Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

ILMU ALAMIAH DASAR

DOSEN PENGAMPU : Istiqomah. S.P.M.P.

Nama Kelompok 1 : 1. Irfan Suryansyah (22033112)

2. Putri triana shinta rahma (22033007)

3. Arni Alfina Damayanti (22033008)

4. Alfi Az Zuhriyah (22033011)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN (UNISDA)

TAHUN AJARAN 2022


BAB I

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA


Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya. Semua umat manusia di dunia ini punya rasa ingin tahu dengan cara yang berbeda-
beda. Berbagai usaha manusia untuk dapat mencapai atau memecahkan peristiwa yang terjadi
di alam atau lingkungan sekitarnya. Bila usaha tersebut berhasil dicapai oleh manusia, maka
diperoleh apa yang manusia katakan sebagai pengetahuan.
Pola pikir manusia dapat berkembang dengan kemampuan berpikir dan bernalar, akal sehat
serta nuraninya yang memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik lagi dan bijaksana
untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya
zaman, manusia terus menerus mengembangkan pola pikir/pengetahuan mereka akan dunia.
Salah satu contoh perkembangan pola pikir manusia adalah gadget. Gadget ini telah menjadi
salah satu komponen dalam kehidupan manusia dan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi
pembentukan dan perkembangan pola pikir manusia. Mulai dari berkomunikasi jarak jauh,
mempermudah pekerjaan, mempermudah mencari pekerjaan, mempermudah mencari
informasi mengenai berita terbaru, dan sebagainya. Disisi lain, perkembangan pola pikir
manusia ini memiliki sisi buruk yaitu dapat membuat pikiran manusia menjadi jahat terhadap
diri sendiri maupun terhadap orang lain yang membuat manusia ingin menguasai sendiri semua
yang ada di dunia ini.
1. Ciri Manusia Sebagai Makhluk Hidup
Tuhan yang Maha Esa menciptakan makhluk hidup dan benda tak hidup di muka bumi
ini. Makhluk hidup sendiri bisa diartikan sebagai suatu organisme yang bisa
mempertahankan dirinya dari berbagai perubahan lingkungan dan dapat berkembang biak
untuk melestarikan jenisnya.
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, ia
memiliki karakter yang unik. berbeda satu dengan yang lain, bahkan kalaupun merupakan
hasil cloning dengan pikiran dan kehendaknya yang bebas. Dan Manusia sebagai makhluk
sosial yang tidak bisa hidup seorang diri. Dalam hidup, setiap orang perlu berinteraksi dan
membutuhkan bantuan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagai makhluk hidup.
Selain itu juga, manusia tinggal berdampingan bersama makhluk hidup lainnya di bumi.
Tidak hanya dengan hewan dan tumbuhan, tetapi manusia juga hidup berdampingan
dengan mikroorganisme seperti bakteri, protozoa, dan mikroorganisme lainnya. Sebagai
makhluk hidup, manusia mempunyai ciri-ciri yang spesifik. Adapun ciri-ciri manusia sebagai
makhluk hidup yakni melakukan pernafasan (respirasi), memerlukan makanan dan
minuman, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, menerima dan memberikan
ransangan (iritabilitas).
Menurut pandangan Islam, manusia memiliki sifat lupa dan jinak. Dalam arti, manusia
selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Keberadaan manusia
sangat nyata sekali berbeda dengan makhluk yang lainnya. Seperti dalam kenyataannya
manusia adalah makhluk yang berjalan di atas dua kaki dan memiliki kemampuan untuk
berfikir. Sedangkan berfikir itu sendiri merupakan sifat dasar dari manusia yang menentukan
hakekat manusia itu sendiri dan mebedakannya dengan makhluk lainnya.
Manusia juga memiliki karya yang dihasilkannya sehingga berbeda dengan makhluk yang
lain. Hasil karya manusia itu dapat dilihat dalam setting sejarah dan setting psikologis,
geografis, situasi emosional dan intelektual yang melatarbelakangi hasil karyanya. Dari hasil
karya yang dibuat manusia tersebut, menjadikan ia sebagai makhluk yang menciptakan
sejarah.
Manusia berperan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang dapat dibedakan
melalui hak dan kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia
merupakan bagian dari masyarakat. Hubungan manusia sebagai individu dengan
masyarakatnya terjalin dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu
