Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MAKALAH

“MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDVIDU DAN SOSIAL”

KELOMPOK 3

NAMA ANGGOTA : 1. MUH.HIDAYAT

2. NURUL MUTMAINNAH

3. ST. ANNISA SEPTIAWATI

4. LULU ULFAYANI ALIMIN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, Karena berkat


rahmat,hidayahnya, penulis telah mampu menyelesaikan sebuah makalah yang
berjudul Manusia sebagai Makhluk Individu dan makhluk sosial . Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ISBD Ilmu Sosial dan
Budaya .

Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari
kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang
membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari
berbagai individu . Dalam menjalankan perenannya masing-masing dari kedua hal
tersebut secara seimbang ,maka setiap individuharus mengetahui dari perenannya
masing-masing tersebut. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah
yang mengemukakan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................2

C. Tujuan Makalah........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial............3


B. Peranan Manusia sebagai makhluk individu dan sosial...........................12

C. Dinamika Interaksi Sosial dalam Kehidupan Manusia sebagai Makhluk


individu dan Sosial...................................................................................13

BAB III PENUTUP.....................................................................................19


A. Kesimpulan..............................................................................................19

B. Saran........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................21

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik,


berbeda antara yang satu dengan lainnya. Secara individu juga, manusia
ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri
atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya masing-masing.
Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk
menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang ingin
menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan
keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial
adalah bahwa dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan
terjadi secara alamiah dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan
bimbingan manusia lain. Selain itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia
yang mampu hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Hal ini menunjukan
bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara
yang satu dengan lainnya.
Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan
peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk individu manusia
merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat
dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan
masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam
menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara
seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-
masing tersebut. Untukitu, perlukirany penulis menulis sebuah makalah
yang mengemukakan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menginspirasi pembaca.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan


rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hakikat manusia terhadap Makhluk individu dan sosial ?
2. Bagaimana peranan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?
3. Bagaimana interaksi sosial dalam kehidupan manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial ?

C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan


tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social;

2. Peranan manusia sebagai makhluk individu dan sosial .

3. Interaksi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai


makhluk individu dan makhluk sosial.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

Secara fisiologis hakikat manusia sebagai makhluk individu dan


sosial itu bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan yang ketat antara
sesama. Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens
(Latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti
manusia. Istilah individu berasal dari bahasa Latin, yaitu individu, yang
artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang
terkecil dan terbatas.1

Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan)


sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya.
Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha
mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat
individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal
terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah
bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan
untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan
dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain. Dalam
pembahasan tentang hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial

1
www.azenismail.wordpress.com.

3
kita bisa melihatnya dalam kehidupan sehari-hari, contohnya pada saat kita
kesusahan pasti kita membutuhkan bantuan dari orang lain dan ketika kita
mempunyai persoalan yang bersifat pasti kita akan menjadi manusia yang
individu agar orang lain tidak dapat mengetahui persoalan pribadi yang
kita punya.2

Pengertian manusia sebagai makhluk individu Manusia, mahluk


dan individu secara etimologi diartikan sebagai berikut:
1. Manusia berarti mahluk yang berakal budi dan mampu menguasai
mahluk lain.

2. Mahluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.

3. Individu mengandung arti orang seorang, pribadi, organisme yang


hidupnya berdiri sendiri
4. Peranan Manusia sebagai makhluk individu dan sosial

Sebagai makhluk individu, manusia memiliki harkat dan martabat


yang mulia .setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat
yang sama pula denagn manusia yang lainnya, tidak ada yang
membedakan. Manusia sebagai makhluk individu berupaya merealisasikan
segenap potensi dirinya karena ingin menunjukkan siapa yang terbaik ,baik
itu menunjukkan potensi jasmani maupun potensi rohani
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. artinya manusia
akan senantiasa dan selalu berhubungan dan berinteraksi dengan orang
lain, manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain dan
interaksi sosisl membentuk kehidupan berkelompok pada manusia.
Dalam dimensi individu, muncul hak-hak dasar manusia, kewajiban dasar

2
Rizky, Ananda. https://www.academia.edu/29695757/Hakekat_manusia (10 Oktober
2022)

Effendi, R. dan Setiadi, E.M. pendidikan lingkungan ,sosial budaya dan teknologi (2010).hal 11

4
manusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta mentaati norma-
norma yang berlaku di masyarakatnya.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi -implikasi:

1. Kesadaran akan ketidak berdayaan manusia bila seorang diri

2. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang


lain.

