Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sudah begitu banyak penyimpangan sosial di Indonesia, terlebih di masyarakat.
Penyimpangan sosial dalam era modern sudah menjadi krusial bahkan memprihatinkan
banyak pihak, baik pemerintah, akademisi, mapupun kalangan masyarakat biasa.
Penyimpangan sosial terjadi akibat berbagai faktor, salah satunya lingkungan keluarga
dan pergaulan. Masalah penyimpangan sosial bukanlah masalah yang baru muncul.
Masalah ini telah lama lahir dan hadir dalam masyarakat. Namun demikian, masalah-
masalah penyimpangan sosial ini tetap saja ada dan melekat dalam kehidupan
masyarakat seolah tidak ada tindakan yang menanganinya. Ada banyak jenis dan
perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat dan telah banyak pula
aturan-aturan yang mengatur tentang penyimpangan tersebut. Pada kenyataannya, hingga
saat ini penyimpangan sosial masih terus terjadi meskipun aturan atau bahkan hukuman
diberlakukan bagi para pelaku. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran
masyarakat akan buruknya perilaku-perilaku menyimpang, atau mungkin kurangnya
sosialisasi tentang penyimpangan sosial.
Ironisnya, ada banyak masyarakat yang merasa bangga ketika melakukan suatu
perilaku menyimpang, seperti merokok, padahal perilaku menyimpang jelas bukanlah hal
yang patut untuk dibanggakan. Keadaan seperti inilah yang akan memicu dan
memperluas lingkup terjadinya penyimpangan sosial. Selain itu, penyimpangan sosial
akan selalu berpengaruh terhadap masyarakat lain. Para pelaku penyimpangan sosial
akan berinteraksi dengan masyarakat lain dan secara tidak langsung ia akan memberikan
sugesti-sugesti untuk mengikuti perilakunya. Jika masyarakat tidak memiliki kesadaran
yang kuat dan pengetahuan yang lemah akan perilaku menyimpang, maka dengan mudah
mereka akan terpengaruh dan terbawa dalam kondisi menyimpang. Sebagian masyarakat
awam mungkin menganggap perilaku menyimpang sebagai perilaku yang normal dan
wajar untuk dilakukan, hal itu disebabkan karena masyarakat terlalu sering melakukan
atau sekedar mengamati perilaku-perilaku menyimpang tersebut dalam kehidupan sehari-
hari, sehingga hal tersebut menjadi biasa
Dengan keadaan masyarakat seperti uraian di atas, penulis berharap makalah ini
dapat sedikit membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pengetahuan tentang perilaku menyimpang atau penyimpagan-penyimpangan sosial.

1
Serta memberikan informasi-informasi tentang apa yang dapat menjadi pemicu
terjadinya penyimpangan sosial. Sehingga, ke depannya dapat dibentuk masyarakat yang
bermoral dan menghindari perilaku-perilaku menyimpang. Karena hal tersebut juga akan
mempengaruhi kualitas bangsa di mata dunia internasional.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah
yang akan di bahas adalah :
1. Apa pengertian dari penyimpangan sosial ?
2. Apa penyebab perilaku menyimpang?
3. Sebutkan teori penyimpangan sosial?
4. Apa ciri-ciri penyimpangan sosial?
5. Apa jenis-jenis penyimpangan sosial?
6. Proses pembentukan perilaku menyimpang?
7. Apa contoh penyimpangan sosial ?
8. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencegah penyimpangan sosial ?