harkat dan martabat setiap individu diakui secara penuh dalam mencapai kebahagiaan
bersama. Masyarakat merupakan wadah bagi para individu untuk mengadakan interaksi
sosial dan interelasi sosial. Interaksi merupakan aktivitas timbal balik antar individu dalam
suatu pergaulan hidup bersama. Interaksi dimaksud, berproses sesuai dengan
perkembangan jiwa dan fisik manusia masing-masing serta sesuai dengan masanya dari
mulai interaksi non formal seperti berteman dan bermasyarakat sampai interaksi formal
seperti berorganisasi, dan lain-lain. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia hidup
bermasyarakat, yaitu; faktor alamiah atau kodrat Tuhan; faktor saling memenuhi
kebutuhan; dan faktor saling ketergantungan. Keberadaan semua faktor tersebut dapat
diterima oleh akal sehat setiap manusia, sehingga manusia itu benar-benar bermasyarakat,
sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa hidup bermasyarakat itu bukan hanya
sekadar kodrat Tuhan melainkan juga merupakan suatu kebutuhan bagi jenis manusia dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika tingkah laku timbal balik (interaksi sosial) itu
berlangsung berulang kali dan terus-menerus, maka interaksi ini akan berkembang menjadi
interelasi sosial. Sementara interelasi sosial dalam masyarakat akan tampak dalam bentuk
suatu perasaan hidup bersama, sepergaulan, dan selingkungan yang dilandasi oleh rasa
kemanusiaan yang beradab, kekeluargaan yang harmonis dan kebersatuan yang mantap.
Dengan demikian tidak setiap kumpulan individu merupakan masyarakat. Dalam
kehidupan sosial terjadi bermacam-macam hubungan atau kerjasama, antara lain hubungan
antar status, persahabatan, kepentingan, dan hubungan kekeluargaan. Sebagai makhluk
sosial, manusia dikaruniai oleh Sang Pencipta antara lain sifat rukun sesama manusia. Dari
uraian di atas, bila ditinjau dari perspektif Islam, baik dari aspek normatif maupun interaktif
pengamalan syariat. Pandangan itu secara garis besarnya adalah: Pertama, Penciptaan
manusia, bahkan semua makhluk ciptaan-Nya secara berpasangan, memberikan makna
adanya saling ketergantungan, hidup bersama, saling berinteraksi dan berinterelasi. Kedua,
Nilai-nilai dalam pelaksanaan ibadah shalat berjamaah, puasa, zakat dan haji juga
memberikan pelajaran bahwa manusia secara kodrati dituntut untuk empati terhadap
sesama. Jadi, sosialitas merupakan kodrat manusia dalam mengarungi kehidupannya.
Mereka tidak bisa hidup sendirian. Mereka memerlukan yang lain untuk hidup dalam
kebersamaan, belajar bersama dalam kehidupan sebagai manusia, mencari kesempurnaan
dirinya dalam tata kehidupan bersama. Sebuah kepribadian dari individu-individu dalam
komunitas sosialnya akan mencapai kepunahannya jika manusia tidak mampu menerima
kehadiran sesama di lingkungannya untuk mencapai tujuan hidup bersama. Hidup bersama
ada secara natural karena masing-masing pribadi menghendakinya. Masing-masing pribadi
menghendakinya karena sadar bahwa kesempur- naan dirinya hanya tercapai melalui
kebersamaanya dengan manusia yang lain. Hidup bersama ada pertama-tama untuk
memenuhi kehendak dan tujuan setiap pribadi manusia guna menyempurnakan dirinya.
Inilah yang dimaksud good life, yakni teraktualisasikannya kesempurnaan hidup masing-
masing individu manusia dalam konteks hidup bersama. Inilah inti pandangan Islam
terhadap manusia dalam kontek kehidupannya sebagai makhluk sosial. Menurut
Koentjarainingrat, dalam kehidupan masyarakat, banyak sekali terdapat pranata-pranata
sosial. Keanekaragaman pranata-pranata sosial tersebut berbeda-beda antara orang satu
dengan yang lainnya dalam sebuah komunitas.
2. Sejarah Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Pengetahuan sudah ada sejak adanya manusia di bumi. Sejarah pengetahuan manusia
telah melewati masa yang panjang seiring dengan sejarah peradaban manusia
(Jamin&Ohira,2018). Peradaban manusia dimulai sejak zaman prasejarah hingga zaman
sejarah
1.      Pengetahuan Manusia di Zaman Prasejarah
Zaman prasejarah berlangsung sekitar 4.000.000-10.000 SM dimana manusia belum
mengenal tulisan dan berhitung namun sudah mampu membuat gambar dan sudah
