Anda di halaman 1dari 10

BULLYING DI SEKOLAH

Disusun Oleh:

VALENGIA
M. ADIT
PARHAN ALI
IGMAYA

Kelas VIII B

SMP NEGERI 1 KERSAMANAH


GARUT
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


taufik,dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah
Tentang Bullying.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak telah memberikan arahan dalam hal pengerjaan ataupun penyelesaian
makalah ini.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada
penyusun dan pembaca untuk menambah pengetahuan maupun manfaat lainnya.

Kersamanah, Pebruari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2
A. Pengertian Bullying ............................................................................ 2
B. Contoh Kasus Bullying....................................................................... 3
C. Dampak Bullying ............................................................................... 3
D. Cara Penyelesaian Bullying ................................................................ 4
BAB III KESIMPULAN ................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini kasus akibat kekerasan makin sering ditemui, seperti
perkelahian atau tawuran antar pelajar. Selain tawuran antar pelajar,
sebenarnya ada bentuk-bentuk perilaku kekerasan oleh siswa yang tidak begitu
mendapat perhatian, seperti pengucilan teman dan pemalakan terhadap teman,
yang biasa disebut dengan bullying. Bullying ini dapat dilakukan secara fisik
maupun non fisik. Bullying juga dapat dilakukan melalui apa saja, media
social maupun dilakukan secara langsung. Hal ini dapat mengakibatkan
pelajar malas atau trauma untuk pergi ke sekolah dan berinteraksi karena takut
akan hal-hal seperti itu. Hal ini sangat berbahaya karena dapat merugikan
korban bullying dan bahkan dapat menyebabkan korban bunuh diri atau
kematian terhadap korban. Sehingga, masalah bullying yang marak terjadi
sekarang ini seharusnya mendapat perhatian khusus.

B. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan bullying?
B. Apa saja contoh kasus bullying?
C. Bagaimana dampak bullying bagi anak?
D. Bagaimana cara penyelesaian bullying?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian bullying.
2. Untuk mengetahui contoh kasus bullying.
3. Untuk mengetahui dampak bullying bagi anak.
4. Untuk mengetahui cara penyelesaian bullying.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bullying
Bullying adalah suatu bentuk kekerasan anak (child abuse) yang
dilakukan teman sebaya kepada seseorang (anak) yang lebih ‘rendah’ atau
lebih lemah untuk mendapatkan keuntungan atau kepuasan tertentu. Biasanya
bullying terjadi berulang kali. Bahkan ada yang dilakukan secara sistematis.
Sementara child abuse menurut organisasi kesehatan dunia (World
Health Organization), adalah seluruh bentuk perlakuan buruk, baik secara
fisik, emosional dan/atau seksual, penelantaran atau perlakuan lalai maupun
eksploitasi terhadap anak.
Bullying biasanya dilakukan oleh anak untuk menyakiti temannya dan
umumnya terjadi berulang kali. Praktek ini bukan merupakan suatu yang
kebetulan terjadi. Biasanya dilakukan oleh anak yang merasa lebih kuat, lebih
berkuasa atau bahkan merasa lebih terhormat untuk menindas anak lain untuk
mendapatkan kepuasan atau keuntungan tertentu.
Bullying dapat dikategorikan dalam empat kelompok, yakni
1. Bullying secara fisik, yakni menyakiti orang lain secara fisik, seperti
memukul, menampar, menendang, mencubit, menjambak rambut,
meludah, dan lain-lain.
2. Bullying secara verbal, yakni menyakiti orang lain dengan kata-kata,
seperti memanggil dengan nama yang bukan namanya yang bersifat
menghina, mengolok, menghina, mempermalukan atau mengancam.
3. Bullying sosial seperti mengucilkan seseorang dari kelompok,
menyebarkan isu, rumor atau gosip tentang seseorang atau membuat
seseorang kelihatan bodoh di depan orang lain.
4. Bullying elektronik, yakni menggunakan internet atau telepon genggam
untuk mengancam atau menyakiti perasaan orang lain, menyebarkan isu
tak sedap atau menyebarkan rahasia pribadi orang lain.

2
B. Contoh Kasus Bullying
Seorang teman saya dengan bangga menceritakan perilaku anak
perempuannya yang baru duduk di taman kanak-kanak yang melakukan
bullying kepada teman-temannya dengan jalan menguasai alat permainan saat
jam istirahat. Seorang anak SLTP dengan bangga bercerita pada orangtuanya
bahwa dia sangat terkenal di sekolahnya karena ditakuti teman-temannya.
“Beta yang geng di sekolah,” kata anak itu dengan bangga.
Akhir tahun 2019 lalu harian ini menurunkan berita tentang murid
sebuah SLTP di kota Kupang yang memalak teman-temannya hingga
ditangkap polisi. Tentu masih banyak lagi kisah tentang bullying di sekolah
kita.
Umumnya para orangtua, guru dan masyarakat mengganggap
fenomena bullying di sekolah adalah hal biasa dan baru meresponnya jika hal
itu telah membuat korban terluka hingga membutuhkan bantuan medis dalam
hal bullying fisik. Sementara bullying sosial, verbal dan elektronik masih
belum ditanggapi dengan baik. Hal ini diakibatkan karena kurangnya
pemahaman akan dampak buruk dari bullying terhadap perkembangan dan
prestasi anak di sekolah dan tidak adanya atau belum dikembangkannya
mekanisme anti bullying di sekolah kita. Selain itu anak-anak juga masih
jarang diberikan pemahaman tentang bullying dan dampaknya.