1.3 Tujuan Penulisan


Dengan rumusan masalah yang telah diutarakan di atas, tujuan penulis dalam
pembuatan makalah tentang penyimpangan sosial ini adalah agar pembaca dapat :
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyimpangan sosial
2. Untuk mengetahui penyebab perilaku menyimpang
3. Untuk mengetahui teori penyimpangan sosial
4. Untuk mengetahui ciri-ciri penyimpangan
5. Untuk mengetahui jenis-jenis penyimpangan sosial
6. Untuk mengetahui proses pembentukan perilaku menyimpang
7. Untuk mengetahui contoh penyimpangan sosial
8. Untuk mengetahui Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencegah penyimpangan
sosial

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian penyimpangan sosial

Penyimpangan sosial dapat diartikan sebagai perilaku warga masyarakat yang


dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, adat istiadat, tata aturan, atau norma sosial
yang berlaku (Budirahayu, 2013, 98). Penyimpangan sosial tidak terbatas pada
perilaku-perilaku yang terlampau melewati batas. Seseorang akan dianggap
menyimpang apabila ia melakukan hal-hal di luar perilaku masyarakat pada
umumnya.. Masyarakat menganggap sebuah perilaku menyimpang yang resesif atau
tidak terlalu melewati batas sebagai perilaku normal yang wajar untuk dilakukan.
Tidak sedikit masyarakat yang justru bangga melakukan sebuah penyimpangan sosial.
Penyimpangan sosial dianggap sebagai prestasi tersendiri bagi sebagian masyarakat,
khususnya masyarakat yang belum terlalu memahami tentang hal-hal yang termasuk
dalam penyimpangan sosial. pengertian perilaku penyimpangan sosial menurut para
ahli ialah sebagai berikut;

 James W. Van der Zanden


Pengertian penyimpangan sosial adalah perilaku atau tindakan yang menurut
sejumlah besar orang dianggap sebagai tindakan atau hal yang tercela
 Robert M.Z. Lawang
Perilaku menyimpang adalah semua tingkah laku dan tindakan yang tidak sesuai
lagi dengan norma yang ada di suatu sistem sosial (masyarakat) tertentu.
 Gillin
Perilaku menyimpang adalah sejumlah tingkahlaku yang keluar dari norma dan
nilai sosial sehingga menjadi penyebab memudarnya atau runtuhnya ikatan atau
solidaritas kelompok.
 Becker
peraturan dan juga penerapan sanksi yang dilakukan oleh masyarakat
terhadap seseorang yang melakukan tindakan tersebut.

3
 Lewis Coser
Mengemukakan definisi perilaku menyimpang secara sosial adalah kegagalan
seseorang duntuk menyesuaikan irinya terhadap kebudayaan dengan perubahan
sosial.
 Paul B. Horton
Arti penyimpangan sosial adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan
seseorang sebagai bentuk pelanggaran terhadap norma dalam masyaraka
 Van Der Zanden
Penyimpangan sosial adalah suatu perilaku yang oleh sejumlah masyarakat
menggapnya sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi yang ada.
 Edward H. Sutherland
Penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda sebab seseorang belajar
untuk menyimpang dari norma masyarakat melalui kelompok-kelompok
berbeda di mana dia bergaul. Dalam pengertian ini ia juga menjelasakan
bahwa teori sumber penyimpangan, diantarnya tersediri dari;
a. Perilaku menyimpang terjadi karena proses sosialisasi yang tidak
sempurna, pesan yang dibawa agen-agen sosialisasi tidak searah.
b. Perilaku menyimpang juga terjadi akibat seseorang belajar mengenai
perilaku menyimpang.
 Edwin M. Lemert
Penyimpangan bersumber dari adanya proses labelling (pemberian julukan, cap,
etiket, atau merek) yang negatif (menyimpang) yang diberikan masyarakat
kepadanya.

2.2. Penyebab Penyimpangan Perilaku Sosial


Terjadinya perilaku menyimpang haruslah dilihat dari situasi dan kondisi
masyarakat yang ada. Adapun faktor-faktor penyebab

timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai berikut.


1. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat

2. mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga


3. Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran. Mereka yang
tidak mempunyai keahlian tidak mungkin bisa bekerja di perkantoran, padahal

4
mereka membutuhkan sandang, pangan, dan tempat tinggal. Akhirnya, mereka
mengambil jalan pintas dengan menjadi pengamen atau pengemis jalanan.
4. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah
bekerja, mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri,
merampok, menodong, dan lain-lain.
5. Keluarga yang berantakan (broken home) dapat menyebabkan adanya
penyimpangan sosial. Sebagai pelampiasan, mereka melakukan
kegiatan¬kegiatan yang sifatnya negatif seperti berjudi, narkoba, miras, terjun
ke dalam kompleks prostitusi.
6. Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta siaran
TV yang menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas.

2.3. Teori Penyimpangan Sosial


Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Oleh karena
itu, muncullah beberapa teori tentang penyimpangan, antara lain sebagai berikut :

1. Teori Anatomi
Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah
konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin
kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi
warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar.
Robert K. Merton mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku itu terjadi
karena masyarakat mempunyai struktur budaya dengan sistem nilai yang berbeda-
beda sehingga tidak ada satu standar nilai yang dijadikan suatu kesepakatan untuk
dipatuhi bersama sehingga masyarakat akan berperilaku sesuai dengan standar.
Dalam suatu perombakan struktur nilai seringkali terjadi perbaharuan untuk
meyempurnakan tata nilai yang lama dan dianggap tidak sesuai. Dalam konteks
ini terjadi inovasi nilai. Inovasi adalah suatu sikap menerima tujuan yang sesuai
dengan nilai budaya tetapi menolak cara yang melembaga untuk mencapai tujuan.

2. Teori Pengendalian
Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh
dua faktor.Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi.

5
Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas
dan sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut. Untuk
mencegah agar perilaku menyimpang tidak berkembang lagi maka perlunya
masyarakat melakukan peningkatan rasa keterikatan dan kepercayaan terhadap
lembaga dasar masyarakat. Semakin kuat ikatan antara lembaga dasar dengan
masyarakat, akan semakin baik karena bisa menghayati norma sosial yang
dominan yang berlaku dalam masyarakat.

3. Teori Reaksi Sosial


Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali
mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang, sehingga
bila seseorang melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan
melakukan penyimpangan sekunder.
Seseorang yang tertangkap basah mencuri, dan kemudian diberitakan di media
massa sehingga khalayak umum mengetahuinya maka beban pertama yang harus
ia tanggung adalah adanya stigma atau cap dari lingkungannya yang
mengklasifikasikannya sebagai penjahat. Cap sebagai residivis itu biasanya
sifatnya abadi. Kendati orang tersebut telah menebus kesalahannya yang
diperbuat tadi, yaitu dengan dipenjara, namun hal itu tidak cukup efektif untuk
menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat akan dirinya.

4. Teori Sosialisasi
Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini,
didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma
dan nilai yang dominan. Penyimpangan tersebut disebabkan adanya gangguan
pada proses penghayatan dan pengamalan nilai tersebut dalam perilaku seseorang.
Pada lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif bagi tumbuhnya perilaku
menyimpang adalah sebagai berikut.
a. Jumlah penduduk yang berdesak-desakan dan padat.
b. Penghuni berstatus ekonomi rendah.
c. Kondisi perkampungan yang sangat buruk.
d. Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi.

6
Menurut pendapat Shaw, Mckay dan mcDonal (1938), menemukan bahwa di
kampung-kampung yang berantakan dan tidak terorganisasi secara baik, perilaku
jahat merupakan pola perilaku yang normal dan wajar.

5. Teori Differencial Association (Edwin H. Sutherland)


Teori ini menyatakan bahwa perilaku menyimpang merupakan perilaku yang
di sebabkan karena hubungan diferensiasi.

6. Teori Labelling (Edwin M.Lemert)


Teori ini menyatakan bahwa perilaku menyimpang merupakan perilaku yang
menyimpang karena pemberian penjulukan .Teori ini menggambarkan bagaimana
suatu perilaku menyimpang seringkali menimbulkan serangkaian peristiwa yang
justru mempertegas dan meningkatkan tindakan penyimpangan.