menggunakan peralatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Peralatan yang disunakan
sangatlah sederhana dan kasar. Zaman ini sering disebut zaman pra-sejarah. Untuk mengkaji
pola berpikir manusia pada zaman  ini dapat diketahui :
·         Belum diketemuakan tanda-tanda bisa menulis dan berhitung
·         Kajian berdasarkan interpretasi budayanya.
·         Sudah memiliki kemampuan dasar pengembangan ilmu pengetahuan.
2.      Pengetahuan Manusia di Zaman Sejarah
a.      Zaman timbulnya berpikir Koheren (10.000-500 SM)
Secara sederhana bahwa berdasarkan teori koheren suatu pernyataan dianggap benar bila
pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar. Cara berfikir yang dikembangkan indikatornya adalah
a. Sudah ditemukan kemampuan menulis dan berhitung, b) Kerajaan besar telah
bermunculan.
b.      Zaman timbulnya Pola Berpikir Rasional (600 SM -200 M)
Penalaran merupakan proses berpikirndalam menarik suatu kesimpulan berupa ilmu
manusia pada hakikatnya adalah makhluk berpikir, merasa, bersikap dan bertindak.
Penalaran ini memiliki ciri pertama ialah pola berpikir secara luas yang sering disebut logika.
Ciri kedua adalah bersifat analitik dari proses berpikir. Penalaran merupakan kegiatan
berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis, dan kerangka berpikir yang
dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan.
Pengetahuan yang digunakan dalam penalaran ini bersumber pada rasio atau fakta. Pola
berpikir dari paham rasionalisme mempunyai indikator lain yang dapat diketahui :
·         Terdapat ciri khas berbeda dalam hal menetapkan kebenaran, yakni menggunakan
rasional atau akal sehat dengan metode deduksi (pola berpikir koheren).
·         Dalam kaitannya dengan pengembangan pola berpikir rasional orang Yunani yang
menonjol.
c.       Zaman Pola pokir induktif
Zaman pola pikir induktif berlansung sekitar 1.400 – 1.600 M. Pada masa ini manusai
memperoleh pengetahuan dari hal-hal yang khusus yanng diperoleh dari pengamatan
pancaindra. perkembangan pengatahuan dan pemikiran manusia pada masa ini cukup
pesat., hingga tercipta berbagai peralatan yang membantu pengamatan pancaindra
yang terbatas.
d.      Zaman pola pikir kuantitatif
Zaman pola pikir kuantitatif berlangsung sekitar 1.600 – 1.900 M. Pengetahuan manusia
pada masa ini dinilai kebenarannya menggunakan matematika dan statistika.
Pengetahuan bukan hanya tentang mental, melainkan juga berkaitan dengan dimensi sosial
dan material (Renn, 2018). Pengetahuan dapat disimpan, dibagikan, dan diturunkan dari
satu individu ke individu lainnya dan kepada generasi penerusnya. Dimensi sosial, dalam hal
ini adalah masyarakat memilki peranan dalam pengetahuan seseorang. Budaya masyarakat
mempengaruhi perkembangan mental dan kognitif seseorang, yang akan berpengaruh pula
pada pengetahuannya.
Perkembangan alam pikir manusia merupakan suatu proses dimana manusia tidak akan
puas dengan pemikiran yang sudah ada sehingga berkembang ke tahap ilmu dari waktu ke
waktu. Demikian juga fisik dan sifat manusia. Selain itu, Perkembangan pola pikir juga bisa
mempengaruhi sifat-sifat manusia, baik sifat pribadi maupun makhluk sosial. Perlu diketahui
manusia modern relatif lebih individualistik. Selain itu, Manusia cepat dewasa karena
pengaruh lingkungan dan era globalisasi.
Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya
memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun
lingkungannya. Akal bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu,
sejalan dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan
juga ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.
Manusia sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi
lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
1.      Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan
dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
2.      Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.
3.      Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
4.      Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo
Humanis).
5.      Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).
6.      Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).