3. Penghargaan akan hak-hak orang lain

4. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.

Sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial hendaknya manusia


memiliki kepribadian, yang dimaksud dengan kepribadian adalah susunan
unsur- unsur akal dan jiwa yang di bangun oleh perasaan,pengetahuan dan
dorongan. Manusia adalah makhluk individu yang merupakan bagian dan
unit terkecil dari kehidupan sosial atau manusia sebagai makhluk sosial
yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan
kumpulan dari berbagai individu.3
Secara sosial sebenarnya manusia merupakan mahluk individu dan sosial
yang mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai hidup dan
kehidupan dalam masyarakat. Artinya setiap individu manusia memiliki
hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dalam menguasai
sesuatu, Misalnya;bersekolah, melakukan pekerjaan, bertanggung jawab
dalam keluarga serta berbagai aktivitas ekonomi, politik dan bahkan
beragama. Namun demikian, kenyataannya setiap individu tidak dapat
menguasai atau mempunyai kesempatan yang sama. Akibatnya, masing-
masing individu mempunyai peran dan kedudukan yang tidak sama atau
berbeda. Banyak faktor yang menyebabkan itu bisa terjadi, misalnya
kondisi ekonomi (ada si miskin dan si kaya), sosial (warga biasa dengan
pak RT, dll), politik (aktivis partai dengan rakyat biasa), budaya (jago
tari daerah dengan tidak) bahkan individu atau sekelompok manusia itu

3
Effendi, R. dan Setiadi, E.M. pendidikan lingkungan ,sosial budaya dan teknologi (2010).hal 12

5
sendiri. Dengan kata lain, stratifikasi sosial mulai muncul dan tampak
dalam kehidupan masyarakat tersebut.
Adapun uraian lebih lanjut mengenai manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial adalah sebagai berikut:

1. Manusia sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in


salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya
terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam
bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak
terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk
menyatakan suatu kesatuan.Individualitas manusia tampak pada keinginan
untuk selalu tumbuh berkembang sebagai sosok pribadi yang khas atau
berbeda dengan lain.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan
rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan
sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam
dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak
disebut sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan
rohaninya, atau ada 4unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan
jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak
ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata
masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah
perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor
yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa
individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau
karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan
karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor
fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan

4
Effendi, R. dan Setiadi, E.M. pendidikan lingkungan ,sosial budaya dan teknologi (2010).hal14

6
karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi
alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana
seorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi
sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang
lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan
kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip)
yang saling berinteraksi terus-menerus.
Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan di
bebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup
dengan sesama manusia. Seringkali pula terdapat konflik dalam diri
individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan
peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat
yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya
sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam
menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai
warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti
sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya
atau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari
lingkungannya telah terbentuk.
Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok
individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi. Proses
dari indvidu untuk menjadi pribadi, tidak hanya didukung dan dihambat
oleh dirinya, tetapi juga didukung dan dihambat oleh kelompok sekitarnya.
Menurut Zanti Arbi dan Syahrun menyatakan bahwa setiap orang
bertanggung jawab atas dirinya, atas pikiran, perasaan, pilihan, dan
perilakunya. Orang yang betul-betul manusia adalah orang yang
bertanggung jawab penuh. Tidak ada orang lain yang mengambil alih

