullying secara fisik adalah: memukuli, menendang, menampar,
mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan
barang-barang milik anak yang tertindas, dan lain-lain.

3. Bullying secara relasional


Bullying secara relasional dilakukan dengan memutuskan relasi-hubungan sosial
seseorang dengan tujuan pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui
pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Bullying dalam bentuk ini paling sulit
dideteksi dari luar. Contoh bullying secara relasional adalah perilaku atau sikap-sikap
yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran,
tawa mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek.

4. Bullying elektronik
Bullying elektronik merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelakunya
melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting
room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan
menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya
mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan.

4
d. Karakteristik Bullying
Karakteristik perilaku bullying yang perlu diperhatikan oleh orang tua dan guru:
1. Flaming, merupakan perilaku berupa mengirim pesan teks dengan kata-kata kasar
dan frontal.
2. Harassment, merupakan perilaku mengirim pesan-pesan dengan kata-kata tidak
sopan, yang ditujukan kepada seseorang yang berupa gangguan dan dikirimkan
melalui email, SMS, maupun pesan teks di jejaring sosial.
3. Denigration, merupakan perilaku mengumbar keburukan seseorang di internet
dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang yang dituju. Perilaku tersebut
juga dapat dilakukan secara langsung dari satu orang ke orang lainnya.
4. Impersonation, merupakan perilaku berpura-pura menjadi orang lain dan
mengirimkan pesan-pesan atau status tidak baik.
5. Outing and trickery, merupakan perilaku menyebarkan rahasia orang lain/foto-foto
pribadi milik orang lain. Adapun trickery juga merupakan perilaku membujuk
seseorang dengan tipu daya agar mendapatkan rahasia orang tersebut.Exclusion,
merupakan perilaku dengan sengaja dan kejam mengeluarkan seseorang dari grup
online.
6. Cyberstalking, merupakan perilaku berulang kali mengirimkan pesan ancaman
membahayakan atau mengintimidasi

e. Ciri pelaku dan Korban bullying

Ciri-ciri pelaku bullying adalah memiliki kekuasaan yang lebih tinggi sehingga pelaku
dapat mengatur orang lain yang dianggap lebih rendah. Menurut Astuti (2008), ciri-ciri
pelaku bullying antara lain adalah sebagai berikut:
1. Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siswa di sekolah.
2. Menempatkan diri ditempat tertentu di sekolah/sekitarnya.
3. Merupakan tokoh populer di sekolah.
4. Gerak-geriknya seringkali dapat ditandai, yaitu sering berjalan di depan, sengaja
menabrak, berkata kasar, menyepelekan/melecehkan.

5
Sedangkan menurut Susanto (2010), ciri-ciri korban bullying antara lain adalah sebagai
berikut:

1. Secara akademis, korban terlihat lebih tidak cerdas dari orang yang tidak menjadi
korban atau sebaliknya.
2. Secara sosial, korban terlihat lebih memiliki hubungan yang erat dengan orang tua
mereka.
3. Secara mental atau perasaan, korban melihat diri mereka sendiri sebagai orang
yang bodoh dan tidak berharga. Kepercayaan diri mereka rendah dan tingkat
kecemasan sosial mereka tinggi.
4. Secara fisik, korban adalah orang yang lemah, korban laki-laki lebih sering
mendapat siksaan secara langsung, misalnya bullying fisik. Dibandingkan korban
laki-laki, korban perempuan lebih sering mendapat siksaan secara tidak langsung
misalnya melalui kata-kata atau bullying verbal.
5. Secara antar perorangan, walaupun korban sangat menginginkan penerimaan
secara sosial, mereka jarang sekali untuk memulai kegiatan-kegiatan yang
menjurus ke arah sosial. Anak korban bullying kurang diperhatikan oleh pembina,
karena korban tidak bersikap aktif dalam sebuah aktivitas.

f. Dampak bullying
Pelaku memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula,
cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang
berwatak keras, mudah marah dan impulsif, toleransi yang rendah terhadap frustasi.
Memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati
terhadap targetnya. Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa
mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan terus menerus tanpa
intervensi, perilaku bullying ini dapat menyebabkan terbentuknya perilaku kriminal.
a. Dampak bagi korban
 Depresi dan marah
 Rendahnya tingkat kehadiran dan rendahnya prestasi akademik siswa
 Menurunnya skort es kecerdasan (IQ) dan kemampuan analisis siswa

6
b. Dampak bagi pelaku
Pelaku memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula,
cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang
berwatak keras, mudah marah dan impulsive, toleransi yang rendah terhadap frustasi.
Memiliki keburuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati
terhadap targetnya. Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa
mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan terus menerus tanpa
intervensi, perilaku bullying ini dapat menyebabkan terbentuknya oerlaku lain berupa
kekerasan terhadap dan perilaku lainnya.
c. Dampak bagi siswa lain yang menyaksikan bullying (bystanders). Jika bullying
dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka para siswa lain yang menjadi penonton dapat
berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang diterima secara sosial. Dalam
kondisi ini, beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan penindas karena
takut menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya akan diam
saja tanpa melakukan apapun dan yang paling parah mereka merasa tidak perlu
menghentikannya.

g. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku bullying


1. Faktor individu
Terdapat dua kelompok individu yang terlibat secara langsung dalam peristiwa buli,
yaitu pembuli dan korban buli. Kedua kelompok ini merupakan faktor utama yang
mempengaruhi perilaku buli. Ciri kepribadian dan sikap seseorang individu mungkin
menjadi penyebab kepada suatu perilaku buli.
a. Pembully
Pembuli cenderung menganggap dirinya senantiasa diancam dan berada dalam
bahaya. Pembuli ini biasanya bertindak menyerang sebelum diserang. Biasanya,
pembuli memiliki kekuatan secara fisik dengan penghargaan diri yang baik dan
berkembang.
b. Korban bully

