Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah penelitian
dengan judul HAKIKAT MANUSIA DAN PENDIDIKAN penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pembelajaran Pengantar Pendidikan
di jurusan pendidikan matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Satya Wiyata Mandala (USWIM).
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat
teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Ucapan terimakasih ini
kami tunjukan kepada bapak, Aleks Pigai S.Pd, M.Pd selaku dosen Pengantar
Pendidikan yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Penyusun
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang pendidikan, berarti berbicara tentang manusia. Hal ini
disebabkan karena manusia adalah objek dari pendidikan dan pendidikan yang
dilakukan adalah untuk manusia. Sacrotes dalam (Fathoni, 2012: 2) mengatakan
bahwa belajar yang sebenarnya adalah belajar tentang manusia.
Manusia menjadi sosok sentral di alam dunia, karena manusia mengurus
dirinya sendiri dan juga mengurus alam. Manusia membuat peraturan sendiri
untuk mengatur dirinya sendiri dan manusia juga membuat peraturan sendiri
untuk mengatur alam. Dalam realitas kehidupannya sehari-hari seluruh kegiatan
di alam yang dilaksanakan oleh manusia diatur oleh manusia itu sendiri. Oleh
karena itu kerusakan dan kelestraian alam tergantung pada manusia sebagai
sosok sentralnya. Jadi, sudah seharusnya manusia mengenali hakikat manusia
yang sebenarnya.
Kelestarian manusia dan alam harus tetap terjaga dengan sebaik-baiknya.
Untuk itu manusia harus dibekali dengan ilmu pengetahuan, sehingga manusia
dapat menjadi manusia yang sesungguhnya dan mengetahui eksistensinya di
alam dunia sebagai sosok sentral yang harus menjaga kelestariannya sendiri dan
kelestarian alam dunia. Tujuan ini hanya bisa diwujudkan melalui bimbingan
dan pengajaran dari orang lain dalam proses pendidikan.
2.2.2 Tujuan Pendidikan
Pendidikan formal (pada sistem persekolahan) pada umumnya memiliki
empat jenjang tujuan, yaitu:
1) Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia ialah manusia Pancasila.
2) Tujuan institusional, yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga
pendidikan tertentu.
3) Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.
4) Tujuan instruksional, yaitu tujuan pokokbahasan dan subpokok bahasan
dalam mata pelajaran.
(Tirtahardja dan La Sulo, 2010: 39)
2.2.3 Proses Pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen
pendidikan oleh pendidik yang terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.
Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, mesu dan mikro.
Pengelolaan proses dalam ruang lingkup makro berupa kebijakan-kebijakan
pemerintah yang lazimnya dituangkan dalam bentuk UU Pendidikan, Peraturan
Pendidikan, SK Mentri, SK Dirjen,serta dokomem-dokomen pemerintah tentang
pendidikan tingkat nasional yang lain. Pengelolaan dalam ruang lingkup mesu
merupakan implikasi kebijakan-kebijakan nasional kedalam kebijakan
operasional dalam ruang lingkup budaya dibawah tanggung jawab Kakanwil
dan Depdikbud. Penggelolaan dalam ruang lingkup mikro merupakan aplikasi
kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah
maupun kelas, sanggar-sanggar belajar dan satuan-satuan pendidikan lainnya
dalam masyarakat (Tirtahardja dan La Sulo, 2010: 40).
2.2.4 Unsur-Unsur Pendidikan
Ada beberapa unsur-unsur pendidikan, yaitu sebagai berikut.
1) Subjek yang dibimbing (peserta didik)
2) Orang yang membimbing (pendidik)
3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4) Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6) Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7) Tempat di mana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
(Tirtahardja dan La Sulo, 2010: 51)
3.2 Saran
Materi Hakikat Manusia dan Pendidikan perlu dikaji lebih mendalam. Hal
ini agar materi tersebut dapat dikuasai dengan sempurna oleh mahasiswa
sehingga mahasiswa dapat dengan mudah mengaplikasikanya dalam kehidupan
n sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
DAFATAR ISI
BAB I
Pendahuluan…………………………………………………………………………………………………
BAB II
Pembahasan………………………………………………………………………………………………………
OLEH