Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyimpangan secara normatif didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap
norma, di mana penyimpangan itu adalah terlarang bila diketahui dan mendapat
sanksi. Jumlah dan macam penyimpangan dalam masyarakat adalah relatif
tergantung dari besarnya perbedaan Penyimpangan adalah relatif terhadap norma
suatu kelompok atau masyarakat. Karena norma berubah maka penyimpangan
berubah.
Penyimpangan biasanya dilihat dari perspektif orang yang bukan penyimpang.
Pengertian yang penuh terhadap penyimpangan membutuhkan pengertian tentang
penyimpangan bagi penyimpang. Untuk menghargai penyimpangan adalah
dengan cara memahami, bukan menyetujui apa yang dipahami oleh penyimpang.
Cara-cara para penyimpang menghadapi penolakan atau stigma dari orang non
penyimpang disebut dengan teknik pengaturan. Tidak satu teknik pun yang
menjamin bahwa penyimpang dapat hidup di dunia yang menolaknya, Teknik-
teknik yang digunakan oleh penyimpang adalah kerahasiaan, manipulasi aspek
lingkungan fisik, rasionalisasi, partisipasi dalam subkebudayaan menyimpang dan
berubah menjadi tidak menyimpang.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa pengertian dari penyimpangan sosial dan penyakit masyarakat?
b) Apa penyebab perilaku menyimpang dan penyakit masyarakat?
c) Sebutkan teori penyimpangan sosial dan penyakit masyarakat?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyimpangan Sosial


2.1.1 Pengertian Penyimpangan Sosial
Penyimpangan adalah segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri
dengan kehendak masyarakat. Dengan kata lain, penyimpangan adalah tindakan
atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang dianut dalam
lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat. Penyimpangan terjadi
apabila seseorang atau kelompok tidak mematuhi norma dan nilai yang berlaku
dalam masyarakat. Berikut merupakan beberapa pengertian penyimpangan sosial
menurut para ahli:

a) James W van de Zanden, penyimpangan sosial sebagai perilaku yang


oleh sejumlah besar orang dianggap tercela dan di luar batas toleransi.
b) Bruce J. Cohen, penyimpangan sosial sebagai perbuatan yang
mengabaikan norma dan terjadi jika seseorang atau kelompok tidak
mematuhi patokan baku dalam masyarakat (dalam buku Sosiologi :
Suatu Pengantar, Terjemahan).
c) Robert M.Z. Lawang, penyimpangan sosial sebagai semua tindakan
yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem
sosial dan menimbulkan usaha dari pihak yang berwenang dalam
sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang (dalam buku
materi pokok pengantar sosiologi).
2.1.2 Penyebab Penyimpangan Perilaku Sosial
Terjadinya perilaku menyimpang haruslah dilihat dari situasi dan kondisi
masyarakat yang ada. Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang
menyimpang adalah sebagai berikut.
a) Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang
sangat mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki
sehingga
b) Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran.
Mereka yang tidak mempunyai keahlian tidak mungkin bisa bekerja di

2
perkantoran, padahal mereka membutuhkan sandang, pangan, dan
tempat tinggal. Akhirnya, mereka mengambil jalan pintas dengan
menjadi pengamen atau pengemis jalanan.
c) Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah
payah bekerja, mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas
dengan cara mencuri, merampok, menodong, dan lain-lain.
d) Keluarga yang berantakan (broken home) dapat menyebabkan adanya
penyimpangan sosial. Sebagai pelampiasan, mereka melakukan
kegiatan¬kegiatan yang sifatnya negatif seperti berjudi, narkoba,
miras, terjun ke dalam kompleks prostitusi.
e) Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta
siaran TV yang menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan
kriminalitas.
2.1.3 Teori Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Oleh
karena itu, muncullah beberapa teori tentang penyimpangan, antara lain sebagai
berikut :
a) Teori Anatomi
Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang
adalah konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin
lama makin kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat
dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih
dan bertindak dengan benar.
b) Teori Pengendalian
Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya
dipengaruhi oleh dua faktor. Pengendalian dari dalam yang berupa
norma-norma yang dihadapi.
c) Teori Reaksi Sosial
Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma
seringkali mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang
menyimpang, sehingga bila seseorang melakukan penyimpangan
primer maka lambat laun akan melakukan penyimpangan sekunder.