Korban buli ialah seseorang yang menjadi sasaran bagi berbagai tingkah laku agresif.
Dengan kata lain, korban buli ialah orang yang dibuli atau sasaran pembuli. Anak-
anak yang sering menjadi korban buli biasanya menonjolkan ciri-ciri tingkah laku

7
internal seperti bersikap pasif, sensitif, pendiam, lemah dan tidak akan membalas
sekiranya diserang atau diganggu

2. Faktor Keluarga
Latar belakang keluarga turut memainkan peranan yang penting dalam membentuk
perilaku bullying. Orang tua yang sering bertengkar atau berkelahi cenderung
membentuk anak-anak yang beresiko untuk menjadi lebih agresif. Anak-anak yang
mendapat kasih sayang yang kurang, didikan yang tidak sempurna dan kurangnya
diberikan ajaran yang positif akan berpotensi untuk menjadi pembuli.
3. Faktor Teman Sebaya
Teman sebaya memainkan peranan yang tidak kurang pentingnya terhadap
perkembangan dan pengukuhan tingkah laku buli, sikap anti sosial dan tingkah laku di
kalangan anak-anak. Kehadiran teman sebaya sebagai pengamat, secara tidak langsung,
membantu pembuli memperoleh dukungan kuasa, popularitas, dan status. Dalam banyak
kasus, saksi atau teman sebaya yang melihat, umumnya mengambil sikap berdiam diri
dan tidak mau campur tangan.
4. Faktor Sekolah
Lingkungan, praktik dan kebijakan sekolah mempengaruhi aktivitas,tingkah laku, serta
interaksi pelajar di sekolah. Rasa aman dan dihargai merupakan dasar kepada pencapaian
akademik yang tinggi di sekolah. Jika hal ini tidak dipenuhi, maka pelajar mungkin
bertindak untuk mengontrollingkungan mereka dengan melakukan tingkah laku anti
sosial seperti melakukan buli terhadap orang lain. Managemen dan pengawasan disiplin
sekolah yang lemah akan mengakibatkan lahirnya tingkah laku buli di sekolah.
5. Faktor Media
Paparan aksi dan tingkah laku kekerasan yang sering ditayangkan oleh televisi dan media
elektronik akan mempengaruhi tingkah laku kekerasan anakanak dan remaja. Beberapa
waktu yang lalu, masyarakat diramaikan oleh perdebatan mengenai dampak tayangan
Smack-Down di sebuah televisi swasta yang dikatakan telah mempengaruhi perilaku ke-
kerasan pada anak-anak.
6. Faktor Kontrol Diri
Kontrol diri adalah faktor yang berasal dari diri individu. Kontrol diri yang dimiliki
setiap individu berbeda-beda, ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada yang
memiliki kontrol diri yang rendah. Menurut Denson (2012) kontrol diri dapat
menurunkan agresi dengan mempertimbangkan aspek dan aturan yang berlaku.

8
h. Cara mengatasi perilaku bullying
1. Deteksi Tindakan Bullying Sejak Dini
2. Memberikan Sosialisasi Terkait Bullying
3. Memberikan Dukungan Pada Korban
4. Membuat Peraturan Yang Tegas Tentang Bullying
5. Memberikan Teladan Atau Contoh Yang Baik
6. Mengajarkan Siswa Untuk Melawan Bullying
7. Membantu Pelaku Menghentikan Perilaku Burukny

9
BAB III

PENUTUP

c. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, bullying adalah suatu
bentuk tindakan negatif, seperti mengganggu, menghina dan melecehkan.
Dan dilakukan secara sadar dan sengaja dengan cara berulang – ulang oleh
seseorang atau kelompok yang menyebabkan korban merasa sakit.
Bullying ini juga sifatnya mengganggu orang lain dari perilaku negatif
yang mereka dapatkan di media sosial atau lingkungan sekitar.

d. Saran
Dari kesimpulan diatas, dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi sekolah, hendaknya berkeliling ke tempat – tempat tertentu yang
berpotensi terjadinya bullying di sekolah saat jam istirahat/pulang
sekolah
2. Bagi guru, guru hendaknya meningkatkan perhatian kepada murid
yang mendapat bullying sekecil apapun.
3. Bagi guru BK, guru BK hendaknya mencatat kasus – kasus bullying
dan memberikan tindakan yang tegas terhadap pelaku bullying.

10
DAFTAR PUSTAKA

Riadi, Muchlisin. (2018). Pengertian, Unsur, Jenis, Ciri-ciri dan Skenario Bullying.
Diakses pada 4/20/2023, dari https://www.kajianpustaka.com/2018/01/pengertian-
unsur-jenis-ciri-ciri-dan-skenario-bullying.html

dr. Reni, Untari. (2022). Pengertian bullying, dan Jenis- jenisnya Yang Harus
Diwaspadai. Diakses pada 4/20/2023, dari https://www.sehatq.com/artikel/pengertian-
bullying-dan-jenis-jenisnya-yang-harus-diwaspadai

Satria, Eka, Yoga, Prasetyo. (2022). Makalah-Bullying. Diakses pada 4/20/2023, dari
https://www.studocu.com/row/document/21-september-university-of-medical-and-
applied-sciences/general-medicine/makalah-bullying-satyo/38230830

11

Anda mungkin juga menyukai