Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Dinamika Konflik Menurut Simon Fischer

DISUSUN OLEH :
1. DEWI MULIANTI
2. RAMADANDI
3. NURHIKMA
4. MUH. ADIL
5. YOGI PURWANTO
6. PUTU WIKAN

KELAS XI IPS 2

SMA NEGERI 1 TOBADAK


TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Tuhan pencipta alam semesta, yang menjadikan bumi dan
isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada di bumi, sebagai
penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan sungguh berkat limpahan rahmat –Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas mata pelajaran.

Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengaharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun, demi lebih baiknya kinerja kami selanjutnya. Semoga makalah
ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua
pihak.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah
BAB II PEMBASAN 2
1. Prakonflik 2
2. Konfrontasi 2
3. Krisis 2
4. Akibat 3
5. Pasca-konflik 3
6. Penyelesaian Konflik 3
BAB III PENUTUP 4
1. Kesimpulan 4
DAFTAR PUSTAKA 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Apabila sistem komunikasi dan informasi tidak menemui sasarannya, timbulah salah
paham atau orang tidak saling mengerti. Selanjutnya hal ini akan menjadi salah satu sebab
timbulnya konflik atau pertentangan dalam organisasi. Konflik biasanya juga timbul sebagai
hasil adanya masalah-masalah hubungan pribadi (ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai
pribadi karyawan dengan perilaku yang harus diperankan pada jabatannya, atau perbedaan
persepsi) dan struktur organisasi (perebutan sumber dayasumber daya yang terbatas,
pertarungan antar departemen dan sebagainya). Suatu pemahaman akan konsep dan
dinamika konflik ialah bagian vital studi perilaku organisasional. Seperti konsep-konsep lain
yang dibahas dalam tulisan ini, konflik adalah sangat kompleks. Konflik sering diartikan
berbeda oleh orang yang berbeda pula dan dapat mencakup kerangka intensitas dari
perbedaan pendapat “sepele” sampai perang antar negara.
Pada hakekatnya konflik merupakan suatu pertarungan menang kalah antara kelompok
atau perorangan yang berbeda kepentingannya satu sama lain dalam
organisasi. Atau dengan kata lain, konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau
antagonistik antara dua atau lebih pihak. Pertentangan kepentingan ini berbeda dalam
intensitasnya tergantung pada sarana yang dipakai. Masing-masing ingin membela nilai-nilai
yang telah mereka anggap benar, dan memaksa pihak lain untuk mengakui nilai-nilai
tersebut baik secara halus maupun keras. Untuk mengetahui adanya konflik, sebenarnya
dapat diketahui dari hubunganhubungan yang ada, sebab hubungan yang tidak normal pada
umumnya suatu gejala adanya konflik. Misalnya ketegangan dalam hubungan, kekakuan
dalam hubungan, saling fitnah-menfitnah. Bila pemimpin mengetahui adanya gejala-gejala
tersebut memang itu merupakan konflik. Tidak semua konflik diketahui gejala-gejalanya
maka
untuk dapat mengetahui konflik seawal mungkin pimpinan harus bertindak aktif

2. Rumusan Masalah
1) Apa Defenisi Konflik?
2) Bagaimana Tahapan Dinamika Konflik Menurut Simon Fischer?
1.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Konflik
Dalam percakapan sehari-hari, konflik sering diartikan sebagai saling bertentangan,
saling berbantahan atau saling cekcok. Dianggap sebagai situasi yang abnormal dan tidak
diharapkan, karena konflik sering dianggap sebagai penganggu stabilitas yang tidak boleh
ada atau jika sudah muncul harus cepat cepat diselesaikan.
Konflik dapat terjadi oleh siapa pun dan dimana pun, Latar belakang munculnya
konflik biasanya disebabkan oleh perbedaan identitas yang dibawa masing-masing individu
dalam suatu interaksi sosial. Secara kodrati manusia adalah makhluk individual sehingga
masing masing memiliki sifat, temrament atau kepribadian yang berbeda satu sama lainnya.
Perbedaan individu lainnya adalah sikap, prilaku, keterampilan pengetahuan, kecerdasan,
adat istiadat, keyakinan, fisik, keinginan, harapan, masalah, dan lain lain.

