Anda di halaman 1dari 15

BANYAKNYA KASUS KRIMINAL YANG TIDAK

MENDAPAT PENANGANAN MAKSIMAL


(Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

DISUSUN OLEH :
FITRIA NUR LAYLA
XII MIPA 2
16

SMA NEGERI 3 JEMBER


TAHUN AJARAN 2021 – 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Banyaknya Kasus Kriminal Yang Tidak Mendapat
Penanganan Maksimal ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah Banyaknya Kasus Kriminal Yang Tidak Mendapat Penanganan
Maksimal, dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
Banyaknya Kasus Kriminal Yang Tidak Mendapat Penanganan Maksimal ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Banyaknya Kasus Kriminal
Yang Tidak Mendapat Penanganan Maksimal ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Jember, 16 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Kriminalitas

B. Bentuk-Bentuk Kriminalitas

C. Jenis-Jenis Kriminalitas

D. Sebab Akibat terjadinya Tindak Kriminalitas

E. Upaya Penanganan Tindak Kriminalitas

F. Manfaat dari terjadinya Tindak Kriminalitas

G. Kasus Kriminal di Indonesia yang tidak mendapatkan penanganan maksimal

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hingga saat ini mungkin sudah tidak terhitung berapa jumlah tindak
kriminalitas yang terjadi di Indonesia.Berbagai tindak pidana pun dilakukan mulai
dari pemerkosaan, pencurian motor, perampokkan, ranjau paku, pencurian. Para
pelaku pun tak merasa bersalah dengan apa yang meraka lakaukan kepada orang lain.
Betapa kejamnya hati mereka yang mementingkan dirinya sendiri.
Pidana atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah
tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang
dianggap kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh, perampok, teroris. Walaupun
begitu kategori terakhir teroris, agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak
kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Kriminalitas?
2. Apa saja bentuk-bentuk Tindak Kriminalitas?
3. Apa saja jenis – jenis tindak Kriminalitas yang sering terjadi di Indonesia?
4. Apa saja Sebab Akibat terjadinya Kriminalitas?
5. Bagaimana upaya Penanganan Tindak Kriminalitas?
6. Apa saja manfaat dari terjadinya Tindak Kriminalitas?
7. Jelaskan Kasus Kriminal di Indonesia yang tidak mendapatkan penanganan
maksimal!
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Kriminalitas
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Tindak Kriminalitas
3. Untuk mengetahui jenis – jenis tindak Kriminalitas yang sering terjadi
Indonesia
4. Untuk mengetahui Sebab Akibat terjadinya Kriminalitas
5. Untuk mengetahui upaya Penanganan Tindak Kriminalitas
6. Untuk mengetahui manfaat dari terjadinya Tindak Kriminalitas
7. Untuk mengetahui beberapa Kasus Kriminal di Indonesia yang tidak
mendapatkan penanganan maksimal
BAB II
PEMBAHASAN