3
d) Teori Sosialisasi
Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada
teori ini, didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat
untuk menghayati norma dan nilai yang dominan.
2.1.4 Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang
Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena proses sosialisasi
yang tidak sempurna dan nilai-nilai subkebudayaan menyimpang.
a) Proses sosialisasi yang tidak sempurna
b) Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agents of
sosialization atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Adapun
agen-agen sosialisasi terdiri atas : keluarga, sekolah, kelompok
pergaulan, dan media massa.
c) Para agen sosialisasi menyampaikan pesan-pesan yang berbeda antara
orang tua dengan lainnya. Hal-hal yang diajarkan oleh keluarga
mungkin berbeda dengan yang disampaikan oleh agen di sekolah.
Contoh: Perilaku yang dilarang oleh keluarga dan sekolah, seperti
penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual, membolos, merokok,
berkelahi, dan lain-lain diperoleh dari agen sosialisasi, kelompok
pergaulan dan media massa.
d) Proses sosialisasi seolah-olah tidak sempurna karena tidak sepadan
antara agen sosialisasi satu dengan yang lain. Proses sosialisasi yang
tidak sempurna antara lain disebabkan oleh :
e) Terjadinya disorganisasi keluarga yaitu perpecahan dalam keluarga
sebagai satu unit, karena anggota keluarga gagal dalam memenuhi
kewajibannya yang sesuai dengan perannya.
f) Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek
kemasyarakatan. Dalam keadaan kacau, nilai dan norma tidak
berfungsi sehingga banyak sekali penyimpangan.
2.1.5 Contoh penyimpangan Sosial
a) Penyalahgunaan Narkotika
b) Perilaku Seksual di Luar Nikah
c) Perilaku Kriminal Lainnya

4
d) Homoseksualitas
e) Kenakalan Remaja
f) Perkelahian Pelajar
g) Tindak Kenakalan.
h) Penyimpangan Budaya
i) Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan
j) Gaya hidup
2.1.6 Upaya Pencegahan Perilaku Penyimpangan Sosial
Ada banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah perilaku
menyimpang. Upaya-upaya pencegahan bisa dilakukan oleh semua orang yang
bersangkutan, baik oleh pemerintah, keluarga, teman, dan lingkungan sekitar.
Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memperluas
sosialisasi tentang penyimpangan-penyimpangan sosial. Pihak keluarga dapat
melakukan kontrol sosial. Dan teman-teman lingkungan sekitar dapat
menghimbau untuk tidak melakukan penyimpangan sosial. Kontrol sosial dan
sosialisasi yang cukup akan membantu mencegah penyimpangan-penyimpangan
sosial yang terjadi di masyarakat. Keharmonisasian keluarga juga sangat
mempengaruhi terjadinya penimpangan sosial, sehingga perlu diciptakan keluarga
yang harmonis.

2.2 Penyakit masyarakat


2.2.1 Pengertian Penyakit masyarakat
Penyakit sosial adalah perilaku dari anggota masyarakat yang dapat
menimbulkan keresahan dan ketidaktentraman dalam kehidupan masyarakat.
Penyakit sosial timbul karena adanya pelanggaran yang dilakukan oleh orang atau
sekelompok orang terhadap norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat.
Pelanggaran terhadap norma dan aturan masyarakat inilah yang kemudian dikenal
dengan penyimpangan sosial.
2.2.2 Jenis-Jenis Penyakit masyarakat
Berikut ini adalah contoh dari perilaku masyarakat yang tergolong
penyakit sosial karena melanggar norma masyarakat, norma-norma hukum dan
agama antara lain :

5
a) Perjudian
Perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan
suatu nilai atau yang dianggap bernilai dengan menyadari adanya sebuah
resiko dan harapan tertentu pada peristiwa permainan, pertandingan,
perlomban dan kejadian yang belum pasti hasilnya. Jenis judi
bermacam-macam dari yang sembunyi-sembunyi sampai terbuka.
Contoh : Sabung ayam dikalangan masyarakat.
b) Perkelahian/Tawuran
Tawuran lebih sering terjadi pada kalangan pelajar, mulai dari anak SD,
SMP, SMA, juga mahasiswa. Bahkan tidak sering sampai
mengorbankan korban jiwa. Pada umumnya sering terjadi karena hal
sepele seperti saling mengejek, rebutan pacar, masalah pertemanan dan
lain-lain. Hal ini tentu sangat tidak baik bagi perkembangan sosial.
c) Penyalahgunaan Narkoba/Napza
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) merupakan zat atau
obat-obatan yang berpengaruh terhadap susunan syaraf atau
otak.Terkadang dipakai dokter untuk membius pasien operasi,tentunya
dengan takaran tertentu. Penggunaan narkoba akan berdampak negatif
terhadap fisik dan mentals seseorang, bahkan Napza menimbulkn
segudang masalah seperti pelacuran (PSK), kriminal bahkan paling
berpotensi menularkan penyakit HIV/AIDS.
d) Alkoholisme/Mabuk-Mabukan
Alkoholisme adalah orang yang kecanduan minum minuman keras yang
mengandung alkohol dalam dosis yang tinggi. Konsumsi alkohol yang
berlebihan akan berdamapak negatif bagi kesehatan karena mengganggu
sistem syaraf. Alkoholisme dapat mengakibatkan kejahatan beruntun
seperti perkelahian, penodongan, pemerkosaan, dan lain-lain.
e) Pelacuran
Pelacuran merupakan peristiwa penjualan diri dengan jalan memperjual
belikan badan, kehormatan dan kepribadian kepada banyak orang untuk
memuaskan nafsu seks dengan imbalan bayaran uang, Pelacuran atau
sekarang dikenal dengan istilah Pekerja Seks Komersial (PSK)