7. Teori Merton
Merton mengindefikasikan lima tipe cara adaptasi individu terhadap situasi
tertentu ,empat diantara perilaku dalam menghadapi situasi tersebut merupakan
perilaku menyimpang .
 Konformitas,merupakan cara yang paling banyak dilakukan
 Inovasi,merupakan cara dimana perilaku mengikuti tujuan yang di tentukan
masyarakat tetapi memakai cara yang dilarang oleh masyarakat.
 Ritualisme ,merupakan perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan
budaya namun masih tetap berpegang pada cara-cara yang telah digariskan
masyarakat.
 Retreatism,merupakan bentuk adaptasi berikut .Dalam bentuk adaptasi ini
perilaku seseorang tidak mengikuti tujuan budaya dan tidak mengikuti cara
untuk meraih tujuan budaya .pola adaptasi ini dapat di jumpai pada orang
yang menderita gangguan jiwa,gelandangan,pemabuk,pecandu obat bius.
 Rebellion (pemberontak ),merupakan bentuk adaptasi terakhir.Dalam pola
adaptasi iniorang tidak lagi mengakui struktur social yang ada dan berupaya
menciptakan suatu struktur social yang lain.

7
8. Teori Fungsi dari Durkheim
Durkheim berpandangan bahwa kejahatan perlu bagi masyarakat karena
dengan adanya kejahatan maka moralitas dan hukum dapat berkembang secara
normal.

9. Teori konflik dari Karl Marx


Menurut pandangan ini apa yang merupakan perilaku menyimpang di
definisikan oleh kelompok-kelompok berkuasa dalam masyarakat untuk
melindungi kepentingan mereka sendiri.Hukum merupakan pencerminan
kepentingan kelas yang berkuasa dan bahwa sistem peradilan pidana
mencerminkan nilai dan kepentingan mereka.
Ada dua macam konflik dalam teori ini ,yaitu ;
 Teori konflik budaya
Ini terjadi bilamana dalam suatu masyarakat terdapat sejumlah kebudayaan
khusus hal tersebut mengurangi kemungkinan timbulnya kesepakatan nilai.
 Teori konflik kelas social
Mereka memandang kesepakatan nilai sebagai mitos yang diciptakan secara
halus oleh mereka yang berkuasa demi kepentingan mereka sendiri karena hal
tersebut akan memuat nilai mereka seolah-olah merupakan nilai semua orang
.mereka yang menentang hak-hak istimewa kelas dianggap penjahat .

2.4. Ciri-ciri Penyimpangan Sosial


Dapatkah kamu menyebutkan ciri-ciri penyimpangan sosial dalam masyarakat?. Paul B.
Horton mengklasifikasikan ciri-ciri penyimpangan sosial sebagai berikut.
 Penyimpangan harus dapat didefinisikan :
Perilaku menyimpang bukanlah semata-mata ciri tindakan yang dilakukan
orang, melainkan akibat dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang
dilakukan oleh orang lain terhadap perilaku tersebut. Dengan kata lain penilaian
menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasarkan pada kriteria tertentu
dan diketahui penyebabnya
 Penyimpangan bisa diterima dan bisa juga ditolak :
Penyimpangan yang bisa diterima adalah penyimpangan yang bersifat positif.
Penyimpangan ini dipuji dan dihormati oleh masyarakat, walaupun kadang-
kadang bertentangan dengan budaya masyarakat.Contoh: penemuan-penemuan

