Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FILSAFAT UMUM

EKSISTENSIALISME
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum

Dosen Pengampu: Laelatus Syifa S. A,M.Psi., Psikolog

Oleh :

Jessica Gloria Evelyn Pardede / G0117042


Kuni Hamda Abida / G0117046
Muhammad Rayhan Azka / G0117054
Nadaa Meilina Mammiri /G0117058

Kelas B
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Filsafat Umum yang membahas mengenai “Eksistensialisme”.

Kami harap makalah ini dapat lebih menambah pengetahuan kita mengenai
Eksistensialisme dalam Filsafat Umum.

Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh


karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak, demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Surakarta, 02 Oktober 2017

Tim Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................... 2
Daftar Isi......................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan.......................................................................................... 4
A. Latar Belakang................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan................................................................................................. 4
Bab II. Pembahasan........................................................................................ 5
A. Paham Eksistensialisme..................................................................... 5
B. Tokoh Eksistensialisme...................................................................... 5
Bab III. Penutup............................................................................................. 10
A. Simpulan............................................................................................. 10
Daftar Pustaka................................................................................................ 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat adalah ‘induk ilmu pengetahuan’. Istilah filsafat telah dikenal
manusia lebih dari 2000 tahun yang lalu, yakni pada masa Yunani Kuno. Di
Miletos, Asia Kecil, tempat perantauan orang Yunani, di tempat inilah awal
muncul filsafat. Salah satu aliran filsafat yang sangat penting di abad ke-20
adalah eksistensialisme.
Eksistensialisme merupakan filsafat yang memandang segala gejala
dengan berpangkal pada eksistensi yang secara umum diartikan sebagai
keberadaan. Eksistensi adalah cara manusia berada dalam dunia, yang mana
cara berada manusia di dunia ini amatlah berbeda dengan cara berada benda-
benda yang tidak sadar akan keberadaannya, juga benda yang satu berada di
samping lainnya, tanpa hubungan.
Namun, disamping itu semua manusia berada bersama-sama dengan
sesama manusia. Maka, untuk membedakan antara benda dengan manusia
dapat kita katakan bahwa benda “berada” dan manusia “bereksistensi”.

Makalah ini dibuat agar pembaca mengetahui apa itu eksistensialisme,


paham eksistensialisme dan tokoh-tokoh dari eksistensialisme.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan paham eksistensialisme?
2. Siapa saja tokoh dari paham eksistensialisme?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan paham eksistensialisme.
2. Mengetahui siapa saja tokoh eksistensialisme.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Paham Eksistensialisme
Secara etimologi, eksistensialisme berasal dari bahasa latin “ex” yang
berarti keluar dan “sistere” yang berarti berdiri.
Secara umum, eksistensialisme berarti manusia dalam keberadaannya itu
sadar bahwa dirinya ada dan segala sesuatu keberadaannya ditentukan oleh
dirinya sendiri. Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang
berbagai hal dengan berdasar pada keberadaannya (eksistensinya). Artinya
bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia.
Eksistensialisme adalah suatu pandangan yang menekankan bahwa diri sendiri
merupakan realitas yang absolut. Manusia menurut aliran eksistensialisme
merupakan titik pusat perhatian, namun tidak berarti bahwa eksistensialisme
adalah filsafat manusia (antropologi). Yang menjadi tujuan adalah mengerti
akan semua realitas, untuk itu manusia terlebih dahulu harus mempunyai
pengetahuan tentang manusia.
B. Tokoh Eksistensialisme
1. Soren Aabye Kierkegaard (1813-1855)
Dia berpendapat bahwa kebenaran itu terdapat dalam ada yang
kongkrit, dalam eksistensi individual tidak terdapat dalam sistem yang
umum. Tiga tingkatan hidup menurut Kierkegaard, yaitu:
a. Stadium Aestetis
Pada tahap ini manusia berpikir tanpa gerak,
dalam arti ia berada di luar dari yang dipikirkan. Ia
tidak menjadi satu atau menyelami maupun
menyentuhnya.
b. Stadium Etis
Manusia pada tahap ini berhadapan dengan objek
yang ada di luar dirinya dan sekaligus mengarahkan

5
perhatiannya pada realitas yang ada di dalam dirinya.
Manusia juga mencari norma tindakan manusia yang
bersifat universal.
c. Stadium Religius
Manusia sebagai subjek individual yang
mempunyai hubungan dengan yang kongkrit atau
sungguh-sungguh ada.
2. Friedrich Nietzsche (1844-1900)
Menurut Friedrich Nietzsche manusia yang bereksistensi adalah
manusia yang mempunyai keinginan untuk berkuasa (will to power)
dan untuk berkuasa manusia harus menjadi manusia super
(uebermensh) yang mempunyai mental majikan bukan mental budak.
Dan kemampuan ini hanya dapat dicapai dengan penderitaan karena
dengan menderita orang akan berfkir lebih aktif dan akan menemukan
dirinya sendiri.
3. Jean-Paul Sartre (1905-1980)
Manusia ada pertama kali sebagai benda tetapi kemudian
menjadi manusia sejati ketika ia secara bebas memilih moralitas yang
diingankannya. Dengan kebebasan untuk menentukan menjadi manusia
seperti ini atau itu, dengan kebebasan memilih bagi dirinya sendiri
benda-benda maupun nilai-nilai untuk dirinya sendiri, ia akan
membentuk hakikatnya sendiri: ia menciptakan dirinya sendiri. Karena
manusia benar-benar menjadi manusia hanya pada tingkat dimana ia
menciptakan dirinya sendiri dengan tindakan-tindakan bebasnya
sebagaimana Sartre mengekspresikannya, “manusia bukanlah sesuatu
yang lain kecuali bahwa ia menciptakan dirinya sendiri”. Setiap orang
sepenuhnya milik dirinya sendiri, maka ia harus memutuskan untuk
dirinya sendiri pula dan harus memilih sendiri.

6
4. Karl Jaspers
Eksistensialismenya ditandai dengan pemikiran yang
menggunakan semua pengetahuan obyektif serta mengatasi
pengetahuan obyektif sehingga manusia sadar akan dirinya sendiri dan
memandang filsafat bertujuan mengembalikan manusia kepada
jatidirinya kembali.  Ada dua fokus pemikiran Jasper, yaitu eksistensi
dan transendensi.
5. Martin Heidegger
Pemikirannya adalah keberadaan manusia diantara keberadaan
yang lain segala sesuatu yang berada diluar manusia selalu dikaitkan
dengan manusia itu sendiri dan benda-benda yang ada di luar manusia
baru mempunyai makna apabila dikaitkan dengan manusia karena
benda-benda yang berada diluar itu selalu digunakan manusia pada
setiap tindakan dan tujuan mereka. Inti pemikirannya adalah manusia
sebagai subjek atau objek dari segala masalah yang ada, semuanya di
kembalikan pada pemikiran manusia.

7
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
B. Saran

8
Daftar Pustaka
Lasiyo dan Yuwono. 1985. Pengantar Ilmu Filsafat. Yogyakarta : Liberty.
Martin, Vincent. 2001. Filsafat Eksistensialisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mahardika, Christian. Makalah Eksistensialisme. Tersedia di:
https://www.academia.edu/28601226/MAKALAH_EKSISTENSIALISME. Diakses
pada: 02 Oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai