Disusun oleh:
B1E123017
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Definisi Bullying................................................................................................................................6
B. Penyebab Bullying..............................................................................................................................8
C. Dampak Bullying................................................................................................................................9
D. Pencegahan Bullying........................................................................................................................10
E. Menjadi Warga Negara yang Baik atas Kasus Bullying....................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................14
B. Saran.................................................................................................................................................14
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapakan kepada Allah SWT. yang telah rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah tentang ‘‘Bullying’’ ini dapat di selesaikan dengan baik. Makalah ini saya buat
untuk tugas individu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Saya mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Dan saya juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapatbanyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik yang maha kuasa yaitu Allah SWT. dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bullying adalah suatu tindakan agresif yang dilakukan secara berulang yang
dilakukan oleh satu kelompok pada satu individu tertentu. Bullying biasanya ditujukan
untuk individu yang dinilai lebih lemah atau berbeda di antara kebanyakan individu
lainnya.
Bullying dapat berupa verbal dan non-verbal. Bullying verbal biasanya berupa
cacian dan umpatan kebencian. Bullying non-verbal biasanya berupa kekerasan fisik.
Bullying dilakukan dengan dasar kesenangan semata.
Bullying adalah fenomena yang telah lama terjadi kalangan remaja. Kasus bullyig
biasanya menimpa anak sekolah. Korban bulying biasanya akan mengalami depresi dan
hingga timbul rasa takut untuk bergaul. Bullying harus dihindari karena bullying
mengakibatkan korbannya takut untuk bergaul sehingga korban mengalami isolasi
sosisal. Selain itu, bullyimg dapat juga menjadikan seorang anak turun prestasinya karena
merasa tertekan di bully sang pelaku.
Indonesia berada di peringkat kelima terbanyak untuk kasus bullying
(perundungan) pada anak dan remaja. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
mencatat adanya temuan kasus perundungan yang semakin meningkat kisaran 30-60
kasus per tahun, dan kerap terjadi di lingkungan sosial khususnya sekolah.
Margaret Aliyatul Maimunah Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI), mendorong agar pemerintah mengembangkan Sekolah Ramah Anak (SRA)
untuk melindungi anak dari tindak kekerasan, diskriminasi dan bullying. SRA yang
jumlahnya yang masih sekitar 22.170 dari total 218.600 satuan pendidikan di seluruh
Indonesia, setidaknya kata Margaret, konsep sederhananya dikembangkan terlebih dulu
secara mandiri di sekolah-sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi bullying?
2. Apa penyebab dari bullying?
3. Apa dampak dari bullying?
4. Bagaimana pencegahan bullying?
5. Bagaimana cara menjadi warga negara yang baik menghadapi kasus bullying?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami apa itu bullying.
2. Memahami penyebab bullying.
3. Memahami dampak bullying.
4. Memahami pencegahan bullying.
5. Memahami cara menjadi warga negara yang baik menghadapi kasus bullying.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bullying
Bullying (perundungan) adalah penyalahgunaan kekuatan serta perilaku agresif
atau yang bertujuan untuk menyakiti orang lain yang dilakukan oleh rekan atau peers
secara berulang dan melibatkan ketimpangan kekuatan baik secara nyata atau menurut
anggapan antara pelaku dan korban. (Olweus D. dalam Wolke & Lereya, 2015)
Sedangkan American Psychological Association (APA) mendefinisikan bullying
adalah sebagai sebuah bentuk perilaku agresif yang dilakukan secara berulang dan
disengaja untuk menimbulkan perasaan tidak nyaman maupun cidera bagi korban
(Bullying, t.t.)
Berdasar kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
bullying atau perundungan merupakan sebuah perilaku agresi yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang melalui secara sengaja dan berulang dengan tujuan
agar orang lain merasa tidak nyaman maupun hingga menimbulkan dampak buruk lain
seperti cedera secara psikologis, fisik, dan sosial.
Dalam praktiknya, fenomena perundungan ini melibatkan tiga pihak yaitu
pelaku, korban dan bystanders. Bystanders pada perilaku perundungan merujuk pada
individu yang melihat terjadinya perilaku bullying baik secara online atau cyberbullying,
maupun offline yang mana bullying bisa berupa teman, kolega, guru, atasan, pelatih,
orang tua dan masih banyak lagi (Assistant Secretary for Public Affairs (ASPA), 2019).
