Disusun oleh :
CUT KEISHA RIZQIA (2305102010051)
DHEA AULIA RAMAHDANI (2305102010062)
RESKA RANI MEDINA (2305102010081)
ESRA SATRIA (2305102010074)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang. Selain
itu, Kami juga memanjatkan puji syukur atas limpahan berkah dan hidayah-Nya, sehingga
penyelesaian makalah Hakikat Manusia bisa berjalan lancar. Kami juga berharap, agar makalah
ini bisa menjadi inspirasi bagi para pembaca guna meningkatkan pengetahuan.
Makalah ini kami susun dengan lengkap dan detail, sehingga orang yang masih awam dapat
memahami mengenai informasi yang berkaitan dengan Hakikat Manusia. Kami juga
menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah berkontribusi dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Kamu memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan kata,
sehingga kami membuka dan menerima kritik dan saran bagi seluruh pembaca.
Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan memberi inspirasi bagi
seluruh orang yang membaca. Kami juga berharap, agar makalah ini bisa menjadi sumber
informasi pencetus dari munculnya ide dan pandangan mengenai materi kami. Sekian.
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai makhluk yang memiliki kemampuan berpikir, merasa, dan bertindak secara sadar,
manusia telah melangkah jauh dalam pencarian makna dan pemahaman tentang diri mereka
sendiri dan hubungan mereka dengan dunia di sekitar. Dalam makalah ini, kita akan
menjelajahi berbagai pandangan tentang hakikat manusia, mencakup pemikiran dari filsafat,
sains, agama, dan budaya.
Melalui analisis dan refleksi yang mendalam, kita akan mencoba mendekati pemahaman yang
lebih dalam tentang siapa kita sebagai manusia, bagaimana kita memandang diri kita sendiri,
dan bagaimana pandangan tentang hakikat manusia telah membentuk nilai-nilai, etika, dan
tindakan dalam sejarah dan saat ini.
Dengan memahami hakikat manusia, kita dapat merenungkan peran kita dalam masyarakat,
alam semesta, dan masa depan yang ingin kita ciptakan. Selanjutnya, makalah ini akan
menguraikan berbagai pandangan dan teori yang telah memengaruhi pemahaman kita tentang
apa itu manusia, membimbing kita dalam menjelajahi salah satu pertanyaan mendasar yang
paling menginspirasi eksistensi kita.
BAB II
PEMBAHASAN
Pandangan para ahli mengenai hakikat manusia sangat beragam, dan hal ini telah menjadi
subjek kajian selama berabad-abad. Berikut adalah beberapa pandangan dari beberapa ahli
terkenal:
Aristoteles
Aristoteles memandang manusia sebagai "zoon politikon" atau makhluk sosial yang secara
alamiah cenderung hidup dalam masyarakat. Ia juga menekankan akal sebagai ciri khas
manusia yang membedakan mereka dari makhluk lain.
Rene Descartes
Descartes mengemukakan pandangan dualisme substansial, di mana ia memisahkan antara
tubuh dan pikiran. Ia berpendapat bahwa pikiran adalah aspek esensial manusia yang
membedakan mereka dari makhluk non-manusia.
Jean-Jacques Rousseau
Rousseau menggambarkan manusia sebagai makhluk alamiah yang baik, tetapi terkorrupsi
oleh masyarakat. Ia mengajukan konsep "keadaan alamiah" di mana manusia hidup bebas
dari peradaban dan peraturan sosial.
Sigmund Freud
Freud, dalam teori psikoanalisisnya, mengungkapkan bahwa manusia memiliki struktur
psikologis yang kompleks, termasuk id, ego, dan superego, yang memengaruhi perilaku
dan kepribadian mereka.
Jean-Paul Sartre
Sartre adalah seorang eksistensialis yang memandang manusia sebagai makhluk yang
bebas dan bertanggung jawab sepenuhnya atas tindakan dan pilihannya. Ia menekankan
pentingnya kebebasan dalam hakikat manusia.
Charles Darwin
Darwin mengembangkan teori evolusi, yang menjelaskan bahwa manusia dalah produk
dari evolusi dari spesies sebelumnya. Pandangannya menempatkan manusia dalam
konteks evolusi biologis.