Perkembangan yang dimaksud adalah perkembangan kognitif manusia. Salah satu teori
yang menjelaskan perkembangan kognitif adalah teori Piaget. Piaget membagi tahap-tahap
perkembangan kognitif ini menjadi empat, yaitu :

1.      Tahap sensorimotor (umur 0 - 2 tahun) :


Tahap Sensorimotor menurut Piaget dimulai sejak umur 0 sampai 2 tahun.
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang
sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah
demi langkah.
2. Tahap preoperasional (umur 2 - 7/8 tahun) :
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol atau bahasa
tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif.
3.      Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-
aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah
memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat
konkret.
4.      Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun) : 
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan
logis dengan menggunakan pola berpikir "kemungkinan". Model berpikir ilmiah dengan
tipe hipothetico-dedutive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan
menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.
3. Pengertian Mitos, Fabel, Legenda, Cerita Rakyat, Dongeng dan Cerita Fiksi
1. Mitos adalah sebuah cerita yang di dalamnya mengandung kisah-kisah dari dewa-dewi
yang sifatnya penuh dengan mistis dan juga sakral. Misalnya saja seperti Dewi Sri, Nyai
Roro Kidul, dan Hikayat Sang Boma.
2. Fabel adalah sebuah cerita rakyat yang mempunyai tokoh seorang binatang yang bisa
berperilaku seperti manusia pada umumnya. Misalnya saja Serigala yang Licik dan Kancil
yang Cerdik.
3. Legenda adalah sebuah genre dari cerita rakyat yang terdiri atas narasi yang menampilkan
perbuatan-perbuatan manusia yang diyakini atau dipercayai oleh si pencerita dan
pendengarnya sebagai suatu kisah nyata yang pernah terjadi. Misalnya saja Asal-Usul
Danau Toba, Terbentuknya Tangkuban Perahu, dan Asal-Usul Banyuwangi.
4. Cerita rakyat adalah salah satu variasi dari karya sastra yang memiliki bentuk sebuah cerita
serta hidup, lahir, dan juga berkembang di kalangan masyarakat tradisional.
Penyebarannya sendiri melalui lisan dan mengandung sebuah survival. Sifatnya sendiri
anonim dan disebarkan secara luas di tengah-tengah kolektif khusus dengan jangka waktu
yang lumayan lama.
5. Dongeng adalah sebuah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama kejadian di zaman
dahulu yang aneh-aneh. Bisa disimpulkan bahwa, dongeng merupakan cerita rakyat yang
fiktif atau khayalan dengan tema-tema yang imajinatif dan sering tidak masuk akal.
6. Cerita fiksi adalah karya sastra yang memuat cerita fiksi atau berdasarkan fantasi “fantasi”
berbasis imajinasi yang bukan pada kejadian yang sebenarnya, tetapi hanya
mengandalkan imajinasi atas pengalaman faktual pengarang. Imajinasi pengarang diolah
atas dasar penilaiannya terhadap berbagai peristiwa pengalaman, wawasan, pandangan,
interpretasi, ilmu pengetahuan, realitas dan peristiwa yang murni fiktif.
4. Mitos Sebagai Landasan Pola Pikir
Sebelum pola pikir manusia berkembang pesat terutama pemahaman filsofis terhadap
kehidupan alamiah manusia serta berbagai pandangan tentang alam jagad raya ini menurut
kodratnya ,manusia adalah makhluk yang selalu ingin tahu terhadap seluruh kehidupan