A. KRIMINALITAS
Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan. Berbagai
sarjana telah berusaha memberikan pengertian kejahatan secara yuridis berarti segala
tingkah laku manusia yang dapat dipidana ,yang diatur dalam hukum
pidana.Kriminalitas atau tindak kriminal yaitu segala sesuatu yang melanggar hukum
atau sebuah tindak kejahatan. Berikut pengertian Kriminalitas menurut beberapa ahli.
1) Menurut M.v.T
Kriminalitas (rechtdeliten) yaitu perbuatan yang meskipun tidak ditentukan dalam
undang-undang, sebagai perbuatan pidana, telah dirasakan sebagi onrecht sebagai
perbuatan yang bertentangan dengan tata hukum.
2) R. Susilo
Secara yuridis mengartikan Kriminalitas adalah sebagai suatu perbuatan atau
tingkah laku yang bertentangan dengan undang-undang.
Secara sosiologis mengartikan Kriminalitas adalah sebagai perbuatan atau
tingkah laku yang selain merugikan penderita atau korban juga sangat merugikan
masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan ketentraman dan ketertiban.
3) M. A. Elliat
Kriminalitas adalah problem dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang
gagal dan melanggar hukum dan dapat dijatuhi hukuman yang bisa berupa
hukuman penjara, hukuman mati, hukuman denda dan lain-lain.
4) Dr. J.E. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro
Kriminalitas adalah setiap perbuatan (termasuk kelalaian) yang dilarang oleh
hukum publik untuk melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh
Negara.
5) Mr. W. A. Bonge
Kriminalitas adalah perbuatan yang sangat antisosial yang memperoleh tantangan
dengan sadar dari Negara berupa pemberian penderitaan.
B. BENTUK-BENTUK KRIMINALITAS
Menurut Light, Keller dan Calhoun, tipe Kriminalitas ada empat, yaitu:
1) White Collar Crime (Kriminalitas Kerah Putih)
Kriminalitas ini mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang yang
terpandang atau berstatus tinggi dalam hal pekerjaannya.Contohnya
penghindaran pajak, penggelapan uang perusahaan, manipulasi data keuangan
sebuah perusahaan (korupsi), dan lain sebagainya.
2) Crime Without Victim (Kriminalitas Tanpa Korban)
Kriminalitas tidak menimbulkan penderitaan pada korban secara langsung
akibat tindak pidana yang dilakukan.Contohnya berjudi, mabuk, dan hubungan
seks yang tidak sah tetapi dilakukan secara sukarela.
3) Organized Crime (Kriminalitas Terorganisir)
Kriminalitas ini dilakukan secara terorganisir dan berkesinambungan dengan
menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan
(biasaya lebih ke materiil) dengan jalan menghindari hukum. Contohnya
penyedia jasa pelacuran, penadah barang curian, perdagangan perempuan ke
luar negeri untuk komoditas seksual, dan lain sebagainya.
4) Corporate Crime (Kriminalitas Korporasi)
Kriminalitas ini dilakukan atas nama organisasi formal dengan tujuan
menaikkan keuntungan dan menekan kerugian. Lebih lanjut Light, Keller, dan
Callhoun membagi tipe kejahatan korporasi ini menjadi empat, yaitu kejahatan
terhadap konsumen, kejahatan terhadap publik, kejahatan terhadap pemilik
perusahaan, dan kejahatan terhadap karyawan.
C. JENIS-JENIS TINDAK KRIMINALITAS YANG SERING TERJADI DI
MASYARAKAT INDONESIA
1. Klasifikasi Kriminalitas Berdasarkan Dampaknya
Kriminalitas berdampak luas
Kriminalitas dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan berat yang
berdampak pada skala luas (berdampak pada orang banyak). Misalnya: bom
Bali, USA menyerang Irak, penyebaran susu bermelamin
Kriminalitas berdampak local
Kriminalitas dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan yang dampaknya
dalam skala kecil yaitu berdampak perorangan dan keluarga. Misalnya:
perampokan, pembunuhan, pemerkosaan.
Kriminalitas korbannya diri sendiri
Kriminalitas dalam klasifikasi ini, korbannya adalah pelaku itu sendiri.
Misalnya: bunuh diri dan masokis (menyiksa diri sendiri)
Kriminalitas yang tidak ada korbannya
Kriminalitas dalam klasifikasi ini misalnya adalah prostitusi, togel,
mencontek.
2. Klasifikasi Kriminalitas Berdasarkan Jenis Objek Sasaran
Kriminalitas kemanusiaan
Kriminalitas kemanusiaan adalah istilah di dalam hukum internasional yang
mengacu pada tindakan pembunuhan massal dengan penyiksaan terhadap
tubuh dari orang-orang, sebagai suatu kejahatan penyerangan terhadap yang
lain yang mana objek sasarannya adalah manusia. Misalnya: pembunuhan,
pembasmian, perbudakan, pemerkosaan,
Kriminalitas politik
Kriminalitas politik itu meliputi state crime dan yang bukan state crime,
sedangkan dalam berbagai definisi dijelaskan bahwa kejahatan negara
dikatakan identik dengan kejahatan politik yakni berupa tindakan/perbuatan
yang melawan negara seperti melanggar ketertiban umum, terorisme,
subversive (menggulingkan ideologi negara), mengganggu keamanan negara
dan lainnya.Objek sasaran politik adalah Negara.
Kriminalitas harta benda
Kriminalitas harta benda objek sasarannya adalah harta benda.Misalnya
perampokan dan pencurian.
3. Klasifikasi Kriminalitas Berdasarkan Cara yang digunakan
Kriminalitas yang menyakiti orang lain
Kriminalitas dengan menggunakan cara yang menyakiti orang lain. Misalnya
pembunuhan
Kriminalitas dengan kekerasan
Kriminalitas dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Misalnya merampok
tas dengan kasar.
Kriminalitas dengan kelembutan
Kriminalitas dengan menggunakan cara-cara yang halus tanpa menyakiti.
Misalnya mencuri menggunkan gendam (hipnotis)
Kriminalitas dengan Media
Kriminalitas dengan menggunakan media informasi sebagai cara untuk
melakukan kejahatan dengan menggunakan media informasi yang lagi marak
saat ini. Misalnya kejahatan pembobolan ATM dengan menggunakan
internet dan adanya layanan primbon sms dengan cara ketik REG (spasi)
Primbon, hal ini secara tidak langsung merupakan penipuan karena biaya
mahal yaitu 2000 rupiah setiap info yang diberikan operator.