7
tanggung jawab dalam hidupnya. Kata hatinya adalah kata hatinya sendiri.5
Adapun dalam hal ini sebagai pendidik baik orang tua maupun
guru kita harus memahami bahwa anak memiliki potensi untuk
berkembang yang ingin menjadi pribadinya sendiri. Anak dalam
perkembangannya akan memperoleh pengeruh dari luar, baik yang
disengaja ataupun yang tidak disengaja, tetapi anak akan mengambil jarak
terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Dia akan memilihnya sendiri.
Pengaruh tersebut akan dia olah secara pribadi, sehingga apa yang dia
terima akan merupakan bagian dari dirinya sendiri sehingga anak menjadi
pribadi individu yang berbeda dan tidak sama dengan yang lainnya. Selain
itu, pendidik harus sadar bahwa anak bukan satu satunya manusia yang
berhak untuk mendidik anak tersebut. pendidikan tidak boleh memaksa
anak untuk mengikuti atau menuruti segala kehendaknya, karena dalam
diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang
ditentukan oleh dirinya sendiri.

a. Proses Destruktif dan Konstruktif

Dalam proses untuk menjadi pribadi ini, individu dituntut untuk


menyesuaikan dengan lingkungan tempat ia berada. Lingkungan
disini hendaknya diartikan sebagai lingkungan fisik dan lingkungan
psikis. Di dalam lingkungan fisik, individu harus menyesuaikan
dirinya dengan keadaan jasmaninya sedemikian rupa untuk
berhadapan dengan individu lain dengan keadaan jasmaninya yang
sama atau berbeda sama sekali.
Prasarana fisik yang sedemikian 6adanya harus dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang terdiri dari individu-
individu yang menganut sistem yang lama.
Dalam hubungan dengan lingkungan kita nanti akan
5
Sadulloh, 2009. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta , hal. 81.
6
Effendi, R. dan Setiadi, E.M. pendidikan lingkungan ,sosial budaya dan teknologi (2010).hal20
Sadulloh, 2009. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta , hal. 84

8
melihat apakah individu tersebut menyesuaikan dirinya secara
alloplastis, yaitu individu di sini secara aktif mempengaruhi dan
bahkan sering mengubah lingkungannya. Atau sebaliknya
individu menyesuaikan diri secara padif (autoplastis), yaitu
lingkungan yang akan membentuk pribadi seseorang. Pada diri
individu yang destruktif kita jumpai kecenderungn untuk
memenuhi kebutuhan psikis berlebihan.Biasanya mencari
kepuasan temporal yang sering kali hanya dinikmatinya sendiri,
dan kalau mungkin hanya oleh segelintir individu-individu lain
yang menjadi kelompoknya, dan dalam melakukan ini,
penampilannya akan ditandai oleh tindakan yang semata- mata
rasional kearah masa depan.
b. Kompromistis dan Anti-Establishment

Sikap kompromis seseorang individu biasanya banyak


disebabkan oleh cara-cara yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan
organik maupun kebutuhan psikologis. Sikap anti- establishment
ini merupakan sikap individual yang berlebihan dalam hal
individu berintaraksi dengan lingkungannya. Hal ini sangat erat
kaitannya dengan usaha individu dalam pencarian identitas diri
yang bersifat psikologis (in the search for self identity). Sehingga
dalam proses pencarian, akan terlihat penggambaran mengenai
waktu diri sendiri yang sangat dominan.
Perubahan dirasakan oleh hampir semua 7
manusia dalam
masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar,
mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Kalian
akan dapat melihat perubahan itu setelah membandingkan keadaan
pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang. Perubahan itu
dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan

7
Sadulloh, 2009. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta , hal. 90
Effendi, R. dan Setiadi, E.M. pendidikan lingkungan ,sosial budaya dan teknologi (2010).hal27

9
perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan,
bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.
Berawal dari potensi-potensi tersebut, manusia sebagai makhluk
individu ingin memenuhi kebutuhan dan kehendaknya masing
masing, ingin merealisasikan dan mengaktualisasikan dirinya.
Dalam arti ia memiliki kemampuan untuk mengembangkan
potensi-potensi yang dimilikinya. Setiap individu akan berusaha
semaksimal mungkin untuk menemukan jati dirinya yang berbeda
dengan yang lainnya, tidak ada manusia yang betul- betul ingin
menjadi orang lain, dia tetap ingin menjadi dirinya sendiri sehingga
dia selalu sadar akan keindividualitasnya.

