Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : Kajian pendidikan kewarganegaraan SD/MI

Nama /NIM : Ahmad Ory Septriawan (12092021020096)


Azura Julianda (12092021020100)
Nur Afni Destria Ningsih (12092021020141)
Nurhidayah (12092021020153)
Nurya Zahra (12092021020159)
Rani Purwati (12092021020162)
Septia Nurdalisyah (12092021020178)
Siti Khairiah (12092021020181)
Wilia Permata Ardi (12092021020196)
Kelas/Semester : PGMI 3 C
Tugas Ke :3
Moda : Kelompok
Tanggal Tugas : 05 Oktober 2022
Nama File : Kelompok _T3_Kelas C_K 3

1. Pengertian Manusia
Pengertian manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
makhluk yang berakal budi dan mampu menguasai makhluk lain. Manusia akan
menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni proses pada masa bayi, anak,
remaja, dewasa hingga lanjut usia (lansia). Menurut para ahli pengertian manusia
sebagai berikut:
a. Ludwing Binswanger: Manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan
untuk mengada, suatu kesadaran bahwa ia ada dan mampu mempertahankan
adanya di dunia.
b. Thomas Aquinas: Manusia adalah suatu substansi yang komplit yang terdiri
dari badan dan jiwa.
c. Marx: Manusia adalah entitas yang dapat dikenali dan diketahui.
d. Spinoza, Goethe, Hegel, dan Marx: Manusia adalah makhluk hidup yang harus
produktif, menguasai dunia di luar dirinya dengan tindakan mengekpresikan
kekuasaan manusiawinya yang khusus, dan menguasai dunia dengan
kekuasaannya ini. Karena manusia yang tidak produktif adalah manusia yang
reseptif dan pasif, dia tidak ada dan mati.
e. Betrand Russel: Manusia adalah maujud yang diciptakan dalam keadaan
bersifat mencari keuntungannya sendiri.
f. Jujun S. Suriasumantri: Manusia adalah makhluk yang mempunyai kedudukan
among (unique) di dalam ekosistem, namun juga amat tergantung pada
ekosistem itu dan ia sendiri bahkan merupakan bagiannya.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Manusia diciptakan
dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya kemudian membedakan dengan makhluk
yang lain. Kelebihan tersebut adalah karena manusia memiliki akal dan pikiran.
Dengan akal dan pikirannya, manusia mampu membudidayakan lingkungannya untuk
kepentingan kehidupan manusia itu sendiri. Dengan akalnya manusia dapat mengenak
dan menerima berbagai konsep dan norma untuk mengatur kehidupannya, disamping
sebagai makhluk berfikir atau homosapiens dengan kemampuan pikirannya juga
manusia disebut sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk berbudaya dan
makhluk religious/makhluk bermoral.
Manusia merupakan makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. Sifat bawaan
manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial adalah suatu kesatuan
bulat yang perlu dioptimalkan secara seimbang, selaras dan serasi. Suatu individu
tidak akan dapat menyelenggarakan kehidupannya dengan baik tanpa adanya
masyarakat. Menusia membutugkan bantuan dan kerjasama dengan orang lain dalam
mempertahankan hidup dan menyukseskan segala usaha dalam mengejar keberhasilan
dalam kehidupannya.
Pada dasarnya, kekuatan manusia tidak terdapat pada kekuatan fisiknya atau
jiwanya saja, namun juga terdapat pada kemampuan bekerja sama dengan orang lain,
manusia dapat menciptakan kebudayaannya. Dengan demikian, hal ini yang
membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lainnya.
2. Manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa
Mengenai hal ini Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa ada
dijelaskan di dalam firman Allah SWT di dalam al-qur’an surah at-tin ayat 4 yang
berbunyi:
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, Tuhan Yang Maha Esa dengan struktur
dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya.
Manusia juga diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran
dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Hal ini dikarenakan
manusia disebut sebagai makhluk unik, yang memiliki kemampuan sosial sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Disamping itu, semua manusia dengan akal
pikirannya mampu mengembangkan kemampuan tertingginya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yaitu memiliki kemampuan spiritual, sehingga manusia di samping
sebagai makhluk sosial, makhluk individu, juga sebagai makhluk spiritual.
3. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari bahasa latin, individuum yang artinya tak terbagi. Manusia
lahir merupakan sebagai makhluk individual yang bermakna tidak terbagi atau tdak
terpisah antara jiwa dan raga. Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk
individu tidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi yang khas
