Disusun oleh:
Amallita Nureka Desiana (10518640)
Amelia Fachriany (10518656)
Muhammad Ikbal (14518693)
Natasya Cantika (15518219)
Reno Pratama (16518002)
Vinka Nikita (17518246)
Kelas: 1PA13
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
2019
I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, rida, dan bimbingan-Nya, kami dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Bullying terhadap Psikologis Korban”
dengan lancar. Adapun maksud penyusunan karya tulis ini, yakni untuk memenuhi
tugas Bahasa Indonesia 1. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Harapan kami, karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan bahwa betapa besarnya pengaruh
bullying terhadap korban. Kami pun menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca sangatlah kami harapkan demi meningkatkan kualitas karya tulis
ilmiah ini agar layar digunakan sebagai bahan pembelajaran.
Penulis
II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................1
Bab II Landasan Teori..............................................................................................2
2.1 Definisi Bullying.................................................................................................2
2.2 Jenis-jenis Bullying.............................................................................................2
2.3 Faktor-faktor Penyebab Bullying........................................................................3
2.4 Dampak Bullying terhadap Psikologis Korban..................................................4
2.5 Cara mengatasi Bullying.....................................................................................5
Bab III Metodologi Penelitian..................................................................................6
Daftar Pustaka..........................................................................................................7
III
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu bullying.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis perilaku bullying.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya bullying.
4. Untuk menjelaskan dampak bullying terhadap psikologis korban.
5. Untuk menjelaskan dan memberitahu cara mengatasi bullying.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Jenis penindasan secara fisik di antaranya adalah memukul, mencekik,
menyikut, meninju, menendang, menggigit, memiting, mencakar, serta meludahi
anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, merusak dan
menghancurkan pakaian serta barang-barang milik anak yang tertindas. Semakin
kuat dan semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya jenis serangan ini,
bahkan walaupun tidak dimaksudkan untuk mencederai secara serius.
b. Bullying Verbal
Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan,
baik oleh anak perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal mudah
dilakukan dan dapat dibisikkan dihadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa
terdeteksi. Penindasan verbal dapat diteriakkan di taman bermain bercampur
dengan ingar-bingar yang terdengar oleh pengawas, diabaikan karena hanya
dianggap sebagai dialog yang bodoh dan tidak simpatik di antara teman sebaya.
Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam,
penghinaan, dan pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan
seksual. Selain itu, penindasan verbal dapat berupa perampasan uang jajan atau
barang-barang, telepon yang kasar, e-mail yang mengintimidasi, surat-surat kaleng
yang berisi ancaman kekerasan, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk
yang keji, serta gosip.
c. Bullying Relasional
Jenis ini paling sulit dideteksi dari luar. Penindasan relasional adalah
pelemahan harga diri si korban penindasan secara sistematis melalui pengabaian,
pengucilan, pengecualian, atau penghindaran. Penghindaran, suatu tindakan
penyingkiran adalah alat penindasan yang terkuat. Anak yang digunjingkan
mungkin akan tidak mendengar gosip itu, namun tetap akan mengalami efeknya.
Penindasan relasional dapat digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang
teman atau secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini dapat
mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata,
helaan napas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek, dan bahasa tubuh yang
kasar.
4
d. Cyber bullying
Ini adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin berkembangnya teknologi,
internet dan media sosial. Pada intinya adalah korban terus menerus mendapatkan
pesan negatif dari pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet dan media sosial
lainnya.
Bentuknya berupa:
1. Mengirim pesan yang menyakitkan atau menggunakan gambar.
3. Menelepon terus menerus tanpa henti namun tidak mengatakan apa-apa (silent
calls).
6. “Happy slapping” yaitu video yang berisi di mana si korban dipermalukan atau
dibully lalu disebarluaskan.
5
b. Sekolah
Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya,
anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku
mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang
dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan masukan negatif pada
siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak
mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah.
c. Kelompok Sebaya.
Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar
rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak
melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk
dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan
perilaku tersebut.
d. Kondisi lingkungan sosial
Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku
bullying. Salah satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying
adalah kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja
demi memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan
sekolah sering terjadi pemalakan antar siswanya.
e. Tayangan televisi dan media cetak
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi
tayangan yang mereka tampilkan. Survei yang dilakukan kompas (Saripah, 2006)
memperlihatkan bahwa 56,9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya,
umumnya mereka meniru geraknya (64%) dan kata-katanya (43%).
6
perilaku yang serius semisal perilaku antisosial. Studi yang dilakukan oleh
Brockenbrough dkk (2002) (dalam Smokowski & Kopase, 2005) menunjukkan
adanya hubungan antara bullying dengan kekerasan.
Dari hampir 1000 orang subjek penelitian yang terdiri dari anak-anak kelas
6, 7, dan 8 diperoleh data bahwa sepertiga dari subjek tersebut yang menjadi korban
bullying memunculkan sikap yang agresif. Kelompok korban yang bersikap agresif
tersebut mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk membawa senjata ke
sekolah, terlibat penyalahgunaan alkohol, dan terlibat perkelahian fisik di sekolah
dibandingkan kelompok korban yang lain (yang tidak agresif) bahkan bila
dibandingkan pelaku bullying itu sendiri.
7
hubungan dan interaksi antar keduanya pun harus diubah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam rangka mengubah hal ini, pendekatan yang
berfokus pada upaya merubah lingkungan sekolah terbukti lebih efektif.
Prinsip kedua, yakni pencegahan lebih baik daripada intervensi.
Prinsip ini merupakan prinsip dasar yang selalu dipakai dalam berbagai
permasalahan yang terjadi, bagaimana pun pencegahan permasalahan
bullying tentu lebih utama dibanding melakukan intervensi sesudah
terjadinya bullying. Dalam rangka pencegahan ini, seluruh komponen
sekolah, khususnya guru-guru harus dipahamkan mengenai program
pencegahan bullying ini. Semua guru harus dilibatkan dalam proses
pencegahan bullying ini, sehingga penerapan di masing-masing kelas
selaras dalam menggunakan pendekatan anti kekerasan dan dampaknya
menjadi lebih luas.
Prinsip ketiga, yakni bahwa dalam merubah lingkungan dibutuhkan
dukungan dan pemahaman dari berbagai pihak, khususnya para guru. Guru
satu dengan yang lain dalam suatu sekolah atau antar sekolah perlu berbagi
pengalaman dan sumber memecahkan berbagai permasalahan. Guru-guru
juga memerlukan teacher supporting untuk membantu mereka dalam
melaksanakan tugas mulia yang penuh dengan tantangan tersebut.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Zakiyah, Ela Zain., Humaedi, Sahadi., Santoso, Meilanny Budiarti. (2017). Faktor
yang Mempengaruhi Remaja Melakukan Bullying. Jurnal Kesejahteraan
Sosial, 7: 325-329.
10