“ ALIRAN EKSISTENSIALISME ”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas izinnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berisi materi mengenai “ Aliran Eksistensialisme
”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang
diberikan oleh Ustadz Dr. Dr. Nurdin K,M.PD. Makalah ini ditulis berdasarkan informasi
yang bersumber dari media massa, buku, dan hal lain yang berhubungan dengan materi
terkait.
Kami juga menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak, untuk memberikan kritik dan saran yang membangun, demi kesempurnaan
Penulis :
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
E. Hakikat Eksistensialisme.............................................................................6
A. KESIMPULAN............................................................................................8
B. SARAN........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Filsafat bisa kita artikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu secara
mendalam. Dengan adanya filsafat ini kita akan mudah mengetahui akar-akar dari
dasar dari berbagai macam ilmu lainnya dan juga merupakan dasar dari segala sesuatu
yang ada. Di dalam filsafat terdapat berbagai macam aliran yang merupakan terapan
dari flsafat umum, dan yang kan di bahas dalam makalah ini yaitu aliran
Eksistensialisme ditinjau dari keberadaan dalam filsafat pendidikan. Filsafat ini
memfokuskan pengalaman-pengalaman individu. Filsafat ini berhubungan dengan
pengembangan sistem pemikiran untuk mengidentifikasi dan memahami semua
realitas, serta keberadaan manusia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Pengertian Eksistensialisme
2. Untuk Mengetahui Sejarah lahirnya aliran Eksistensialisme
3. Untuk Mengetahui Tokoh-tokoh aliran eksistensialisme dan pemikirannya
4. Untuk Mengetahui Pandangan eksistensialisme terhadap manusia
5. Untuk Mengetahui Sifat-sifat Eksistensialisme
1
BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat selalu lahir dari suatu krisis. Krisis berarti penentuan. Bila terjadi
krisis, orang biasanya meninjau kembali pokok pangkal yang lama dan mencoba
apakah ia dapat tahan uji. Dengan demikian filsafat adalah perjalanan dari satu
krisis ke krisis yang lain. Begitu juga filsafat eksistensialisme lahir dari berbagai
2
krisis atau merupakan reaksi atas aliran filsafat yang telah ada sebelumnya atau
situasi dan kondisi dunia, yaitu :
1). Materialisme
Eksistensialisme muncul sebagai reaksi terhadap pandangan
materialisme. Paham materialisme ini memandang bahwa pada akhirnya
manusia itu adalah benda, layaknya batu atau kayu, meski tidak secara
eksplisit. Materialisme menganggap hakekat manusia itu hanyalah sesuatu
yang material, betul-betul materi. Materialisme menganggap bahwa dari segi
keberadaannya manusia sama saja dengan benda-benda lainnya, sementara
eksistensialisme yakin bahwa cara berada manusia dengan benda lain itu
tidaklah sama. Manusia dan benda lainnya sama-sama berada di dunia, tapi
manusia itu mengalami beradanya dia di dunia, dengan kata lain manusia
menyadari dirinya ada di dunia. Eksistensialisme menempatkan manusia
sebagai subjek, artinya sebagai yang menyadari, sedangkan benda-benda yang
disadarinya adalah objek.
2). Idealisme
Eksistensialisme juga lahir sebagai reaksi terhadap idealisme.
Idealisme dan materialisme adalah dua pandangan filsafat tentang hakekat yang
ekstrem. Materialisme menganggap manusia hanyalah sesuatu yang ada, tanpa menjadi
subjek, dan hal ini dilebih-lebihkan pula oleh paham idealisme yang
menganggap tidak ada benda lain selain pikiran. Idealisme memandang manusia
hanya sebagai subjek, dan materialisme memandangnya sebagai objek. Maka
muncullah eksistensialisme sebagai jalan keluar dari kedua paham tersebut,
yang menempatkan manusia sebagai subjek sekaligus objek. Manusia sebagai
tema sentral dalam pemikiran.
3
ulahnya sendiri. Manusia melupakan individualitasnya. Dari sanalah para
filosof berpikir dan mengharap adanya pegangan yang dapat mengeluarkan
manusia dari krisis tersebut. Dari proses itulah lahir eksistensialisme.
1) S. Kierkegaard (1813-1855)
4
Nietzsche adalah seorang filsuf Jerman.Menurutnya manusia yang
bereksistensi adalah manusia yang mempunyai keinginan untuk berkuasa
(will to power), dan untuk berkuasa manusia harus menjadi manusia super
(bermensch) yang mempunyai mental majikan bukanmental budak. Dan
kemampuan ini hanya dapat dicapai denganpenderitaan karena dengan
menderita orang akan berfikir lebih aktif dan akan menemukan dirinya
sendiri.