2. Manusia sebagai Makhluk Sosial


Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu,
mereka juga merupakan makhluk social atau makhluk bermasyarakat,
selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta
dapat dikembangkan. Adapun yang dimaksud Istilah sosial menurut adalah
”Sosial” berasal dari akar 8
kata bahasa Latin Socius, yang artinya
berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu
kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan
bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini yang dimaksud manusia
sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang hidup bermasyarakat, dan
pada dasarnya setiap hidup individu tidak dapat lepas dari manusia lain.
Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang
dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk,
karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam
kehidupannya.Seperti kita ketahui bahwa sejak bayi lahir sampa iusia
tertentu manusia adalah mahkluk yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang
orang disekitar iatidak dapat berbuat apa-apa dan untuk segala kebutuhan

8
Effendi, R. dan Setiadi, E.M. pendidikan lingkungan ,sosial budaya dan teknologi (2010).hal28

10
hidup bayi sangat tergantung pada luar dirinya seperti orang tuanya
khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga merupakan segitiga abadi yang
menjadi kelompok sosial pertama dikenalnya. Pada perjalanan hidup yang
selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat
meletakan dasakepribadian dan proses pendewasaan yang didalamnya
selalu terjadi “sosialisi” untuk menjadi manusia yang mengetahui
pengetahuan dasar, nilai- nilai, normasosial dan etika-etika pergaulan.
Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial,
manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan
masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam
berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk
berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa
hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah- tengah manusia. Tanpa
bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan
tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial, karena beberapa alasan, yaitu :
1. Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku.

2. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.

3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah


manusia.9

Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah


adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk

9
Effendi, R. dan Setiadi, E.M. pendidikan lingkungan ,sosial budaya dan teknologi (2010).hal30

11
sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia
yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang
mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1. Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia
berinteraksi satu sama lain.
2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam
kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang
tinggi untuk berhubungan dengan orang lain kondisi tersebut
dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang
lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi
dengan orang Yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk
sebuah interaksi yang harmonis.

Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya


terdapat dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain,
dimana terdapat kebutuhan untuk mencari berteman dengan orang lain
yang sering di dasari atas kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing
Makhluk sosial adalah makluk yang terdapat dalam beragam aktivitas dan
lingkungan sosial.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial, karena beberapa alasan:
1) Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

2) Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.

3) Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

4) Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah


manusia.

B. Peranan Manusia sebagai makhluk individu dan sosial

12
Sebagai makhluk Hidup yang Berada di muka bumi ini keberadaan
manusia adalah sebagai 10
makhluk individu dan makhluk sosial, dalam arti
manusia senantiasa tergantung dan atau berinteraksi dengan sesamanya.
Dengan demikian , maka dalam kehidupan lingkungan sosial manusia
senantiasa terkait dengan interaksi antara individu manusia , interaksi antar
kelompok,kehidupan sosial dengan lingkungan hidup dan alam sekitarnya ,
berbagai proses sosial dan interaksi sosial ,dan berbagai hal yang timbul akibat
aktivitas manusia seperti perubahan sosial .
Secara sosial sebenarnya manusia merupakan makhluk individu dan
sosial yang mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai hidup dan
kehidupan dalam masyarakat. Artinya setiap individu manusiaa memiliki hak,
kewajiban dan kesempatan yang sama dalam menguasai sesuatu, misalnya
bersekolah , melakukan pekerjaan , bertanggung jawab dalam keluarga serta
berbagai aktivitas ekonomi, politik dan bahkan beragam . Namun demikian ,
kenyataannya setiap individu tidak dapat menguasai atau mempunyai peran
dan kedudukan yang tidak sama atau berbeda-beda. Sebagai makhluk individu
berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan
antara jiwa dan raganya. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu
keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas,
yaitu sebagai manusia perorangan. Manusia sebagai makhluk individu, tidak
hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti
bahwa tiap-tiap orang itu merupakan individu yang khas menurut corak
kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta kelemahan-
kelemahannya. Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga memiliki
kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Untuk menjadi suatu
individu yang mandiri harus melalui proses yang panjang. Yang pertama,
melalui proses pemantapan pergaulan yang dilakukan di lingkungan keluarga.
Sebagai makhluk individu manusia berperan untuk mewujudkan hal-hal