yang dilakoninya. Konon, mitos-mitos yang berkembang merupakan metode untuk
memahami segala sesuatu yang ada terjadi di alam jagat raya ini.Adanya kepercayaan
bahwa bumi tetap gelap karena digenggam oleh raksasa yang sedang marah,dan manusia
harus merendahkan kemaharahannya dengan berbagai cara contohnya memberi sesaji dan
persembahan terkandang mengkorbankan nyawa manusia sebagai tumbal demi
ketetaraman hidup manusia mempercayai hal itu. Selain itu, cerita-cerita masa lalu berupa
donggeng dan legenda dipercayai kebenarannya.Manusia berpikir bahwa semuanya adalah
realitas bukan sekedar khayalan.Manusia mencoba untuk taat dan tunduk pada penguasa
alam yang diyakini dewa yang menentukan nasib hidup manusia. Keamanan dan
ketenteraman bumi dengan segala isi nya hanya dapat diraih dengan cara
mempersembahkan segala kehendak dewa yang diciptakan oleh manusia. Legenda dan
cerita rakyat memberikan inspirasi berpikir ke arah yang lebih cerdas dari kehidupan
manusia.Sebagaimana legenda Gunung Tangkuban Perahu yang terdapat di Lembang
Bandung Jawa Barat. Masyarakat tidak mengetahui dengan pasti mengapa diberi nama
Gunung Takuban Perahu.Menurut legenda,penamaan gunung tersebut didasarkan pada
kisah seorang anak yang mencintai ibu kandung sendiri. Dayang Sumbi sebagai ibu kandung
sangkuriang merasa bingung dengan rasa sayang dan cintannya yang datang dari anak
kandungnya, sehingga ia meminta kepada anaknya untuk membuat bendungan dan perahu
dalam waktu hanya satu malam sebelum ayam berkokok. Sangkuriang lalu mengerahkan
tenaganya dibantu oleh semua pengikutnya dari bangsa jin.Dengan penuh semangat
membara,bendungan dan perahu pun dibuat oleh sangkuriang hingga selesai.
5. Studi Kasus Mitos Di Masyarakat
Mitos merupakan suatu tradisi secara lisan yang telah terbentuk di dalam masyarakat.
Mitos mempunyai asal kata berasal dari bahasa yunani yang mempunyai arti yakni sesuatu
yang diungkapkan. Berdasarkan pengertiannya mitos diartikan sebagai sebuah cerita yang
memiliki sifat simbolik dan mengisahkan rangkaian cerita secara nyata maupun imajiner.
Dalam sebuah mitos dapat terdiri dari dewa-dewa, supranatural, asal usul alam semesta,
pahlawan manusia, atau masyarakat tertentu yang mempunyai tujuan melanjutkan, serta
menstabilkan kebudayaan, memberikan pedoman hidup, kegiatan kebudayaan, pemberian
makna hidup, dan model pengetahuan guna memberikan penjelasan hal-hal yang sulit
untuk dijelaskan menggunakan akal pikiran.
Mitos memiliki sebuah ciri yang membedakannya dengan yang lainnya. Berikut adalah
beberapa ciri mitos yang diantaranya yaitu :
a. Mitos mempunyai latar belakang yakni masa lampau.
b. Mitos telah dipercaya oleh masyarakat sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi.
c. Meskipun mitos terasa aneh bagi sebagian orang, namun mitos memiliki peranan
cukup penting pada masyarakat.
d. Mitos merupakan cerita sederhana yang terdiri dari beberapa plot, dan juga model
yang mudah.
e. Mitos memiliki cara penuturan yang disertai oleh upacara tertentu.
f. Mitos dianggap oleh masyarakat sebagai suatu cerita yang didalamnya terkandung
sesuatu yang keramat atau suci.
g. Mitos mempunyai tokoh-tokoh yang berkaitan dengan makhluk penting dalam
pengertian budaya serta masyarakat.
h. Lambang pada masyarakat khalayak sebab ketahanannya yang terkait dengan
kekuatan, kepercayaan, serta penerimaan masyarakat.