Martin Heidegger
Heidegger memandang manusia sebagai "Dasein" atau "ada-di-dunia," yang memiliki
kesadaran tentang keberadaan dan keterlibatan dalam dunia. Ia menekankan makna
eksistensial manusia.
Pandangan-pandangan ini hanya sebagian kecil dari berbagai pemikiran dan teori tentang
hakikat manusia dalam sejarah filosofi dan ilmu pengetahuan. Setiap ahli memiliki perspektif
yang unik dan kontribusi berharga untuk pemahaman kita tentang apa itu manusia.
1. Rasionalitas
Manusia sering dianggap sebagai makhluk rasional yang memiliki kemampuan berpikir,
memahami, dan membuat keputusan berdasarkan nalar dan akal budi.
2. Kemampuan Moral
Manusia juga sering dikaitkan dengan kemampuan untuk memahami perbedaan antara baik
dan buruk serta memiliki kesadaran moral yang memandu perilaku mereka.
3. Sosialitas
Hakikat manusia juga terkait dengan sifat sosialnya. Manusia adalah makhluk sosial yang
secara alami hidup dalam masyarakat, berinteraksi dengan orang lain, dan membentuk
hubungan sosial.
4. Kebebasan
Konsep kebebasan individu dan kemampuan manusia untuk membuat pilihan dan tindakan
secara bebas sering dilihat sebagai bagian dari hakikat manusia.
5. Kreativitas dan Kepemimpinan
Kemampuan manusia untuk menciptakan, berinovasi, dan memimpin adalah aspek lain yang
sering dianggap sebagai bagian dari hakikat manusia.
6. Pencarian Makna
Manusia cenderung mencari makna dalam kehidupan mereka, mencari tujuan dan pemahaman
yang mendalam tentang eksistensi mereka.
Penting untuk diingat bahwa pandangan tentang hakikat manusia dapat berbeda-beda
tergantung pada perspektif budaya, filosofis, atau ilmiah. Beberapa pandangan dapat
menekankan aspek biologis, sementara yang lain lebih fokus pada aspek budaya, sosial, atau
spiritual. Dalam banyak kasus, hakikat manusia dianggap sebagai topik yang kompleks dan
terus berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan pandangan filosofis.
Teori
Ada banyak teori yang telah diajukan oleh berbagai ahli dalam upaya untuk menjelaskan
hakikat manusia. Berikut beberapa teori yang signifikan:
Dualisme
Teori ini, yang dipopulerkan oleh René Descartes, memisahkan manusia menjadi dua substansi
utama: tubuh fisik dan pikiran (mind atau soul). Ini mengimplikasikan bahwa ada aspek
spiritual atau non-material dalam hakikat manusia yang membedakannya dari makhluk lain.
Materialisme
Materialisme, dalam berbagai bentuknya, menegaskan bahwa manusia hanyalah hasil dari
materi fisik, seperti otak dan tubuh. Pandangan ini cenderung mengabaikan aspek spiritual atau
metafisik dalam hakikat manusia.
Evolusi
Teori evolusi, yang dikembangkan oleh Charles Darwin, menjelaskan bahwa manusia adalah
hasil dari proses evolusi dari makhluk-makhluk yang lebih primitif. Ini menghubungkan
hakikat manusia dengan sejarah evolusi biologis.
Humanisme
Pendekatan humanis menekankan keunikan manusia dan kemampuannya untuk menciptakan
makna dalam kehidupan mereka sendiri. Humanisme menganggap bahwa manusia memiliki
potensi yang tidak terbatas untuk tumbuh dan berkembang.
Eksistensialisme
Eksistensialis seperti Jean-Paul Sartre menekankan kebebasan individu dan tanggung jawab
pribadi dalam menjalani hidup. Mereka percaya bahwa manusia harus membuat makna dalam
keadaan yang tidak memiliki makna inheren.
Psikoanalisis
Sigmund Freud mengembangkan teori psikoanalisis yang menekankan peran bawah sadar dan
konflik internal dalam mempengaruhi perilaku manusia. Teori ini mengeksplorasi dimensi
psikologis dalam hakikat manusia.
Sosial Konstruktivisme
Teori ini berpendapat bahwa banyak aspek dari hakikat manusia, seperti identitas sosial dan
norma budaya, dibentuk oleh faktor-faktor sosial dan budaya. Ini mengakui peran penting
masyarakat dalam membentuk individu.