10
Effendi, R. dan Setiadi, E.M. pendidikan lingkungan ,sosial budaya dan teknologi (2010).hal 30-31

13
sebagai berikut :
a. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya.
b. Mengupayakan terpenuhinya hak-hak dasarnya sebagai manusia.
c. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani.
d. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.
e. Peranan manusia sebagai makhluk social11

C. Dinamika Interaksi Sosial dalam Kehidupan Manusia sebagai Makhluk


individu dan Sosial

Interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah
hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok
sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah proses di mana orang-oarang Kata
berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran dan
tindakannya.
Manusia sebagai mahkluk sosial dalam kehidupan sehari-harinya
pasti membutuhkan orang lain. Proses interaksi dan sosialisasi selalu terjadi
kapan dan dimanapun manusia itu berada. Dalam hal ini bentuk interaksi
sosial sangat bermacam-macam.Pola sosialisasi pun ada bermacam-macam.
Untuk lebih jelasnya uraian mengenai interaksi sosial dan sosialisasi adalah
sebagai berikut.

1. Interaksi sosial
Manusia dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial.Dikatakan makhluk sosial karena manusia sebagai individu saling
membutuhkan dan saling berinteraksi dengan manusia atau individu
lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai makhluk sosial sangat
membutuhkan orang lain pada hidupnya untuk saling memberi tolong
menolong dan melengkapi satusama lain .

Adapun pengertian interaksi sosial adalah kata interaksi yang


11
Halwatululumusyarofah,.https://www.kompasiana.com/halwatululumusyarofah/
5ed23469097f36641f7df842/peran-manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-sosial-
dalam-kehidupan-bernegara (10 oktober 2022)

14
berasal dari kata inter dan action . interaksi sosial adalah hubungan timbal
balik saling mempengaruhi antar individu, kelompok social dan
masyarakat.12

Menurut Gillin dan Gillin menyatakan bahwa interaksi sosial


adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individu, antar
kelompok , orang , dan orang perorangan dengan kelompok. Dalam hal ini
interaksisosial bisa dilakukan oleh orang perorangan, bisa oleh kelompok,
juga bisa perorangan dengan kelompok.13
Interaksisosial dimulai dari hal yang terkecil yaitu saling menegur,
menyapa, berjabatangan, saling berbicara dan lain-lain. Bahkan dalam
pertengkaran atau perkelahianpun termasu kinteraksisosial.
Faktor yang pertama adalah imitasi, imitasi merupakan proses
peniruan. Kita sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan orang lain
termasuk dalam hal meniru perilaku orang lain yang positif bagi kita.
Peniruan sudah dilakukan pada rentan anak usia dini. Anak usia dini
merupakan peniru yang ulung, maka dari itu sikap dan perilaku setiap
orang dewasa perlu dijaga dan diperhatikan agar peniruan yang dilakukan
anak usia dini bersifat positif. Pada proses peniruan ini mudah berubah-
ubah karena perkembangan teknologi didunia ini berlangsung secara
global dan sangat cepat.
Yang kedua yaitu Sugesti, sugesti adalah suatu proses dimana
seorang individu menerima pendapat atau pandangan dari orang lain tanpa
adanya kritik terlebih dahulu. Sugesti merupakan pengaruh psikis yang
datang dari dirinya sendiri maupun orang lain. Orang akan mudah
menerima sugesti dari orang lain ketika seseorang sedang ada pada kondisi
yang dilematis.
12
Effendi,2010. Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: UPI
Press. hal.46)
13
Effendi,2010. Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: UPI
Press. hal.46)