D. SEBAB AKIBAT TERJADINYA TINDAK KRIMINALITAS


Pada umumnya penyebab Kriminalitas terdapat tiga kelompok pendapat yaitu:
A. Pendapat bahwa kriminalitas itu disebabkan karena pengaruh yang terdapat di
luar diri pelaku
B. Pendapat bahwa kriminalitas merupakan akibat dari bakat jahat yang terdapat di
dalam diri pelaku sendiri
C. Pendapat yang menggabungkan, bahwa kriminalitas itu disebabkan baik karena
pengaruh di luar pelaku maupun karena sifat atau bakat si pelaku.
Adapun Penyebab Kriminalitas menurut beberapa para ahli dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Kemiskinan merupakan penyebab dari revolusi dan kriminalitas (Aristoteles)
2. Kesempatan untuk menjadi pencuri (Sir Francis Bacon, 1600-an)
3. Kehendak bebas, keputusan yang hedonistik, dan kegagalan dalam melakukan
kontrak sosial (Voltaire & Rousseau, 1700-an)
4. Atavistic trait atau  Sifat-sifat antisosial bawaan sebagai penyebab perilaku
kriminal ( Cesare  Lombroso, 1835-1909)
5. Hukuman yang diberikan pada pelaku tidak proporsional (Teoritisi Klasik Lain)
Akibat dari tindakan Kriminalitas yakni sebagai berikut.
1) Kerugian materi. Hal ini bisa terjadi jika tindakan kriminalitas masih dalam
tahap agak berat. Seperti pencopetan,penipuan penjambretan, pencurian dll, yang
tanpa di sertai dengan tindak kekerasan
2) Trauma. Trauma bisa terjadi pada seseorang yang mengalami tindakan criminal
yang biasanya di sertai dengan ancaman seperti dengan membawa benda-benda
tajam seprti pisau, clurit, pistol dll.
3) Cacat tubuh dan tekanan mental. Hal ini bisa saja terjadi jika suatu tindakan
criminal di sertai dengan tindakan criminal yang lainnya atau jika seseorang
melakukan tindakan criminal itu sudah memasuki tahap tindakan criminal yang
berat.
4) Kematian. Kematian terjadi jika tindakan criminal yang di lakukan oleh
seseorang kelompok sudah memasuki tingkat sangat berat yang didasasari oleh
beberapa motif.

E. CARA PENANGANAN TINDAK KRIMINALITAS


1. Hukuman.Selama ini hukuman (punishment) menjadi sarana utama untuk
membuat jera pelaku kriminal.Dan pendekatan behavioristik ini tampaknya
masih cocok untuk dijalankan dalam mengatasi masalah kriminal.Hanya saja,
perlu kondisi tertentu, misalnya konsisten, fairness, terbuka, dan tepat
waktunya.
2. Penghilang Model melalui tayangan media massa itu ibarat dua sisi mata
pisau. Ditayangkan nanti penjahat tambah ahli, tidak ditayangkan masyarakat
tidak bersiap-siap.
3. Membatasi Kesempatan Seseorang bisa mencegah terjadinya tindakan
kriminal dengan membatasi munculnya kesempatan untuk mencuri.
Kalau pencuri akan lewat pintu masuk dan kita sudah menguncinya, tentunya
cara itu termasuk mengurangi kesempatan untuk mencuri.   
4. Jaga diri. Jaga diri dengan ketrampilan beladiri dan beberapa persiapan lain
sebelum terjadinya tindak kriminal bisa dilakukan oleh
wargamasyarakat.Cara-cara di atas memang tidak merupakan cara yang paling
efektif, hanya saja akan tepat bila diterapkan kasus per kasus.
5. Dengan membuka layanan masyarakat , dengan adanya hal ini polisi atau
pihak – pihak yang brtanggung jawab bisa lebih tau apa keluhan masyarakat
secara langsung dari masyarakat itu sendiri dan bisa membuat pihak yang
bertanggung jawab tersebut lebih mengenal daerah yang rawan akan tindakan
criminal.Misalnya bersedia bertindak atau melapor pada yang berwajib apabila
menjadi korban suatu tindakan kriminal atau melihat langsung suatu
kriminalitas
6. Kesadaran untuk ikut membantu mencegah tindakan kriminal dengan
ikut meronda,
Dan ada cara lain yang dapat dilakukan guna menangani tindakan kriminal yaitu:
1. Mengenakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku kriminalitas
tanpa pandang bulu atau derajat.
2. Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik
anak.
3. Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai busaya
bangsa sendiri.
4. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat dimulai
sejak dini melalui pendidikan multi kultural; seperti sekolah, pengajian, dan
organisasi masyarakat.