dengan corak kepribadiannya. Artinya kepribadian seseorang individu berbeda
dengan individu lainnya, walaupun saudara kembar.
Sebagai makhluk individu, manusia memiliki keunikan tersendiri, yang
membedakannya dari makhluk lainnya. Dalam pandangan ini, manusia menjadi
individu yang tidak dapat dipandang sama, karena secara kodrati setiap manusia
diciptakan unik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa rincian
dalam memandang keunikan yang dimiliki manusia:
a. Setiap manusia mempuyai kemampuan berfikir (kognisi), perasaan (afeksi),
kehendak (konasi), dan tindakan (aksi).
b. Setiap manusia memiliki kemampuan khas yang akan mempengaruhi kualitas
hidupanya: berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap.
c. Setiap manusia mempunyai budaya tertentu sesuai dengan latar belakang,
kapasitas dan lingkungannya.
d. Bahwa setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang terkait dengan
pihak lain.
4. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Pada hakekatnya, manusia ialah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
karena saling membutuhkan. Secara alami keberadaannya membutuhkan hubungan
dengan orang lain. Oleh karena itu, manusia selalu berhubungan dengan lingkungan
sosial di lingkungannya. Secara bahasa,
sosial dari bahasa latin socius yang memilki arti teman, ikatan. Karena kata sosial
ini untuk menekankan terdapatnya kedekatan seorang individu dengan individu,
kelompok dengan individu, atau kelompok dengan kelompok. Manusia hidup secara
berkelompok, sehingga akan mempunyai sebuah ikatan. Ikatan tersebut akan
membentuk suatu kelompok sosial yang dapat di artikan kumpulan individu yang
mempunyai kesadaran bersama dalam keanggotaannya dan saling berinteraksi.
Kamus Besar Bahasa Indonesis (KBBI) menerangkan makhluk sosial adalah
manusia yang berhubungan secara timbal balik dengan manusia lain. Makhluk sosial
adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, di dalam hidupnya manusia saling
berhubungan satu sama lain yang tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh orang lain
yang dikodratkan untuk hidup bermasyarakat serta berhubungan dengan orang lain.
Sebagai makhluk sosial ingin tidak ingin akan memerlukan lingkungannya untuk
berinteraksi dengan manusia lain, untuk mewujudkan lingkungan yang tenang tanpa
terganggu oleh berbagai hal yang dapat merugikan dirinya.
Karena terdapatnya lingkungan sosial yang ramah, peduli, santun, menyayangi,
bantu membantu, saling menjaga dan taat pada aturan yang berlaku disiplin, tertib,
menghargai hak-hak asasi manusia dan sebagainya. Ada beberapa pendapat para ahli
mengenai makhluk sosial di dalam interaksi sosial terhadap individu lain.
H. Booner (dalam bukunya SocialPsychology) menyatakan bahwa: “Interaksi
sosial adalah hubungan antar dua individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang
satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau
sebaliknya.”Statement ini menunjukkan kepada kita bahwa setiap manusia memiliki
potensi untuk terus belajar dan ini adalah anugerah terbesar yang dititipkan Sang
Pencipta kepada setiap manusia. Proses belajar pada diri manusia dapat terjadi baik
itu melalui proses yang disadari ataupun dalam proses di bawah alam sadar, itulah
bukti kecerdasan tubuh manusia yang dapat merespons setiap apapun yang terjadi
pada lingkungannya. Tentunya, harapannya adalah setiap interaksi sosial dan
hubungan antar dua individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu akan
mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau
sebaliknya ke arah yang lebih positif dan mendatangkan manfaat kepada perubahan
dan peradaban manusia yang lebih baik dari masa ke masa, tidak sebaliknya.
Gillin dan Gillin (1954) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan-
hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang
perorangan dengan kelompok.
Statement Gillin dan Gillin (1954) di atas, menunjukkan bahwa menusia pun
memiliki kecenderungan untuk berkelompok sesuai dengan satu atau beberapa
kesamaan yang dimiliki oleh anggota kelompoknya.
DAFTAR PUSTAKA
Anshory, I. (2018). “Pengantar Pendidika”. Malang. Penerbit: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Takwin, B. (2007). “Psikologi Naratif Membaca Manusia Sebagai Kisah”. Yogyakarta,
hal.4
From, E. (2001). “ Konsep Manusia Menurut Marx”. Yogyakarta. Pustaka Belajar.
Hal.33
Suriasumantri, J. (2006). “Ilmu dalam Perspektif”. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
hal.237
Hadi, H. (1996). “Jati Diri Manusia”. Yogyakarta: Kanisius, hal.33
Syukur, S. (2004). “Etika Religius”. Yogyakarta. Pustaka Belajar. Hal.231

Anda mungkin juga menyukai