Anda di halaman 1dari 6

Kerpibadian II

1. Kelas dibagi menjadi 2 kelompok besar (kelompok Murray & Kelompok Allport)
2. Tugas : bersifat individu
3. Buatlah analisis tokoh Oprah Winfrey berdasar pembagian kelompok
4. Tugas dikumpulkan di ketua kelas, untuk dikirim ke email : laelatussyifa.sa@gmail.com
pada hari selasa, tanggal 16-11-2018, paling lambat pukul 23.59 wib
5. Isi : biografi singkat, dinamika dan perkembangan kepribadian

Biografi Oprah Winfrey


Oprah Winfrey, dengan nama lengkapnya Oprah Gail Winfrey, lahir pada tanggal 29
Januari 1954 di Kosciusko, Mississippi, ia dibesarkan di sebuah perternakan oleh
neneknya yang keras, Hattie Mae, selama enam tahun. Oprah mulai berbicara di gereja
neneknya ketika baru berusia tiga tahun. Ia memiliki bakat alami untuk tampil di depan
umum dan menjadi sangat populer dalam perkumpulannya.

Biografi Oprah Winfrey dari Biografi


Web
Ketika berusia enam tahun, ibunya, Vernita, mendapatkan pekerjaan sebagai pembantu
di Milwaukee, Wisconsin dan akhirnya mengambil Oprah kembali dari neneknya. Di
Milwaukee, sama seperti di peternakan, Oprah masih sangat miskin, ia harus tinggal
dalam satu kamar bersama ibu dan dua saudara tiri, laki – laki dan perempuan. Setiap
hari Vernita meninggalkan anak-anak itu pagi-pagi sekali dan baru pulang pada malam
hari, sehingga ia tidak punya waktu untuk keluarganya. Agar ibunya
memperhatikannya, Oprah sering kabur dari rumah. Pada usianya yang ke-9, ia
mengalami pelecehan seksual oleh sepupunya yang berusia 19 tahun yang sedang
bertugas menjaganya. Oprah yakin itu kesalahannya dan tidak menceritakan apa yang
ia alami kepada siapapun.

Tanpa bimbingan dari seorang pun, prilaku Oprah semakin tidak terkendali. Menginjak
usia 14 tahun, Oprah hamil dan bayinya meninggal tidak lama setelah dilahirkan. Ketika
Oprah melarikan diri selama satu minggu, ibunya memutuskan bahwa ia tidak bisa lagi
mengurus Oprah. Saat itulah ibunya mengirim Oprah untuk hidup bersama ayahnya di
Nashville. Oprah yang benar–benar takut dengan ayahnya orang yang paling disiplin
yang ia kenal, bersumpah, kalau sampai ia sanggup tinggal bersama ayahnya, ia akan
merubah hidupnya, ia akan menunjukan siapa dia yang sebenarnya.
Pada umur 14 tahun, Oprah tinggal bersama ayahnya, Vernon Winfrey dan ibu tirinya,
Zelma, yang merupakan anggota terhormat masyarakat Tennessee.
Profesi ayahnya adalah tukang cukur, pemilik toko, anggota dewan kota, dan pejabat
gereja. Ayah Oprah tidak bisa mentoleransi sikap negatif Oprah atau nilai sekolahnya
yang buruk. Oprah memperoleh nilai – nilai C di Milwaukee, tetapi hanya nilai A yang
bisa diterima oleh ayahnya.
Disamping pekerjaan rumahnya dari sekolah, setiap minggu Vernon dan Zelma
mewajibkan Oprah untuk menulis laporan buku dan menanyakan kepadanya kosakata
baru. Awalnya, Oprah benci pada aturan tegas dan harapan tinggi mereka. Tapi,
ternyata justru itulah yang ia perlukan, orangtua yang membuat peraturan dan
menerapkannya dengan tegas, tapi juga memberikan cinta dan perhatian yang
diinginkannya. Oprah pun bangkit.
Tidak saja nilai sekolahnya yang meroket, Oprah juga jadi lebih ramah dan populer
daripada sebelumnya. Di SMA, ia terpilih untuk mewakili sekolahnya pada suatu
konfrensi pemuda di Gedung Putih, dan memenangkan beasiswa sebesar $1,000 atas
pidato yang ia tulis, “Orang Negro, Konstitusi, dan Amerika Serikat”. Ayahnya begitu
mendukung Oprah untuk bermimpi besar, dan ia melakukannya.
Pada usia 16 tahun, Oprah menempuh perjalanan ke Los Angeles untuk menjadi
pembicara di suatu gereja. Ketika kembali, Oprah bercerita kepada ayahnya kalau
suatu saat nanti cetak telapak tangannya akan ada di samping deretan cetak telapak
tangan bintang lain di luar Teater Mann’s Chinese.
Pada usia 17 tahun, dia memperoleh pekerjaan pertamanya di dunia pertunjukan
sebagai penyiar berita di stasiun radio lokal. Mereka bahkan membayarnya $100 per
minggu, yang terhitung besar buat siswa sekolah menengah pada tahun 1970-an.
Oprah mempertahankan pekerjaannya, bahkan setelah dia memperoleh beasiswa ke
Universitas Negara Bagian Tennessee dan mulai masuk perguruan tinggi. Pada
usianya yang ke-19, ia ditemukan oleh sebuah stasiun televisi di Nashille untuk
dipekerjakan sebagi wartawan dan penyiar berita.