4) Martin Heidegger
Martin Hiedegger lahir di Mebkirch, jerman 26 september1889. Karya
terpenting heidgger adalah being and time. Inti pemikirannya adalah
keberadaan manusia diantara keberadaan yang lain, segala sesuatu yang
berada diluar manusia selalu dikaitkan dengan manusia itu sendiri, dan
benda-benda yang ada diluar manusia baru mempunyai makna apabila
dikaitkan dengan manusia karena itu benda-benda yang berada diluar itu
selalu digunakan manusia pada setiap tindakan dan tujuan mereka.
E. SIFAT-SIFAT EKSISTENSIALISME
5
1. Motif pokok adalah apa yang disebut eksistensi, yaitu cara manusia
berada. Hanya manusialah yang bereksistensi. Eksistensi adalah cara khas
manusia berada. Pusat perhatian ini adalah manusia. Oleh karena itu,
filsafat ini bersifat humanitis.
2. Bereksistensi harus diartikan bersifat dinamis. Bereksistensi berarti
menciptakan dirinya secara aktif. Bereksistensi berarti berbuat, menjadi,
merencanakan. Setiap manusia menjadi lebih atau kurang dari keadaanya.
3. Di dalam eksistensialisme manusia dipandang sebagai terbuka. Manusia
adalah realitas yang belum selesai, yang masih harus dibentuk. Pada
hakikatnya manusia terikat kepada dunia sekitarnya, terlebih lagi pada
manusia sekitarnya.
4. Eksistensialisme memberi tekanan kepada pengalaman yang konkret,
pengalaman yang eksistensial. Hanya arti pengalaman ini berbeda-beda.
Heidegger memberi tekanan kepada kematian, yang menyuramkan segala
sesuatu, Marcel kepada pengalaman keagamaan dan Jaspers kepada
pengalaman hidup yang bermacam-macam seperti kematian, penderitaan,
perjuangan dan kesalahan.
F. HAKIKAT EKSISTENSIALISME
Eksistensialisme berarti filsafat mengenai aku, dan bagaimana aku
hidup. Dengan demikian, eksistensialisme adalah filsafat subyektif mengenai
diri. Waini Rasyidin (2007:24) mengungkapkan bahwa teori eksistensialisme
menomorsatukan hak kebebasan individu menjadi diri sendiri yang bersifat
terbuka terhadap segala kemungkinan yang selalu baru. Jika dibandingkan
dengan penerapannya dalam filsafat pendidikan, eksistensialisme tampak
lebih berpengaruh sebagai sistem filsafat. Inti aliran eksistensialisme adalah
filsafat hidup yang lebih menghormati hak hidup manusia sebagai individu.
Atas dasar asas individualisme, eksistensialisme berpendapat bahwa tidak ada
unsur hakiki di alam semesta yang bersifat universal.
Teori pengetahuan eksistensialisme banyak dipengaruhi oleh filsafat
fenomologi, suatu pandangan yang menggambarkan penampakkan benda-
benda dan peristiwa-peristiwa sebagaimana benda-benda tersebut tersebut
menampakkan dirinya terhadap kesadaran manusia. Pengetahuan manusia
6
tergantung pemahamannya tentang realitas, tergantung pada interpretasi
manusia terhadap realitas. Pengetahuan yang diberikan di sekolah bukan
sebagai alat untuk memperoleh pekerjaan atau karis siswa, melainkan untuk
dapat dijadikan alat perkembangan dan alat pemenuhan diri.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai
gejala dengan berdasar pada eksistensinya. Artinya bagaimana
manusia berada (bereksistensi) dalam dunia.
Filsafat eksistensialisme lahir dari berbagai krisis seperti materialisme,
idealisme, serta situasi dan kondisi dunia.
Ciri – Ciri Eksistensialisme :
Motif pokok adalah apa yang disebut eksistensi, yaitu cara
manusia berada.
Bereksistensi harus diartikan bersifat dinamis.
Di dalam eksistensialisme manusia dipandang sebagai terbuka.
Eksistensialisme memberi tekanan kepada pengalaman yang
konkret, pengalama yang eksistensial.
Tokoh-tokoh eksistensialisme :
S. Kierkegaar (1813-1855)
Frerich Nietzche
Martin Hiedgeer
Karl Jaspers (1883-1969)
Jean Paul Sartre
B. SARAN
Kami menyadari bahwa dari sekian banyak uraian di atas, terdapat
banyak kesalahan. Oleh sebab itu kami dari penulis meminta maaf dan
memohon kritikan dan saran agar kami dapat mengetahui letak kesalahan
8
yang ada pada makalah ini, serta dapat memperbaiki makalah-makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Surajiyo, Drs. 2005. Ilmu Filsafat (Suatu Pengantar), Jakarta: Bumi Aksara
Jogyakarta