B. Tahapan Dinamika Konflik Menurut Simon Fischer


1. Prakonflik
diartikan sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang
memiliki atau yang merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalan. Perbedaan-
perbedaan inilah yang dapat mendatangkan konflik sosial, sebab kriteria tentang sopan-tidak
sopan, pantas-tidak pantas, atau bahkan berguna atau tidak bergunanya sesuatu baik itu
benda fisik maupun nonfisik bisa berbeda-beda.

2. Konfrontasi
Pada tahap kedua ini, konflik akan semakin terbuka. Apabila hanya satu pihak yang
merasakan masalah, maka para pendukungnya kemungkinan akan mulai melakukan aksi
demonstrasi atau perilaku konfrontatif lainnya.

3. Krisis
tahap ini adalah puncak konflik atau yang biasa disebut dengan klimaks. Pada tahap inilah,
ketegangan dan/atau kekerasan akan terjadi dengan hebat.
Bahkan ada kemungkinan bahwa komunikasi normal antara kedua pihak akan terputus.
Mereka akan cenderung menuduh atau menentang satu sama lain.

2
4. Akibat
Krisis tadi akan menimbulkan suatu akibat, antara lain:
Pihak satu ingin menaklukan pihak lain dan pihak lainnya mungkin akan menyerah.
Kedua pihak setuju untuk bernegosiasi, dengan atau tanpa bantuan perantara dan
menemukan jalan tengah.
Tingkat ketegangan konfrontasi dan kekerasan akan mulai menurun, dengan kemungkinan
penyelesaian.

5. Pasca-konflik
Konflik akan usai dengan mengakhiri berbagai konfrontasi kekerasan, berkurangnya
ketegangan, kembali normalnya hubungan antara kedua pihak.

6. Penyelesaian Konflik
1) Ada banyak cara untuk menyelesaikan konflik, antara lain:
2) Mengakhiri hubungan dengan meninggalkannya, dikarenakan keterbatasan kekuatan
yang dimiliki oleh salah satu pihak.
3) Pihak yang bersengketa menerapkan keinginannya kepada pihak lain.
4) Semua pihak menyelesaikan konflik bersama-sama (mutual settlement) tanpa
melibatkan pihak ketiga
5) Menyatukan semua pihak yang bersengketa untuk bersama-sama melihat konflik
dengan tujuan untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
6) Pihak ketiga membantu seluruh pihak yang bersengketa untuk mencapai
kesepakatan.

3
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Berdasarkan informasi yang ada diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dinamika konflik
dalam organisasi merupakan hal yang wajar yang dialami setiap organisasi sebelum
mencapai kesuksesan. Begitu banyak konflik yang muncul dalam suatu organisasi juga
sebagai suatu tahapan sebelum organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang ditetapkan
sebelumnya.

Konflik terjadi sebab adanya perbedaan dalam tujuan, perbedaan dalam persepsi atau
nilai, ketidakjelasan organisasi, dan masalah komunikasi. Konflik, apabila di kelola dengan
baik, akan menghasilkan dampak positif bagi organisasi. Dengan adanya berbagai macam
pemikiran dan pandangan berbeda, organisasi akan lebih hidup dan kaya inovasi. Hal ini
memerlukan manajemen konflik dan kematangan secara intelektual dan emosional dari para
pelaku konflik dalam menanggulangi konflik. Konflik dapat ditanggulangi degan beberapa
cara, diantaranya: Pengenalan, diagnosis, menyepakati suatu solusi, pelaksanaan dan
evaluasi.

4
DAFTAR PUSTAKA

Purwana, Dedi, dkk. 2017. Pengantar Ilmu Organisasi (Pengertian Konflik Menurut Ahli).
Bogor : In Media.
Purwana, Dedi, dkk. 2017. Pengantar Ilmu Organisasi (Pandangan Terhadap Konflik dalam
Organisasi ). Bogor : In Media.

Anda mungkin juga menyukai