Selayaknya bystanders maupun saksi mata dalam kejadian lainnya, bystanders
pada perundungan dapat memberikan efek positif terutama menghentikan perbuatan para
pelaku. Namun demikian, apabila ia tidak bertindak dan hanya melihat maka perbuatan
pelaku bullying tidak akan berhenti dan cenderung semakin intens.
Perilaku bullying jika dilihat secara general dan berdasarkan pada definisi yang
telah disampaikan pada bagian sebelumnya, dapat dipahami bahwa memiliki beragam
tipe atau bentuk. Tipe perilaku bullying ini dapat dibedakan menjadi beberapa hal
berdasarkan kategori tertentu. Secara garis besar dan general terdapat dua tipe bullying,
yakni tradisional dan cyberbullying (Smith, 2018).
1. Perundungan tradisional merupakan jenis bullying yang mana sebuah perilaku
perundungan yang dilakukan secara offline dan cenderung ditemukan di kehidupan
sehari-hari. Contoh dari perilaku ini misalnya saja memalak, memukul, mengatai
secara langsung, menjauhi dan lain sebagainya.
2. Cyberbullying adalah bentuk dari perilaku perundungan yang dilakukan dengan
media internet atau secara online. Pada awalnya tipe bullying ini masih jarang
ditemukan, tetapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi yang pesat,
perilaku cyberbullying ini juga mengalami peningkatan. Contoh dari cyberbullying
ini mudah ditemukan misalnya saja Afi seorang pelajar mendapatkan komentar yang
merendahkan pada foto yang baru saja ia unggah di sosial media.
Selain dua bentuk bullying tersebut, masih terdapat beberapa bentuk atau tipe dari
perilaku perundungan lainnya. Ketiga tipe tersebut di jelaskan sebagai berikut.
1. Bullying fisik: merupakan salah satu dari bentuk perundungan tradisional yang di
dalamnya terdapat perilaku ataupun intensi untuk melukai fisik pihak lawan (New
Zealand Ministry of Education, t.t.). Contoh perilaku bullying fisik ini misalnya saja
memukul, menendang, mencubit, mencuri dan/atau merusak barang milik orang lain,
menjambak dan masih banyak lainnya. Tipe perundungan ini yang biasanya lebih
banyak ataupun lebih mudah diketahui, karena memang jelas terlihat oleh masyarakat
atau komunitas yang ada di sekitarnya.
2. Bullying verbal: memiliki persamaan dengan dengan tipe perundungan fisik, karena
juga lebih mudah untuk ditemui baik pada perundungan tradisional maupun
cyberbullying. Hal ini dikarenakan perundungan verbal bullying biasanya dilakukan
dengan menuliskan dan atau mengucapkan kata-kata atau kalimat yang tidak
mengenakan (New Zealand Ministry of Education, t.t.). Misalnya saja, seorang
karyawati baru bernama Ina mendapatkan kalimat sarkasme yang menyakiti hati
setiap kali ia tidak dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh rekan-rekan yang
lebih senior.
3. Bullying sosial: Berbeda dengan bullying fisik dan verbal yang cenderung dilakukan
secara langsung terhadap individu, perundungan sosial merupakan bentuk
perundungan yang bertujuan untuk merusak hubungan atau reputasi seseorang (New
Zealand Ministry of Education, t.t.). Tipe perundungan sosial ini sebenarnya sering
terjadi di tengah masyarakat, tetapi tidak banyak yang menyadari akan hal tersebut.
Perilaku perundungan sosial bisa terjadi misalnya dalam bentuk Via mengajak teman-
temannya agar tidak berteman dengan Nini karena ia siswa baru di sekolah dan
berasal dari desa.
B. Penyebab Bullying
1. Pernah melihat orang lain melakukan kekerasan
Penyebab bullying biasanya dimulai dari lingkungan sekitar tempat tinggal. Oleh
karena itu, penting untuk menciptakan suasana rumah yang hangat dan harmonis. Hal
ini karena keluarga adalah tempat pertama untuk belajar bersosialisasi dan hidup
bersama orang lain.
