Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Manusia di sebut juga insan dalam bahasa arab berasal darim kata nasiya yang
berarti lupa dan jika dilihat dari kata insan di pakai untuk menyebut manusia karena
manusia memiliki sifat lupa jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan
keadaan yang baru di sekitarnya hal yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya adalah akal.seperti yang kita ketahui manusia selalu punya akal,pikiran,budi,pola
pikir dan mandiri dan ada pun kedudukan manusia ialah harus memahami hakekat diri
dan kehidupannya keberadaan hakekat manusia terwujud sebgai makhluk alamiah dan
makhluk sosial.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk alamiah ?
2. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk sosial ?
3. Bagaimana hakekat manusia sebagai insan pendidikan ?

3. Tujuan
1. Menjelaskan hakekat manusia sebagai makhluk alamiah
2. Menjelaskan hakekat manusia sebagai makhluk sosial
3. Menjelaskan hakekat manusia sebagai insan pendidikan

1
BAB II
ISI

A. Hakekat Manusia Sebagai Makhluk Alamiah

Hakekat manusia secara alamiah ialah suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi-
bagi. Hakeka tmanusia sebagai makhluk alamiah mempunyai sifat dan ciri-ciri sebagai
mana mahkluk alam lainnya artinya terikat dengan hukum-hukum alamiah karena
manusia tidak lepas dari alam yang ada di sekitarnya sebagai unsure biotik yang ada di
dalam ruang lingkup alam sekitar. Dengan kata lain di dalam diri manusia terdapat unsur-
unsur alam.

Aris toteles berpendapat bahwa manusia merupakan penjumlahan dari beberapa


kemampuan tertentu yang masing-masingnya bekerja tersendiri, seperti kemampuan
berkembang biak, kemampuan sensitive bergerak mengamati, bernafsu dan berperasaan
serta kemampuan berkemauan dan berkecerdasan.

Manusia juga disebut sebagai makhluk alamiah karena manusia sangat terhubung
erat dengan alam dan membutuhkan alam secara tidak langsung dan manusia lebih
cenderung memanfaatkan yang ada di alam sekitarnya. Pada hakekatnya manusiasa
ebagai makhluk alamiah berbeda satu dengan yang lainnya meski terkadang memiliki
banyak persamaan, namun secara psikologi mereka menunjukkan perbedaannya sendiri-
sendiri. Kesadaran manusia akan dirinya sendiri merupakan perwuju dan dari sifat
alamiah manusia, dan member bukti bahwa manusia sadar terhadap eksistensi dirinya.

Manusia sebagai makhluk alamiah tidak hanya memiliki arti makhluk keseluruhan
jiwa raga tetapi juga dalam arti bahwa setiap manusia merupakan pribadi yang khas
menurut corak kepribadiannya termasuk kecakapan dirinya sendiri.

2
B. Hakekat Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Selain makhluk alamiah manusia sebagai makhluk sosial yang berarti bahwa
indiividu membutuhkan untuk berkomunikasi dengan individu lain dan sekaligus
menggalang kerjasama dengan individu lainnya dalam rangka pemenuhan kebutuhannya
sebagai makhluk sosial.

Yang menjadi cirri manusia dikatakan sebagai makhluk social adalah adanya suatu
bentuk interak sisosial dalam hubungannya dengan makhluk lainnya. Manusia adalah
makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa
yang di inginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk social manusia menjalankan
perannya dengan menggunakan symbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan
perasaannya. Manusia sebagai makhluk social artinya manusia sebagai masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi
kebutuhan sendiri. Setiap manusia cenderung berkomunikasi, berinteraksi, dan
bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah
menjadi sebagai makhluk sosial. Dengan demikian manusia sebagai makhluk social
berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah,
manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani. Manusia dalam hidup
bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain.
Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.

Gillin dan Gillin menyatakan bahwa interaksi social adalah hubungan-hubungan


antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang perorangan
dengan kelompok artinya menunjukkan bahwa manusia cenderung bersosialsasi dengan
sesamanya dengan cara berinteraksi

Mariyati dan Suryawati (2003), menyatakan bahwa “interaksi social adalah kontak
atau hubungan timbale atau balik atau respon antar kelompok atau antar individu dengan
kelompok”. Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyat Moko dan Handayani (2004),
“interaksi social adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses
pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya
menginginkan pembentukan struktur sosial”.

3
Interaksi positif hanya mungkin terjadi apa bila terdapat suasana saling
mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004). Interaksi social ialah
suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, baik
itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok, maupun antar individu dan
kelompok, dengan adanya kontak social dan komunikasi.

C. Manusia Sebagai Insan Pendidikan (Homo Educandum)

Manusia adalah makhluk yang memerlukan pendidikan atau “homo enducandum”


manusia dipandang sebagai homo enducandum yaitu makhluk yang harus di didik, oleh
karena menurut aspek ini manusia dikategorikan sebagai “animal educabil” yang
sebangsa binatang dapat di didik sedangkan binatang selain manusia hanya dapat
dilakukan dresser (latihan) sehingga dapat mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis
(tidak berubah).

Perlunya manusia untuk dididik menurut saya terlebih dahulu harus dilihat dari dua
segi aspek pendidikan sebagai berikut: “Pertama dari segi pandangan masyarakat dan
kedua dari segi pandangan individu. Dari segi pandangan masyarakat pendidikan berarti
pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda, agar hidup masyarakat
itu tetap berkelanjutan. Atau dengan kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya
yang ingin disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap
terpelihara”. Dari segi pandangan individu, pendidikan berarti pengembangan potensi-
potensi yang terpendam dan tersembunyi. Seperti potensi akal, potensi berbahasa,
potensi agama dan sebagainya. Potensi-potensi tersebut harus diusahakan dan
dikembangkan agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Dilihat dari kedua sudut pandangan tersebut di atas, maka manusia perlu sekali
diberi pendidikan, karena tanpa pendidikan pewarisan kebudayaan dan pengembangan
potensi manusia tak dapat dilakukan dengan sepenuhnya.

Berpikir merupakan suatu potensi vital yang dimiliki manusia. Manusia sebagai
homo sapien, Animal Symbolicum, Animal Rationale, dan sebagai
Hayawatunatiq. Potensi manusia yang dibawa sejak lahir adalah “akal” yang menjadi
dasar pokok bagi pengembangan “Needs for Achievement”.

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia juga disebut sebagai makhluk alamiah karena manusia sangat terhubung
erat dengan alam dan membutuhkan alam secara tidak langsung dan manusia lebih
cenderung memanfaatkan yang ada di alam sekitarnya. Manusia adalah makhluk yang
mempunyai akal dan budi. Manusia juga makhluk social yang membutuhkan bantuan
manusia lainnya dan mempunyai keistimewaan tersendiri yang membedakan ia dari
makhluk lainnya.

5
Dafatar Pustaka

Jurnal Mengurai Konsep Dan Manusia Sebagai Individu Melalui Relasi Sosial
Yang Dibangunnya, S.BudiartyMeliani, hal. 106.
Jurnal Mengupas Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Pendidikan,Yunitasari
Dukha, 2018, hal. 86.
Anwar, Muhammad. 2015. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Kecana.

6
LAMPIRAN I

7
8
LAMPIRAN II

9
10
LAMPIRAN III

11
12

Anda mungkin juga menyukai