15
Yang ketiga yaitu identifikasi , dalam psikologis identifikasi berarti
dorongan untuk menjadi identik atau dorongan untuk menjadi sama
dengan orang lain , baik secara lahir maupun batin .
Faktor yang keempat yaitu simpati, simpati yaitu perasaan yang
timbul pada orang lain atas dasar penilain menurut perasaan didalam
dirinya.

2. Bentuk Interaksi Sosial

Ada beberapa bentuk interaksi sosial yaitu:kerjasama


(cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict).
Menurut Gillin dan Gillin bentuk kerjasama dibagi dalam dua proses
yang didalamnya terdapat bentuk bentuk khusus. Yang pertama yaitu
proses Asosiatif terdiri dari 2 bentuk khusus yaitu akomodasi dan
asimilasi. Yang kedua yaitu proses Disosiatif, disosiatif terdiri dari tiga
bentuk khusus yaitu persaingan (competition), kontravnersi
(contravention), dan pertentangan (conflict).

a. Bentuk Interaksi Asosiatif

1) Kerjasama (cooperation)

Kerjasama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang


sering terjadi dimasyarakat pada umumnya. Kerjasama
menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial. Dan setiap
bentuk interaksi sosial dapat ditemukan pada setiap kelompok
manusia. Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan
terhadap kelompoknya atau kelompok yang lainnya. Ada tiga
bentuk kerjasama yang biasa dilaksanakan yaitu:
a) Bargaining, yaitu pelaksanaan kerjasama atau perjanjian antara
dua organisasi atau lebih mengenai pertukaran barang dan jasa.
b) Cooperation, yaitu penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan
atau dalam pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai
salah satu cara untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas

16
organisasi tersebut.

c) Coalition, yaitu kombinasi antar dua organisasi atau lebih yang


mempunyai pandangan dan tujuan yang sama.
2) Akomodasi (accomodation)

Dalam interaksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan


adanya keseimbangan dalam interaksi orang perorangan dan
kelompok manusia sehubungan dengan nilai dan norma yang berlaku
dimasyarakat. Ada beberapa bentuk akomodasi, diantaranya:
a) Coertion adalah bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan
karena adanya suatu paksaan.
b) Compromise adalah salah satu bentukakomodasi dimana pihak
yang terlibat perselisihan mengurangi tuntutannya agar tercapai
suatu penyelesaian terhadap perselisihan tersebut.
c) Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai compromise apabila
pihak yang berselisih tidak sanggup untuk mencapainya sendiri.
d) Mediation cara untuk mencapai penyelesaian dalam perselisihan
dengan cara menghadirkan orang ketiga yang netral dalam soal
perselisihan yang ada.
e) Concilitation adalah usaha untuk mengabulkan atau
mempertemukan keinginan pihak yang berselisih agar tercapainya
suatu persetujuan bersama.
f) Tolerantion adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang
formal. Contohnya toleransi dalam beribadah.
g) Stelemate adalah suatu akomodasi dimana pihak pihak yang
berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik
tertentu dalam melakukan pertentangannya.
h) Adjudication adalah perselisihan perkara atau sengketa
dipengadilan.

b. Bentuk Interaksi Disosiatif

1) Persaingan (competition)

17
Persaingan merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh
individu atau kelompok untuk memperoleh keuntungan tertentu
baik bagi dirinya maupun kelompoknya dengan cara menarik
perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa
menggunakan kekersan.
2) Kontravensi (contravention)