Kebiasaan menggunakan hukuman fisik sebagai cara mendidik anak yang berbuat
salah bisa menjadi penyebab bullying. Pola asuh yang banyak melibatkan kekerasan
fisik bisa membentuk karakter seseorang untuk menjadi lebih agresif dan kasar
terhadap orang lain. Akibatnya, perbuatan untuk menindas orang lain pun tidak akan
segan dilakukan.
Orang yang pernah mendapatkan perilaku bully, misalnya diejek atau dipukul, bisa
menjadi pelaku perundungan terhadap orang lain. Ini merupakan salah satu bentuk
pelampiasan akibat perilaku bully yang ia terima.
Kurangnya perhatian dan kasih sayang bisa menjadi penyebab bullying. Misalnya,
anak-anak akan mencari perhatian dengan cara tidak mengerjakan PR. Namun, jika
tidak berhasil mendapatkan perhatian, ia akan melakukan perbuatan lain yang lebih
ekstrim, misalnya dengan melakukan bullying pada temannya, agar bisa mendapatkan
perhatian yang diinginkan.
5. Ingin memiliki kekuasaan dan memegang kendali
Orang yang ingin memiliki kekuasaan biasanya cenderung ingin mengontrol dan
mengendalikan segala hal. Beberapa orang juga akan memilih untuk berinteraksi
dengan orang lain yang menurutnya bisa untuk dikontrol dan memenuhi
keinginannya.
Pendidikan dan pola asuh yang baik merupakan salah satu faktor penting agar
seseorang bisa memiliki karakter yang baik. Salah satu ciri karakter yang baik adalah
memiliki akhlak dan empati. Orang yang tidak dididik dengan baik bisa menjadi
kurang berempati, sehingga tidak merasa bersalah ketika melakukan hal yang tidak
terpuji, termasuk bullying.
Penyebab bullying bisa terjadi bukan karena keinginan pelaku, tetapi pengaruh dari
orang-orang terdekatnya. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk bisa
diterima dalam lingkup pergaulan di lingkungannya.
Di zaman digital ini, sudah bukan hal yang asing lagi jika orang dari berbagai
kalangan dan usia menggunakan handphone dalam kegiatan sehari-hari. Berkat
adanya gadget tersebut, semua informasi dan hiburan bisa lebih mudah didapatkan,
salah satunya adalah bermain game online.
C. Dampak Bullying
1. Memicu Masalah Mental
Dampak bullying bagi korban yang paling sering terjadi adalah memicu masalah
kesehatan mental, seperti gangguan cemas, depresi, hingga post-traumatic stress disorder
(PTSD). Pengaruh bullying terhadap kesehatan mental ini biasanya dialami oleh korban
dalam jangka waktu panjang.
2. Gangguan Tidur
Insomnia juga menjadi salah satu dampak bullying bagi korban yang tak boleh
diremehkan. Pasalnya, korban bullying sering kali mengalami stres berkepanjangan yang
bisa menyebabkan hyperarousal, yaitu kondisi ketika tubuh menjadi sangat waspada
sehingga mengganggu keseimbangan siklus tidur dan terjaga.
3. Penurunan Prestasi
Anak yang mengalami bullying biasanya akan kesulitan untuk memusatkan fokus dan
konsentrasinya saat sedang belajar. Korban bullying juga kerap merasa enggan untuk
pergi ke sekolah karena ingin menghindari tindakan penindasan yang dialaminya. Bila
dibiarkan terus-menerus, kondisi tersebut bisa berdampak pada penurunan prestasi
akademik anak.
4. Trust Issue
Trust issue merupakan kondisi ketika seseorang sulit memercayai orang-orang yang ada
di sekitarnya. Kondisi ini rentan dialami oleh korban bullying karena mereka khawatir
akan mendapatkan perlakuan buruk kembali bila menaruh kepercayaan terhadap orang
lain. Bahkan, bila tidak segera diatasi, korban bullying yang mengalami trust issue
cenderung akan menutup dirinya dan enggan bersosialisasi dengan orang lain.
5. Memiliki Pikiran untuk Balas Dendam
Dampak bullying terhadap psikologi korban berikutnya adalah memiliki pikiran untuk
balas dendam. Hal ini perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan seseorang melakukan
tindakan kekerasan pada orang lain untuk melimpahkan kekesalannya.