8
baru yang diusahakan oleh para ahli atau ilmuwan. Sedangkan penyimpangan
yang ditolak adalah penyimpangan yang bersifat negatif. Karena dapat
merugikan dan meresahkan kehidupan masyarakat. Contoh: pembunuhan,
pencurian, perampokan, dan lain-lain.
 Penyimpangan relatif dan mutlak
Setiap orang di dunia ini pasti pernah melakukan penyimpangan dalam
hidupnya di masyarakat. Hanya saja frekuensi dan kadarnya berbeda antara
orang yang satu dengan orang yang lain. Secara Umum, penyimpangan yang
dilakukan oleh seseorang itu cenderung relatif.
 Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukan budaya ideal
Budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu
kelompok masyarakat. Seringkali budaya ideal ini dalam masvarakat
bertentangan dengan budaya nyata. Dalam kenyataan di masyarakat, budaya
ideal itu banyak dilanggar oleh masyarakat. Misalnya: kita dapat melihat banyak
pengendara sepeda motor yang tidak mengenakan helm.
 Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk
memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakuan
secara terbuka. Norma ini muncul apabila pada suatu masyarakat terdapat nilai
dan norma yang melarang suatu perbuatan yang ingin sekali diperbuat oleh
banyak orang.
 Penyimpangan sosial bersifat adaptif
Tidak selamanya penyimpangan sosial menjadi ancaman bagi kehidupan
masyarakat, karena kadang-kadang dapat dianggap sebagai alat pemelihara
stabilitas sosial. Perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk
menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan. Hal ini mengingat tidak ada
masyarakat yang statis tanpa mengadakan perubahan-perubahan. Adanya
ledakan penduduk, perubahan teknologi, serta berubahnya kebudayaan
tradisional dan lokal mengharuskan anggotanya untuk menyesuaikan dan
menerapkan norma-norma baru. Perubahan tersebut kadang-kadang
menyebabkan adanya penyimpangan pada beberapa orang yang ingin
menyesuaikan dengan perubahan itu.

9
2.5. Jenis-jenis penyimpangan sosial

a. Jenis-Jenis Penyimpangan Sosial Berdasarkan Kekerapananya

Penyimpangan Sosial Primer: Pengertian penyimpangan sosial primer adalah


penyimpangan yang bersifat sementara (temporer). Orang yang melakukannya
masih tetap dapat diterima oleh kelompok sosialnya karena tidak terus menerus
melanggar aturan. Seperti biasanya melanggar rambu lalu lintas atau pernah
meminum minuman keras di suatu pesta.
Penyimapangan Sosial Sekunder: Pengertian penyimpangan sosial sekunder
adalah penyimpangan sosial yang dilakukan oleh pelakunya secara terus
menerus walaupuntelah diberikan sanksi-sanksi. Oleh karena itu, setiap pelaku
secara umum dikenal sebagai orang yang berperilaku menyimpang. Seperti,
seseorang yang setiap hari minum minuman keras, siswa SMA/MA yang terus
menyontek teman kelasnya.

b. Jenis-Jenis Penyimpangan Sosial Berdasarkan Jumlah Orang Yang Terlibat

Penyimpangan Individu: Pengertian penyimpangan individu adalah


penyimpangan yang dilakukan sendiri tanpa dengan orang lain. Hanya satu
individu saja yang melakukan belawanan dengan norma-norma yang berlaku.
Penyimpangan Kelompok: Pengertian penyimpangan kelompok adalah
penyimpangan yang terjadi jika individu perilaku menyimpang tersebut
dilakukan secara bersama-sama di suatu kelompok tertentu.

c. Jenis-Jenis Penyimpangan Sosial Berdasarkan Sifatnya

Penyimpangan Bersifat Negatif: Pengertian penyimpangan bersifat negatif


adalah penyimpangan sosial yang berwujud dari tindakan ke arah nilai-nilai
sosial yang dianggap rendah dan tercela karena tidak sesuai dengan norma-
norma yang berlaku.
Penyimpangan Bersifat Positif: Pengertian penyimpangan bersifat positif
adalah penyimpangan sosial yang memiliki dampak positif terhadap sistem
sosial karena dianggap ideal dalam masyarakat.

10
2.6. Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang
Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena proses sosialisasi
yang tidak sempurna dan nilai-nilai subkebudayaan menyimpang.