F. MANFAAT DARI TERJADINYA KRIMINALITAS


1. Menegaskan nilai-nilai kultural dan norma-norma yang ada di masyarakat,
2. Menciptakan kesatuan sosial dengan menciptakan dikotomi ‘kami’ dan ‘mereka’
3. Mengklarifikasi batasan-batasan moral,
4. Perilaku menyimpang boleh jadi merupakan pernyataan sikap individu yang
menentang terhadap tujuan dan norma dalam kelompok.

G. KASUS KRIMINAL DI INDONSIA YANG TIDAK MENDAPATKAN


PENANGANAN MAKSIMAL

1. Pelajar Pembunuh Begal Terancam Penjara Seumur Hidup


Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan dengan kasus pembunuhan
terhadap begal motor. Lantaran pelaku yang merupakan seorang siswa SMA berinisial
ZA (16), menusuk pelaku begal yang menghadangnya di pinggiran kebun tebu hingga
meninggal dunia di lokasi kejadian. Awalnya ZA dan kekasihnya berpacaran di lokasi
kejadian Minggu (8/9) pukul 19.00 WIB. Mereka diadang empat orang yang
memaksa menyerahkan handphone dan sepeda motor. Kunci yang menancap di
sepeda motor berusaha diambil paksa oleh pelaku, tetapi berusaha dipertahankan. ZA
pun mencabut kunci sepeda motor sambil memutar ke kiri dengan tujuan membuka
jok. Antara ZA dan pelaku pun terlibat adu mulut, hingga muncul ancaman dari
pelaku yang akan menggilir atau memerkosa pacarnya.

Begitu mendapat kesempatan, ZA mengambil pisau dari jok sepeda motor dan
langsung menusukkan ke dada Misnan (35), salah satu pelaku hingga meninggal
dunia. Pisau tersebut memang sengaja dibawa di dalam kok untuk kepentingan praktik
di sekolahnya. Atas kasus tersebut ZA ditetapkan sebagai tersangka. ZA pun sudah
menjalankan persidangan, dalam sidang dakwaan dibacakan Jaksa Penuntut Umum
(JPU), ZA dikenakan dengan pasal 340 KUHP, 338 KUHP, 351 KUHP (3) dan UU
darurat pasal 2 (1) dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup. Dakwaan itu
dibacakan JPU dalam sidang digelar tertutup di Pengadilan Negeri Kepanjen pada
Selasa (14/1). Sidang itu diketuai Hakim Nunik Defiary dengan pembacaan dakwaan
dilakukan JPU Kristriawan. Pasal yang didakwakan disoroti kuasa hukum ZA.
"Kenapa tidak jelas? Salah satu contoh ZA dituduh melakukan pembunuhan
berencana. Tapi, ZA berboncengan dengan teman perempuannya lalu dicegat begal,"
kata Kuasa Hukum ZA, Bakti Riza Hidayat kepada awak media seusai persidangan.

2. Mencuri Tiga Buah Kakao, Nenek Divonis 1 Bulan


Bukti hukum di Indonesia tajam ke bawah adalah saat seorang nenek, bernama Minah
warga Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (19/11/2009) silam jadi pesakitan
di persidangan di Pengadilan Negeri Purwokerto, Jateng. Minah didakwa mencuri tiga
buah kakao atau coklat di perkebunan milik perusahaan PT Rumpun Sari Antan. Ia
mengambil buah kakao rencananya untuk benih. Tanpa didampingi penasihat hukum,
Minah harus menjawab semua pertanyaan majelis hakim. Akhirnya majelis hakim
menjatuhkan hukuman satu bulan dengan masa percobaan tiga bulan tanpa harus
menjalani kurungan tahanan.