Biopsikososial
Pendekatan biopsikososial mengintegrasikan dimensi biologis, psikologis, dan sosial dalam
pemahaman hakikat manusia. Ini mengakui bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks
dengan berbagai interaksi antar-aspek ini.
Setiap teori ini memiliki pandangan yang unik tentang hakikat manusia, dan seringkali mereka
tumpang tindih atau saling melengkapi. Pemahaman tentang hakikat manusia terus
berkembang seiring waktu dan kontribusi dari berbagai disiplin ilmu.
2.2 Arti dan Tujuan Hidup Manusia
Arti dan tujuan hidup manusia adalah pertanyaan filosofis yang mendalam dan beragam dalam
berbagai budaya dan pandangan dunia. Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat bervariasi
tergantung pada perspektif individu, kepercayaan agama, budaya, dan pengalaman pribadi. Di
bawah ini adalah beberapa pandangan yang umumnya ditemui:
1. Pencarian Makna
Banyak orang melihat arti hidup sebagai pencarian makna dan tujuan yang mendalam. Bagi
mereka, hidup adalah tentang mencari pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri,
hubungan dengan orang lain, dan peran mereka dalam dunia ini.
2. Pemujaan Agama
Dalam banyak agama, arti hidup seringkali terkait dengan pemujaan dan pengabdian kepada
Tuhan atau kekuatan spiritual. Tujuan hidup adalah untuk mengikuti ajaran agama, mencapai
kedekatan dengan Tuhan, atau mencari keselamatan spiritual.
4. Pengembangan Diri
Bagi banyak individu, arti hidup terletak dalam pengembangan diri dan pencapaian potensi
maksimal. Mereka berusaha untuk tumbuh dan berkembang, baik secara pribadi maupun
profesional.
5. Pelayanan Sosial
Sebagian orang melihat arti hidup dalam membantu orang lain dan berkontribusi positif pada
masyarakat. Mereka menganggap pelayanan sosial dan empati sebagai tujuan utama hidup
mereka.
Pentingnya arti dan tujuan hidup adalah subjektif, dan mungkin berubah seiring waktu.
Beberapa orang mungkin menemukan arti hidup mereka melalui refleksi pribadi, sementara
yang lain melalui agama, budaya, atau pengalaman hidup. Terlepas dari perspektif individu,
pertanyaan ini tetap menjadi salah satu pertanyaan paling mendalam yang menginspirasi
manusia dalam perjalanan mereka menjalani hidup.
Meskipun manusia memiliki keunggulan dalam banyak aspek ini, penting untuk diingat bahwa
mereka juga bagian dari ekosistem yang lebih besar dan memiliki tanggung jawab untuk
menjaga keseimbangan alam. Perbedaan ini mencerminkan kompleksitas dan keunikan hakikat
manusia dalam alam semesta ini
2. Identitas Individu
Budaya dan masyarakat membentuk identitas individu. Ini termasuk identitas etnis, identitas
gender, identitas agama, dan identitas budaya. Manusia mengidentifikasi diri mereka sebagai
bagian dari kelompok tertentu yang memiliki ciri-ciri budaya tertentu.
6. Pengaruh Agama
Agama adalah bagian integral dari budaya dan masyarakat. Agama mengarahkan keyakinan,
praktik keagamaan, dan norma moral individu. Ini juga dapat memengaruhi pilihan hidup,
seperti perkawinan dan karier.
8. Perkembangan Pengetahuan
Budaya dan masyarakat memengaruhi pengembangan pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
Mereka membentuk norma penelitian, ilmu sosial, dan cara kita memahami dunia.
2.5 Apa hubungan antara fisik dan mental dalam keberadaan manusia?
Hubungan antara fisik dan mental dalam keberadaan manusia adalah salah satu subjek yang
kompleks dalam ilmu pengetahuan dan filsafat. Ini sering dikenal sebagai hubungan antara
"tubuh" dan "jiwa" atau "pikiran." Ada beberapa pandangan yang mencoba menjelaskan
bagaimana dua aspek ini berinteraksi:
1. Dualisme
Pandangan dualisme, yang diperkenalkan oleh filsuf seperti René Descartes, memisahkan
tubuh fisik dan pikiran (jiwa) sebagai dua substansi yang berbeda. Menurut pandangan ini,
pikiran adalah non-fisik dan tidak tergantung pada tubuh. Hal ini mengimplikasikan bahwa
tubuh dan pikiran memiliki eksistensi terpisah, meskipun berinteraksi.