 Proses sosialisasi yang tidak sempurna


 Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agents of sosialization
atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Adapun agen-agen sosialisasi
terdiri atas : keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, dan media massa.
 Para agen sosialisasi menyampaikan pesan-pesan yang berbeda antara orang
tua dengan lainnya. Hal-hal yang diajarkan oleh keluarga mungkin berbeda
dengan yang disampaikan oleh agen di sekolah. Contoh: Perilaku yang
dilarang oleh keluarga dan sekolah, seperti penyalahgunaan narkoba,
pelecehan seksual, dan lain-lain diperoleh dari agen sosialisasi, kelompok
pergaulan dan media massa.
 Proses sosialisasi seolah-olah tidak sempurna karena tidak sepadan antara agen
sosialisasi satu dengan yang lain. Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara
lain disebabkan oleh :
 Terjadinya disorganisasi keluarga yaitu perpecahan dalam keluarga
sebagai satu unit, karena anggota keluarga gagal dalam memenuhi
kewajibannya yang sesuai dengan perannya.
 Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek
kemasyarakatan. Dalam keadaan kacau, nilai dan norma tidak berfungsi
sehingga banyak sekali penyimpangan

2.7. Contoh penyimpangan Sosial


1. Makhasiswa baru UNILA pengguna narkoba
Sebanyak 37 mahasiswa baru Universitas Lampung (Unila) yang
diterima tahun ini, terbukti secara positif sebagai pengguna narkotika dan obat
berbahaya (narkoba). Dari 37 orang itu, Sembilan mahasiswa baru lulus lewat
UMPTN untuk Strata 1 (S1) dan 28 orang lainnya untuk program Diploma 3.
Rektor Unila, Prof. Dr. Ir Muhajir Utomo, Jumat (29/9) membenarkan adanya
37 mahasiswa pengguna narkoba. Namun demikian, pimpinan Unila hingga
kini masih tetap memperkenankan untuk kuliah layaknya mahasiswa baru
yang lain.

11
Dijelaskan, sesuai kebijakan Unila setiap calon mahasiswa baru yang
lolos seleksi harus melewati tes tambahan termasuk tes urine dan tes darah. Ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah di antara mereka ada yang terlibat
secara aktif sebagai pengguna narkoba. Setelah dilakukan tes urine secara
kolektif terhadap seluruh mahasiswa baru oleh Unila bekerja sama dengan
RSU Abdul Moeloek Bandarlampung beberapa waktu lalu, ternyata 37 orang
di antaranya positif sebagai pengguna narkoba.
“Kenyataan ini memang cukup memprihatinkan. Sebab, dengan fakta
itu semakin jelas bahwa penggunaan narkoba di kalangan generasi muda
sudah demikian parah. Buktinya, ada di antara lulusan SMU di daerah ini yang
terlibat aktif mengkonsumsi narkoba sejak lama,” tegasnya. Rektor bersama
pimpinan Unila kini masih membahas kasus tersebut. Selain memanggil
orangtua mereka, masing-masing mahasiswa yang positif pengguna narkoba
ini dipanggil satu persatu untuk diklarifikasi ulang. Bagi yang mengaku secara
jujur, tidak dilanjutkan untuk tes darah. Tetapi, di antara mereka ada yang
berkilah dan membantah sebagai pengguna narkoba. “Untuk itu mereka
diharuskan mengikuti tes lanjutan yakni tes darah. Setelah dilakukan tes kedua
ini, ternyata hasilnya tetap positif. Jadi, 37 orang mahasiswa baru Unila yang
terbukti positif pengguna narkoba tersebut betul-betul ditemukan dari hasil tes
yang tingkat kebenarannya tak perlu diragukan lagi,” ujarnya.
Menurut Muhajir, sebetulnya Unila sudah mempertimbangkan untuk
membatalkan kelulusan 37 mahasiswa baru pengguna narkoba tersebut. Hanya
saja demi pertimbangan kemanusiaan dan juga atas jaminan orangtua masing-
masing, mereka masih tetap diperkenankan untuk kuliah di Unila. Dijelaskan,
memberi peluang tetap kuliah di Unila bagi mereka bukan berarti diberikan
begitu saja. Para mahasiswa dan orangtua mereka harus membuat pernyataan
tertulis untuk tidak mengkonsumsi narkoba lagi.
Ada berbagai jenis penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga
ataupun masyarakat. Berikut ini beberapa contoh penyimpangan sosial, antara
lain yaitu penyalahgunaan narkotika, perkelahian pelajar, perilaku seksual di
luar nikah, perilaku kriminal, dan homoseksualitas.