Kontraversi adalah perasaaan yang menggejolak yang ada pada diri


seseorang yag ditandai oleh adanya ketidakpastian dalam diri
seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan dan kebencian
terhadap orang lain. Tapi gejala-gejala tersebut tidak sampai
menimbulkan pertentangan atau pertikaian.
3) Pertentangan (conflict)

Pertentangan merupakan suatu bentuk interaksi individu atau


kelompok sosial yang berusaha utuk mencapai tujuannya dengan
cara menentang pihak yang lain atau pihak yang menghalangi
dengan ancaman atau tindak kekerasan. Bentuk-bentuk
pertentangan dibagi beberapa macam, antara lain:
a) Pertentangan pribadi, yaitu pertentangan yang dilakuakan
oleh antar individu.
b) Pertentangan rasional, yaitu pertentangan yang
ditimbulkan oleh adanya perbedaan ras.
c) Pertentangan kelas sosial, yaitu perbedaan yang
ditimbulkan karena adanya perbedaan kepentingan antar
kelas sosial.
d) Pertentangan politik, yaitu pertentangan yang biasanya
terjadi diantara partai-partai polotik untuk mencapai
keinginannya

18
19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penulisan makalah ini, disimpulkan beberapa poin yang dapat


dijabarkan sebagai berikut :
1. Manusia sebagai mahluk individu artinya manusia merupakan satu
kesatuan antara jasmani dan rohani. Seseorang dikatakan sebagai individu
apabila kedua unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
2. Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial.
Salah satunya dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk
berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain yang satu sama lain
saling membutuhkan. Untuk menjadi pribadi yang bermakhluk sosial
setiap individu dihadapkan dengan sosialisasi, yaitu suatu proses dimana
seseorang belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat.
3. Adapun yang dimaksud masyarakat setempat atau komunitas berbeda
dengan masyarakat. Masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas,
sedang masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh
kawasan tertentu. Namun ditinjau dari aktivitas hubungannya dan
persatuannya lebih erat pada masyarakat setempat dibandingkan dengan
masyrakat.
4. Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu dihadapkan
oleh dua kepentingan yaitu kepentingan individu dan sosial. Persoalan
pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan
dua pandangan yang berkembang yaitu pandangan individualisme dan
pandangan sosialisme. Sebetulnya kedua kepentingan tersebut tidak dapat

20
dipisahkan dan bukanlah pilihan.
B. Saran

Sejalan dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan beberapa


saran sebagai berikut:
1. Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu
sama lain dalam arti tidak mengambil hak orang lain ketika bertindak
sebagai makhluk sosial dan sebaliknya.
2. Dalam upaya pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati
keindividualitasan, karakteristik, keunikan dan kepribadian anak.
pendidikan tidak boleh memaksa anak untuk mengikuti dan menuruti
segala kehendaknya, karena dalam diri anak ada suatu prinsip
pembentukan dan pengembangan yang ditentukan oleh dirinya sendiri.
3. Pembentukan proses sosialisasi pada anak dalam interaksi sosial
hendaknya harus didukung oleh semua pihak. Keluarga, lingkungan
masyarakat juga tenaga pendidik harus membantu menstimulasinya.
4. Kesempatan berinteraksi akan sangat dibutuhkan oleh anak dalam
bersosialisasi dengan orang lain. Hendaknya kita sebagai calon guru
harus sadar bahwa pemberitahuan, pemberian contoh dan pembiasaan
sangat penting dan dibutuhkan dalam bersosialisasi dengan orang lain
dimasyarakat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, R. dan Setiadi, E.M. (2010). Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya


dan Teknologi. Bandung: UPI Press.

Halwatululumusyarofah,.https://www.kompasiana.com/
halwatululumusyarofah/5ed23469097f36641f7df842/peran-manusia-
sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-sosial-dalam-kehidupan-
bernegara (10 oktober 2022)

Rizky, Ananda. https://www.academia.edu/29695757/Hakekat_manusia (10


Oktober 2022)

Sadulloh, U. (2009). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

22

Anda mungkin juga menyukai