3. Mencuri Semangka

Kisah lebih pilu dialami Basar Suyanto dan Kholil. Dua warga Kediri, Jawa Timur,
tersebut juga meringkuk di kursi terdakwa dengan tuduhan mencuri buah semangka.
Basar dan Kholil akhirnya divonis hukuman percobaan selama 15 hari pada tahun
2009. Namun, sebelum vonis itu jatuh, Basar dan Kholil sudah ditahan dua bulan
lebih dan mendapat siksaan saat diperiksa penyidik. Majelis Hakim yang dipimpin
Roro Budiarti kala itu memutuskan, keduanya terbukti melanggar pasal 363 ayat 1
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yakni pencurian yang memberatkan.

4. Pencuri Biji Kapuk Divonis Bersalah


Rabu (3/2/2010) silam, memvonis empat terdakwa, yakni Manisih, Sri Suratmi,
Juwono, dan Rusnono kasus pencurian biji kapuk masing-masing hukuman penjara
selama 24 hari. Menurut majelis hakim, keempat terdakwa terbukti melakukan
pencurian buah kapuk di areal perkebunan kapuk. Namun karena para terdakwa
sebelumnya sudah ditahan selama 24 hari, maka mereka tidak perlu lagi menjalani
hukuman.

5. Nenek Asyani Terdakwa Pencuri Kayu Divonis 1 Tahun Penjara

Pada tahun 2015 silam, Nenek Asyani, asal Situbondo, Jawa Timur divonis bersalah
bersalah karena terbukti mencuri dua batang pohon jati milik perhutani untuk dibuat
tempat tidur. Nenek Asyani divonis 1 tahun penjara dengan masa percobaan 1 tahun 3
bulan dan denda Rp500 juta subsider 1 hari hukuman percobaan. Namun Asyani
membantah dengan alasan batang pohon jati itu diambil dari lahannya sendiri oleh
almarhum suaminya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tindak kriminal adalah tindakan yang melanggar norma dan nilai sosial serta
merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial karena merugikan orang lain serta
dirinya sendiri. Kriminalitas tidak hanya merugikan orang lain dan diri sendiri tetapi
juga merugikan negara serta mengganggu stabilitas negara.
Beberapa tindak kriminal yang sering dilakukan para pelaku kriminal yaitu
perampokkan,pencurian,pencopetan,pemerkosaan dan korupsi. Semua tindakan itu
dilakukan oleh para pelaku kriminal dengan berbagai sebab diantaranya yaitu akibat
himpitan ekonomi yang memaksa mereka melakukan itu semua. Memang mereka
tidak memikirkan dampak yang diakibatkan dari apa yang mereka buat,mereka hanya
memikirkan dirinya sendiri.
Akibat yang ditimbulkan dari tindak kriminal yaitu kerugian materi yang
salah satunya disebabkan oleh pencurian, trauma berat yang salah satunya
disebabkan oleh perampokan menggunakan senjata, cacat tubuh yang salah satunya

B. SARAN
Seharusnya para penegas hukum dalam menjalankan tugasnya atau mengadili
tindak kriminal tindak pandang bulu atau memandang jabatan dan status social serta
memberikan hukuman yang seadil-adilnya agar penegakkan hukum dinegara ini dapat
berjalan baik.
Kita sebagai masyarakat yang cinta damai seharunya kita harus bisa lebih
bertindak lebih hati – hati dan selalu waspada dimanapun kita berada karena tindak
kriminal terjadi bukan hanya karena niat tetapi juga karena adanya kesempatan..
DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/5-kasus-kriminal-di-indonesia-yang-belum-terungkap-
hingga-saat-ini-dhrM Diakses pada 16 September 2021 pukul 03.45
https://dosensosiologi.com/pengertian-kriminalitas/ Diakses pada 16
September 2021 pukul 03.48
https://tribratanews.kepri.polri.go.id/2019/04/30/faktor-faktor-penyebab-
terjadinya-kriminalitas-melalui-internal-dan-eksternal/ Diakses pada 16
September 2021 pukul 03.51
http://www.ditjenpas.go.id/mengatasi-kriminalitas-di-kalangan-remaja
Diakses pada 16 September 2021 pukul 03.58
https://feb.ugm.ac.id/en/research/lecturer-s-article/826-penegakan-
hukum-dan-pencegahan-tindak-kejahatan-dalam-tinjauan-ilmu-ekonomi
Diakses pada 16 September 2021 pukul 04.03

Anda mungkin juga menyukai