2. Perilaku Seksual di Luar Nikah


Adanya gambar-gambar porno baik itu di media cetak dan media

12
elektronik dapat mendorong timbulnya perilaku seksual di luar nikah.
Hubungan seksual di luar pernikahan dianggap sebagai pelanggaran norma,
baik itu norma agama maupun norma sosial yang ada. Oleh karena itu, sejak
dulu manusia telah membuat seperangkat aturan tata nilai dan norma-norma
yang mengatur hubungan perilaku seksual, agar fungsi reproduksi manusia
dapat berlangsung tanpa mengganggu ketertiban sosial.
Akibat penyimpangan seksual yang paling mengerikan saat ini adalah
penyakit AIDS. AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya
virus yang dapat merusak jaringan tubuh manusia sehingga dapat
menimbulkan kematian. Virus tersebut lebih dikenal dengan nama HIV
(Human Immuno Deciency Virus). Virus ini adalah suatu virus yang
menyerang sel darah putih manusia yang mengakibatkan penurunan daya
tahan tubuh sehingga mudah diserang penyakit. Virus HIV dapat menular
lewat tranfusi darah, pencangkokan organ tubuh, pemakaian jarum suntik
secara berlebihan, hubungan seks tidak aman, dan lain-lain.
Secara umum tanda-tanda seseorang terkena penyakit AIDS, yaitu
sebagai berikut.
1. Demam tinggi lebih dari satu bulan.
2. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat.
3. Diare lebih dari satu bulan.
4. Batuk berkepanjangan lebih dari satu bulan.

3. Homoseksualitas
Homoseksualitas adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik
kepada sesama jenis kelamin sebagai mitra seksualnya. Tindakan
homoseksualitas bertentangan dengan norma sosial dan norma agama.

4. Kenakalan Remaja
Masalah kenakalan remaja sering menimbulkan kecemasan sosial
karena remaja sebagai generasi penerus terperosot ke arah perilaku negatif.
Menurut Prof. Dr. Fuad Hasan, kenakalan remaja adalah perbuatan antisocial
yang dilakukan oleh remaja, bila hal ini dilakukan orang dewasa termasuk
tindak kejahatan.

13
Pendapat lain menyatakan bahwa semua perbuatan penyelewengan
norma yang menimbulkan kerusakan masyarakat dan dilakukan remaja.
Remaja yang dimaksud adalah mereka yang berusia antara 12 tahun sampai
dengan 18 tahun serta belum menikah.

5. Penyimpangan Budaya
Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan
seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan
budaya yang ada di masyarakat. Contoh : merayakan hari-hari besar negara
lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin yang
tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita pada acara
resepsi pernikahan, dsb.

6. Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan


Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara
sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa
bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan
melukai hingga membunuh korbannya. Contoh : Perampok, perompak,
bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lain-lain.

7. Gaya hidup
Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau
biasanya. Penyimpangan ini antara lain :
 Sikap arogansi Kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti
kepandaian, kekuasaan, kekayaan dsb.
 Sikap eksentrik Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga
dianggap aneh, misalnya laki-laki beranting di telinga, rambut gondrong
dsb.