6. Memicu Masalah Kesehatan
Selain psikis, tindakan bullying bisa memengaruhi kondisi tubuh terutama bagi korban
yang mendapatkan kekerasan secara fisik, seperti luka dan memar.
D. Pencegahan Bullying
5 Cara mencegah bullying yang bisa dilakukan di sekolah:
1. Sosialisasi pemahaman perundungan di lingkungan sekolah
Hal penting yang menjadi dasar dalam pencegahan perundungan adalah pemahaman
terkait perundungan itu sendiri. Terutama efek perundungan yang bisa menimbulkan
trauma hingga dewasa.
Satuan pendidikan harus bisa memberikan pemahaman mengenai perundungan kepada
seluruh warga sekolah, baik guru, tenaga kependidikan, hingga peserta didik.
Pemahaman terkait perundungan dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti amanat pembina
saat upacara, edukasi perundungan oleh guru di dalam kelas, ataupun membuat poster-
poster terkait perundungan yang dipajang di lingkungan sekolah.
4. Hargai keterbukaannya
Kita juga harus bisa menghargai keberaniannya untuk curhat dan berkata jujur atas apa
yang telah ia alami. Banyak korban bullying yang justru memilih untuk tetap diam karena
takut atau malu menceritakan apa yang telah ia alami.
Kita harus bisa berempati padanya, berterima kasih karena ia telah mau mengungkapkan
perasaannya dan memilih kita sebagai tempat curhat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bullying adalah suatu tindakan negatif yang di lakukan secara berulang-ulang
dimana tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk melukai dan membuat
seseorang merasa tidak nyaman.
Pemahaman moral adalah adalah pemahaman individu yang menekankan pada
alasan mengapa suatu tindakan dilakukan dan bagaimana seseorang berpikir sampai pada
keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk. Pemahamn moral bukan tentang apa
yang baik dan buruk, tetapi tentang bagaimana seseorang berpikir sampai pada keputusan
bahwa sesuatu adalah baik atau buruk.
Bagaimanapun juga, peran lingkungan dan masyarakat sangat penting untuk
memutus rantai bullying. Dampak yang ditimbulkan dapat memengaruhi kehidupan
semua orang yang terlibat, baik korban, pelaku, bahkan yang hanya sekadar melihat jika
tidak ditangani dengan tepat.
B. Saran
Dalam tindakan bullying, masyarakat diharapkan ikut
membantu dalam menanggulangi tindakan bullying. Masyarakat dapat
ikut melaporkan tindakan bullying apabila korban yang mengalami
tindakan bullying tidak berani melapor.
Masa Anak-anak
2. Beri contoh cara seperti mendukung, mendamaikan, dan melaporkan pada orang
dewasa untuk membantu korban bullying
Keluarga
2. Beri perhatian dan interaksi pada anak-anak untuk memberikan kemampuan berani dan
tegas
3. Bantu anak untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi, percaya diri, dan tegas
1. Pendidik membuat program pencegahan anti bullying dan hukuman bagi pelaku yang
melakukan tindakan tersebut
https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6858404/fsgi-ada-16-kasus-bullying-di-sekolah-
pada-januari-juli-2023
https://umsu.ac.id/berita/bullying-bentuk-dan-dampaknya/
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2023/angka-perundungan-pada-anak-
meningkat-begini-kata-komisioner-kpai-dan-psikolog/
https://kampuspsikologi.com/bullying/
https://www.alodokter.com/9-penyebab-bullying-dan-cara-mencegahnya
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/dampak-bullying
https://sdnungaran1.sch.id/berita/read/STOP-BULLYING-Di-Lingkungan-Sekolah-dan-
Bagaimana-mengatasinya
https://www.neliti.com/id/publications/451489/implementasi-pendidikan-
kewarganegaraan-melalui-nilai-pancasila-dalam-menangani
http://lib.unnes.ac.id/35055/1/1601413013_Optimized.pdf
https://yoursay.suara.com/lifestyle/2022/07/05/080459/5-sikap-menghadapi-korban-
bullying-bantu-mereka
https://stekom.ac.id/artikel/mengatasi-dampak-bullying