6
berpotensi menularkan penyakit HIV/AIDS, selain itu dapat juga
menimbulkan :
f) Korupsi
g) Korupsi berasal dari bahas latin “Corruptio” atau “Corrumpere” yang
berarti buruk, busuk, rusak, menggoyangkan atau memutar balikan.
Korupsi merupakan perilaku penyelewengan dari tugas tertentu yang
sengaja dilakukan untuk memperoleh keuntungan pribadi atau
kelompoknya baik uang maupun harta kekayaan.
2.2.3 Faktor Penyebab Penyakit masyarakat
a) Struktur keluarga yang tidak utuh (broken home)
b) Faktor ekonomi keluarga
c) Pelampiasan rasa kekecewaan
d) Pengaruh lingkungan masyarakat
e) Pengaruh kemajuan IPTEK
f) Proses sosialisasi nilai nilai kebudayaan yang menyimpang
g) Ketidak sanggupan menyerap nilai dan norma yang berlaku
h) Anak yang putus sekolah.
2.2.4 Cara Pengendalian Penyakit di Masyarakat
a) Melakukan penyuluhan atau ceramah keagamaan,
b) Hukuman, baik hukuman social maupun pidana,
c) Membimbing atau mengajak berupa anjuran dengan sopan dan tidakm
emaksa,
d) Dengan menekankan norma-norma yang baik yang berlaku di
daerahtersebut,
e) Menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif

7
BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adakalanya terjadi penyimpangan terhadap nilai dan norma yang ada.
Tindakan manusia yang menyimpang dari nilai dan norma atau peraturan disebut
dengan perilaku menyimpang.terutama pada kalangan remaja karena tingkat
emosionalnya cukup tinggi dan bulum mampu mengontrol diri dalam mengambil
pergaulan .perilaku menyimpang ini tidak memandang umur baik anak-anak
sampai orang dewasa bisa melakukan perilaku menyimpang tersebut.

3.2 Saran
Sebaiknya kita harus lebih memperhatikan dan mentaati segala aturan dan
norma yang berlaku di lingkungan kita karena perilaku menyimpang dapat
menyebabkan kerusakan moral pada masyarakat terutama pada remaja ,apalagi
pada zaman ini banyak terdapat perilaku menyimpang sehingga kita harus lebih
menjaga diri dari perilaku-perilaku tersebut agar tidak merusak masa depan kita .

8
DAFTAR PUSTAKA

Budiati, Atik Catur.2009.Sosiologi Kontekstual Kelas 10.Penerbit:Pusat


Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purwoto, Juarti.Tanpa Tahun.Sosiologi untuk SMA/MA Semester II Kelas


X.CV.Sindunata.

Parwoko, J. Dwi & Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi: Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana

9
MAKALAH

PENYIMPANGAN SOSIAL DAN


PENYAKIT MASYARAKAT

Oleh :

SARIPA HANNUM HARAHAP

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AUFA ROYHAN
PADANG SIDIMPUAN
2018

10
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga saya
berhasil menyelesaikan makalah “Penyimpangan Sosial Dan Penyakit
Masyarakat. Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis selesaikan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari bersifat membangun guna kesempurnaan makalah penulis selanjutnya.
Akhir kata, penulis menyucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta
penulis berharap agar makalah ini dapat bermamfaat untuk kita semua.

Padangsidimpuan, Nopember 2018

Penulis

i
11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dari Penyimpangan Sosial ......................................... 2
2.2 Penyakit Masyarakat .................................................................... 5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................. 8
3.2 Saran ............................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA

ii12
13

Anda mungkin juga menyukai