Era Kesuksesan Oprah – The Oprah


Winfrey Show
Pada 1976, Oprah menjadi pembawa acara TV di Baltimore dan kemudian
dipromosikan sebagai pendamping pemandu acara bincang-bincang pagi (talk show)
yang bernama People Are Talking (Orang–orang Mulai Berbicara). Format talk show
tersebut sempurna untuk Oprah, penonton menyukai lelucon, kejujuran, dan
kepribadian yang membumi dan peringkat acara ini membubung tinggi.
Pada 1984, Oprah mendapatkan terobosan besar. Dia diminta menjadi pemandu
acaranya sendiri disebuah Chicago. Acara A. M. Chicago mengudara pada waktu yang
sama dengan acara Phill Donahue Show yang populer. Phill adalah raja TV siang hari,
tetapi tidak butuh waktu lama bagi Oprah untuk menurunkan Phill dan tahtanya. Dalam
waktu singkat dia menjadi bintang di 120 kota besar di seluruh Amerika.
The Oprah Winfrey Show membuat debut nasional pertamanya pada tahun 1986, dan
meraih sukses dengan cepat dengan menjadi pertunjukan yang paling populer di
televisi, menjadikannya wanita kulit hitam yang bangkit dari kemiskinan dan menjadi
bintang dengan bayaran tertinggi.
The Oprah Winfrey Show menjadi talk show nomer satu saat itu, di produksi oleh
perusahaan sendiri Harpo Production, Inc ( yang diambil dari kebalikan dari nama
Oprah). Acara ini di tonton oleh 48 juta pemirsa setiap minggunya di Amerika dan
disiarkan secara internasional di 126 negara.

Pendiri Majalah dan Direktur Editorial


Pada bulan April tahun 2000, Oprah dan Majalah Hearts memperkenalkan O, The
Oprah Magazine, sebuah majalah bulanan yang menjadi gaya hidup wanita-wanita saat
itu. Majalah tersebut menjadi majalah yang sukses dalam sejarah penerbitan dengan
sirkulasi 2,3 juta pembaca setiap bulannya.
Di April 2002, Oprah meluncurkan edisi pertama internasional dari O, The Oprah
Magazine di Afrika Selatan.

Aktris dan Produser


Oprah merealisasikan impian masa kanak-kanaknya untuk menjadi seorang bintang
film, dengan berakting dalam drama milik beberapa penulis brilian, melalui perusahaan
filmnya, Harpo Productions:
 The Color Purple (1985)
 Native Son, The Women of Brewster Place (1989)
 Before Women Had Wings(1997)
 Beloved (1998)
Oprah juga menjadi Produser Broadway theatre “The Color Purple”, membuat situsnya
sendiri (oprah.com), dan memiliki radio satelit Oprah and Friends.