A. Jenis-jenis Mitos

Mitos memiliki jenis yang cukup banyak jenisnya, dan mempunyai perbedaan di setiap
masing-masing jenisnya. Berikut adalah beberapa jenis mitos, diantaranya yaitu:

1. Mitos Penciptaan
Jenis mitos yang pertama bernama mitos penciptaan, jenis mitos satu ini merupakan
salah satu jenis mitos yang menggambarkan mengenai penciptaan alam semesta
alam yang dulunya belum ada ada sama sekali.
2. Mitos Kosmogenik
Jenis mitos yang kedua bernama mitos kosmogenik, jenis mitos satu ini merupakan
salah satu jenis mitos yang menggambarkan mengenai penciptaan alam semesta,
namun pada penciptaan tersebut memakai beberapa sarana maupun perantara
yang telah ada.
3. Mitos Asal Usul
Jenis mitos yang ketiga bernama mitos asal usul, jenis mitos satu ini merupakan
salah satu jenis mitos yang menggambarkan mengenai asal usul maupun permulaan
diri seorang binatang, jenis tumbuhan, dan lain sebagainya.
4. Mitos Theoginik
Jenis mitos yang keempat bernama Theoginik, jenis mitos satu ini merupakan salah
satu jenis mitos yang menggambarkan tentang para makhluk adikodrati, dan juga
para dewa.
5. Mitos Anthropogenic
Jenis mitos yang kelima bernama mitos Anthropogenic, jenis mitos satu ini
merupakan salah satu jenis mitos yang memiliki hubungan dengan terjadinya
manusia. Mitos yang berhubungan dengan transformasi, yakni menggambarkan
perubahan-perubahan kondisi manusia, dan dunia di kemudian hari.
B. Berikut Adalah Contoh Mitos :

Mitos Tangan Berkeringat Adalah Gejala Sakit Jantung

Contoh mitos pertama ini yaitu tangan berkeringat merupakan gejala sakit jantung,
mitos itu telah diyakini oleh seluruh masyarakat. Namun, faktanya penyakit jantung
adalah rasa dada sesak yang serasa ditekan. Rasa itu muncul ketika kamu banyak
melakukan kegiatan, misalnya naik turun tangga, dari situlah nafas mengakibatkan
sesak. Sedangkan, tangan kamu berkeringat diakibatkan karena kondisi sebuah saraf
yang telah melampaui sensitif atau hipersensitif.

Selain itu, seseorang yang tangannya berkeringat lebih mudah berdebar-debar.


Umumnya, tangan berkeringat ketika seseorang sedang gugup. Terdapat juga penyakit
lain, bernama hipertiroid. Penyakit ini mengakibatkan tangan berkeringat dan bergetar,
mudah merasakan deg-degan, dan tubuhnya menjadi kurus. Hal itu terjadi karena
pacuan metabolisme pada tubuh manusia yang cukup tinggi terhadap infeksi, kanker
atau tumor. Penderitanya membutuhkan pemeriksaan kesehatan ke dokter, dan
melakukan check up secara teratur sejak usia 30 tahun.
BAB II
PENUTUP
B. KESIMPUILAN
Kamus filsafat menjelaskan bahwa pengetahuan adalah sebuah proses
kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Manusia
memperoleh pengetahuan yang baru melalui rasa ingin tahu akan suatu kejadian atau
fenomena yang terjadi di dunia, melalui mitos-mitos, ramalan, mengandalkan
perasaan/insting, logika, orang yang ada di sekitarnya, dan agama. Zaman sekarang
banyak manusia hanya mengandalkan insting mereka untuk memecahkan suatu
masalah yang sedang terjadi di sekitar mereka, tetapi manusia tidak bisa hidup
berdasarkan instingnya saja. Manusia dapat mengenali, menguasai, dan mengelolah
berbagai sumber daya yang ada di dunia untuk kehidupannya. Berkat pengetahuan yang
diberikan Tuhan, manusia bisa mengubah, mendaur ulang, mengolah kembali barang
bekas menjadi barang yang bisa digunakan kembali. Contohnya ban bekas menjadi pot
bunga, botol plastik menjadi celengan, dan masih banyak lagi.
Dalam filsafat ilmu disebut mengetahui adalah mode of being, yaitu sifat
manusia yang mempunyai keinginan untuk mengetahui, sehingga manusia akan terus
mencari ilmu tanpa mengenal lelah.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.qureta.com/post/perkembangan-pola-pikir manusia#:~:text=Perkembangan%20Pola
%20Pikir%20Menurut%20Auguste%20Comte&text=Menurut%20Auguste%20Comte
%20(1798%2D1857,tahap%20akhir%20yaitu%20tahap%20positif.&text=Tahap%20teologis
%20melekatkan%20manusia%20seperti%20alam.

https://www.gramedia.com/literasi/ciri-ciri-makhluk-hidup/

https://bobo.grid.id/read/082580007/jenis-jenis-dan-contoh-cerita-fiksi-legenda-fabel-mite-dan-saga?
page=all

http://stitattaqwa.blogspot.com/2011/06/mitos-sebagai-landasan-perkembangan.html

https://www.gramedia.com/literasi/contoh-mitos/

Anda mungkin juga menyukai