2. Monisme
Monisme adalah pandangan yang menganggap tubuh dan pikiran sebagai aspek yang tidak
dapat dipisahkan dari entitas tunggal. Ada dua bentuk monisme yang relevan:
- Monisme Fisik: Monisme fisik berpendapat bahwa semua yang ada adalah hasil dari proses
fisik, termasuk pikiran dan kesadaran. Dalam pandangan ini, semua aktivitas mental dapat
dijelaskan sebagai aktivitas otak dan sistem saraf.
- Monisme Mental: Monisme mental, juga dikenal sebagai idealisme, berpendapat bahwa
semuanya adalah produk dari pikiran atau kesadaran. Dalam pandangan ini, fisikitas adalah
manifestasi dari proses mental.
3. Dual-Aspect Monism
Pendekatan ini menggabungkan elemen-elemen dari dualisme dan monisme. Ia menganggap
bahwa ada satu entitas tunggal, tetapi memiliki dua aspek yang saling terkait: fisik dan mental.
Ini berarti tubuh dan pikiran merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan dari realitas
yang sama.
4. Pemikiran Identitas
Pemikiran identitas mencoba untuk menjelaskan bagaimana pikiran dan tubuh saling terhubung
melalui identitas. Ini berpendapat bahwa entitas mental dan fisik itu sendiri adalah sama,
meskipun dapat dijelaskan dengan bahasa yang berbeda.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang neurosains, semakin
banyak bukti yang mendukung interkoneksi yang kuat antara proses fisik di otak dengan proses
mental seperti emosi, pikiran, dan kesadaran. Ini telah membantu memahami lebih baik
bagaimana tubuh dan pikiran berhubungan satu sama lain.
Namun, perdebatan mengenai hubungan antara fisik dan mental tetap berlanjut, dan ini adalah
subjek yang sangat mendalam dan kompleks dalam ilmu pengetahuan dan filsafat.
3. Perubahan Iklim
Aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil, menyebabkan perubahan iklim
global. Hal ini mengakibatkan pemanasan global, naiknya permukaan laut, dan perubahan pola
cuaca yang dapat memengaruhi ekosistem dan kehidupan manusia.
4. Konservasi dan Perlindungan
Manusia juga berperan dalam usaha konservasi dan perlindungan lingkungan. Banyak
individu, organisasi, dan pemerintah bekerja untuk melestarikan keanekaragaman hayati,
menjaga habitat alam, dan mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
6. Kehidupan Berkelanjutan
Manusia semakin menyadari pentingnya gaya hidup berkelanjutan. Ini termasuk mengurangi
jejak ekologis, menggunakan energi terbarukan, dan mendukung praktik pertanian
berkelanjutan.
7. Pendidikan Lingkungan
Pendidikan tentang lingkungan semakin penting. Pendidikan ini bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran manusia tentang peran mereka dalam menjaga alam dan lingkungan serta
mengembangkan solusi berkelanjutan.
9. Tantangan Lingkungan
Manusia dihadapkan pada tantangan lingkungan seperti kekurangan air, polusi, kerusakan
habitat, dan perubahan iklim. Ini mendorong inovasi dan kerja sama global dalam mencari
solusi untuk masalah ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam penutup, materi hakikat manusia mengajarkan kita untuk terus mengeksplorasi
pertanyaan-pertanyaan yang mendalam tentang siapa kita, mengapa kita ada, dan bagaimana
kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Ini adalah perjalanan yang tanpa akhir menuju
pemahaman diri yang lebih dalam dan juga pemahaman tentang orang lain dalam masyarakat
yang beragam.
Hakikat manusia adalah refleksi dari keragaman, kebijaksanaan, dan keunikan yang ada dalam
diri kita semua. Dalam menjalani kehidupan ini, mari kita terus menjaga rasa ingin tahu,
empati, dan tekad untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik untuk semua
manusia. Dengan memahami hakikat manusia, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih
dalam tentang arti sejati dari eksistensi dan tugas kita dalam mewujudkannya.