2.8. Upaya Pencegahan Perilaku Penyimpangan Sosial


Ada banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah perilaku menyimpang.
Upaya-upaya pencegahan bisa dilakukan oleh semua orang yang bersangkutan, baik
oleh pemerintah, keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Faktor-faktor pencegahan
dalam perilaku penyimpangan sosial adalah sebagai berikut..

14
 Faktor Keluarga: Pencegahan penyimpangan sosial dalam faktor keluarga adalah
merupakan awal dari proses sosialisasi dalam pembentukan kepribadian
seseorang. Kepribadian seseorang mulai terbentuk dengan baik jika lahir dan
tumbuh berkembang dengan lingkungan keluarga yang baik, begitu juga dengan
sebaliknya.
 Faktor Sekolah: Pencegahan penyimpangan sosial dalam faktor sekolah adalah
tempat menimba ilmu yang memberikan pendidikan moral selain dari pendidikan
umum.
 Faktor Lingkungan dan Teman: Pencegahan penyimpangan sosial dalam faktor
lingkungan dan teman adalah tempat yang sangat mempengaruhi watak seseorang
karna dalam pergaulan seseorang dituntut agar dapat berdaptasi/menyesuaikan
diri dengan lingkungan tempat tinggal dan temannya.
 Faktor Media Massa: Pencegahan penyimpangan sosial dalam faktor media
massa adalah suatu wadah sosialisasi yang mempengaruhi kehidupan seseorang.
Maka setiap orang harus dapat memilah media massa yang berisi informasi yang
baik dan bersifat positif untuk terhindari dari penyimpangan sosial.
Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memperluas sosialisasi
Kontrol sosial dan sosialisasi yang cukup akan membantu mencegah penyimpangan-
penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat. Keharmonisasian keluarga juga sangat
mempengaruhi terjadinya penimpangan sosial, sehingga perlu diciptakan keluarga yang
harmonis.

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adakalanya terjadi penyimpangan terhadap nilai dan norma yang ada. Tindakan
manusia yang menyimpang dari nilai dan norma atau peraturan disebut dengan perilaku
menyimpang.terutama pada kalangan remaja karena tingkat emosionalnya cukup tinggi
dan bulum mampu mengontrol diri dalam mengambil pergaulan .perilaku menyimpang
ini tidak memandang umur baik anak-anak sampai orang dewasa bisa
melakukan perilaku menyimpang tersebut.

3.2. Saran
Sebaiknya kita harus lebih memperhatikan dan mentaati segala aturan dan norma
yang berlaku di lingkungan kita karena perilaku menyimpang dapat menyebabkan
kerusakan moral pada masyarakat terutama pada remaja ,apalagi pada zaman ini banyak
terdapat perilaku menyimpang sehingga kita harus lebih menjaga diri dari perilaku-
perilaku tersebut agar tidak merusak masa depan kita .

16
DAFTAR PUSTAKA

1. M Henslin,James.2006.Sosiologi dengan pendekatan membumi,Edisi 6,jilid


2.Jakarta:Erlangga
2. Siahan,Jokie.2009.Perilaku menyimpang pendekatan sosiologi.indeks
3. Agustustin dk,2005.semua tentang lesbian. Jakarta:Ardhanary institute
4. Soesilandari,pisikologi perkembangan Masa remaja.Surabaya:Usaha nasional
5. www.academia.edu/32385987/PENYIMPANGAN SISOSAL.Docx
6. http://presbaglogmandiri.blogspot.com/2016/08/makalah-penyimpangan-sosial.html
7. http://www.indonesiastudents.com/pengertian-penyimpangan-sosial-menurut-para-
ahli-beserta-bentuk-sifat-jenis-dan-contohnya/
8. https://budisma.net/2015/10/ciri-ciri-penyimpangan-sosial.html
9. http://amalia-sman1gerung.blogspot.com/2012/03/makalah-penyimpangan-sosial.html
10. http://ciwinwinna.blogspot.com/2010/10/analisis-kasus-perilaku-menyimpang.html

17
18

Anda mungkin juga menyukai