Kisah buruk yang Pernah Dialami Oprah


Winfrey : Oprah dan Hermès
Pada bulan Juni 2005, Oprah yang berada di Paris, Perancis dilarang masuk ke salah
satu toko Hermès oleh salah satu karyawan toko tersebut karena mereka sedang
mengalami masalah dengan orang-orang dari Afrika Utara. Media massa memberitakan
bahwa Oprah datang saat toko akan tutup dan dilarang masuk untuk membeli sebuah
tas namun dalam talk shownya, Oprah menyatakan dan dibenarkan oleh CEO Hermès
Amerika Serikat, Robert Chavez, bahwa ia datang pada waktu menjelang tutup namun
toko masih melayani pelanggan dan saat ia masuk, ada karyawan Hermès yang
mengamatinya dan kemudian melarangnya masuk karena ia tidak tahu Oprah dan pada
saat itu Oprah tidak sedang berdandan.

Dukungan Oprah terhadap Kaum


Minoritas
Sekalipun sudah meraup kesuksesan dalam hidupnya, Oprah Winfrey tidak melupakan
komitmennya terhadap kemanusiaan dan perjuangannya dalam mendukung
kesetaraannya. Salah satunya adalah dukungannya terhadap kaum minoritas, pada
saat terjadi sentimen anti muslim setelah tragedi 11 September.
Dalam episode Oprah Winfrey Show, yang ditayangkan beberapa waktu yang lalu,
fokus pembicaraan adalah tentang diskriminasi rasialis terhadap umat Islam. Ceritanya,
selama 30 hari penuh, seorang lelaki dari AS yang apriori terhadap Islam diajak tinggal
bersama sebuah keluarga Muslim dan bahkan disuruh `menyamar’ sebagai seorang
Muslim, lengkap dengan janggut dan pakaian gamis panjang
Seperti yang dipakai oleh orang-orang Arab. Salah satu misinya adalah mengenali
kehidupan seorang Muslim yang sebenarnya dan merasakan sendiri bagaimana
rasanya menjadi seorang Muslim yang sering menerima diskriminasi oleh orang lain di
AS.
Singkat kata, ia merasakan betul bagaimana pahitnya menjadi seorang Muslim yang
dicurigai hanya lantaran janggut dan baju gamis, padahal semua tuduhan itu sama
sekali tanpa bukti. Ia telah berkeliling kota dengan penampilan seperti itu, dan respon
instan yang diberikan orang-orang terhadapnya sangat menyakitkan. Bahkan sebagian
besar warga AS yang diajaknya bicara secara terang-terangan menolak untuk tidak
mendiskriminasikan umat Islam karena mereka yakin betul bahwa semua Muslim
adalah teroris.
Di sisi lain, 30 hari yang dihabiskannya bersama sebuah keluarga Muslim benar-benar
menunjukkan sebaliknya. Ia merasa bahwa keluarga itu sangat harmonis, dan
meskipun banyak kebiasaan yang tidak dipahaminya, namun ia mengakui bahwa
banyak masalah bisa terpecahkan dengan ajaran Islam.
Salah satu bagian yang paling menarik adalah ketika lelaki itu duduk dan mengobrol
bersama istri sang tuan rumah berdua di sebuah ruangan. Kemudian sang tuan rumah
datang dan mengatakan bahwa dalam Islam dijelaskan bahwa ketika dua orang lawan
jenis yang bukan muhrim dan bukan suami istri berada dalam satu ruangan, maka akan
ada pihak ketiga bersama mereka, yaitu syetan. Hal pertama yang dipikirkan oleh sang
lelaki non-Muslim tersebut adalah bahwa prinsip ini benar-benar gila.
Tapi di hadapan Oprah dan semua penonton di studio saat itu, akhirnya ia mengakui
bahwa prinsip hubungan antar lawan jenis dalam Islam seperti demikian itu sepertinya
benar-benar bisa mengakhiri banyak masalah yang terjadi dalam pergaulan di AS yang
serba bebas. Pencabulan, perzinaan, penyimpangan seksual, perselingkuhan, sampai
penyebaran HIV / AIDS pun bisa dicegah dengan cara ini, lebih efektif daripada cara
apa pun.

Sumber : http://bio.or.id/biografi-oprah-winfrey-the-oprah-winfrey-show/

Anda mungkin juga menyukai