C. Dampak Bullying
Anak yang menjadi korban bullying akan menderita secara fisik,
tertekan, tidak dapat berkonsentrasi dengan baik di sekolah atau bahkan
menarik diri dari lingkungan sosialnya. Anak korban bullying juga akan
mencari pelampiasan yang bersifat negatif seperti merokok, mengonsumsi
alkohol atau bahkan narkoba. Karena stres yang berkepanjangan korban
bullying bisa terganggu kesehatannya. Bahkan dalam situasi yang sangat
ekstrim seorang korban bullying sosial bisa melakukan tindakan bunuh diri.

3
Pelaku bullying akan mengganggap bahwa penyelesaian masalah
dengan cara-cara kekerasan atau mengintimidasi orang lain adalah cara yang
harus ditempuh dalam memenuhi keinginannya. Hal ini akan mendorong sifat
premanisme yang akan terbawa hingga dewasa. Sehingga tanpa sadar kita
telah menjadikan sekolah kita sebagai tempat latihan bagi para calon preman
yang nantinya akan menjadi profesi mereka saat dewasa nanti.
Dari mana anak-anak kita belajar atau terinspirasi melakukan bullying?
Anak-anak umumnya mengikuti perilaku orang dewasa di sekitarnya seperti
orangtua dan guru. Cara mendidik anak yang cenderung menggunakan
kekerasan di rumah dan di sekolah tanpa sadar mengajarkan anak-anak kita
untuk melakukan hal yang sama kepada teman-temannya. Menghukum anak
dengan cara-cara yang negatif akan mengajarkan anak untuk berkuasa
terhadap anak lain serta membenarkan tindakan kekerasan kepada anak lain
yang lebih lemah. Sering karena terbatasnya pengetahuan dan pemahaman kita
tentang bullying tanpa sadar kita mendorong anak-anak kita melakukan
bullying di sekolah atau di lingkungan kita.

D. Cara Penyelesaian Bullying


Pertama, di lingkungan sekolah harus dibangun kesadaran dan
pemahaman tentang bullying dan dampaknya kepada semua stakeholder di
sekolah, mulai dari murid, guru, kepala sekolah, pegawai sekolah hingga
orangtua. Sosialisasi tentang program anti bullying perlu dilakukan dalam
tahap ini sehingga semua stakeholder memahami dan pengerti apa itu bullying
dan dampaknya.
Kemudian harus dibangun sistem atau mekanisme untuk mencegah
dan menangani kasus bullying di sekolah. Dalam tahap ini perlu
dikembangkan aturan sekolah atau kode etik sekolah yang mendukung
lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua anak dan mengurangi
terjadinya bullying serta sistem penanganan korban bullying di setiap sekolah.
Sistem ini akan mengakomodir bagaimana seorang anak yang menjadi korban

4
bullying bisa melaporkan kejadian yang dialaminya tanpa rasa takut atau
malu, lalu penanganan bagi korban bullying, dll.
Tidak kalah pentingnya adalah menghentikan praktek-praktek
kekerasan di sekolah dan di rumah yang mendukung terjadinya bullying
seperti pola pendidikan yang ramah anak dengan penerapan positive
discipline di rumah dan di sekolah.
Langkah ini membutuhkan komitmen yang kuat dari guru dan
orangtua untuk menghentikan praktek-praktek kekerasan dalam mendidik
anak. Pelatihan tentang metode positif disiplin perlu dilakukan kepada guru
dan orangtua dalam tahap ini.
Terakhir adalah membangun kapasitas anak-anak kita dalam hal
melindungi dirinya dari pelaku bullying dan tidak menjadi pelaku. Untuk itu
anak-anak bisa diikutkan dalam pelatihan anti Bullying serta berpartisipasi
aktif dalam kampanye anti bullying di sekolah. Dalam tahap ini metode dari
anak untuk anak (child to child) dapat diterapkan dalam kampanye dan
pelatihan.
Lalu bagaimana peran pemerintah? Sudah saatnya pemerintah dalam
hal ini Dinas Pendidikan memberikan perhatian terhadap isu bullying di
sekolah serta berupaya membangun kapasitas aparaturnya dalam mengatasi
isu ini. Langkah strategis yang perlu diambil adalah memasukkan isu ini ke
dalam materi pelatihan guru serta mengembangkan program anti bullying di
tiap sekolah. Dalam kasus tertentu bullying bisa bersentuhan dengan aspek
hukum, maka melibatkan aparat penegak hukum dalam program anti bullying
akan sangat efektif.
Sekolah sebagai lembaga yang bertugas mencerdaskan bangsa sudah
seharusnya menjadi tempat yang aman, nyaman dan bermartabat bagi anak-
anak kita sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dengan demikian maka kita telah mempersiapkan generasi mendatang yang
unggul dan siap menjadi warga negara yang baik.

5
BAB III
KESIMPULAN

Bullying adalah tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk
menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan. Bullying tidak
hanya dilakukan secara langsung. Namun, bullying juga dapat dilakukan melalui
media social atau internet, yang disebut Cyberbullying.
Pada umumnya orang melakukan bullying karena merasa tertekan,
terancam, terhina, dendam, dan lain sebagainya. Bullying disebabkan oleh korban
dari keadaan lingkungan yang membentuk kepribadiannya menjadi agresif dan
kurang mampu mengendalikan emosi, juga diakibatkan tayangan televisi yang
dapat mempengaruhi remaja.
Pencegahan terhadap bullying dapat dimulai melalui orangtua dengan
mengajarkan kecerdasan emosional sejak dini dan dapat dilakukan oleh sekolah
dan pemerintah, seperti program anti bullying. Adanya bimbingan konseling juga
berpengaruh penting dalam mencegah adanya bullying.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://ompundaru.wordpress.com/2009/02/17/bullying-di-sekolah-kita/

https://www.academia.edu/9237121/Makalah_Bullying?auto=download

Anda mungkin juga menyukai